• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Apakah kedudukan Bapak/ Ibu dalam Panit ia Penyelenggaraan Ibadah Haj i t ahun 2006?

2. Apakah landasan hukum bagi penyelenggaraan ibadah haj i?

3. Menurut pengalaman Bapak/ Ibu, apakah perangkat landasan hukum bagi penyelenggaraan ibadah haj i t ersebut sudah j elas, t egas dan konsist en?

4. Kegiat an apa saj akah yang t elah dilaksanakan unt uk mensosialisasikan perangkat landasan hukum bagi penyelenggaraan ibadah haj i t ersebut ?

5. Apakah landasan hukum t ersebut t elah dij abarkan dengan baik dalam bent uk pet unj uk pelaksanaan (j uklak) dan/ at au prot ap (prosedur t et ap)?

6. Menurut pengamat an Bapak/ Ibu, apakah j uklak/ prot ap t elah dipahami dan dij adikan pedoman ruj ukan bagi semua personalia kepanit iaan?

7. Bagaimanakah proses pembent ukan PPIH embarkasi Polonia Medan? Fakt or apakah yang paling dominan unt uk menunj uk dan menempat kan seseorang pada posisi t ert ent u dalam kepanit iaan t ersebut ? Apakah karena kedudukan t et apnya sebagai pegawai negeri (ex of f icio)? Apakah penunj ukan t ersebut at as pert imbangan ket rampilan dan kemampuan yang berangkut an?

8. Mengingat susunan PPIH t erdiri dari pej abat dan personalia dari berbagai inst ansi pemerint ah, langkah-l angkah apakah yang dilakukan unt uk mengant isipasi kerj asama yang baik di ant ara mereka?

9. Langkah-langkah apa saj akah yang diambil unt uk membina dan meningkat kan kinerj a PPIH embarkasi Polonia Medan t ahun 2006 yang lalu?

10. Sebut kan keberhasilan yang dicapai PPIH embarkasi Polonia Medan dalam menyelenggarakan ibadah haj i t ahun 2006 yang lalu?

11. Sebut kan kekurangberhasilan yang dihadapi PPIH embarkasi Polonia Medan dalam menyelenggarakan ibadah haj i t ahun 2006 yang lalu?

12. Apakah fakt or-fakt or yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan ibadah haj i embarkasi Polonia Medan?

13. Apakah f akt or-fakt or yang menghambat keberhasilan penyelenggaraan ibadah haj i embarkasi Polonia Medan?

14. Kebij akan dan/ at au t indakan apa saj akah yang pernah diambil oleh pimpinan PPIH embarkasi Polonia Medan unt uk menanggulangi fakt or-fakt or penghambat t ersebut ?

15. Apakah ada dari kebij akan dan/ at au t indakan t ersebut yang t idak sesuai dengan apa yang t ercant um dalam j uklak/ prot ap?

16. Di dalam Undang-undang No. 17 Tahun 1999 t ent ang

Penyelenggaraan Ibadah Haj i dinyat akan bahwa t uj uan penyelenggaraan ibadah haj i adalah agar ibadah t ersebut dapat berj alan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman (pasal 5). Sudahkan keempat hal ini t ercapai di embarkasi Polonia Medan? Jika ada yang belum t ercapai, t olong j elaskan fakt or-fakt or penyebabnya! Jika sudah t ercapai, t olong uraikan f akt or-fakt or pendukungnya!

17. Menurut hemat Bapak/ Ibu, f akt or apakah yang paling ut ama menyebabkan unsur PPIH embarkasi Polonia Medan melaksanakan t ugasnya dengan baik? Apakah karena sesuai ket ent uan t ugas sebagai pegawai negeri/ pet ugas negara, at au lebih karena menyadari ini bagian dari ibadah membant u umat Islam melaksanakan rukun Islam kelima?

18. Adakah di ant ara unsur PPIH embarkasi Polonia Medan yang melakukan pelanggaran t erhadap ket ent uan yang t erdapat j uklak/ prot ap?

19. Tindakan dan/ at au hukuman apakah yang dij at uhkan kepada mereka yang melakukan pelanggaran t ersebut ?

20. Set elah t erlibat dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haj i di embarkasi Polonia Medan, saran dan rekomendasi apakah yang Bapak/ Ibu ingin kemukakan unt uk memperbaiki kinerj a PPIH ini di masa mendat ang?

