yang beragam dalam memenuhi
kebutuhan para nasabahnya
Total Kredit Konsumer
(dalam miliar Rupiah)
2012 68.926 2013 86.984 2011 50.281
Portofolio Kredit Konsumer
(dalam miliar Rupiah)
28.032 2011 17.558 4.691 41.806 2012 20.689 6.431 52.949 2013 26.630 7.405
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kartu Kredit
kondisi perekonomian Indonesia. Portofolio KPR BCA meningkat 26,7% menjadi Rp 52,9 triliun pada akhir tahun 2013 dari Rp 41,8 triliun pada akhir tahun 2012. Portofolio KPR tercatat sekitar 17,0% dari total kredit dan 60,9% dari seluruh kredit konsumer BCA. Selain itu, jumlah rekening debitur KPR meningkat dari 77.265 rekening di akhir tahun 2012 menjadi 86.954 rekening di akhir tahun 2013.
Pada September 2013, Bank Indonesia menerapkan kebijakan yang ketat dalam penyaluran KPR dengan menurunkan rasio
Loan to Value kredit pembiayaan rumah kedua
dan selebihnya, serta membatasi pembiayaan rumah secara indent. Peraturan baru yang diperkenalkan pada triwulan terakhir tahun 2013 ini jauh lebih ketat dibandingkan kebijakan
Loan to Value pada triwulan kedua tahun
2012 yang sudah cukup ketat. Peraturan- peraturan baru ini diperkenalkan untuk mengendalikan pertumbuhan sektor properti yang telah meningkat cukup tinggi. Dengan penerapan peraturan-peraturan baru tersebut dan tren kenaikan tingkat suku bunga, permintaan KPR pada triwulan keempat 2013 tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Jumlah aplikasi yang diterima pada tahun 2013 adalah sebesar 36,6 ribu dibandingkan 42,6 ribu pada tahun 2012.
Tidak seperti bank-bank lain pada umumnya, mayoritas eskposur KPR BCA berasal dari
referral jaringan kantor cabang dimana KPR
tersebut ditujukan untuk membiayai properti rumah tinggal hunian (landed house) yang telah mapan. Sebaliknya KPR yang berasal dari referensi pengembang dan agen properti, untuk rumah-rumah baru yang sebagian besar bersifat
indent, memiliki porsi yang relatif lebih sedikit. Kondisi ini mendukung penjualan KPR BCA serta memperkuat komitmen Bank kepada para nasabah yang telah menjalin hubungan dengan BCA.
BCA menaikkan suku bunga KPR pada pertengahan tahun 2013 sesuai dengan kondisi pasar dan untuk menahan laju pertumbuhan kredit. Di akhir tahun 2013, tingkat suku bunga KPR dengan jangka waktu lima tahun adalah sebesar 9,5%, naik 100 bps dari 8,5% di akhir tahun 2012. Meskipun demikian, KPR BCA tetap kompetitif di pasar nasional. Selain itu, KPR juga berperan sebagai media cross-selling untuk produk kredit konsumer lainnya, sehingga dapat memfasilitasi hubungan yang lebih erat dengan nasabah maupun meningkatkan platform transaksi. BCA juga bekerja sama dengan 462 pengembang dan 594 agen properti sebagai bagian dari strategi pemasaran dalam memperkuat bisnis KPR, melengkapi akuisisi nasabah melalui jaringan cabang.
Dengan tingkat penetrasi yang rendah dan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah, KPR tetap merupakan bisnis yang menjanjikan untuk jangka panjang. Namun, sebagai respon terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi dan ketatnya peraturan, tahun 2014 merupakan tahun konsolidasi bagi bisnis KPR. Dalam jangka panjang, saat perekonomian kembali memasuki tahap ekspansi, BCA yakin bahwa KPR akan terus memberikan kontribusi bisnis yang lebih signifikan.
2013: Tahun yang Solid untuk Pembiayaan Kendaraan
Di tahun 2013, pasar kendaraan roda empat tumbuh sekitar 10% dibandingkan tahun 2012, melanjutkan tren pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini terus berlanjut di tahun 2013 walaupun terdapat kenaikan suku bunga di pertengahan tahun, kenaikan harga bahan bakar dan meningkatnya batasan uang muka minimum. Rekor tertinggi penjualan terjadi di bulan September dan Oktober 2013 bersamaan dengan diselenggarakannya Indonesia
International Motor Show ke-21 yang mendorong
total penjualan mobil tahun 2013 menjadi sebesar 1,2 juta unit, suatu rekor baru di Indonesia.
