Dana Pihak Ketiga
(dalam miliar Rupiah)
74.418 2011 172.990 76.020 73.016 2012 200.802 96.456 86.591 2013 219.738 103.157 Deposito Giro Tabungan
Portofolio Kredit Komersial dan UKM
(dalam miliar Rupiah)
73.044 2013 47.673 59.295 2012 42.366 44.710 2011 34.309 Komersial UsahaKecildanMenengah(UKM)
dan menyediakan layanan sesuai harapan para nasabah yang jumlahnya semakin bertambah. BCA memiliki lebih dari 12 juta rekening nasabah pada akhir tahun 2013.
Untuk memfasilitasi transaksi nasabah yang secara rata-rata mencapai lebih dari delapan juta transaksi per hari, Perbankan Cabang melakukan investasi signifikan dalam teknologi informasi dan pelatihan karyawan, dengan fokus memperdalam pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan meningkatkan hubungan dengan nasabah. Dengan prioritas pada pelatihan dan pengembangan keterampilan tersebut,
customer engagement menjadi salah satu
budaya bagi karyawan frontliners.
BCA terus meningkatkan kemudahan akses bagi nasabah dengan memperluas jaringan melalui cabang-cabang dan jaringan elektronik. Pada tahun 2013, BCA membuka 51 cabang baru sehingga total menjadi 1.062 cabang secara nasional. Selain itu, BCA menambah 2.022 ATM sehingga total keseluruhan mencapai 14.048 unit, termasuk tambahan 298 mesin setoran tunai
(Cash Deposit Machine - CDM) sehingga total
CDM mencapai 1.869 unit. BCA juga memperluas jaringan merchant dengan menempatkan lebih banyak Electronic Data Capture (EDC) di berbagai area komersial di Indonesia yang memiliki jumlah dan frekuensi transaksi pembayaran yang tinggi. Meningkatnya jumlah EDC dilengkapi dengan instalasi mesin pembayaran mikro - Flazz di sejumlah merchant strategis dengan frekuensi pembayaran mikro yang tinggi, seperti jaringan toko ritel, supermarket, lokasi parkir dan transportasi kereta api commuter di Jakarta. Jumlah transaksi melalui mesin ATM, EDC dan Flazzseluruhnyamencapaiangkayangsemakin tinggi di tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa BCA terus memperkuat keberadaannya di bisnis perbankan transaksi. Pada tahun 2013 jumlah transaksi tumbuh signifikan secara keseluruhan melalui kantor cabang, ATM, serta
mobile dan internet banking, mencapai lebih
dari 2,9 miliar transaksi dibandingkan 2,6 miliar transaksi di tahun 2012. Nilai transaksi terus bertumbuh di seluruh jaringan layanan tersebut. Peningkatan fungsionalitas dan penyempurnaan integrasi multi-channel merupakan langkah penting agar semakin banyak nasabah tertarik menggunakan saluran elektronik BCA. Secara khusus, langkah signifikan telah dilakukan untuk meningkatkan integrasi internet dan
mobile banking ke dalam satu platform melalui pengembangan BCA Mobile. Dari kaca mata nasabah, interface yang terpadu ini telah menciptakan transaksi internet dan mobile
BCA melakukan upaya khusus dalam mengembangkan aplikasi BCA Mobile yang dapat berfungsi pada berbagai smartphone dan
tablet populer, termasuk Apple iOS, Android, dan
BlackBerry, yang banyak digunakan oleh kelas menengah Indonesia yang sedang bertumbuh. Sebuah inisiatif layanan baru, yang disebut “Info BCA”, diluncurkan pada tahun 2013 untuk melengkapi fungsi BCA Mobile. BCA Mobile fokus pada transaction engine sedangkan Info BCA menampilkan informasi promosi-promosi, formulir aplikasi kartu kredit dan informasi produk dan layanan, termasuk fitur pintar untuk mengetahui lokasi cabang dan ATM terdekat, berguna bagi nasabah yang sedang bepergian. Di tahun 2013, BCA terus membangun perangkat
e-commerce, BCA KlikPay. Nasabah mulai
memanfaatkan sistem pembayaran melalui
internet yang mudah dan aman ini. Di tahun 2013,
terdapat 121,9 ribu rekening nasabah yang telah terhubung dengan e-commerce dimaksud serta
116 merchant berbasis web, dibandingkan 34,6
ribu jumlah rekening nasabah dan 33 merchant
di tahun 2012.
