dengan nasabah segmen kredit
korporasi untuk mencapai tujuan
pertumbuhan jangka panjang yang
berkelanjutan
Pada tahun 2013, BCA mencatat peningkatan permintaan kredit dari nasabah korporasi di semua sektor industri, sehingga mendorong pertumbuhan kredit korporasi yang lebih tinggi dari perkiraan semula. Kredit korporasi tumbuh 21,5% dari Rp 84,8 triliun pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 103,1 triliun pada akhir tahun 2013. BCA mengelola pertumbuhan portofolio kredit korporasi yang tinggi ini dengan fokus kepada para nasabah yang telah menjalin hubungan baik dengan BCA. Terutama di semester kedua 2013, BCA juga menaikkan suku bunga sejalan dengan kondisi pasar dan kebijakan moneter yang ketat Bank Indonesia.
Pertumbuhan Portofolio yang Berkualitas
Hubungan dengan para nasabah adalah fokus utama Perbankan Korporasi. Memanfaatkan posisi likuiditas yang solid, BCA berkomitmen untuk mendukung nasabah korporasi dalam menghadapi ketatnya likuiditas sektor perbankan maupun pasar surat hutang. Bank mengutamakan penyaluran kredit secara hati-hati kepada para nasabah berkualitas yang telah menjalin hubungan baik dan merupakan institusi terkemuka di sektor industrinya.
Portofolio kredit investasi meningkat 25,4% menjadi Rp 51,6 triliun pada akhir tahun 2013, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 17,9% menjadi Rp 51,5 triliun di tahun 2013. Melalui pemantauan secara seksama dan perhatian penuh terhadap manajemen risiko, di tahun 2013 rasio kredit bermasalah (NPL) portofolio kredit korporasi dapat terjaga pada level 0,1%.
Portofolio Kredit Korporasi
(dalam miliar Rupiah)
2011 56.243 15.543 71.786 2013 89.017 14.065 103.082 2012 73.158 11.657 84.815 ValutaAsing Rupiah
Kredit Korporasi berdasarkan Penggunaan
(dalam miliar Rupiah)
2011 28.307 43.479 71.786 2013 51.632 51.450 103.082 2012 41.185 43.630 84.815 Modal Kerja Investasi
Tingginya permintaan nasabah korporasi terhadap kredit investasi dan modal kerja terus berlanjut dan mencerminkan peluang bisnis di tahun 2013 maupun keyakinan terhadap prospek di masa depan. Dengan membina hubungan baik dengan nasabah korporasi melalui kerja sama yang erat dan memperhatikan kebutuhan finansial mereka, Perbankan Korporasi BCA meletakkan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Pemberian kredit investasi yang ada saat ini diharapkan dapat menciptakan permintaan akan kredit modal kerja, trade finance, dan beragam layanan perbankan lainnya di masa mendatang.
Sebagian besar kredit korporasi adalah kredit dalam mata uang Rupiah, yaitu 86,4% terhadap total, sedangkan sisanya 13,6% merupakan kredit dalam valuta asing. Komposisi ini mencerminkan standar kehati-hatian BCA dalam menyalurkan kredit yang dirancang untuk mengurangi potensi risiko fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US Dollar. Selain itu BCA sejak lama menerapkan kebijakan penyaluran kredit US Dollar hanya kepada nasabah korporasi dengan pendapatan utamanya dalam mata uang US Dollar. Kebijakan tersebut sejalan dengan batasanpenyalurankreditdalamUSDollaryang ketat untuk seluruh sektor, serta sesuai dengan keunggulan pendanaan CASA BCA dalam mata uang Rupiah yang stabil.
Portofolio kredit korporasi dikelola secara terdiversifikasi dengan batasan yang ketat untuk setiap sektor industri. Selanjutnya, kami membatasi limit eksposur kredit per grup dan lini bisnis. Pada tahun 2013, kredit korporasi tumbuh hampir di seluruh sektor industri termasuk perkebunan dan pertanian, telekomunikasi, bahan kimia dan plastik, pembiayaan konsumer, serta transportasi dan logistik. Pada akhir tahun 2013, BCA membatasi pinjaman pada sektor-sektor tertentu dalam upaya menekan laju pertumbuhan di area-area yang dianggap sudah tumbuh terlalu tinggi.
