• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEN ANDERSON TENTANG PEMBUNUHAN MASSAL-65 (4)

Dalam dokumen Sejarah PKI (Halaman 126-129)

Munculnya tokoh Syam, Ketua Biro Khusus PKI, membuat pendapat Ben Anderson bergeser. Tentang tokoh itu, "Syam ini orangnya cukup misterius." Tentang Biro Khusus, "Banyak hal yang masih belum jelas." Tentang peranan RPKAD, "Pembunuhan juga baru mulai di Jawa Timur setelah RPKAD berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Di Bali, pembunuhan massal baru mulai setelah RPKAD pindah dari Jawa Timur ke Bali."

BIRO KHUSUS

T: Tadi Pak Ben bilang, munculnya tokoh Syam itu membuat pendapat Pak Ben bergeser?

J: Ya. Maka itu kami menamakan "Laporan Sementara." Dan sampai sekarang status sebagai laporan sementara tetap dipertahankan. Karena bagaimanapun sebagian besar tokoh-tokoh yang

Pelurusan Sejarah Indonesia 2010

127 | P a g e

paling penting sudah dibunuh, atau sudah hilang. Dan ada juga yang berkaitan langsung tetapi belum mau ngomong. Jadi harus nunggu.

T: Ini bukan bahan dari Cornell Paper, tapi dari Buku Putih yang diterbitkan Sekretariat Negara tahun 1994. Dalam Buku Putih soal Biro Khusus PKI dibahas panjang lebar. Menurut Pak Ben sendiri seberapa besar peranan Biro Khusus PKI ini dalam G-30-S?

J: Dalam hal Biro Khusus ini ada beberapa sisi yang sampai sekarang sulit dimengerti. Pertama, pada umumnya partai komunis, di manapun juga di dunia, punya format yang sama. Susunan organisasinya sangat standard. Dan sampai sekarang belum ditemukan partai komunis lain yang pernah menciptakan semacam Biro Khusus. Ini tidak mustahil. Tetapi cukup aneh.

Kedua, istilah atau bahasa yang dipakai oleh orang-orang yang dianggap tokoh Biro Khusus ada juga yang mencurigakan. Umpamanya mereka pakai istilah "pembina." Jadi, untuk menggambarkan aktivitas mereka, ada para pembina yang mengadakan pembinaan-pembinaan. Sepanjang pengetahuan saya, ini bukan bahasa marxist dan bukan bahasa komunis. Tapi dari dulu ini bahasanya tentara. Rada aneh kalau waktu itu PKI berlawanan dengan tentara, kok yang dianggap organisasi rahasia PKI itu justru pakai istilah teknis dari tentara?

Yang ketiga, sampai sekarang identitas dan nasibnya Kamaruzaman alias Syam itu masih menjadi teka-teki. Setelah memeriksa beberapa dokumen di Amerika, di Indonesia dan di Belanda, ternyata si Syam ini pernah menjadi anggota PSI. Dalam majalah resmi dari PSI namanya pernah disebut pada tahun 1951 sebagai ketua ranting. Kalau tidak salah di Rangkasbitung, Banten. Selain itu ditemukan juga dokumen dalam arsip Belanda di mana Kamaruzaman ini pada waktu revolusi pernah diangkat sebagai orang intelnya Recomba Jawa Barat. Recomba itu pemerintah federal buatan Belanda. Itu bisa juga. Karena pada waktu itu ada juga patriot-patriot yang pura-pura jadi pegawai Belanda untuk mengetahui rahasianya Belanda. Tapi toh rada aneh. Terus di koran-koran Indonesia ada informasi bahwa pada akhir tahun 50-an Kamaruzaman nongol sebagai informan dari komandan KMK (Komando Militer Kota) Jakarta.

Jadi Syam ini orangnya cukup misterius. Jelas dia dikenal baik oleh pimpinan PKI. Tetapi dia juga pegang peranan di Recomba, di PSI, di tentara, dsb. Sampai sekarang serba misterius. Di mana kesetiaannya? Buat saya tidak jelas. Walaupun pemerintah mengumumkan bahwa Syam sudah dieksekusi, itu masih disangsikan kebenarannya. Mungkin dia cuma disimpen saja.

Yang terakhir, ini kesan saya waktu mengikuti pengadilan Sudisman. Di sana Syam diberi kesempatan untuk omong panjang lebar. Saya bisa membandingkan kesaksiannya dengan kesaksian Sudisman. Itu sangat berbeda. Kesaksian Sudisman itu mengesankan, jelas, mendalam dan bahasanya teratur. Sedangkan kesaksian Syam itu bukan main kacau-balaunya. Dia banyak memakai bahasa-bahasa dari jaman revolusi yang sudah tidak berlaku lagi. Malahan seolah-olah orangnya itu agak sinting. Jadi sulit masuk di akal kalau orang seperti ini menjadi kepala biro yang sangat rahasia dan penting. Jadi banyak hal yang masih belum jelas.

T: Pak Ben mengikuti sendiri pengadilan Sudisman. Dia satu-satunya pucuk pimpinan PKI yang diadili. Apa kesimpulan Pak Ben dari pengadilan Sudisman itu?