Dalam era pertumbuhan transaksi perbankan elektronik, nasabah seringkali membutuhkan bantuan petugas ketika melakukan pembayaran atau pengiriman uang. Halo BCA, layanan
call center 24 jam BCA, memberikan bantuan
nasabah secara tepat waktu, sehingga dapat membangun kepercayaan nasabah terhadap BCA dan mendorong penggunaan berbagai layanan BCA lainnya. Hal ini mendukung upaya Bank untuk lebih mengembangkan produk dan layanannya.
Meskipun penggunaan layanan perbankan elektronik terus meningkat, kantor cabang tetap menjadi komponen penting dalam bisnis perbankan transaksi dan memberikan kontribusi terbesar dilihat dari nilai transaksi pada semua jaringan layanan BCA. Bank meningkatkan penyediaan layanan transaksi untuk berbagai segmen nasabah yang berbeda dengan menciptakan layanan bernilai tambah yang sesuai dengan segmen tertentu. Bank menyediakan BCA Prioritas untuk segmen mass-affluent, BCA Solitaire untuk segmen high net-worth individual
dan BCABIZZ untuk nasabah pemilik bisnis.
2013 2012
Kantor Cabang (termasuk kantor kas) 1.062 1.011
ATM 14.048 12.026
Jumlah Jaringan Layanan (unit)
Transaksi Melalui Jaringan Layanan Utama
2013 2012
Cabang
Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 186,7 188,0
Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 15.199,8 13.811,2
ATM
Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 1.461,5 1.212,2
Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 1.540,9 1.282,0
Internet Banking
Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 895,9 888,4
Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 4.731,8 3.599,0
Mobile Banking
Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 408,1 308,6
Selain kantor cabang dengan waktu operasional normal, weekend banking BCA yang beroperasi di beberapa pusat perbelanjaan telah menjadi suatu kebutuhan bagi komunitas tertentu yang lebih memilih untuk melakukan aktivitas perbankan di luar hari kerja.
Jumlah transaksi uang tunai tetap tinggi pada tahun 2013. Selama bertahun-tahun BCA senantiasa berinovasi terhadap cara melayani transaksi berbasis uang tunai dengan lebih baik. Layanan Tunai BCA di jaringan toko-toko ritel terus memberikan kemudahan bagi nasabah dalam penarikan uang tunai. Jaringan mesin setoran tunai (Cash Deposit Machines - CDM) telah diperluas guna mengurangi antrian setor tunai di cabang-cabang BCA. Agar pengelolaan uang kas menjadi lebih efisien, pada tahun 2013 BCA meluncurkan proyek percontohan untuk mengubah CDM menjadi Cash Recycling
Machine, yang menambah fungsi CDM sebagai
mesin tarik tunai. Pada tahun 2013 BCA juga menambah kantor kas keliling menjadi 17 unit dari 13 unit di tahun 2012.
Dana Pihak Ketiga
Dana CASA BCA naik 8,6% menjadi Rp 322,9 triliun pada akhir 2013 dari Rp 297,3 triliun pada akhir tahun sebelumnya. CASA tetap menjadi kontributor terbesar total dana pihak ketiga BCA, yaitu sebesar 78,9% di akhir tahun 2013. Dana tabungan memberikan kontribusi 68,1% terhadap dana CASA BCA, sedangkan sisanya sebesar 31,9% merupakan dana giro.