Kredit Sindikasi
Pada tahun 2013, BCA secara aktif terlibat dalam pasar kredit sindikasi Indonesia dengan berpartisipasi sebagai lead arranger, koordinator, dan partisipan dalam berbagai program pembiayaan kredit sindikasi. Dengan permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, kapasitas yang besar serta kemampuan teknis yang baik, BCA merupakan salah satu dari sedikit bank di Indonesia yang mampu menyediakan fasilitas kredit sindikasi.
Pada tahun 2013, BCA berpartisipasi dalam kredit sindikasi sejumlah Rp 13,3 triliun, di mana porsi BCA sebesar Rp 3,6 triliun terutama pada sektor infrastruktur, transportasi, dan konstruksi. Kesepakatan yang dibuat BCA di tahun 2013 antara lain pembiayaan sindikasi untuk i) PT PLN (Persero), perusahaan listrik milik negara, yang digunakan untuk belanja modal tahun 2013/2014 dalam mendukung usaha pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat Indonesia; ii) PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk, perusahaan penerbangan milik negara, yang digunakan untuk membiayai kebutuhan umum; iii) PT Greenland Rajawali Utama untuk membiayai property landmark di Jakarta, dan iv) sebuah konsorsium, PT Nusa Raya Cipta dan PT Karabha Gryamandiri, untuk mendukung pembangunan proyek jalan tol sepanjang 116 km yang menghubungkan Cikampek dan Palimanan, merupakan perpanjangan dari jalan tol Jakarta - Cikampek, salah satu ruas jalan tol yang
memiliki lalu lintas terpadat di Indonesia. Jalan tol Cikampek - Palimanan ini merupakan bagian utama dari rencana jalan tol Trans-Jawa.
Mempererat Hubungan dan Membangun Komunitas
Para bankir BCA secara aktif mencari upaya dalam membina hubungan dengan nasabah dan meningkatkan pengalaman perbankan para nasabah dengan BCA. Dalam beberapa tahun terakhir ini BCA fokus menciptakan jaringan komunitas bisnis di mana BCA membangun hubungan antar nasabah dengan memanfaatkan jaringan BCA yang tersebar di seluruh Indonesia untuk membangun komunitas bisnis yang kooperatif dan mendukung pengembangan bisnis.
Dengan demikian, interaksi yang terbentuk antara nasabah korporasi BCA dengan perusahaan- perusahaan dalam rantai nilai usahanya (value
Sektor Industri 2013 2012
Perkebunan dan Pertanian 10,7% 10,9%
Telekomunikasi 7,8% 8,3%
Bahan Kimia dan Plastik 7,6% 4,6%
Pembiayaan Konsumer 7,5% 7,4%
Transportasi dan Logistik 6,7% 5,6%
Pembangkit Listrik 5,8% 4,6%
Jasa Keuangan* 5,7% 6,8%
Makanan dan Minuman 4,1% 3,6%
Bahan Bangunan dan Konstruksi Lainnya 4,1% 4,2%
Properti dan Konstruksi 3,8% 4,0%
Total 63,8% 60,0%
* Termasuk fasilitas kredit kepada bank lain
chain) akan menciptakan komunitas yang dapat terus berkembang secara mandiri sehingga pada akhirnya membentuk hubungan yang lebih erat antara BCA dengan komunitas-komunitas tersebut. Pada tahun 2013, BCA mempertemukan para nasabah dari semua tingkat value chain
melalui sejumlah kegiatan networking, terutama di industri telekomunikasi. Sebagai contoh, kegiatan komunitas telekomunikasi mengundang beragam peserta seperti para pengusaha manufaktur telepon selular, penyedia layanan telekomunikasi, dan para pemasoknya.
Bekerjasama dengan jaringan nasabah yang saling terhubung, BCA memperoleh kemudahan untuk menjangkau lebih banyak nasabah secara langsung dalam menawarkan solusi-solusi perbankan, seperti fasilitas kredit modal kerja, kredit investasi, trade finance, layanan valuta asing, deposito, produk pasar modal, maupun layanan cash management.
