• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJ

D. Bandar Udara Polonia, Medan

Bandar udara Polonia Medan t elah dit et apkan kembali oleh Pemerint ah, dalam hal ini Ment eri Agama, sebagai salah sat u dari 11 pelabuhan udara yang melayani penyelenggaraan ibadah haj i Indonesia. Bandar udara Polonia dit et apkan sebagai embarkasi dan debarkasi haj i unt uk wilayah propinsi Sumat era Ut ara.52

Sebelum menguraikan t ent ang penyelenggaraan haj i melalu embarkasi bandar udara Polonia, sudah seyogianya mengenal t erlebih dahulu bandar udara ini. Bandar udara Polonia merupakan pelabuhan udara int ernasional (int ernat onal airport ) yang oleh IATA (Int ernat ional Aviat ion Travel Associat ion) diberi kode: MES). Bandar udara ini t erlet ak hanya 2 km. dari pusat kot a Medan, dan sej alan dengan perkembangan kot a Medan, yang merupakan kot a ket iga t erbesar di Indonesia, bandar udara ini berada di t engah wilayah perkot aan dan permukiman.

53

Bandar udara ini melayani penerbangan ke berbagai kot a, besar dan kecil, di seluruh Indonesia, sepert i Jakart a, Padang, Banda Aceh, Pekanbaru, Bat am, dan j uga pint u gerbang Republik Indonesia di bagian

52

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2000 tentang Penetapan Embarkasi dan Debarkasi Haji Tahun 1427 H/2006 M.

53

Data tentang pelabuhan udara Polonia ini diambil dari berbagai sumber, terutama website Wikipedia Indonesia, entry ‘Bandar Udara Internasional Polonia’

barat yang menghubungkan kot a ini dengan berbagai kot a besar negara t et angga, sepert i Singapore, Kuala Lumpur, Penang, Hadyai dan lain-lain.

Dihit ung dari j umlah arus penumpang, bandar udara Polonia merupakan bandar udara t erbesar keempat di Indonesia, set elah Soekarno- Hat a di Jakart a, Juanda di Surabaya dan Ngurah Rai di Denpasar, Bali.

Nama ’ polonia’ berasal dari nama negara asal perint is dan pembangun pert ama pelabuhan udara ini, yang berasal dari Polandia. Polonia merupakan nama resmi negara t ersebut dalam bahasa Lat in. Sebelum menj adi bandar udara, kawasan t ersebut merupakan lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Baron Michalsky. Pada 1872 ia mendapat konsesi dari Pemerint ah Kolonial Belanda unt uk membuka perkebunan t embakau di daerah Medan, Sumat era Timur. Tembakau Deli memang t ermasyhur ke seluruh dunia. Daerah inilah yang kemudian dinamakan dengan Polonia, unt uk mengenang negeri kelahirannya.

Pada 1879, konsesi at as t anah perkebunan t ersebut berpindah t angan kepada Del i Maat schappij . Pada t ahun it ulah seorang pionir penerbangan bangsa Belanda van der Hoop berencana unt uk menerbangkan pesawat kecil Fokker dari Eropah ke wilayah Hindia Belanda (d/ h Indonesia) dalam wakt u t erbang sekit ar 20 j am. Maka Deli Maat schappij pemegang konsensi at as t anah Polonia menyediakan sebidang lahan unt uk digunakan sebagai t empat menerima penerbangan t ersebut .

Namun rencana it u baru t erwuj ud pada 1924 ket ika t iga t okoh perint is penerbangan bangsa Belanda – van der Hoop, V. N. Poelman dan van den Broeke, berhasil mendarat di t empat yang t elah disediakan di daerah Polonia t ersebut . Tempat it u yang pada wakt u it u merupakan lapangan pacuan kuda, dipersiapkan dengan sangat sederhana dan dalam wakt u singkat , menj adi pelabuhan udara Polonia. Penerbangan bersej arah ini disambut banyak t okoh, t ermasuk Sult an Deli Sulaiman Syariful Alamsyah.

Set elah perist iwa t ersebut , Asist en Residen Sumat era Timur Mr. C. S. Van Kempen mendesak pemerint ah Hindia Belanda di Bat avia (sekarang Jakart a) unt uk menyet uj ui penyelesaian pembangunan lapangan t erbang Polonia t ersebut . Pada 1928 lapangan t erbang Polonia dibuka secara resmi, dit andai dengan mendarat nya enam pesawat udara milik KNILM, anak perusahaan KLM, pada landasan yang masih darurat , berupa t anah yang dikeraskan. Barulah pada 1930, perusahan penerbangan Belanda, KLM, sert a anak perusahaannya KNILM, membuka j aringan penerbangan ke Medan secara berkala. Pada 1936, lapangan t erbang Polonia unt uk pert ama kalinya melakukan perbaikan yait u pembuat an landasan pacu (runway) sepanj ang 600 met er.

