• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Pasar 1 Praktek Transaks

Suriaty Situmorang

B. Perilaku Pasar 1 Praktek Transaks

Produsen menjual benih jagung hibrida kepada distributor berdasarkan pesanan. Pemesanan dapat dilakukan lewat telepon ataupun sms (short messages service) menggunakan nomor telepon yang telah didaftarkan kepada produsen. Distributor tidak melakukan perlakuan tambahan terhadap benih jagung hibrida yang dibeli dari produsen. Distributor dapat langsung mengirimkan benih jagung hibrida ke kios-kios yang telah melakukan pemesanan via telepon sebelumnya, tanpa perlakuan tambahan lagi, dengan menggunakan kendaraan milik perusahaan. Pedagang pengecer tingkat pasar (PKP) juga tidak melakukan perlakuan tambahan terhadap benih jagung yang diperjual-belikannya. Benih jagung yang ada di kios (gudang) pengecer langsung dijual kepada pembeli, yaitu pedagang pengecer tingkat desa/PKD (60%) dan petani pengguna (40%). Pedagang pengecer tingkat desa/PKD (sebanyak 3 orang, berada di Desa Brawijaya) membeli benih jagung hibrida dari pengecer tingkat pasar (PKP) di pasar Desa Sidorejo sehingga perlu mengeluarkan biaya angkut. Selanjutnya, PKD langsung menjual benih jagungnya kepada petani jagung di desanya (Desa Brawijaya) tanpa perlakuan khusus.

2. Pembentukan Harga

Harga benih jagung hibrida di tingkat distributor ditetapkan oleh produsen dan sistem pembayaran dilakukan secara tunai. Distributor menjual benih jagung hibrida kepada pedagang kios tingkat pasar (PKP) dan/atau pedagang kios tingkat desa (PKD) di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung berdasarkan pesanan dari pedagang kios (pasar dan desa). Terdapat kegiatan tawar menawar antara pembeli (pedagang kios pasar dan/atau desa) dengan penjual (distributor), akan tetapi hanya terjadi sedikit perubahan harga dari penawaran awal oleh distributor, harga jadi tetap ditentukan oleh distributor. Pembayaran oleh pedagang kios (pasar dan/atau desa) kepada distributor dilakukan secara tunai saat barang sudah masuk ke dalam kios, tidak diperbolehkan penundaan waktu pembayaran (cash and carry).

Pedagang Kios Pasar (PKP) menjual benih jagung hibrida kepada pedagang kios desa (PKD) sebanyak 60% dan kepada petani jagung sebanyak 40%. Pembayaran dilakukan secara tunai saat serah terima barang (cash and carry). Harga ditentukan oleh PKP dan tidak ada proses tawar

menawar. PKD menjual benih jagung kepada petani di Desa Brawijaya juga secara tunai tanpa ada proses tawar menawar. Harga juga ditentukan oleh oleh PKD.

c. Keragaan Pasar 1. Saluran Pemasaran

Pemasaran benih jagung varietas unggul hibrida di Kabupaten Lampung Timur melalui 4 saluran pemasaran, seperti disajikan pada Gambar 1, yaitu :

1. Produsen → Distributor → PKP → PKD → Petani 2. Produsen → Distributor → PKP → Petani

3. Produsen → Distributor → PKD → Petani 4. Produsen → PKD → Petani

di mana : PKP = pedagang kios di pusat pasar Sekampung Udik PKD = pedagang kios di tingkat Desa Brawijaya

2. Marj in Pemasaran

Ringkasan sebaran marjin pemasaran dan ratio profit margin (RPM) benih jagung hibrida varietas P12, P21, NK22, NK33, C7 dan Bisi2 pada masing-masing saluran pemasaran di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2 dan 3. Pada Tabel 2 dan 3 terlihat bahwa penyebaran marjin pemasaran dan ratio profit margin (RPM) benih jagung hibrida di lokasi penelitian relatif tidak merata. Dari 4 saluran pemasaran yang ada, saluran pemasaran 3 menunjukkan penyebaran RPM yang relative lebih merata dibandingkan saluran lainnya dibandingkan saluran lainnya, sehingga saluran 3 dianggap saluran pemasaran yang lebih efisien.

