• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rizki Hanriko, Muhartono

BAHAN DAN METODE

Desain penelitian yang digunakan ialah uji diagnostik. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2011, di bagian Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Urip Soemohardjo Bandar Lampung dengan melihat hasil rekam medik kasus keganasan tiroid mulai 31 Maret 2011 kebelakang sampai memenuhi jumlah sampel.

Populasi adalah pasien dengan tumor tiroid yang datang ke Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung. Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Uji diagnostik (sampel uji sensitivitas):

Ingin diketahui nilai diagnostik pemeriksaan BAJAH dalam mendiagnosa karsinoma tiroid. Diharapkan sensitivitas BAJAH adalah 90%, prevalensi karsinoma tiroid tidak diketahui (50%), α = 5% dan presisi ditetapkan 10%. Maka sesuai rumus di atas jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 69 subjek.

Pasien dengan tumor tiroid preoperatif dilakukan pemeriksaan BAJAH untuk melihat sitologi karsinoma tiroid yaitu adanya hiperselularitas sel, nukleus membesar, irregular, dan pleomorfik, kemudian cross check dengan pemeriksaan histopatologi. Prinsip utama pemeriksaan histopatologi pada karsinoma tiroid adalah melihat perubahan histologi dari kelenjar tiroid yaitu perubahan sel dan jaringan tiroid. Beberapa hal yang ditemukan untuk menegakkan diagnosis yaitu tidak ditemukannya kapsul, invasi lesi ke jaringan yang normal melalui aliran darah dan Kelenjar Getah Bening (KGB), hilangnya arsitektur sel, peningkatan rasio nukleus dan sitoplasma, meningkatnya mitosis, nukleus membesar, nukleus menjadi hiperkromatis, nukleus pleomorfik, dan adanya lipatan nukleus (nuclear folding) (Subekti, 2009; Gharib, 1993).

HASIL PENELITIAN

Dari hasil pengumpulan data pasien keganasan tiroid Rumah Sakit Urip Sumoehardjo Bandar Lampung periode waktu 1 Januari 2008 - 31 Maret 2011 didapatkan populasi penelitian sebanyak 103 kasus dengan sampel sebanyak 69 orang. Pada Tabel 3. Dilihat kelompok usia pasien pembesaran tiroid didapatkan 1 kasus (1,45%) pada usia antara 0-10 tahun, pada usia 11-20 tahun terdapat 4 kasus (5,8%), pada usia antara 21-30 tahun terdapat 7 kasus (10,14%), pada usia 31-40 tahun terdapat 19 kasus (27,55%), pada usia antara 41-50 tahun terdapat 18 kasus (26,08%), pada usia antara 51-60 tahun terdapat 13 kasus (18,84%), pada usia 61-70 tahun terdapat 7 kasus (10,14%). Pada tabel 4 tercantum bahwa kejadian keganasan tertinggi terjadi pada usia 31-40 tahun. Pada pemeriksaan BAJAH terdapat 22 kasus (31,42%) karsinoma tiroid dan 48 kasus (68,57%) bukan karsinoma tiroid sedangkan untuk pemeriksaan histopatologi terdapat 23 kasus (32,85%) penderita yang terdiagnosis karsinoma tiroid dan 47 kasus (67,14%) yang bukan karsinoma tiroid.

Dari tabel 3 juga dapat dilihat jenis karsinoma tiroid berdasarkan histopatologi. Jenis karsinoma tiroid terbanyak yang ditemui ialah tipe papilaris yaitu ada 17 kasus (73,9%), sedangkan karsinoma tiroid jenis folikularis hanya ada 6 kasus (26,1%). Pada penelitian ini tidak ditemui karsinoma tiroid jenis lain seperti karsinoma medularis dan karsinoma anaplastik. Hasil uji diagnostik Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) pada karsinoma tiroid dengan menggunakan tabel 2x2 didapatkan sensitivitas 86,9%, spesifisitas 95,6%, nilai daya positif (NDP) 90,9%, nilai daya negatif (NDN) 93,6% dan akurasi sebesar 92,7% :

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan keganasan tiroid dengan menggunakan BAJAH. Dari pemeriksaan yang dilakukan ada 22 kasus (31,42%) yang didiagnosis karsinoma tiroid dan 48 kasus