Produk tabungan “Tahapan” yang memberikan kapabilitas dan akses luas dalam bertransaksi melalui multi-channel, tetap menjadi produk tabungan BCA yang paling popular dengan tahapan Gold yang ditujukan bagi nasabah individu mass-affluent sekaligus pemilik bisnis, serta Tahapan Xpresi untuk nasabah di bawah usia 25 tahun, dengan memanfaatkan brand image
Bank yang kuat. Kampanye pemasaran yang efektif pada tahun 2013 dikembangkan sejalan dengan evolusi gaya hidup terkini. Bank telah terhubung dengan media sosial untuk berinteraksi
dengan masyarakat dan meningkatkan kedekatan dengan nasabah. Twitter BCA memiliki 90 ribu pengikut (followers), dan facebook BCA memiliki sejumlah 220 ribu like. Acara variety show di televisi, Gebyar BCA, juga tersedia pada media sosial melalui jaringan internet.
Untuk menghadapi ketatnya persaingan penghimpunan dana di tengah peningkatan suku bunga, melebarnya perbedaan antara bunga CASA dan deposito, serta pengetatan likuiditas perbankan, selama tahun 2013 BCA secara aktif menaikkan suku bunga produk deposito. Strategi ini berhasil memperkuat dana pihak ketiga BCA secara keseluruhan. Deposito tumbuh 18,6% dari Rp 73,0 triliun pada tahun 2012 menjadi
Rp 86,6 triliun pada tahun 2013. Dengan demikian, total dana pihak ketiga meningkat 10,6% menjadi Rp 409,5 triliun pada 2013 dari Rp 370,3 triliun pada 2012.
Cash Management
Guna meningkatkan daya saing di bidang perbankan transaksi, BCA mengembangkan solusi
cash management untuk memenuhi kebutuhan
spesifik nasabah bisnis yang lebih besar. Bank berupaya untuk terus hadir di berbagai industri tanah air dan membidik sejumlah industri yang terutama memiliki jangkauan value chain, sehingga dapat memperkuat bisnis BCA di bidang perbankan transaksi.
Salah satu cara untuk melakukan penetrasi ke suatu industri adalah dengan menyediakan
interface yang bersifat customized dan
terintegrasi. Melalui sistem yang dimiliki oleh BCA, sistem cash management suatu perusahaan dapat terhubung ke para pelanggannya. Dengan mengakses solusi cash management
BCA, perusahaan meningkatkan kemampuan pengelolaan arus kas dan pembayaran antara perusahaan, pemasok (vendor) dan pelanggannya. Hal tersebut memberikan kontrol yang lebih baik bagi semua pihak terkait dan menjamin solusi cash management yang efisien dan mudah digunakan.
BCA menawarkan layanan Business to Business
(B2B) dan Business to Consumer (B2C) melalui
internet banking. Selain itu, penggunaan layanan
virtual account BCA yang merupakan salah
satu fitur cash management, terus meningkat mencapai hampir 1.000 perusahaan di tahun 2013.
Beberapa komunitas yang sudah terhubung melalui cash management dan layanan solusi bisnis BCA diantaranya adalah Komunitas Pasar Modal, Komunitas Pasar Berjangka, Komunitas Minyak dan Gas yang dipimpin oleh perusahaan minyak negara Pertamina, Komunitas Semen,
dan Komunitas Telekomunikasi. Pada tahun 2013, jumlah perusahaan yang menggunakan solusi
cash management BCA mencapai lebih dari 3.000
perusahaan, meningkat rata-rata 18,6% setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir.
Penunjukan BCA sebagai salah satu dari lima bank penyelesaian pembayaran transaksi efek mempertegas kekuatan dan fleksibilitas sistem teknologi informasi BCA. Sistem BCA memenuhi persyaratan dan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta memberikan keyakinan investor dalam melakukan transaksi perdagangan. Pada Komunitas Pasar Modal, BCA telah mendapat lebih dari 50% pangsa pasar Rekening Investor pasar modal. Selain itu, sekitar 81% SPBU di Jakarta telah menjadimerchant
BCA dan sebagian besar melakukan pembayaran kepada principal mereka melalui sistem BCA.
