• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBAHASAN

D. Upaya Penanggulangan

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dalam suat u kesempat an menilai ‘ carut -marut nya’ penyelenggaraan dan pelayanan j amaah haj i di Indonesia disebabkan karena t idak adanya kej elasan t ent ang st andar pel ayanan ibadah haj i. Tanpa st andar pel ayanan, operat or penyelenggara bisa berbuat semaunya.82

St andar pelayanan haj i it u bisa dit et apkan dengan meruj uk pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 t ent ang Perlindungan Konsumen. Dalam Undang-undang it u dij elaskan bahwa konsumen berhak mendapat kan t iga hal, yait u kenyamanan, keamanan, keselamat an, hak mendapat kan

82

Hal ini dikemukakan oleh Ketua YLKI Husnazahen dalam rapat dengar pendapat dengan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) dan komisi VIII DPR-RI , Jakarta, Senin, 5

Maret 2007. Lihat Tempo Interaktif, 5 Maret 2007

gant i rugi, dan hak memperoleh informasi. Undang-undang t ersebut sangat relevan unt uk dit erapkan dalam st andar pelayanan haj i.

Selama ini hak-hak calon j amaah haj i dan j amaah haj i sering kali diabaikan oleh penyelenggara, baik pemerint ah maupun swast a. Misalnya dengan banyaknya j amaah yang kesulit an mengakses informasi.83 Jamaah t idak t ahu fasilit as apa yang seharusnya mereka dapat kan. Selain it u, gant i rugi akibat ket erlambat an pesawat at au buruknya mut u pelayanan, selalu diabaikan. Padahal, gant i rugi it u merupakan hak konsumen.84

83

Pada Pasal 4 huruf c UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen dinyatakan bahwa bagian dari hak-hak konsumen adalah ’hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

84

Pasal 4 huruf h UU NO. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan ’hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Beberapa upaya penanggulangan j uga t elah dilakukan. Dalam Laporan BAPPENAS 2007 dinyat akan bahwa beberapa program penanggulangan yang dianggap memberi hasil yang cukup signifikan dalam beberapa t ahun t erakhir t ermasuk: (1) penggunaan sist em wait ing l i st unt uk menj amin kepast ian keberangkat an j amaah calon haj i, (2) penyingkat an j arak t empuh melalui penerbangan langsung Jakart a-Madinah (sebelumnya melalui Jeddah), sehingga lebih efisien dan mengurangi beban fisik dan psikologis para j emaah haj i; (3) penyediaan makan selama sembilan hari ket ika bermukim di Madinah.

Sedangkan khusus t ent ang penyelenggaraan ibadah haj i pada embarkasi Medan, PPIH set empat t elah mengambil beberapa langkah unt uk menanggulangi berbagai permasalahan yang dihadapi. Yang t erpent ing di ant aranya adalah:

(2) Opt imalisasi Rapat -rapat

Melakukan beberapa j enis rapat baik yang bersifat reguler rut in, maupun yang berkala ket ika dirasakan adanya keperluan pent ing unt uk it u. Yang t erpent ing di ant aranya adalah rapat pleno gabungan di awal masa kepanit iaan dan di akhir masa penyelenggaraan ibadah haj i. Pada rapat -rapat inilah diinvent arisir semua masalah yang dihadapi, sert a seluruh solusi yang diambil unt uk mengat asinya, hingga bisa t erhimpun bahan-b ahan masukan (l essons l earned) unt uk perbaikan penyelenggaraan ibadah haj i pada musim berikut nya. Di samping it u, ada rapat -rapat yang bersifat rut in dan insident il pada t ingkat pimpinan, t ingkat bidang dan j uga t ingkat seksi unt uk membahas permasalahan pada bagian masing-masing.

