• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 4

Penyelenggaraan ibadah haj i berdasarkan asas keadilan memperoleh kesempat an, perlindungan dan kepast ian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 5

Penyelenggaraan ibadah haj i bert uj uan unt uk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sist em dan manaj emen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan ibadah haj i dapat berj alan dengan aman, t ert ib, lancar, dan nyaman sesuai dengan t unt unan agama sert a j amaah haj i dapat melaksanakan ibadah haj i secara mandiri sehingga diperoleh haj i mabrur.

BAB III PENGORGANISASIAN

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan ibadah haj i merupakan t ugas nasional dan menj adi t anggung-j awab Pemerint ah di bawah koordinasi Ment eri.

(2) Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ment eri melakukan koordinasi dan/ at au bekerj asama dengan depart emen/ lembaga/ inst ansi t erkait dan Pemerint ah Arab Saudi.

(3) Penyelenggara ibadah haj i adalah Pemerint ah dan/ at au masyarakat .

(4) Persyarat an penyelenggara dan j enis kegiat an penyelenggaraan ibadah haj i yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di at ur dengan Keput usan Ment eri.

Pasal 7

Koordinasi penyelenggaraan ibadah haj i dilaksanakan: a. di t ingkat pusat oleh Ment eri;

b. di t ingkat daerah oleh gubernur/ kepala daerah t ingkat I unt uk t ingkat propinsi dan bupat i/ walikot amadya daerah t ingkat II unt uk t ingkat kabupat en/ kot amadya;

c. di Arab Saudi oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia.

Pasal 8

(1) Ment eri dapat membent uk panit ia penyelenggara ibadah haj i di t ingkat pusat , di t ingkat daerah, dan di Arab Saudi sesuai dengan kebut uhan.

(2) Dalam rangka penyelenggaraan ibadah haj i, Ment eri menunj uk pet ugas operasional yang menyert ai j emaah haj i, yang t erdiri at as:

a. Tim Pembimbing Ibadah Haj i Indonesia, yang disingkat TPIHI; b. Tim Kesehat an Haj i Indonesia, yang disingkat TKHI;

c. Tim Pemandu Haj i Indonesia, yang disingkat TPHI;

BAB IV

BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI Pasal 9

(1) Besarnya BPIH dit et apkan oleh Presiden at as usul Ment eri set elah mendapat perset uj uan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

(2) BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan unt uk keperluan penyelenggaraan ibadah haj i.

(3) Pengadminist rasian BPIH diat ur dengan keput usan Ment eri.

Pasal 10

(1) Pembayaran BPIH dilakukan kepada rekening Ment eri melalui bank-bank pemerint ah dan/ at au bank swast a yang dit unj uk oleh Ment eri set elah mendapat pert imbangan Gubernur Bank Indonesia.

(2) Penerimaan pembayaran BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhat ikan ket ent uan kuot a yang t elah dit et apkan. (3) Pengembalian BPIH diberikan kepada calon j emaah haj i dalam hal:

a. meninggal dunia sebelum berangkat menunaikan ibadah haj i;

b. Bat al keberangkat annya karena alasan kesehat an at au alasan lain yang sah.

(4) Tat a cara pengembalian dan j umlah BPIH yang dikembalikan diat ur melalui keput usan Ment eri.

Pasa 11

(1) Dalam rangka pengelolaan Dana Abadi Umat sebaaimana dimaksud dalam Pasal 1 but ir 16 secara lebih berdaya guna dan berhasil guna unt uk kemaslahat an umat , Pemerint ah membent uk Badan Pengelola Dana Abadi Umat yang diket uai oleh Ment eri.

(2) Badan Pengelola Dana Abadi Umat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t erdiri at as Dewas Pengawas dan Dewan Pelaksana yang keanggot aannya dit et apkan oleh Presiden at as usul Ment eri.

(3) Badan Pengelola Dana Abadi Umat mempunyai t ugas pokok:

a. merencanakan, mengorganisasikan, mengelola dana memanfaat kan dana abadi umat ;

b. Menyampaikan laporan pelaksanaan t ugasnya set iap t ahun kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

(4) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pelaksanaan tugas Badan Pengelola Dana Abadi Umat dit et apkan oleh Ment eri.

BAB V PENDAFTARAN

(1) Set iap warga negara yang akan menunaikan ibadah haj i diwaj ibkan unt uk mendaft arkan diri kepada inst ansi yang dit unj uk oleh Ment eri.

(2) Tat a cara dan persyarat an sert a j angka wakt u pendaft aran pada set iap musimhaj i dit et apkan oleh Ment eri.

Pasal 13

Pengat uran warga negara di luar negeri yang hendak menunaikan ibadah haj i diat ur lebih lanj ut dengan keput usan Ment eri.

Pasal 14

(1) Dalam rangka pengat uran kuot a nasional, Ment eri menet apkan kuot a unt uk set iap propinsi dengan memperhat ikan prinsip keadilan dan proporsional. (2) Gubernur/ Kepala Daerah t ingkat I selaku koordinat or menet apkan kuot a

unt uk kabupat en/ kot amadya.

(3) Dalam hal kuot a nasional t idak t erpenuhi pada hari penut upan pendaft aran, Ment eri dapat memperpanj ang masa pendaftaran dengan menggunakan kuot a bebas secara nasional.

BAB VI PEMBINAAN

Pasal 15

(1) Ment eri berkewaj iban menet apkan pola dan tat a cara pembinaan calon j emaah haj i dan j emaah haj i.

(2) Ment eri berkewaj iban menerbit kan pedoman manasik dan panduan perj alanan ibadah haj i.

(3) Pembinaan dilakukan demi keselamat an, kelancaran, ket ert iban, dan kesej aht eraan j emaah haj i sert a demi kesempurnaan ibadah haj i t anpa memungut biaya t ambahan di luar BPIH yang t elah dit et apkan.

BAB VII KESEHATAN

Pasal 16

(1) Pembinaan dan pelayanan kesehat an haj i, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haj i, dilakukan oleh Ment eri yang ruang lingkup t ugas dan t anggungj awabnya meliput i bidang kesehat an.

(2) Pelaksanaan t ugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri yang ruang lingkup t ugas dan t anggungj awabnya meliput i bidang kesehat an.

BAB VIII KEIMIGRASIAN

Pasal 17

(1) Set iap warga negara yang akan menunaikan ibadah haj i menggunakan paspor haj i yang dikeluarkan oleh Ment eri.

(2) Ment eri dapat menunj uk pej abat unt uk dan/ at au at as namanya menandat angani paspor haj i.

BAB IX TRANSPORTASI

Pasal 18

Ment eri yang ruang lingkup t ugas dan t anggungj awabnya meliput i bidang perhubungan mengkoordinasikan dan bert anggungj awab t erhadap pelaksanaan penyelenggaraan t ransport asi j emaah haj i yang meliput i pemberangkat an dari t empat embarkasi ke Arab Saudi dan pemulangan ke t empat embarkasi asal di Indonesia.

Pasa 19

Pelaksanaan t ransport asi j emaah haj i di Arab Saudi di bawah koordinasi dan t anggungj awab Ment eri.

Pasal 20

Penunj ukan pelaksana t ransport asi j emaah haj i dilakukan oleh Ment eri dengan memperhat ikan keselamat an, efisiensi dan kenyamanan.

BAB X