(68,57%) terdiagnosis sebagai nodul atau tumor tiroid. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di bagian Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan dengan menggunakan pemeriksaan BAJAH dimana didapatkan 7 kasus (13,72%) karsinoma tiroid dan 44 kasus (86,27%) nodul atau tumor tiroid (Syafreadi, 2008), dan penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang dimana didapatkan 3 kasus (18,75%) karsinoma tiroid dan 13 kasus (81,25%) nodul atau tumor tiroid yang diperiksa dengan BAJAH (Abdah dkk, 2001). Perbedaan yang didapat mungkin dikarenakan jumlah aspirat yang inadekuat dalam pemeriksaan serta karena sulitnya untuk mendiagnosis karsinoma folikularis tiroid dengan BAJAH.

Dari pemeriksaan histopatologi yang dilakukan ada 23 kasus (33,3%) yang didiagnosis karsinoma tiroid dan 46 kasus (67,7%) terdiagnosis sebagai nodul atau tumor tiroid. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di bagian Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan dengan menggunakan pemeriksaan histopatologi dimana didapatkan 17 kasus (33,33%) karsinoma tiroid dan 34 kasus (66,67%) nodul atau tumor tiroid (Syafreadi, 2008), dan penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang dimana didapatkan 4 kasus (25%) karsinoma tiroid dan 12 kasus (75%) nodul atau tumor tiroid yang diperiksa dengan histopatologi (Abdah dkk, 2001). Kesamaan ini dikarenakan pemeriksaan histopatologi paling akurat dalam mendiagnosis karsinoma tiroid sehingga dapat membedakan semua jenis karsinoma tiroid dengan nodul tiroid lainnya.

Karsinoma tiroid berdasarkan jenis histopatologi terbanyak yang ditemui pada penelitian ini ialah karsinoma tiroid jenis papilaris yaitu ada 17 kasus (73,9%) sedangkan karsinoma tiroid jenis folikularis hanya ada 6 kasus (26,1%). Pada penelitian ini tidak ditemui karsinoma tiroid jenis lain seperti karsinoma medularis dan karsinoma anaplastik. Senada dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dimana angka kejadian karsinoma papilaris yaitu sebanyak 70-80% dari seluruh kasus karsinoma tiroid (Pasaribu, 2004; Arora, 2006); penelitian yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan didapatkan ada 17 kasus (73,9%) karsinoma tiroid jenis papilaris sedangkan karsinoma tiroid jenis folikularis hanya ada 6 kasus (26,1%) (Syafreadi, 2008); penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang dimana didapatkan ada 16 kasus (94,11%) karsinoma tiroid jenis papilaris sedangkan karsinoma tiroid jenis folikularis hanya ada 1 kasus (5,88%) (Abdah dkk, 2001) dan pada penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H Abdoel Moeloek Provinsi Lampung periode Januari 2006-Desember 2008 yakni ada 73,33% kasus karsinoma papilaris dari seluruh kasus karsinoma tiroid (Indriyani, 2008). Dari literatur yang ada terbukti bahwa karsinoma papilaris merupakan jenis karsinoma tiroid yang paling banyak dijumpai.

Berdasarkan penelitian Syafreadi (2008) diperoleh hasil bahwa pasien terbanyak karsinoma tiroid yaitu pada usia 21 tahun dan 60 tahun, sedangkan pada hasil penelitian ini dengan sampel yang lebih banyak dari penelitian sebelumnya diperoleh pasien dengan karsinoma tiroid terbanyak pada usia 31-40 tahun sebanyak 19 kasus (27,14%). Hal ini sesuai dengan pendapat Pasaribu (2004) yang menyatakan bahwa karsinoma tiroid khususnya karsinoma papilaris tiroid banyak menyerang pasien pada usia dekade ketiga dan keempat.