(3) Peningkat an Sumber Daya Manusia

Melaksanakan beberapa program peningkat an sumber daya manusia (SDM). Ini dilakukan ut amanya dengan meningkat kan kapasit as kemampuan dan ket rampilan (capacit y buil di ng) berbagai unsur bagian dan seksi. Khusus unt uk menangani peralat an komput er yang cukup mut akhir dan canggih maka direkrut beberapa t enaga yang kompet en unt uk mempergunakan peralat an baru t ersebut . Termasuk dalam program peningkat an SDM ini adalah perbaikan dan penerapan sist em pemberian imbalan dan promosi yang berimbang hingga mendorong semangat kerj a yang lebih t inggi.

Melakukan perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana t eknologi informasi dan t elekomunikasi yang lebih mampu manampung kebut uhan yang kian meningkat sert a memperbaiki kinerj a secara lebih baik. Dari segi ini, PPIH embarkasi Medan t erus melakukan peningkat an kualit as dan kuant it as perangkat keras (hard-ware) dan perangkat lunak (sof t -ware) dari SISKOHAT (sist em komput er haj i t erpadu), t ermasuk t erus menat ar kemampuan para operat or sehingga bisa membant u t erlaksananya penyelenggaraan ibadah haj i secara lebih opt imal.

(5) Peningkat an Pemeliharaan dan Perbaikan Asset

Melakukan pemeliharaan (maint enance) dan perbaikan (repair) sert a j ika memungkinkan peningkat an kualit as dan kuant it as t erhadap berbagai sarana dan prasarana penyelenggaraan haj i, yang t erut ama di ant aranya adalah asrama haj i besert a segala fasilit asnya.

(6) Peningkat an Kerj asama dan Perluasan Jaringan

Meningkat kan kerj asama dengan pihak-pihak swast a yang mendapat kan kesempat an unt uk menj adi bagian dari proses penyelenggaraan ibadah haj i, seumpama perusahaan pengangkut an yang menyediakan bus, unt uk bukan saj a meningkat kan mut u bus pengangkut , t et api j uga meningkat kan kualit as pelayanan mereka t erhadap j amaah haj i.

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Sebelum menarik kesimpulan dan mengemukakan t emuan dari penelit ian ini, ada baiknya unt uk mengemukakan t erlebih dahulu ikht isar dari uraian bab-bab t erdahulu.

Haj i merupakan salah sat u rukun Islam yang set iap Muslim yang memiliki kemampuan waj ib melakukannya sekali dalam hidupnya. Ibadah haj i adalah ibadah yang t elah diat ur segala sesuat unya dalam aj aran Islam sesuai t unt unan al-Qur’ an dan al-Sunnah sert a sumber-sumber hukum Islam yang lain. Meskipun, banyak hal pokok t el ah dit et apkan dan disepakat i, namun ada berbagai masal ah yang t erj adi perbedaan pendapat . Di samping it u, kemungkinan unt uk melakukan ij t ihad dalam rangka menghadapi berbagai kondisi yang berkembang t et ap dimungkinkan.

Umat Islam Indonesia, sebagai negara Muslim t erbesar di dunia saat ini, memiliki animo yang besar unt uk menunaikan rukun Islam yang kelima. Jumlah j emaah haj i t erus meningkat , sehingga harus dit et apkan sist em kuot a dan daft ar t unggu (wait i ng l ist ). Republik Indonesia, sebagai negara berdasar pada Pancasila, yang sila pert amanya adalah ’ Ket uhanan Yang Maha Esa’ , berkewaj iban unt uk membant u warganya yang beragama Islam unt uk beribadah sesuai dengan aj aran agamanya. Unt uk it u, pemerint ahan

di negeri ini, sej ak zaman kolonial, t elah melakukan berbagai at uran dan prosedur unt uk t erselenggaranya ibadah haj i ini. Penyempurnaan t erus dilakukan dan akhirnya berpuncak dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 t ent ang Penyelenggaraan Ibadah Haj i, yang kemudian diikut i dan dilengkapi berbagai perat uran perundang-undangan organik lainnya.