Pada saluran pemasaran 1 dan 2, rasio profit marjin paling besar diperoleh pedagang kios tingkat pasar dan pedagang kios tingkat desa, sedangkan distributor memperoleh rasio profit marjin yang kecil. Saluran pemasaran 4 tidak efisien karena hanya berlaku untuk satu varietas benih jagung hibrida saja (Bisi2) dan hanya terjadi karena ada hubungan baik yang telah terjalin selama ini antara produsen dengan salah satu pedagang kios desa.

d. Elastisitas Transmisi Harga

Sebaran elastisitas transmisi harga pada masing-masing varietas benih jagung hibrida di daerah penelitian disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan nilai elastisitas transmisi harga, maka pelaku pemasaran benih jagung hibrida varietas P12, P21, NK22, NK33, C7, dan Bisi2 di Kabupaten Lampung Timur menghadapi pasar yang inefisien dengan struktur pasar bersaing tidak sempurna dengan nilai elastisitas transmisi harga yang bukan unity (Et ≠1).

IV. SIMPILAN DAN SARAN A. Simpulan

Kinerja pasar benih jagung hibrid di Kabupaten Lampung Timur adalah inefisien, yang ditunjukkan oleh :

a. Struktur pasar oligopoli, differensiasi produk terjadi di tingkat produsen benih jagung, ada beberapa varietas yang dihasilkan oleh produsen yang sama, dan dalam pemasaran benih unggul jagung, semakin dekat pelaku pemasaran ke konsumennya, maka akan semakin mudah untuk masuk pasar. Di tingkat produsen dan distributor terdapat halangan/rintangan masuk pasar yang relatif tinggi.

b. Perilaku pasar menunjukkan bahwa penjualan benih jagung hibrida dilakukan berdasarkan pesanan dari pembeli, pembayaran dilakukan secara tunai, dan harga ditetapkan oleh penjual.

c. Keragaan pasar menunjukkan bahwa :

(1). Terdapat empat saluran pemasaran benih jagung hibrida di lokasi penelitian, dan dilihat dari penyebaran profit marjin yang lebih merata, maka saluran pemasaran 3, yaitu : Produsen – Distributor – PKD – Konsumen (petani) dianggap saluran yang paling baik.

(2). Penyebaran marjin pemasaran dan ratio profit margin (RPM) pada tiap saluran pemasaran relatif tidak merata. Ratio profit marguin (RPM) menunjukkan bahwa saluran pemasaran 3 memiliki penyebaran rasio profit marjin yang relatif lebih merata bila dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya, sehingga dianggap menjadi saluran pemasaran yang terbaik.

(3). Nilai elastisitas transmisi harga enam varietas benih jagung hibrida di lokasi penelitian tidak sama dengan satu (bukan unity/Et ≠ 1), yang berarti pemasaran benih jagung

hibrida di lokasi penelitian adalah inefisien dan pasar yang terjadi adalah pasar bersaing tidak sempurna (pasar oligopoli).

B. Saran

Berdasarkan hasil dan simpulan penelitian, maka saran yang diajukan melalui tulisan ini adalah : 1. Diharapkan produsen benih dapat memproduksi induk benih sendiri sehingga tidak perlu

mengimpor dari negara lain dan proses produksi benih dapat diperpendek periodenya melalui self production.

2. Pedagang kios tingkat pasar dan tingkat desa dihimbau agar tidak mengambil keuntungan yang terlalu tinggi karena tidak melakukan perlakuan/fungsi pemasaran yang urgent, sehingga harga benih dapat lebih murah dan terjangkau oleh petani pengguna.

3. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pendapatan usahatani jagung benih unggul non-hibrida sebagai pembanding, sehingga lebih komprehensif dalam penerapan kebijakan pembangunan pertanian, khususnya dalam pengembangan jagung di Provinsi Lampung.