21. Para j amaah haj i adalah konsumen, dan sebagai konsumen sesuai dengan UU No. 8 t ahun 1999 t ent ang Perlindungan Konsumen, j amaah haj i memiliki sembilan hak konsumen (pasal 4). Sudahkah para j amaah haj i embarkasi Polonia Medan t elah mendapat kan hak- hak t ersebut ?

LAMPIRAN I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999

TENTANG

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang :

a. bahwa negara Republik Indonesia menj amin kemerdekaan warga negaranya unt uk beribadah menurut agamanya masing-masing;

b. bahwa ibadah haj i merupakan rukun Islam kelima yang waj ib dilaksanakan oleh set iap orang Islam yang mampu menunaikannya;

c. bahwa upaya penyempurnaan sist em dan manej emen penyelenggaraan ibadah haj i perlu t erus dit ingkat kan agar pelaksanaan ibadah haj i berj alan aman, t ert ib, dan lancar sesuai dengan t unt ut an agama;

d. bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c perlu dibent uk Undang-undang t ent ang Penyelenggaraan Ibadah Haj i.

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945; 2. Ket et apan Maj elis Permusyawarat an Rakyat Nomor X/ MPR/ 1998 t ent ang

Pokok-pokok Reformasi Pembangunan dalam rangka Penyelamat an dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Negara;

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 t ent ang Keimigrasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3474);

5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 t ent ang Lalu Lint as dan Angkut an Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Tahun 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480).

6. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 t ent ang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481); 7. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 t ent ang Pelayaran (Lembaran Negara

Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493);

8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 t ent ang Kesehat an (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

Dengan perset uj uan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menet apkan :

UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Warga negara adalah warga negara Republik Indonesia; 2. Pemerint ah adalah Pemerint ah Republik Indonesia;

3. Ibadah haj i adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewaj iban bagi set iap orang Islam yang mampu menunaikannya;

4. Penyelenggaraan ibadah haj i adalah rangkaian kegiat an yang meliput i pembinaan, pelayanan, dan perlindungan pelaksanaan ibadah haj i;

5. Calon j emaah haj i adalah warga negara yang beragama Islam, memenuhi syarat dan t elah mendaft arkan diri unt uk menunaikan ibadah haj i sesuai dengan ket ent uan undang-undang ini;

6. Jemaah haj i adalah j emaah yang sedang aau yang t elah selesai menunaikan ibadah haj i pada musim haj i t ahun yang bersangkut an;

7. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haj i, yang selanj ut nya disebut BPIH, adalah sej umlah dana yang harus dibayar oleh calon j emaah haj i unt uk menunaikan ibadah haj i;

8. Pembinaan ibadah haj i adalah rangkaian kegiat an yang mencakup penerangan, penyuluhan, dan pembimbingan t ent ang ibadah haj i;

9. Pelayanan kesehat an adalah pemeriksaan, perawat an dan pemeliharaan kesehat an calon j emaah haj i dan j emaah haj i;

10. Paspor haj i adalah paspor yang diberikan kepada calon j emaah haj i dalam menunaikan ibadah haj i;

11. Akomodasi adalah t empat penginapan at au pengasramaan sebagai penampungan sement ara pada wakt u j emaah haj i di t empat embarkasi dan/ at au di t empat debarkasi dan pemondokan selama berada di Arab Saudi; 12. Transport asi adalah pengangkut an j amaah haj i mulai dari t empat embarkasi, selama berada di Arab Saudi dan pemulangan kembali ke t empat embarkasi asal di Indonesia;

13. Musim haj i adalah j angka wakt u yang dit et apkan oleh Pemerint ah dalam rangka penyelenggaraan ibadah haj i;

14. Penyelenggara Ibadah Haj i Khusus adalah penyelenggara ibadah haj i dengan pelayanan khusus;

15. Ibadah umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haj i;

16. Dana Abadi Umat adalah sej umlah dana yang diperoleh dari hasil efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haj i dan dari sumber lain;

17. Ment eri adalah Ment eri yang ruang lingkup t ugas dan t anggung j awabnya meliput bidang agama.

Pasal 2

Set iap warga negara yang beragama Islam mempunyai hak unt uk menunaikan ibadah haj i.

Pasal 3

Pemerint ah berkewaj iban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan fasilit as, kemudahan, keamanan dan kenyamanan yang diperlukan oleh set iap warga negara yang menunaikan ibadah haj i.

BAB II