Bank terus menekankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit di tahun 2013. Kredit pembiayaan mobil ditopang oleh agunan berupa mobil dan kebijakan uang muka yang tinggi serta suku bunga yang rendah. Kebijakan tersebut telah mendukung rasio kredit bermasalah (Non
Performing Loan – NPL) yang relatif rendah
berkisar 0,7%.
Di tahun 2013, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) BCA, yang sebagian besar berasal dari kredit kendaraan roda empat, menunjukkan kenaikan sebesar 28,7% (atau 18,4% jika hanya memperhitungkan portofolio roda empat). Dengan mempertimbangkan kenaikan batasan uang muka minimum dan kondisi makro ekonomi secara keseluruhan di tahun 2013, maka pertumbuhan KKB tersebut merupakan pencapaian yang baik. Bank mengelola pembiayaan mobil sebesar Rp 23,3 triliun di akhir tahun 2013, terpisah dari porsi yang dibukukan di BCAFinancesebesarRp5,3triliun.
Satu hal khusus yang membedakan dari kompetitornya adalah BCA dapat memaksimalkan referensi dari kantor cabang daripada bergantung dengan third party dealers. Selain itu, strategi BCA Finance yang menerapkan uang muka lebih tinggi disertai suku bunga yang relatif kompetitif telah mendukung penyaluran kredit dengan risiko lebih rendah dimana kredit disalurkan kepada nasabah berkualitas di segmen menengah ke atas. Dengan mengutamakan penyaluran KKB untuk jenis-jenis mobil terlaris dari berbagai merek terkenal, Bank dapat mengetahui dengan cepat nilai dari jaminan di setiap tahap pembiayaan.
Penyempurnaan produk Fix & Cap yang merupakan produk BCA Finance yang popular, disertai peningkatan efisiensi proses pengolahan aplikasi dan persetujuan kredit, merupakan kunci untuk meningkatkan kepuasan nasabah BCA Finance yang pada akhirnya mendukungrepeat
business.BCAFinancemenerapkanpengolahan
aplikasi dan persetujuan kredit secara online, yang dapat mempercepat proses penilaian dan persetujuan kredit. Sistem online tersebut dapat berfungsi pada perangkat mobile, yang memungkinkan proses input dan persetujuan secara mobile guna memberikan kenyamanan nasabah dalam mendapatkan fasilitas kredit dari BCAFinance.
Pada tahun 2010, untuk melengkapi portofolio pembiayaan mobil, BCA melalui BCA Finance menjalin kerja sama dengan Central Santosa Finance (CSF) dalam pembiayaan kendaraan bermotor roda dua. Kerjasama ini menunjukkan pertumbuhan yang semakin baik dari tahun 2011 - 2013 dengan meningkatnya proil CSF dalam industri pembiayaan sepeda motor. CSF menambah 17 cabang menjadikan total keseluruhan cabang yang dimiliki sebanyak 76 unit di akhir 2013 dan berhasil mencapai seluruh target penjualan. Sama halnya dengan BCA Finance dalam pembiayaan mobil, CSF menawarkan kredit pembiayaan sepeda motor melalui Joint Financing Agreement, dengan porsi mayoritas merupakan pembiayaan dari BCA sedangkan porsi minoritas merupakan portofolio CSF. Bank membukukan pembiayaan sepeda motor sebesar Rp 3,3 triliun di akhir tahun 2013, di luar dari porsi yang dibukukan di CSF sebesar Rp 1,0 triliun. Pada Januari 2014 BCA meningkatkan kepemilikan sahamnya di CSF; sehingga, total kepemilikan langsung dan tidak langsung pada CSF menjadi 70% saham dari kepemilikan sebelumnya secara tidak langsung yang sebesar 25% saham.
Kartu Kredit
BCA mengukuhkan posisinya sebagai penyedia layanan kartu kredit yang terdepan sejalan dengan meningkatnya nilai transaksi kartu kredit. Dalam memfasilitasi gaya hidup dan konsumsi nasabah, BCA terus memperluas bisnis kartu kreditnya untuk melayani kelas menengah yang terus bertambah di berbagai kota besar di Indonesia. Nilai transaksi nasabah kartu kredit BCA tercatat sebesar Rp 39,1 trilliun di 2013, dibandingkan dengan Rp 32,7 trilliun di 2012. Sejalan dengan tingginya pertumbuhan nilai transaksi,
outstanding pinjaman kartu kredit meningkat
15,1% menjadi Rp 7,4 trilliun. Selain itu, jumlah kartu terus bertambah dari 2,3 juta di tahun 2012 menjadi 2,4 juta di tahun 2013. Pada tahun 2013, BCA mengoperasikan ratusan ribu unit Electronic
Data Capture (EDC) dan membukukan volume
penjualan melalui merchant sebesar Rp 270 triliun yang memperkuat platform kartu kredit BCA sehingga diterima luas di seluruh tanah air. Hal ini membuat BCA menjadi yang terdepan baik dalam issuing business maupun acquiring
business di sistem pembayaran kartu kredit
nasional.