Selama bertahun-tahun, BCA telah berhasil mewujudkan keberadaan layanan perbankan secara komprehensif pada berbagai komunitas strategis, khususnya pada jaringan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan toko swalayan (minimarket). BCA juga menyediakan fasilitas transaksi bagi para nasabah individu penggunajasajaringanSPBUdantokoswalayan melalui produk-produk penyelesaian pembayaran BCA, termasuk Kartu Kredit dan Debit BCA, serta Flazz, kartu pembayaran mikro non-tunai. Penyediaan platform penyelesaian pembayaran
dan cash management yang telah disesuaikan
bagi komunitas-komunitas ini dapat menciptakan interkoneksitas yang lebih tinggi diantara para nasabah korporasi, pemasok (vendor) utama mereka, dan BCA. Dengan peran BCA yang penting sebagai penyedia layanan transaksi perbankan, maka korporasi dan para pemasok mendapat kemudahan dalam mengontrol aktivitas penyelesaian pembayarannya sehari- hari sehingga pengelolaan uang tunai dapat berjalan lebih efisien.
BCA akan terus meningkatkan infrastruktur
cash management dan kemampuan interface
sistemnya sehingga dapat berinteraksi dengan sistem penyelesaian pembayaran yang dimiliki para nasabah korporasi pada komunitas dan industri yang menjanjikan. Pengembangan jaringan value chain ini mendukung bisnis untuk tumbuh lebih besar serta memastikan kemampuan BCA dalam mendapatkan peluang- peluang pertumbuhan yang berkelanjutan. Melalui pendekatan value chain ini, BCA dapat melihat berkembangnya inisiatif cross-selling
dan kerja sama antara Perbankan Korporasi, Perbankan Komersial dan UKM, Grup Tresuri & Internasional, dan Grup Cash Management. BCA senantiasa mencari solusi terbaik dan menyeluruh bagi para nasabah pada setiap tingkatan
value chain. Disetiap terbentuknya komunitas
bisnis baru, BCA melihat peluang penyaluran kredit tumbuh bersama dengan meningkatnya permintaan produk-produk transaksi dan pendanaan yang berbasis transaksi.
Melangkah ke Depan
Pada tahun 2014, Perbankan Korporasi BCA akan terus mencari peluang baru dalam industri- industri yang sedang berkembang serta membangun lebih banyak jaringan komunitas pada industri tertentu. Pengawasan seksama terhadap harga-harga komoditi, tren permintaan dan kondisi ekonomi global akan menciptakan peluang bagi Perbankan Korporasi untuk menyalurkan kredit pada segmen-segmen industri yang menjanjikan tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian.
2014 merupakan tahun pemilihan umum di Indonesia. BCA memperkirakan akan ada beberapa stimulus terhadap konsumsi domestik selama berlangsungnya putaran pemilihan umum. Kami juga mengantisipasi adanya penurunan optimisme pasar hingga pemilihan umum selesai.
Salah satu inisiatif utama jangka panjang dalam memasuki tahun 2014 adalah pengembangan pembiayaan melalui value chain. Melalui perluasan jaringan komunitas dan pengembangan fasilitas-fasilitas baru, Perbankan Korporasi bersama dengan unit-unit bisnis BCA lainnya, dapat melanjutkan pengembangan portofolio kredit dan memperluas akses terhadap produk- produk BCA.
Di tahun 2014, BCA akan terus mengeksplorasi berbagai peluang pada arus perdagangan inter-Asia dengan adanya kesepakatan diberlakukannya Komunitas Masyarakat Ekonomi
ASEAN mulai 2015 mendatang. BCA optimis bahwa dengan semakin luasnya profil Indonesia di kawasan regional ASEAN, akan lebih banyak lagi investor-investor dari wilayah Asia yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal ini, BCA mempersiapkan diri untuk memperluas hubungan yang berkualitas dengan para korporasi di ASEAN dan partner lokal mereka dalam upaya untuk mengembangkan ataupun mendirikan bisnis baru di Indonesia.