Cash management BCA juga bersinergi dengan
beberapa bank asing untuk memberikan layanan bagi peritel modern milik perusahaan asing yang baru-baru ini memasuki pasar Indonesia.
Pencapaian BCA dalam memperluas layanan cash
management pada tahun 2013 kembali mendapat
pengakuan dari berbagai pihak, baik lokal maupun internasional. Hal tersebut terlihat dari sejumlah penghargaan yang diberikan kepada BCA pada tahun 2013, termasuk dari majalah AsiaMoney.
Cash management merupakan bagian dari sasaran
BCA dalam menyediakan solusi perbankan terpadu untuk nasabah dengan skala bisnis yang besar. Selain layanan cash management, BCA menyediakan akses bagi nasabah korporasi, komersialdanUKMuntukmendapatkanproduk pembiayaan distributor, pembiayaan supply chain, pembiayaan investasi dan fasilitas kredit guna memenuhi berbagai kebutuhan perbankan nasabah dan komunitasnya.
Komersial & UKM
Di tengah tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia pada tahun 2013, BCA menerapkan sejumlah kebijakan penyaluran kredit yang hati- hati. Pemberian fasilitas kredit diprioritaskan bagi debitur yang memiliki prospek menjanjikan dan telah memiliki hubungan baik dengan Bank. BCA juga memperkuat standar pemberian kredit, terutama pada semester kedua 2013. Kualitas aset terus dipertahankan dengan rasio NPL kredit komersial dan UKM berada pada level yang rendah sebesar 0,6% di akhir tahun 2013.
Kredit UKM, yang dideinisikan sebagai kredit dengan plafon sampai dengan Rp 10 miliar, disalurkan melalui cabang dan didukung oleh
online dan centralized sistem penilaian aplikasi kredit dan sistem manajemen risiko kredit. Kredit komersial, yang didefinisikan sebagai kredit untuk kebutuhan usaha dengan plafon antara Rp 10 - 200 miliar, dikelola melalui proses yang terpusat di kantor wilayah melalui Sentra Bisnis Komersial.
Dengan mengandalkan jaringan cabang yang tersebar di kota-kota besar utama di Indonesia dan di pusat-pusat bisnis, BCA memiliki jangkauan yang luas untuk melayani nasabah Komersial & UKM. BCA menyediakan solusi perbankan kepada berbagai perusahaan terkemuka di industri perdagangan, manufaktur dan jasa, yang sebagian besar memiliki cakupan bisnis regional di Indonesia.
Dengan skala bisnis dan pangsa pasar yang dimiliki, BCA dapat membuka peluang bagi nasabah bisnis untuk saling bertemu melalui berbagai networking event. Nasabah sangat menghargai inisiatif pertemuan antar komunitas ini, dan BCA mendapat manfaat dari hubungan yang semakin kuat dalam jaringan komunitas bisnis tersebut. Perbankan Komersial dan UKM bekerja sama erat dengan tim Perbankan Korporasi BCA untuk meningkatkan inisiatif bisnis
value chain di berbagai industri, seperti segmen
pupuk, semen, dealer otomotif, distribusi ritel
dan consumer good.
Pengembangan lebih lanjut infrastruktur kredit di pusat-pusat bisnis komersial di seluruh Indonesia tetap merupakan program berkelanjutan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah komersial. Pada akhir tahun 2013, Bank memiliki 14 Sentra Bisnis Komersial yang terletak di berbagai pusat bisnis utama di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Semarang, Bandung dan Surabaya di Pulau Jawa maupun di kota-kota luar Jawa seperti Medan, Palembang, Makasar dan Denpasar.