Secara umum, penyelenggaraan ibadah haj i embarkasi Bandara Polonia Medan t elah memiliki dasar hukum yang kuat dan landasan operasional yang baik dan fungsional. St rukt ur dan komposisi kepanit iaan penyelenggaraan ibadah haj i (PPIH) sudah t ersusun sesuai panduan dan berfungsi dengan baik. Tugas pokok dan fungsi (t upoksi) PPIH, t ermasuk uraian t ugas (j ob descript ion) dari masing-masing bagian dan personalia t elah t ersusun, didessiminasikan sert a relat if t elah dipahami dengan baik. Ini merupakan fakt or pendukung ut ama bagi keberhasilan PPIH embarkasi Polonia Medan melaksanakan t ugasnya sesuai dengan yang direncanakan, bahkan t elah dit abalkan sebagai salah sat u yang t erbaik dari 11 embarkasi haj i di seluruh Indonesia.

Selanj ut nya berikut ini dikemukakan beberapa kesimpulan yang dapat dit arik dari penelit ian ini. Kesimpulan pert ama adalah bahwa PPIH embarkasi Polonia Medan t elah berhasil melaksanakan t ugas dan memenuhi fungsi dengan baik. Terdapat kesepadanan yang fungsional ant ara uraian t ugas yang dit et apkan dengan kegiat an yang t elah dit erapkan oleh masing-

masing unsur kepanit iaaan, baik unsur pengarah, pemimpin, pembant u pimpinan, pelaksana, t ermasuk j uga panit ia pembant u.

Fakt or-fakt or yang mendukung keberhasilan PPIH embarkasi Polonia Medan bukan saj a dalam melaksanakan t ugas dan fungsinya dengan baik, t et api malah menj adi salah sat u yang t erbaik di Indonesia, t ermasuk hal- hal yang berikut ini:

(1) Baiknya koordinasi dan konsolidasi ant ara berbagai inst ansi dan lembaga t erkait . Kegiat an koordinasi dan konsolidasi ant ar inst ansi dan kelembagaan ini t elah t erbangun cukup lama, sej ak Bandara Polonia Medan dit et apkan sebagai salah sat u pelabuhan haj i bukan saj a unt uk propinsi Sumat era Ut ara, t et api j uga unt uk propinsi- propinsi lain t et angganya di bagian ut ara pula Sumat era. Koordinasi dan konsolidasi ini j uga t erus dij aga dan dibina j auh sebelum musim haj i t iba.

(2) Cukup j elas dan t egasnya t ugas, fungsi dan uraian kerj a dari masing- masing unsur kepanit iaan, mulai dari peringkat pengarah, pemimpin, pembant u pemimpin, dan pelaksana sert a st af pelaksana. Pembagian kerj a (j ob division) dan pendelegasian wewenang (del egat ion of aut horit y) cukup j elas, hingga dapat dihindari t erj adinya t umpang- t indih t ugas dan kerancuan wewenang ant ar unsur kepanit iaan.

(3) Cukup memadainya sarana dan prasarana yang mendukung t erwuj udnya t uj uan dan sasaran pelayanan. Dalam hal ini, Asrama Haj i medan t ermasuk f akt or pendukung yang sangat menent ukan. Asrama Haj i dapat dikat akan t elah memiliki sist em manaj emen dan pengelolaan yang baik dit opang oleh f asilit as dan sarana yang lumayan baik. Penggunaan t eknologi informasi dan t elekomunikasi modern yang dit opang oleh fakt or SDM (sumber daya manusia) yang t erlat ih dan t rampil merupakan f akt or pent ing lainnya.

(4) Kuat nya semangat korps sesama pegawai negeri dan pej abat publik yang dilandasi oleh semangat keagamaan dan ukhuwah Islamiyah. Bahwa apa yang mereka lakukan dalam penyelenggaraan ibadah haj i bukan sekedar t ugas rut in keduniaan dan kewaj iban kepegawaian, t et api lebih dari it u. Ini merupakan ibadah yang menunt ut keikhlasan sert a bagian dari rit ual religius yang imbalan dan sanksinya mencakup yang bersif at eskat ologis (ukhrowi) dan spirit ual.

