• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tokoh-tokoh Adat (Performer) pada Upacara Mangupa

PETA WILAYAH KEBUDAYAAN ANGKOLA DAN PERFORMANSI TRADISI LISAN

3) Menentukan Pemimpin Upacara Mangupa Horja Godang

4.4 Performansi Tradisi Mangupa Adat Angkola

4.4.1 Tokoh-tokoh Adat (Performer) pada Upacara Mangupa

4.4.1.1 Pemimpin Upacara Mangupa (Performer)

Upacara mangupa adat Angkola pada umumnya dihadiri oleh tokoh-tokoh adat, karena upacara adat dapat dilaksanakan bila unsur dalihan na tolu,hatobangon, harajaon, alim ulama, cerdik pandai dan seluruh undangan yang tidak berhalangan sudah hadir. Kehadiran pada upacara siriaon (suka cita) merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu, dengan kehadiran itu akan memberikan rasa suka cita dari tuan rumah (suhut sihabolonan). Setelah seluruh tamu dan undangan hadir maka upacara adat dapat dimulai. Upacara mangupa adat sudah dapat dimulai apabila telah disurduon

(disodorkan/ dihantarkan) burangir sampe-sampe (daun sirih) oleh anak boru kepada seluruh komunitas/ tokoh adat, dan diterimanya burangir sampe-sampe3 (daun sirih) sebagai pertanda dimulainya sidang adat. Sidang adat dapat dimulai dengan dibukanya sidang oleh orang kaya, sehingga orang kaya meminta petunjuk kepada Raja Panusunan Bulung.

Sidang adat dipimpin oleh Raja Panusunan Bulung, pada setiap sidang adat Angkola selalu menonjolkan suasana akrab dalam bertutur kata karena Raja Panusunan Bulung biasanya menggunakan bahasa adat yang halus, karena tutur kata yang menyentuh dengan kasih sayang yang didasari oleh rasa holong, dengan menggunakan ungkapan yang halus akan menggembirakan siapa saja yang mendengarkan dan memahaminya. Hal

3

Diterima burangir (daun sirih) pemberitahuan kepada seluruh tokoh adat bahwa upacara adat dapat dimulai karena sudah sampai berita kepada seluruh tamu dan undngan, dengan cara menyentuh bahan pangupa (sirih, tembakau, pinang, dan pisau yang diletakkan di atas piring yang dialasi kain adat dan kadangan.

ini disebabkan Raja Panusunan Bulung sebagai pemimpin dan berkuasa menurut adat. karena kepemimpinannnya dan menentukan keputusan pada upacara adat mangupa. Oleh karena, cukup besar kekuasaan Raja Panusunan Bulung pada upacara adat, sehingga banyak kata-kata yang menyanjung kebijaksanaannya.

Oleh karena itu, banyak nama-nama dan gelar yang diberikan kepada Raja Panusunan Bulung seperti: a) sitiop tali paruntun, b) namamudun songon tali, namambobok songon soban, c) parasom unte sunde, parholong naso sude, d) pisang sitamba tua, nasolot di sopo roda, rajai namartua, patama patulus na di roha, e) gaja- gaja ni silindung, marsosopan tu aek sosa, raja namalo sumambut lidung, namalo pasaut na di roha, f) raja so tarjua, parhata naso bola nijua, g) naduman dan butuha, nasumiga jari-jari, napataya-taya adat napagana-gana ugari, h) siuanbangun-bangun, i) sitiptiptungko di adian, j) parmata-mata ni honas, k) haruaya parsilaungan, banir paronding-ondingan, banir parkolip-kolipan, naminggan nipetakna, namunggal di parauna.

1. Sitiop tali paruntun 2. Namamudun songon tali 3. Namambobok songon soban 4. Parasom unte sunde

5. Parholong naso sude 6. Pisang sitamba tua 7. Nasolot di sopo roda 8. Rajai namartua

9. Patama patulus na di roha 10. Gaja-gaja ni silindung 11. Marsosopan tu aek sosa 12. Raja namalo sumambut lidung

13. Namalo pasaut na di roha 14. Gaja-gaja ni silindung

Raja Panusunan Bulung

15. Marsosopan tu aek sosa

16. Raja namalo sumambut lidung 17. Namalo pasaut na di roha 18. Raja so tarjua

19. Parhata naso bola nijua 20. Naduman dan butuha 21. Nasumiga jari-jari

22. Napataya-taya adat napagana- gana ugari 23. Siuanbangun-bangun 24. Sitiptiptungko di adian, 25. Parmata-mata ni honas 26. Haruaya parsilaungan 27. Banir paronding-ondingan, 28. Banir parkolip-kolipan 29. Naminggan nipetakna 30. Namunggal di parauna