Pencapaian BCA tidak lepas dari kerjasama erat dengan penyedia jaringan internasional VISA, MasterCard, JCB, China UnionPay International dan NETS, serta berkat loyalitas dan kepercayaan nasabah pengguna kartu kredit BCA.
Sementara tetap berusaha mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di sektor kartu kredit, BCA memilih untuk mengendalikan pertumbuhan bisnis kartu kredit di tahun 2013 guna mengantisipasi tekanan perlambatan ekonomi. Fokus strategis dalam memahami kebutuhan setiap segmen nasabah telah memungkinkan BCA untuk mengelola pertumbuhan pada segmen yang berisiko rendah, seperti segmen kartu platinum, dan lebih tidak agresif dalam upaya mendapatkan nasabah di segmen dengan risiko yang lebih tinggi.
BCA juga meningkatkan kenyamanan dengan memberikan layanan berkualitas tinggi, seperti penyediaan informasi secara digital, e-statement, fasilitas pendaftaran autopay melalui SMS, kemudahan proses konversi transaksi menjadi pembayaran cicilan, serta adanya aplikasi online
Bisnis kartu kredit BCA, yang merupakan bagian integral platform transaksi Bank, terus mempromosikan kekuatan branding-nya yang telah memperoleh pengakuan pasar. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai macam program komunikasi pemasaran dan promosi. BCA adalah satu-satunya bank di Indonesia yang memiliki ‘private label’ atau ‘proprietary card’dengannama‘BCACard’disampingBCA
Visa dan BCA MasterCard. ‘BCA Card’ dapat diterima di beberapa merchant di Singapura melalui kerjasama dengan jaringan NETS. BCA memberikan nilai tukar mata uang yang sangat kompetitif untuk transaksi nasabah kartu kredit di Singapura.
BCA juga bekerja sama dengan beberapa merek terkemuka di industri lainnya melalui skema
co-branding. BCA merupakan satu-satunya
bank di Indonesia yang dipilih oleh maskapai penerbangan bergengsi Singapore Airlines, dalam menerbitkan kartu kredit co-branding. Program ini menawarkan manfaat 12.500 Krisflyer
miles untuk semua nasabah baru kartu kredit co-
branding tersebut, serta menjalankan program
pemberian‘double mile’dan‘triple mile’secara berkala kepada para pemegang kartu. Beragam penawaran ini telah memungkinkan nasabah BCA dan Singapore Airlines untuk mempercepat perolehan Krisflyer miles. Melalui peluncuran
co-branding ini, BCA telah memenuhi kebutuhan
nasabah segmen high net worth. Kartu kredit tersebut telah meningkatkan transaksi segmen
high net worth sehingga menghasilkan volume
transaksi yang lebih tinggi dibandingkan portofolio produk kartu kredit BCA lainnya. Jumlah rekening BCA Singapore Airlines telah meningkat tiga kali lipat dan volume transaksi menjadi lima kali lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Kartu pra-bayar Flazz sekarang telah dapat digunakan sebagai layanan e-ticketing untuk transportasi publik di Jakarta, seperti pembayaran tiket bis TransJakarta dan kereta api Commuter
Jabodetabek. Hal tersebut merupakan bentuk dedikasi layanan BCA kepada para nasabah di seluruh segmen.
Dengan sekitar 5 juta kartu (termasuk BCA Combi) yangberedarsaatini,BCAFlazzdiperkirakanakan terus berkembang di masa yang akan datang. Pertumbuhan dapat tercapai berkat dukungan dari para merchant penyedia layanan dengan nominal transaksi kecil, seperti fasilitas lahan parkir, jalan tol, outlet fast food dan minuman ringan hingga pasar ritel modern. BCA akan terus mengembangkan jaringan dan infrastrukturnya melalui terminal EDC dan pra-bayar Flazz di banyak lokasi untuk meningkatkan fleksibilitas dan kenyamanan nasabah.
Perbankan Prioritas dan Wealth Management
BCA menyediakan layanan perbankan pilihan dan menawarkan berbagai keuntungan sesuai kebutuhan khusus para nasabah high net worth
dan nasabah prioritas.
Dengan menjaga komunikasi yang baik dengan para nasabah segmen dimaksud dan melalui
relationship officer yang profesional, BCA
dapat mempererat hubungan dengan nasabah tersebut, menjaga loyalitas jangka panjang dan menambah ragam penawaran produk termasuk
bancassurance, Obligasi Ritel Indonesia (ORI),
investasi reksa dana, layanan valuta asing maupun produk-produk lainnya.