Namun demikian, semua keberhasilan di at as bukan berart i bahwa penyelenggaraan pelayanan embarkasi dan debarkasi di Bandara Polonia Medan t elah sempurna dan t idak perlu dit ingkat kan lagi unt uk masa mendat ang. Diakui adanya beberapa fakt or yang t erkadang menghambat t ercapainya t uj uan yang diharapkan. Yang t erut ama di ant ara fakt or-fakt or penghambat t ersebut adalah:

(1) Kej adian yang disebabkan oleh f akt or ekst ernal yang berada di luar j angkauan PPIH sepert i ket erlambat an akibat kesibukan di Bandara Jeddah, Saudi Arabia.

(2) Meningkat nya kesadaran masyarakat unt uk memint a hak-hak mereka, baik sebagai warganegara, maupun sebagai konsumen, bahkan hal-hal yang melebihi dari apa yang bisa diberikan oleh PPIH set empat . Namun sering hal ini t idak dilandasi penget ahuan yang lengkap t ent ang hak-hak t ersebut .

(3) Kebij akan, at uran dan prosedur yang sering berubah-ubah.

(4) Masih t erj adinya kerancuan dan kesimpang-siuran hak dan kewaj iban ant ara berbagai pihak dalam kepanit iaan, at au ant ara berbagai unsur kepanit iaan dengan pihak ket iga, sepert i KBIH (kelompok bimbingan ibadah haj i).

(5) Adanya anggapan di kalangan pegawai negeri, baik sipil maupun milit er, bahwa penyelenggaraan ibadah haj i set iap t ahunnya merupakan kesempat an unt uk memperoleh pendapat an t ambahan. Dalam rangka mempert ahankan dan meningkat kan keberhasilan yang t elah dicapai, dan menanggulangi berbagai rint angan dan halangan yang dihadapi, beberapa upaya t elah dilakukan oleh PPIH embarkasi Polonia Medan, yang t erut ama di ant aranya adalah:

(1) Melakukan rapat -rapat pengarahan, koordinasi dan konsolidasi baik yang rut in, maupun berkala sesuai kebut uhan, secara berj enj ang, mulai t ingkat kepanit iaan puncak, unsur pimpinan, unsur pembant u pimpinan, t ingkat bidang, dan set erusnya t ingkat seksi. Rapat pleno gabungan lengkap dilakukan di akhir masa kerj a kepanit iaan yang ant ara lain agendanya menginvent arisir permasalahan yang dihadapi dan mengevaluasi berbagai solusi yang diambil, sert a merumuskan pelaj aran yang bisa dipet ik (l essons l earned) unt uk perbaikan di musim haj i berikut nya.

(2) Melaksanakan beberapa perbaikan dan peningkat an SDM (sumber daya manusia) dengan melakukan berbagai kegiat an, t ermasuk merekrut t enaga yang kompet en unt uk mempergunakan peralat an baru, peningkat an kemampuan/ ket rampilan (capacit y buil ding) dari personalia yang ada, hingga penerapan sist em pemberian imbalan dan promosi yang berimbang hingga mendorong semangat kerj a yang t inggi.

(3) Melakukan perbaikan sarana dan prasarana t eknologi ifnormasi dan t elekomunikasi hingga mampu menampung kebut uhan yang kian meningkat sert a memperbaiki kinerj a secara lebih baik. Dari segi ini, PPIH embarkasi Medan t erus melakukan peningkat an kualit as dan kuant it as perangkat keras (hard-ware) dan perangkat lunak (sof t - ware) dari SISKOHAT (sist em komput er haj i t erpadu), t ermasuk t erus

menat ar kemampuan para operat or hingga bisa membant u t erlaksananya penyelenggaraan ibadah haj i secara lebih opt imal. (4) Melakukan pemeliharaan (mai nt enance) dan perbaikan (repair) sert a

j ika memungkinkan peningkat an kualit as dan kuant it as t erhadap berbagai sarana dan prasarana penyelenggaraan haj i, yang t eruama adalah asrama haj i besert a segala fasilit asnya.

