• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA WILAYAH KEBUDAYAAN ANGKOLA DAN PERFORMANSI TRADISI LISAN

11. Bahan pangupa pelengkap

Pengaturan tempat duduk pelaku adat (performer) dimulai dengan pisang raut, harajaon, dan hatobangon. Dengan menggunakan Pakaian adat yang dikenakan ketika ke

tapian raya bangunan tetap dipakai (No.1), pengantin laki-laki menggunakan Pakaian adat (No.3) yang didampingi oleh pendamping pengantin laki-laki (No.2) di sebelah kanan pengantin laki-laki, di sebelah kiri pengantin laki-laki duduk pengantin perempuan menggunakan pakaian adat (No.3) yang didamping oleh pendamping perempuan (No.4) berada di sebelah kirinya. Kemudian di sebelah kiri pengantin perempuan duduk anak boru (No.5), di sebelah kirinya dudukkeluarga perempuan (No.6).

Di sebelah kiri keluarga pengantin perempuan duduk orang kaya (MC) (No.6) di hadapan pengantin duduk orang tua pengantin laki-laki dan suhut sihabolonan laki-laki dan perempuan (No.7), di sebelah kirinya duduk anak boru dekat pintu dapur (No.9),

suhut laki-laki dan perempuan, di hadapan pengantin terhidang pangupa yang terdiri dari tiga wadah, talam sebagai wadah utama bahan pangupa utama (No. 10), dan pada wadah piring besar sebagai wadah pelengkap bahan pangupa pelengkap (No. 11), Setelah posisi tempat duduk pada sidang adat tradisi mangupa maka tokoh-tokoh adat yang berada pada ruang sidang adat Angkola dan duduk sesuai dengan posisinya pada posisi adat dalihan na tolu.

Kemudian orang kaya (MC) memerintahkan anak boru untuk mengangkat bahan- bahan pangupa, anak boru membawa masuk dan meletakkan bahan-bahan pangupa ke dalam ruang sidang adat, tepatnya di depan kedua pengantin. Orang kaya yang bertugas sebagai pembawa acara akan memeriksa bahan pangupa yang diletakkan tersebut bila ada yang kurang, sehingga upacara adat mangupa dapat dimulai. (lihat gambar 8 di bawah ini).

Gambar 8

Pengaturan Tempat Duduk Tokoh adat (performer) pada Upacara Mangupa Sesuai dengan posisinya pada Dalihan Na Tolu.

4.5 Paparan Data Performansi Upacara Mangupa Horja Godang Adat Angkola

4.5.1 Pembukaan Upacara MangupaHorja Godang Adat Angkola

Performer yang terlibat pada performansi upacara mangupa yaitu a) Orang kaya (MC, pembukaan), b) ibu mempelai laki-laki dan suhut sihabolonan, c) ayah mempelai laki-laki dan kahanggi, d) mora dongan, e) Pisang rahut, f) hatobangan, g) alim ulama, h) unsur pemerintahan, i) harajaon, j) orang kaya bayo-bayo, k) Raja Pangundian (Raja Pamusuk), danl) Raja Panusunan Bulung.

7. Suhut bolon 2 3 4 5 1 U 11 10 11 6 8 9

Ada perbedaan performansi seni pertunjukan dengan performansi pada upacara

mangupa adat Angkola, yaitu pada upacara mangupa adat Angkola yang tidak terlibat atau tidak ada perannya pada upacara mangupa, maka orang tersebut tidak diharapkan ada di tempat upacara, tetapi bila ia ingin hadir juga tidak mengurangi kesakralan upacara mangupa. Jadi, performer yang hadir pada upacara mangupa memiliki fungsi serta perannya masing-masing dan akan berganti-bergantian untuk jadi pelaku adat ketika melakukan perannya sesuai dengan posisinya pada adat dan akan jadi partisipan bila diminta untuk menanggapi dan akan menjadi audiens bila perannya dalam adat belum mendapat giliran. Tetapi pada seni pertunjukan, performansi melibatkan seluruh komponen pada pertunjukan seperti: performer, partisipan dan audiens.