Pada tahun 2013 BCA melakukan re-organisasi bisnis Perbankan Individu dengan menyatukan layanan perbankan prioritas dan wealth
management dalam satu divisi. Struktur
ini dibentuk untuk memfasilitasi potensi pertumbuhan di masa depan sekaligus menempatkan BCA untuk memberikan layanan yang lebih baik bagi nasabah affluent dan high net
worth individual. Penyatuan ini juga diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi mengingat kedua segmen ini memiliki kebutuhan yang relatif serupa.
BCA Solitaire, yang telah diperkenalkan sejak lima tahun lalu, menyediakan personal banker
untuk melayani nasabah high net worth dalam menentukan solusi perbankan dan pilihan
wealth management yang optimal. Bagi nasabah
segmen mass-affluent, BCA memberikan layanan perbankan prioritas dengan berbagai benefit yang ditawarkan untuk memenuhi ekspektasi nasabah yang terus berkembang atas layanan perbankan yang semakin luas.
Melalui produk bancassurance, BCA terus melayani kebutuhan solusi keuangan jangka panjang nasabah, seperti produk asuransi jiwa dan kesehatan. Saat ini, BCA bekerja sama dengan sebuah perusahaan asuransi terkemuka dalam menyediakan berbagai produk asuransi jiwa bagi nasabah. Produk asuransi atau investasi unit- link yang ditawarkan telah dipilih secara cermat dan cenderung berisiko rendah sesuai dengan pilihan mayoritas nasabah BCA. Pada tahun 2013 BCA meluncurkan produk baru, Provisa Platinum Syariah, untuk memfasilitasi investasi berkualitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. BCA juga sedang mengembangkan entitas anak yang bergerak di bidang asuransi jiwa.
Untuk menangkap berbagai peluang bisnis di bidang asuransi umum, BCA bekerja sama dengan entitas anak, PT Asuransi Umum BCA
(‘BCA Insurance’, yang sebelumnya bernama Central Sejahtera Insurance). BCA Insurance lebih berfokus pada asuransi kendaraan dan properti. Produk asuransi ini akan melengkapi produk pinjaman konsumer BCA dengan memberikan solusi kebutuhan asuransi umum nasabah. Dengan prospek pertumbuhan pasar asuransi Indonesia yang tingkat penetrasinya masih rendah, BCA berkeyakinan bahwa bisnis asuransi akan terus berkembang di masa mendatang.
Peningkatan Hubungan Nasabah
BCA bertekad untuk mengenal nasabahnya dengan lebih baik serta membangun hubungan yang lebih erat. Dari tahun ke tahun, Bank secara berkelanjutan mengembangkan dan menyempurnakan sistem Customer Relationship
Management untuk mengamati perilaku nasabah
dan mengkaji kebutuhan finansial mereka secara lebih baik.
Melalui pengamatan cermat terhadap perilaku nasabah, BCA terus berupaya memperdalam hubungan dengan nasabah guna meningkatkan kepuasan nasabah, sehingga mendorong peningkatan jumlah repeat business dan aktivitas cross selling. Tujuan utamanya adalah untuk menawarkan produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan para nasabah. Dedikasi penuh dalam melayani nasabah inilah yang mendukung BCA dalam mencapai tingkat kepuasan tinggi para nasabah.
Melangkah ke Depan
Dengan mengembangkan produk dan layanan untuk mengoptimalkan kenyamanan, efisiensi dan keamanan, BCA berupaya meningkatkan pengalaman perbankan nasabahnya. BCA akan senantiasa menyempurnakan proses dan prosedur aplikasi serta persetujuan, juga membangun kompetensi karyawan yang tinggi di seluruh jaringan BCA.
BCA berharap para mitra dan entitas anak yang merupakan extended network dari BCA, untuk terus tumbuh dan saling melengkapi. Melalui BCA Finance, BCA Syariah, Central Santosa Finance, BCA Insurance dan BCA Sekuritas, diharapkan akan melengkapi produk-produk Perbankan Individu BCA.
Upayayangdilakukanditahun2014jugameliputi pemanfaatan teknologi untuk menyediakan akses
online terhadap aplikasi asuransi dan transaksi di pasar modal.
Diperkirakan pada tahun 2014 kondisi ekonomi secara umum masih akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan akan menjadi tahun konsolidasi bagi penyaluran kredit. Dalam menghadapi hal ini, BCA berencana untuk tetap fokus pada segmen-segmen nasabah utama, dengan optimisme bahwa permintaan kredit akan menjadi lebih dinamis dan berkembang di tahun 2015.