Dari uji diagnostik pada penelitian ini didapatkan nilai diagnostik berupa sensitivitas 86,9%, spesifisitas 95,6%, Nilai Daya Positif (NDP) 90,9%, Nilai Daya Negatif (NDN) 93,6%, dan akurasi 92,7%. Dari hasil yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan BAJAH cukup sensitif dan spesifik dalam mendiagnosis karsinoma tiroid. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Syafreadi (2008) dengan menggunakan 51 sampel dimana hasil sensitifitas 41,2%, spesifisitas 100%, Nilai Daya Positif (NDP) 100%, Nilai Daya Negatif (NDN) 77,3%, nilai akurasinya 92,8%; penelitian di RSUP H. Dr. M. Djamil Padang didapatkan sensitifitas sebesar 75%, spesifitas 100%, akurasi 93,7%; penelitian Carpi dkk dalam Koss (2006) melaporkan sensitivitas dan spesifitas masing-masing sebesar 90% dan 80%, NDN dan NDP masing-masing sebesar 97% dan 40%; Gharib dkk dalam Koss (2006) melaporkan sensitivitas sebesar 83%, spesifitas 92%; Tjahjono

dalam Koss (2006) melaporkan sensitivitas sebesar 85,89%, spesifitas 89,69%, dan akurasi 87,3%. Hal ini membuktikan BAJAH dapat diandalkan sebagai alat diagnostik preoperatif (Abdah dkk, 2001; Lina, 2010).

SIMPULAN

1. Pemeriksaan BAJAH merupakan pemeriksaan penunjang yang cukup sensitif dan spesifik untuk diagnosis karsinoma tiroid.

2. Pemeriksaan BAJAH dapat diandalkan sebagai alat diagnostik preoperatif

DAFTAR PUSTAKA

Abdah, E., Azamris., Agus S., Erkadius. 2001. Uji Diagnostik Biopsi Aspirasi Jarum Halus Pada Tonjolan Tunggal Tiroid. Diakses pada tanggal 19 Februari 2011.

http://repository.unand.ac.id/id/eprint/288.

American Cancer Society. 2004. Detailed Guide of Thyroid Cancer. Diakses pada tanggal 17 Maret 2010. http://www.cancer.org/docroot/cri/conte.asp.

Anonim. 2008. Fine Needle Aspiration State of The Science Conference. Diakses pada tanggal 5 Maret 2011. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/

Anonim. 2009. Penatalaksanaan Benjolan Tunggal Pada Tiroid. Diakses pada tanggal 19 Februari 2011. http://medlinux.blogspot.com/2009/03/.html.

Arora, R. 2006. Iodine and Thyroid Cancer in Goa, South India. Diakses pada tanggal 16 Maret 2010. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency.html.

Azamris, 2004. Korelasi Sidik Tiroid Radioaktif dan Biopsi Aspirasi Jarum Halus dengan

Pemeriksaan Histopatologis Pada Tonjolan Tiroid. Diakses pada tanggal 19 Februari 2011.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12_150_KorelasisidiktiroidRadioaktif.pdf/Korelasis idiktiroidRadioaktif.html.

Belfiore, A. 2002. The Use of Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) in Thyroid Disease. Thyroid International. Hal. 3-17.

Dahlan, M.S. 2009. Besar Sampel dan Cara pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Hal. 80-81.

Damanik, R. 2003. Akurasi Pemeriksaan Klinis, Ultrasonografi, dan Biopsi Aspirasi Jarum Halus pada Nodul Tiroid. Jakarta : Sub Bagian Bedah Onkologi FKUI.

De jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal. 691-694.

Elseikh, T.M., Singh H.K., Silverman J.F. 2007. Fine Needle Aspiration Cytology versus Core Needle Biopsy in The Evaluationof Thyroid and Salivary Gland Lesions. Diakses pada tanggal 20 Februari 2011.

http://journals.lww.com/pathologycasereviews/Abstract/2007/01000/Fine_Needle_Aspira tion_Cytology_Versus_Core_Needle.2.aspx.

Fadda, G. 2000. Histology and Fine Needle Aspiration Cytology of Malignant Thyroid Neoplasms. Diakses pada tanggal 5 Maret 2011. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11370533. Gharib, 1993. Fine Needle Aspiration of The Thyroid-An Appraisal Volume 118. Diakses pada

tanggal 20 Februari 2011. http://www.annals.org/content/118/4/282.full.pdf.

Guyton, A.C. dan Hall J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal. 978-982.

Indriyani, 2008. Karakteristik Karsinoma Tiroid Di Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Bandar Lampung: Unila.

Junqueira, L.J. dan Carneiro J. 2007. Histologi Dasar Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta : EGC. Hal.

407-409.

Kaplan, 1999. Surgery of The Thyroid Gland. Diakses pada tanggal 5 Maret 2011.

http://www.thyroidmanager.org/Chapter21/chapter21.pdf.