Perekrutan dan pelatihan account officer
baru terus berlanjut di tahun 2013 untuk memenuhi peningkatan kebutuhan account
officer yang terampil. BCA juga terus melatih
karyawannya guna menyempurnakan tingkat layanan dan customer engangement, sekaligus mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan yang semakin kompetitif. Kredit komersial dan UKM memberi kontribusi cukup signifikan dengan porsi 38,6% terhadap total portofolio kredit BCA. Total kredit komersial & UKM mencapai Rp 120,7 triliun pada akhir 2013, meningkat 18,7% dari Rp 101,7 triliun pada akhir 2012. Kredit komersial dan UKM masing- masing tumbuh sebesar 23,2% menjadi Rp 73,0 triliun dan 12,5% menjadi Rp 47,7 triliun. Kredit komersial berkontribusi 60,5% dari total portofolio komersial&UKM,sementara39,5%merupakan porsi kredit UKM. Pelemahan perekonomian Indonesia di masa depan dapat menyebabkan pelemahan permintaan atas kredit produktif. Keunggulan BCA di bidang perbankan transaksi dan pendanaan akan menjadi kekuatan utama dalam kondisi tersebut.
Perbankan Syariah
Pada 2013, BCA Syariah mengambil peran lebih besar dalam upaya BCA untuk memenuhi kebutuhan nasabah di luar layanan perbankan konvensional. BCA Syariah menyediakan solusi perbankan kepada para nasabah yang membutuhkan layanan perbankan Syariah.
Sejak diluncurkan pada tahun 2010, BCA Syariah terus mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga dan pembiayaan, maupun peningkatan jumlah nasabah serta pengembangan infrastruktur. Dalam mengembangkan jaringan syariah, BCA Syariah juga merancang dan membangun Unit Layanan Syariah, suatu konsep outlet yang lebih praktis dan berlokasi di cabang BCA. Di tahun 2013, BCA Syariah menambah 4 Unit Layanan Syariah di Bekasi, Sidoarjo, Gresik dan Semarang untuk melengkapi 30 cabang (termasuk 18 Unit Layanan Syariah) yang telah ada di wilayah Jabodetabek dan Jawa.
Dana pihak ketiga BCA Syariah tumbuh 34,2% menjadi Rp 1,7 triliun, sedangkan total pembiayaan Syariah tumbuh 41,1% menjadi Rp 1,4 triliun pada tahun 2013. Rasio pembiayaan bermasalah tetap terjaga pada tingkat yang rendah sebesar 0,1%.
BCA Syariah melengkapi bisnis-bisnis BCA dengan menjajaki peluang-peluang baru melalui proyek percontohan di segmen pembiayaan mikro UKM. Proyek ini terus dievaluasi dan ditingkatkan dari aspek strategi, kebijakan, prosedur dan pelaksanaan. Sebagai sebuah negara mayoritas muslim dengan populasi lebih dari 250 juta pendukung, prospek masa depan perbankan Syariah tetap menjanjikan.
Menatap Ke Depan
Perbankan Cabang terus memperluas penawaran dan jangkauan layanan dengan berlandaskan pada upaya yang telah dibangun di tahun-tahun sebelumnya dan dalam kerangka memperdalam hubungan dengan nasabah.
Perbankan Cabang akan meningkatkan fungsionalitas serta menyempurnakan integrasi semua channel transaksi, serta tetap mengembangkan produk dan layanan baru untuk memenuhi kebutuhan finansial dan transaksi nasabah. Perbankan Cabang selalu mengutamakan kenyamanan dan keamanan nasabah di setiap kegiatannya.
Perbankan Cabang akan berupaya untuk memaksimalkan efisiensi proses, dengan secara khusus fokus pada penyempurnaan proses aplikasi kredit. Ke depannya, BCA akan terus berinvestasi di Sentra Bisnis Komersial, memperkokoh sistem manajemen risiko dan meningkatkan standar layanan untuk memenuhi ekspektasi nasabah BCA.
Mengantisipasi fluktuasi kondisi perekonomian global pada tahun depan, BCA akan tetap mendukung para nasabah dan terus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia.