BCA di bidang perbankan transaksi
serta menjadi mitra bisnis terpercaya
dalam memenuhi kebutuhan para
nasabah di masa yang kurang stabil
seperti saat ini
Djohan Emir Setijoso
Tonny Kusnadi Komisaris
Raden Pardede Komisaris Independen
kiri ke kanan
menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kinerja pertumbuhan tertinggi di antara ekonomi-ekonomi utama dunia. Sepanjang tahun 2013 realisasi investasi langsung dari luar maupun dalam negeri tumbuh signifikan, menggambarkan tingkat keyakinan terhadap prospek jangka panjang ekonomi dan stabilitas politik Indonesia.
Pada tahun 2013, Indonesia dihadapkan pada kondisi perekonomian yang kurang kondusif. Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan perekonomian global maupun perekonomian utama Asia, yaitu Cina dan India. Lemahnya perekonomian global telah berdampak negatif terhadap harga komoditas ekspor unggulan sehingga menyebabkan penurunan kinerja neraca perdagangan Indonesia. Melemahnya kinerja ekspor terjadi bersamaan dengan tingginya aktivitas impor, khususnya minyak dan gas bumi. Ketidakseimbangan neraca perdagangan ini telah menciptakan defisit transaksi berjalan sejak triwulan ke empat tahun 2011 yang berlanjut sampai akhir tahun 2013.
Djohan Emir Setijoso Presiden Komisaris Sigit Pramono Komisaris Independen Cyrillus Harinowo Komisaris Independen
Selain tingginya defisit transaksi berjalan, Indonesia juga menghadapi ketidakstabilan aliran dana dari pasar uang global sebagai dampak dari rencana pengurangan quantitative easing oleh bank sentral Amerika Serikat. Dalam beberapa tahun terakhir, pasar negara berkembang termasuk Indonesia, menikmati masuknya aliran dana investasi portofolio global. Walaupun demikian, aliran dana ini bersifat volatile dan terkait langsung oleh proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Pembalikan arus dana tersebut dan membesarnya defisit transaksi berjalan berakibat pada volatilitas nilai tukar Rupiah. Sejak akhir tahun 2012, nilaiRupiahterhadapUSDollarmelemah 20,9% dimana depresiasi tersebut terjadi terutama pada paruh ke dua tahun 2013. Untuk mengatasi pembengkakan deisit transaksi berjalan, pada tahun 2013 Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan fiskal secara prudent yang berdampak signifikan melalui pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Pengurangan subsidi ini terjadi bersamaan dengan tingginya tingkat konsumsi domestik dan meningkatnya biaya impor akibat pelemahan nilai tukar Rupiah. Faktor-faktor tersebut memicu kenaikan harga-harga barang pada semester kedua tahun 2013, sehingga pada akhir tahun, tingkat inflasi mencapai 8,4%, meningkat signifikan dari 4,3% pada tahun 2012. Untukmerespondeisittransaksiberjalan, tekanan inflasi dan ketidakstabilan nilai tukar, Bank Indonesia mengambil langkah
prudent dengan menaikkan tingkat suku
bunga dan mengarahkan Rupiah ke tingkat keseimbangan baru sejalan dengan nilai fundamental ekonomi. Tingkat suku bunga
acuan Bank Indonesia naik sebesar 175 bps di tahun 2013. Secara keseluruhan, kebijakan moneter yang ketat dari Bank Indonesia bertujuan untuk menurunkan laju pertumbuhan kredit, guna mencegah overheating perekonomian nasional, serta memperkuat cadangan likuiditas sektor perbankan. Dalam beberapa tahun terakhir, kredit perbankan tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga, sehingga menyebabkan pengetatan cadangan likuiditas perbankan pada tahun 2013. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga
(Loan to Deposit Ratio – LDR) sektor
perbankan tercatat sebesar 89,7% per Desember 2013 dibandingkan 74,6% pada lima tahun yang lalu. BCA optimis bahwa Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik.
Dewan Komisaris Menghargai Langkah Manajemen dalam Menghadapi Kondisi Perekonomian yang Kurang Stabil
Di tahun 2013, BCA menerapkan langkah independen untuk merespon perkiraan perkembangan makro ekonomi dengan menaikkan suku bunga, memperkuat prinsip kehati-hatian penyaluran kredit, mempertahankan kecukupan modal dan likuiditas yang sehat.