Pada t ahun 1975, berdasarkan keput usan bersama Depart emen Pert ahanan dan Keamanan, Depart emen Perhubungan dan Depart emen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara Pol onia menj adi hak pengelolaan

bersama ant ara Pangkalan Udara RI dan Pelabuhan Udara Sipil. Mulai 1985 berdasarkan Perat uran Pemerint ah No. 30 Tahun 1985, pengelolaan pelabuhan udara Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanj ut nya mulai 1 Januari 1994 menj adi PT. Angkasa Pura II (Persero).

Pada masa sekarang, bandar udara Polonia mempunyai luas 144 hekt ar. Panj ang landasan pacu saat ini adalah 2.900 met er, sement ara yang dapat digunakan sepanj ang 2.625 met er, sehingga t erdapat displ aced t hreshol d sebesar 275 met er. Hal ini t erj adi karena banyaknya benda yang menghalangi di sekit ar t empat lepas landas dan mendarat . Polonia j uga memiliki 4 t axiway dan apron seluas 81.455 met er. Polonia dirancang unt uk dapat memuat maksimum 900.000 penumpang.

Dari t ahun ke t ahun arus penumpang Polonia cenderung mengalami peningkat an ant ara 15 hingga 20 persen. Pada t ahun 2003, arus penumpang mencapai 2.736.332 orang, naik dari 2.090. 519 orang pada t ahun sebelumnya. Jumlah pergerakan pesawat adalah 36.359 pada t ahun 2003, naik dari 29.984 pada t ahun 2002. Tercat at ada 13.713 penerbangan domest ik, dan 4. 387 penerbangan int ernasional dari Polonia pada 1998. Pada t ahun 2004 j umlahnya t elah mencapai 35.100 penerbangan domest ik dan 8.266 penerbangan int ernasional.

Dari segi j umlah penerbangan pada 1998 baru t erdapat 56 penerbangan dalam sehari, namun pada t ahun 2005 t elah meningkat ant ara 125 hingga 150 penerbangan per hari, dengan penumpang lebih kurang 3, 8

j ut a orang per t ahun, baik domest ik maupun int ernasional. Sedangkan dari segi t ransport asi barang, pada t ahun 2005 pergerakan kargo di Polonia mencapai 31. 347 t on.

Akibat let aknya yang sangat dekat dengan pusat kot a – sekit ar 2 km, bandara Polonia memiliki banyak ket erbat asan. Ini j uga menyebabkan bangunan-bangunan di kot a Medan dibat asi j umlah t ingkat dan ket inggiannya. Dampak dari perat uran ini adalah sedikit nya j umlah bangunan t inggi di Medan. Selain it u, bandara ini j uga diperkirakan sudah at au hampir melebihi kapasit asnya. Sej ak pemberian izin penerbangan diringankan di Indonesia pada t ahun 200-an, j umlah penerbangan yang melayani Medan meningkat t aj am.

Meskipun berbagai upaya t erus dilakukan unt uk menj aga dan meningkat kan bandara udara Polonia dari aspek pelayanan dan keselamat an, namun pint u gerbang ut ama Indonesia unt uk wilayah Barat ini mencat at mencat at beberapa perist iwa kecelakaan. Yang t erakhir, j uga yang paling t ragis, t erj adi pada 5 Sept ember 2005 ket ika pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI 091j at uh di t engah j alan raya beberapa menit set elah lepas landas. Kecelakaan ini menelan korban 145 orang t ewas t ermasuk beberapa t okoh Sumat era Ut ara.54

54

It ulah sebabnya, sudah cukup lama direncanakan bahwa kot a Medan memerlukan bandar udara yang lebih besar dan agak j auh dari pusat kot a. Pelabuhan undara baru ini direncanakan akan dibangun di wilayah Kwal a Namu, kabupat en Deli Serdang. Pada 29 Juni 2006, pembangunan awal Bandara Kwala Namu it u t elah diresmikan oleh Jusuf Kalla, wakil presiden Republik Indonesia. Segera set elah Kwala Namu berf ungsi, Polonia akan dialih-fungsikan menj adi sebuah CBD (cent ral business dist rict ) sert a 40 % lahannya diperunt ukkan unt uk pert amanan kot a.