Gambar 14. Kata-kata yang menyanjung Raja Panusunan Bulung

Raja panusunan bulung sangat terampil menggunakan kata-kata yang bermakna tinggi dengan memberi kesan saling menghargai, menghormati dan saling menyenangkan hati atau tampar marsipagodangan antara kerabat dalihan na tolu, hatobangon, dan

panutan setiap orang memiliki karateristik yang kharismatik dalam segala hal pada satu

luhak.Kata-kata yang menyanjung Raja Panusunan Bulung (lihat gambar di atas). Kearifan dan kebijaksanaan seorang tokoh adat sehingga memiliki karateristik seorang Raja Panusunan Bulung adalah: 1) partalaga nasohiang, parmual naso sude

artinya sifat Raja Panusunan Bulung memiliki rezeki yang banyak sehingga tamu yang berkunjung cukup banyak sehingga, rezekinya tidak pernah berkurang. 2) parmata-mata ni honas, raja panusunan bulung memiliki perumpamaan sebagai mata nenas yang banyak artinya memiliki mata hati yang kuat untuk mengetahui yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, kebijaksanaan dan kearifannya dalam memberikan sesuatu solusi pada setiap persoalan, sehingga setiap tingkah lakunya dapat menyesuaikan diri dengan rakyat pada umumnya atau raja-raja di luat. 3) parholong naso sude, raja panusunan bulung napintar dohot nabisuk, artinya Raja Panusuan Bulung seorang yang penyayang dan memiliki kasih sayang kepada sesama. 4) Ni somba di balian, raja panusuan bulung

memiliki rasa hormat kepada orang lain sehingga tingkah laku yang sopan dan santun memeberikan rasa hormat kepadanya.

Jadi, sebagai pemimpin pada upacara adat manguparaja panusuan bulung yang memiliki sikap bijaksana, welas asih dan penyayang kepada sesama komunitas adat dan kepada semua orang. Hal inilah yang menjadi panutan dalam menunjukkan sikap dan karakteristik kebijaksanaan kepada raja panusuan bulung dalam memimpin sidang adat, sehingga setiap keputusannya merupakan masukan dari dalihan natolu, natobang natoras, hatobangon dohot harajaon alim ulama dan seluruh komunitas adat, sehingga raja panusuan bulung menyimpulkan keputusan akhir dari setiap sidang adat. Upacara adat

mangupa dipimpin oleh raja panusunan bulung, yaitu orang yang diangkat sebagai pemimpin adat di lingkungan yang sedang mengadakan horja adat. Raja panusunan bulung memegang tampuk adat dalam upacara adat dan merupakan raja adat yang dianggap ahli tentang adat-istiadat.

Raja Panusuan Bulung bertindak sebagai pemimpin yang merangkum semua

hata pangupa dan membacakan surat tumbago holing. Surat tumbaga holing adalah ayat- ayat atau kalimat-kalimat yang berisi ajaran tentang kebenaran, kebaikan, dan estetika.

Raja Panusunan Bulung menerjemahkan semua perangkat pangupa dan esensi dari nasehat, harapan, dan doa dari berbagai pihak yang sudah memberikan hata pangupa

berdasarkan nilai-nilai dalam Surat Tumbago Holing.

4.4.1.2 Partisipan Upacara Mangupa Adat Angkola

Peserta pada upacara mangupa adat Angkola yang berada di lokasi Jalan MT. Haryono No.56 Kampung Marancar, Kota Padangsidimpuan terdapat ketiga unsur adat tersebut adalah: kahanggi, anak boru, dan mora. Di samping unsur dalihan na tolu,

ambar balok (jiran tetangga) begitu pula pada upacara mangupa adat yang dihadiri oleh unsur adat yang mencakup dalihan natolu, natobang natoras, hatobangon dohot harajaon alim ulama Pisang Rahut, hatobangon, raja pamusuk, raja tording balok, Raja Panusunan Bulung dan ulama (pemuka agama).

Ada yang unik pada upacara adat tersebut, suhut sihabolonan menghadirkan seluruh raja-raja se-Tapanuli, harajaon yang dipilih oleh 123 Harajaon yang hadir dari seluruh luhak di Tapanuli mulai dari Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padangsidimpuan, Sipirok, Gunung Tua, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Tengah, dan Medan, Jakarta, dan lain-lain. Jadi untuk menghadirkan seluruh peserta se-Tapanuli pada upacara adat bukan pekerjaan mudah, tetapi merupakan suatu hal yang besar telah dapat mengumpulkan peserta yang hadir raja-raja se-Tapanuli.