J: Dari kesaksian Sudisman saya dapat kesan bahwa dia merasa diri dalam keadaan di mana partai yang ikut dia pimpin itu dihancurkan secara mengerikan. Ratusan ribu yang mati. Dan dia sebagai seorang pemimpin dan sebagai seorang Jawa merasa bertanggung-jawab. Bagaimanapun, kalau pimpinannya baik dan beres seharusnya hal seperti itu tidak terjadi. Karena itu dia menamakan pembelaannya itu "Uraian Tanggung Jawab."

Pelurusan Sejarah Indonesia 2010

128 | P a g e

Dia tidak mau debat tentang soal ini-itu. Dia cuma bilang, "Bagaimanapun juga, sebagai pimpinan tertinggi yang masih hidup, saya memakai kesempatan ini untuk meminta maaf atas apa yang terjadi." Sudisman tidak pernah bilang bahwa dia ikut merencanakan G-30-S. Dia cuma bilang bahwa rupanya ada unsur-unsur PKI yang terseret Dia tidak membicarakan soal Biro Khusus. Tidak membenarkan dan juga tidak membantah adanya. Waktu Syam memberi kesaksian, Sudisman tidak mau melihat mukanya dan tidak mau menjawabnya. Yang jelas, untuk sebagian besar dari saksi-saksi waktu itu informasi tentang adanya Biro Khusus itu sesuatu yang mengejutkan sekali. Jelas mereka sama sekali tidak tahu menahu.

PERANAN RPKAD

T: Ini catatan dalam Cornell Paper. Pasukan RPKAD sampai di Semarang tgl 19 Oktober. Bentrokan pertama dengan ormas PKI terjadi di Boyolali tgl 21 Oktober. Selama 3 minggu, tgl 1 sampai 21 Oktober, tidak ada bentrokan berdarah. Walaupun pemberitaan di koran, TV dan radio tentang Lubang Buaya sangat memanaskan suasana, menyebarkan ketakutan, dst. Bagaimana Pak Ben menjelaskan 3 minggu tanpa bentrokan ini?

J: Saya kira sebagian karena kekuatan sosial pada tingkat sipil cukup seimbang. Jadi orang merasa bahwa organisasi PKI dan keluarga besar PNI itu kira-kira seimbang. Di Jawa Tengah NU itu tidak begitu berpengaruh. Pertama orang merasa tidak ada kelompok yang dominan. Dan walaupun suasana tegangnya bukan main, saya nggak yakin bahwa orang Jawa Tengah, kalau tidak ada orang yang mengipasi mereka, mau cepat-cepat membantai tetangganya.

Kita harus ingat di desa-desa, di kota-kota, orang PKI itu bukannya bergerak di bawah tanah. Mereka itu tetangga, yang saban hari ketemu, masih famili, dsb. Banyak anggota PNI yang punya saudara PKI, dsb. Kalau tidak dibikin suasana yang luar biasa tegangnya tidak akan terjadi apa-apa, dalam arti pembantaian.

Justru pentingnya kedatangan RPKAD adalah orang-orang anti PKI merasa bahwa angin sudah berada di pihak mereka. Mereka yang mau netral dapat petunjuk dari RPKAD kalau membuktikan kamu bukan orang PKI maka kamu harus membunuh PKI. Ini khususnya ditujukan kepada pemuda-pemuda, pemuda Islam, pemuda Banteng, pemuda Kristen, Katolik, dsb. Jadi kalau tidak ada pembantaian sebelum RPKAD datang. Itu justru menunjukan apa yang terjadi tidak spontan. PKI sendiri juga takut.

T: Kesatuan-kesatuan yang mendukung G-30-S itu dari Diponegoro, lalu mereka menguasai Jawa Tengah. Lalu RPKAD datang. Bukankah kedua kekuatan itu seimbang?

J: Itu benar pada hari-hari pertama. Tetapi jangan lupa bahwa Suherman, Maryono, Usman, dkk, itu hanya berkuasa selama kira-kira 48 jam. Setelah itu Pangdamnya, Suryosumpeno, sempat ambil kembali posisi sebagai panglima. Lalu orang-orang ini hilang entah ke mana. Bahwa ada kesatuan-kesatuan di Jawa Tengah yang bersimpati pada PKI, itu mungkin sekali. Karena sebagai kelompok teritorial bagaimanapun mereka berada di tengah masyarakat Jawa Tengah. Tentara ini sedikit-banyak akan membantu PKI. Tapi kira-kira mulai tanggal 3 Oktober, pimpinan Diponegoro tidak lagi di tangan perwira-perwira yang pro G-30-S. Dan kesatuan-kesatuan yang dicurigai itu langsung ditarik ke daerah lain.

Tapi, ini dapat dibuktikan, pembunuhan juga baru mulai di Jawa Timur setelah RPKAD berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Di Bali, pembunuhan massal baru mulai setelah RPKAD pindah dari Jawa Timur ke Bali. Kalau membandingkan tiga propinsi ini, tiga minggu yang tenang di Jawa

Pelurusan Sejarah Indonesia 2010

129 | P a g e

Tengah itu aneh. Lebih aneh lagi karena ada enam minggu yang tenang di Jawa Timur. Dan malahan ada dua bulan yang tanpa pembunuhan di pulau Bali (bersambung).

Dalam dokumen Sejarah PKI (Halaman 126-129)