Untuk merespon volatilitas nilai tukar Rupiah, BCA menjaga posisi devisa neto yang konservatif serta menyediakan cadangan likuiditas mata uang asing yang mencukupi. Pelemahan mata uang Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan BCA. Dewan Komisaris merasa puas bahwa langkah-langkah
tersebut dilakukan secara berhati-hati guna memastikan posisi aset dan liabilitas yang sehat.
BCA fokus untuk tetap menjadi yang terdepan di bidang penyedia layanan transaksi perbankan. Dengan ditopang oleh tingginya jumlah rekening transaksi, berupa giro dan tabungan (CASA), BCA berhasil mempertahankan pangsa pasar CASA pada kisaran 16% sepanjang tahun 2013. Rekening CASA berkontribusi signifikan terhadap dana pihak ketiga dan memberikan substantial pricing advantage
atas biaya dana (cost of funds) yang memungkinkan BCA untuk tetap kompetitif dalam situasi ketidakstabilan ekonomi. Di tahun 2013, di tengah peningkatan suku bunga dan pengetatan likuiditas perbankan, BCA merespon kondisi tersebut dengan segera menaikkan suku bunga deposito sejak bulan Mei 2013. Langkah cepat tersebut ditempuh untuk menjaga posisi dana pihak ketiga dan memelihara posisi likuiditas yang sehat. Per 31 Desember 2013 rasio kredit terhadap dana pihak ketiga
(Loan to Deposit Ratio–LDR)BCAtercatat
sebesar 75,4%, berada pada kisaran rendah dibandingkan LDR perbankan Indonesia. Keberhasilan BCA menghadapi pengaruh negatif kondisi eksternal, terutama didukung oleh kemampuan Bank dalam menjaga kondisi likuiditas dan komposisi dana CASA yang berbunga rendah. Hal tersebut telah mendorong peningkatan portofolio kredit Bank secara keseluruhan. Sebagai bagian dari strategi Bank dalam mendukung kebutuhan nasabah dan sejalan dengan arah perekonomian yang menuju kepada keseimbangan baru, BCA telah menyalurkan kredit dengan lebih berhati-hati yang memprioritaskan
nasabah existing dan meningkatkan peran Bank sebagai mitra bisnis yang terpercaya dan dapat diandalkan.
Di tengah berbagai tantangan, aktivitas bisnis masih berjalan dengan cukup baik tercermin dari tingginya permintaan kredit investasi maupun peningkatan modal kerja pada semua sektor. Peluang penyaluran kredit telah dilakukan dengan memperhatikan risk appetite dan diversifikasi portofolio pada berbagai sektor industri. Total portofolio kredit BCA meningkat 21,6% di tahun 2013, sejalan dengan pertumbuhan kredit sektor perbankan.
Untuk mendukung efektivitas strategi pendalaman hubungan nasabah, manajemen BCA memperluas penawaran produk dan fokus dalam meningkatkan
customer engagement. Sepanjang
tahun 2013, BCA terus mengembangkan
platform penyelesaian pembayaran,
menyempurnakan proses perkreditan dan memperkuat aspek operasional anak-anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, pembiayaan kendaraan, perbankan Syariah dan sekuritas. Melalui anak-anak perusahaan tersebut, BCA dapat menawarkan produk yang lebih beragam kepada nasabah dengan kualitas dan layanan yang sesuai dengan yang diberikan oleh BCA.
Kinerja operasional tahun 2013 yang positif berhasil mendorong pertumbuhan Laba Bersih sebesar 21,6% dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing
Loans – NPL) sekitar 0,4% dan Rasio
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(Capital Adequacy Ratio – CAR) sebesar
target yang sehat. Sementara itu tingkat pengembalian atas aset (Return on Assets
– ROA) tercatat sebesar 3,8% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on
Equity–ROE)sebesar28,2%.
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Dewan Komisaris menjunjung tinggi pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance
- GCG) dan merasa bangga melihat BCA memperoleh penghargaan Best for
Disclosure & Transparency pada IICD
Conference and Corporate Governance
Awards 2013. Upaya yang dilakukan
oleh Direksi dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai etika telah menjadi bagian dari budaya BCA. Sepanjang tahun 2013, BCA secara seksama memantau praktik – praktik terbaik sebagai upaya untuk mencapai standar ASEAN Corporate
Governance Scorecard.