Koss, L.G. 2006. Koss’ Diagnostic Cytology and Its Histopathologic Bases, The Thyroid,

Parathyroid, and Neck Masses Other Than Lymph Nodes Edisi 5. Philadelphia. Hal. 1149-

1172.

Lentsch, E. 2009. Thyroid, Papillary Carcinoma, Early. Diakses pada tanggal 17 Maret 2010. http://emedicine.medscape.com/article/849000-overview.htm.

Lina, J. 2010. Ketepatan Pemeriksaan Terpadu Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus (Si-BAJAH) Pada Nodul Tiroid Di RSUP H. Adam Malik Medan. Diakses pada tanggal 15 Februari 2011.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18861/6/pdf.

Lubis, H. M. L. 2010. Profil Penderita Karsinoma Tiroid Primer Berdasarkan Diagnosis Biopsi Aspirasi Jarum Halus Di Laboratorium Patologi Anatomi Kota Medan Tahun 2009. Diakses

pada tanggal 15 Februari 2011. http://

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17648/7/pdf.

Mills dan Stacey, E. 2004. Sternberg’s Diagnostic Surgical Pathology Edisi 4. Philadelphia : Lippincott. Hal. 557-586.

Moore, F.D. 2003. Endocrine Tumor and Malignancies. Mosby : Dana Farber Cancer Institute. Hal. 282-284.

Moore, K.L. dan Agur A.M.R. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates. Hal. 430.

Oertel, Y.C. 1998. Diagnosis of Malignant Epithelial Thyroid Lesions: Fine Needle Aspiration and Histopathologic correlation. Diakses pada tanggal 4 Maret 2011.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9930575.

Orell, S. R. 2005. Fine Needle Aspiration Cytology Edisi 4. London : Elsevier. Hal. 125-158. Pasaribu, E. 2004. Hubungan Multifokal Dengan Group Risiko Multifaktorial Sistem Ames Pada

Penderita Karsinoma Tiroid Berdifrensiasi Baik. Diakses pada tanggal 17 Maret 2010.

http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-emir.pdf.

Price, S.A. dan Wilson L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses PenyakitJilid II Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 1232-1234.

Redman, R., Zalaznick H., Mazzaferri E.L., Massoli N.A. 2006. Perception of Diagnostic

Terminology and Cytopathologic Reporting of Fine-Needle Aspiration Biopsies of Thyroid Nodules: A survey of Clinicians and Pathologists. Diakses pada tanggal 5 Maret 2011.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17042686.

Robbins, L.S., Kumar V., Cotran R.S. 2007. Buku Ajar Patologi Jilid II Edisi 7. Jakarta : EGC. Hal.

820-824.

Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-7. Jakarta : EGC. Hal. 329.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal. 647-648.

Skarin, T. A. 2003. Atlast of Diagnostic Oncology . Mosby : Dana Farber Cancer Institute. Hal.

282-284.

Stanley, M.W. 1993. Fine Needle Aspiration of Palpable Masses. Diakses pada tanggal 20 Februari

2011. http://www.optecoto.com/article/S1043-1810%2897%2980004-8/abstract.

Subekti, I. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi 5. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal. 2031-2033.

Syafreadi. 2008. Ketepatan Pemeriksaan Klinis, Sitologi Aspirasi Jarum Halus Dan Potong Beku Pada Pemeriksaan Nodul Tunggal Tiroid. Diakses pada tanggal 5 Februari 2011

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6211/1/Thesis%20Dr.%20syahfreadi,%20S pB.pdf.

Welker, J. 2003. American Family Physician Volume 67 Number 3. Thyroid Nodules. Diakses pada tanggal 25 Februari 2011. http://www.aafp.org/afp/2003/0201/p559.html.

Wijayahadi, Y., Marmowinoto M., Reksoprawiro S., Murtedjo U. 2000. Kelenjar Tiroid, Kelainan Diagnosis dan Penatalaksanaan. Surabaya : Jawi Aji Surabaya. Hal. 34.

Zacks, J.F. 1998. Fine-Needle Aspiration Cytology Diagnosis of Colloid Nodule versus Follicular Variant of Papillary Carcinoma of The Thyroid. Diakses pada tanggal 4 Maret 2011.