(5) Meningkat kan kerj asama dengan pihak-pihak swast a yang mendapat kan kesempat an unt uk menj adi bagian dari proses penyelenggaraan ibadah haj i, seumpama perusahaan pengangkut an yang menyediakan bus, unt uk bukan saj a meningkat kan mut u bus pengangkut , t et api j uga meningkat kualit as pelayanan mereka t erhadap j amaah haj i.

B. Saran

Set elah memaparkan hasil kesimpulan dan t emuan penelit ian ini, pada bagian akhir ini, sudah seyogianyalah penulis j uga mengemukakan beberapa saran dan rekomendasi yang mudah-mudahan dapat menj adi masukan unt uk memperbaiki penyelenggaraan haj i, yait u:

(a) Unt uk mempert imbangkan adanya kej elasan dan ket egasan ant ara fungsi reulat or, supervisor dan penegak hukum (l aw enf orcement ) dengan fungsi operat or dan pelaksana dalam proses penyelenggaraan ibadah haj i. Adanya kerancuan dan ket idakj elasan t ent ang pegawai

negeri yang menj adi bagian dari PPIH (panit ia penyelenggara ibadah haj i) sebagai bagian dari pemerint ah yang melakukan t ugas pemerint ahan, t et api pada saat yang sama melakukan sebagian kegiat an yang lebih cocok dimasukkan dal am kelompok kegiat an dunia usaha, sebagai agen perj alanan (t ravel agent / t our operat or), at au kont rakt or kat ering dan sej enisnya.

(b) Pendelegasian wewenang (del egat ion of aut horit y) supaya dirumuskan secara lebih j elas, t egas t et api t et ap fleksibel, sehingga t idak menimbulkan keraguan, kerancuan at au ket erlambat an, ket ika hampir semua permasalahan yang t idak ada dalam prot ap (prosedur t et ap) harus menunggu keput usan at asan. Namun j uga dipert imbangkan kemampuan pengawasan (span of cont rol ) hingga pet ugas yang mengambil ’ kebij akan’ t et ap mengacu pada t uj uan dan t arget yang digariskan.

(c) Harus diperj elas dan dipert egas aspek pengawasan dan pengkont rolan, sehingga mampu menghilangkan, paling t idak meminimalisir, kemungkinan t erj adinya penyalahgunaan wewenang. Hasil penelit ian menunj ukkan masih lemahnya inst rumen kont rol yang efekt if dalam berbagai bidang, sehingga t idak j elas, j ika t erj adi kesalahan at au kekeliruan, siapa yang berhak dan berwenang unt uk mengkont rolnya. Harus diupayakan adanya usaha pengawasan yang bersifat berj enj ang, di samping j uga pengawasan melekat . Ini

t ermasuk melibat kan konsumen sebagai bagian dari inst rumen kont rol yang efekt if , sepert i dengan membuka kot ak pengaduan at au nomor t elepon khusus.

(d) Adanya sist em imbalan dan hukuman (r eward and punishment syst em) yang adil dan efekt if , sehingga t ercipt a suasana kerj a yang kondusif . Adanya sist em imbalan dan hukuman yang t idak adil bisa menimbulkan kecemburuan, pembiaran at au ket idakpedulian sehingga suasana kerj a menj adi t erganggu.

(e) Merint is dan merumuskan dengan t egas dan j elas st andar pelayanan dan kualit as produk sehingga ada ukuran yang berlaku umum ket ika mengadakan evaluasi. Pernyat aan memberikan ’ makan siang’ , cont ohnya, t anpa ada penj elasan t ent ang st andar pelayanan dan kualit as produk, mudah menimbulkan diskriminasi dan/ at au penyelewengan.