Performansi upacara mangupa adat Angkola dilaksanakan setelah semua persiapan dan perlengkapan pangupa diangkat dan dibawa anak boru kemudian diletakkan di depan pengantin, mulailah orang kaya (MC) melihat dan mengamati apakah masih ada perlengkapan/ bahan-bahan pangupa yang kurang. Kemudian orang kaya

mulai memandu performansi tradisi mangupa. Hal itu dimulai oleh orang kaya (MC) dengan terlebih dahulu meminta petunjuk kepada raja panusunan bulung dengan kalimat yang santun seperti:

Tokoh Adat Kalimat Pembuka Makna

Orang Kaya

(MC)

Bayo pangoli songoni boru na dioli madung artina jala Situnggang Bosar, songoni artina ama dohot ina madung artina di son. Apalagi hatobangon dohot harajaon na adong di bagas na martuaon aturan ma hadir haramion na pande diangkat majolo hasayana harajaon di pantar bolakon botima.

kepada kedua pengantin artinya sudah siap perlengkapan adat, kedua orang tua telah berada di sini, begitu pula orang yang dituakan dan harajaon sudah hadir di rumah yang bertuah, kemudian sudah hadir semua yang diundang, (orang kaya) tolong diangkat bahan-bahan yang digunakan pangupa ke hadapan pengantin dan tokoh-tokoh adat..

Sebelum upacara mangupa dimulai, bahan-bahan pangupa harus di kontrol lebih dahulu oleh anak boru, yang diperiksa ulang oleh orang kaya. Setelah itu tandanya upacara dimulai, maka terlebih dahulu kedua orang tua dan suhut sihabolonan

memberikan daun sirih dalam keadaan yang terlipat kepada kedua mempelai, pandongani

laki-laki dan perempuan, serta ibu-ibu yang menggendong anak sepulang dari tapian raya bangunan. Kedua orang tua serta suhut sihabolonan akan mengucapkan kalimat kepada kedua mempelai dengan kalimat adat seperti:

(Ibu menyerahkan burangir sampe-sampe (Sirih) kepada pengantin laki-laki kemudian ke pengantin perempuan) On ma amang burangir sampe-sampe ama dohot ina disampeon ma aha na dibagasan roha yang artinya ini la anakku sirih ( sampe-sampe)

ayah dan ibumudisampaikanlah apa yang ada di dalam hati.

Gambar 9. Ibu mempelai pria memberikan burangir sampe-sampe (sirih) kepada mempelai perempuan

Performansi pada upacara mangupa seluruh tokoh adat dalihan na tolu

menyampaikan kata-kata nasihat, yang semuanya telah diatur pada tatanan adat tentang alur bicara pada upacara mangupa adat Angkola sesuai dengan posisinya pada adat dan

bukan tinggi rendahnya posisi adat pada dalihan na tolu.6

Agar lebih jelas performansi pembukaan adat mangupa alur penyampaian hata pangupa pada tradisi lisan mangupa di Kampung Marancar Kota Padangsidimpuan Utara, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 18-19 Oktober 2014 dimulai dari: a) Orang kaya (MC, pembukaan), b) ibu mempelai laki-laki dan suhut sihabolonan, c) ayah mempelai laki-laki dan kahanggi, d) mora dongan, e) Pisang rahut, f) hatobangan, g) alim ulama, h) unsur pemerintahan, i) harajaon, j) orang kaya bayo-bayo, k) Raja Pangundian (Raja Pamusuk), danl) Raja Panusunan Bulung. Kemudian dibalas oleh kedua pengantin, yang berfungsi memberi jawaban atas kata-kata nasihat yang telah disampaikan oleh kedua orang tua dan tokoh-tokoh adat, agar lebih jelas hata pangupa akan jabarkan satu persatu.

4.5.2 Performansi Upacara Mangupa Horja Godang Adat Angkola