Sepanjang tahun 2013, Dewan Komisaris menjalin kerja sama dengan Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi, untuk memastikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah sesuai dengan standar kompetensi dan kualitas terbaik. Struktur yang kokoh disertai dengan pengawasan seksama terhadap seluruh area bisnis telah memungkinkan BCA memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabahnya dan menjaga profil risiko yang sehat.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Untuk meningkatkan peran BCA dalam masyarakat yang lebih luas, manajemen dan karyawan BCA melaksanakan berbagai upaya dan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility–CSR).ProgramCSRBCA,
terutama di bidang pendidikan, budaya dan kesehatan, berupaya membantu anggota masyarakat beserta keluarganya dan mempertegas komitmen jangka panjang untuk tumbuh lebih kokoh bersama masyarakat.
Kami merasa bangga bahwa komitmen BCA terhadap tanggung jawab sosial masyarakat terus meningkat seiring dengan pertumbuhan BCA. Dalam menentukan program-program baru, BCA memastikan bahwa tujuan program dapat dicapai dan memberi manfaat yang berkelanjutan.
Melangkah ke Depan
Kami memperkirakan kinerja perekonomian dan perdagangan global masih belum pulih secara cepat dan menyeluruh di tahun 2014. Oleh karena itu, kami tidak melihat kinerja perekonomian Indonesia dan aktivitas sektor perbankan akan tumbuh setinggi tahun-tahun sebelumnya. Tantangan bagi Direksi adalah untuk senantiasa waspada dalam menghadapi dampak permasalahan perekonomian yang berkelanjutan, terutama di Eropa, Amerika Serikat, serta perlambatan ekonomi utama Asia, yaitu Cina dan India.
Sebagai upaya dalam mendukung nasabah secara konsisten, BCA menjalin komunikasi efektif dengan mereka sehingga bersama-sama dapat menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian perekonomian. Semua pihak harus bekerja sama dalam upaya mencapai kesuksesan. Direksi berencana untuk tetap melakukan investasi infrastruktur perbankan, memperbaiki berbagai prosedur internal, mengembangkan platform bisnis anak-
anak perusahaan serta memperdalam hubungan baik dengan nasabah.
Perbaikan secara selektif pada beberapa industri dan wilayah tertentu, baik secara domestik maupun internasional, akan memberikan banyak kesempatan bagi Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif di tahun-tahun mendatang. Dewan Komisaris optimis bahwa ketika perekonomian kembali mendapatkan momentum yang lebih tinggi, BCA akan berada pada posisi yang kuat untuk menangkap berbagai peluang bisnis.
Tahun 2014 merupakan tahun Pemilihan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Di tengah peningkatan investasi bisnis dan tingginya kepercayaan investor selama tahun 2013, BCA akan tetap berhati- hati namun optimis, mengingat adanya ketidakpastian kondisi politik yang normal terjadi selama tahun pemilihan umum.
Kebijakan Dividen
BCA telah lama menerapkan kebijakan dividen dengan mendistribusikan porsi signifikan atas laba bersih kepada para pemegang saham setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Pembagian dividen ini
Djohan Emir Setijoso
Presiden Komisaris
bersifat fleksibel dan akan disesuaikan dengan mempertimbangkan posisi neraca, kebutuhan untuk bertumbuh maupun faktor strategis lainnya.
Penghargaan Tulus kepada Seluruh
Pemangku Kepentingan
Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap keberhasilan BCA di tahun 2013. Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada seluruh pemegang saham, mitra bisnis, para nasabah, para karyawan, baik di BCA maupun anak-anak perusahaannya, serta para pemangku kepentingan lainnya atas dukungan, kepercayaan dan loyalitasnya yang berkelanjutan. Demikian juga kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan para regulator, kami mengucapkan terima kasih atas arahan dan dukungan yang diberikan kepada sektor perbankan Indonesia maupun terhadap BCA.
Kami juga menghargai dedikasi dan dukungan yang diberikan oleh Direksi dan manajemen BCA, serta seluruh karyawan kami.
Jakarta, Maret 2014 Atas nama Dewan Komisaris,