• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bunga Rumah Makan Karya Utuy Tatang Sontani

Panggung merupakan ruangan rumah makan, dialati oleh tiga stel kursi untuk tamu, lemari tempat minuman, rak kaca tempat kue, meja tulis beserta telepon, radio dan lemari. Pintu masuk ada di belakang dan pintu keluar ada di depan sebelah kiri.

Adegan 3 Ani

(ke belakang sambil menyanyi kecil).

Pengemis

(masuk pelahan-lahan dengan kaki pincang, setelah di dalam, melihat ke kiri-ke kanan, ke rak tempat kue-kue, kemudian menuju rak itu dengan langkah biasa, tangannya membuka tutup stopples hendak mengambil kue).

Ani

(tampil dari belakang) Hai!

Pengemis

(cepat menarik tangannya).

Ani.

Engkau mau mencuri, ya?

Pengemis

(menundukkan kepala).

Ani

Hampir tiap engkau datang di sini, engkau kuberi uang.Tak nyana, kalau sekarang berani datang di sini dengan maksud mencuri.

Pengemis

Ampun, Nona, ampun.

Ani

Mau sekali lagi kau mencuri?

Pengemis

Saya tak akan mencuri bila saya punya uang.

Ani

Bohong!

Pengemis

Betul, Nona, sejak kemarin saya belum makan.

Ani

Mau bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri lagi?

Pengemis

Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi, Nona. Asal...

Ani

Tidak. Aku tidak akan memberi lagi uang padamu.

Pengemis (sedih) Ah, Nona, kasihanilah saya.

Ani

Tapi mengapa tadi mau mencuri?

Pengemis

(sedih) Tidak, Nona, saya tidak akan sekali lagi. Dan saya sudah bersumpah. Ya, saya sudah bersumpah.

Ani

(mengambil uang dari laci meja) Awas, kalau sekali lagi engkau mencuri!

Adegan 4 Pengemis

(masuk menjinjing tas kulit, melihat kepada pengemis)

Sudarma

Mengapa kau ada di sini? Ayo, keluar.

Pengemis

(diam menundukkan kepala).

Sudarma

(kepada Ani)

Mengapa dia dibiarkan masuk, An?

Ani

Hendak saya beri uang.

Sudarma

Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan. Padahal dia datang di sini mengotorkan tempat semata.

Ani

(memberi uang kepada pengemis) Nih. Lekas pergi.

Pengemis

Terima kasih, Nona. Moga-moga Nona panjang umur.

Sudarma

Lekas pergi dan jangan datang lagi di sini.

Pengemis

(pergi keluar dengan kaki pincang).

Sudarma

Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan rumah makan kita dikotorinya. (dengan suara lain) Tak ada yang menanyakan daku?

Ani

Ada, tapi entah dari mana, sebab Karnaen-lah yang menerima teleponnya tadi.

Sudarma

Anakku sudah biasa lalai. Barusan dia ketemu di jalan, tapi tidak mengatakan apa-apa. (mengangkat telepon) Sembilan delapan tiga.

Ani

(membersihkan kursi).

Sudarma

(kepada Ani) Meja ini masih kotor, An.

Ani

(membersihkan meja).

Sudarma

(dengan telepon)Tuan kepala ada? -Baik, baik.-

Waaah, kalau sudah banyak uangnya, lama tidak kedengaran suaranya, ya? - ya? -Ini Sudarma, bung. - Ha, ha, ha, betul, betul. - Biasa saja, menghilang sebentar untuk kembali berganti dulu. - (tertawa) -Tapi, bung, bagaimana tentang kanteb yang dijanjikan itu? - Ah, ya? - Bagus, bagus, lebih cepat lebih nikmat. - ya, ya, sebentar ini juga saya datang. -Baik, baik. (telepon diletakkan; kepada Ani) Aku hendak pergi ke kantor pertemuan. Kalau ada yang menanyakan, baik perantaraan telepon atau datang, tanyakan keperluannya, lalu kau catat, ya An? (melangkah).

Ani

Ya.

Sudarma

Eh, jika nanti Usman datang di sini, suruh menyusul saja ke kantor pertemuan. Dan engkau jangan be-pergian.

Sumber: Horison, Kitab Nukilan Drama, 2002

Dalam pementasan penggalan drama karya Utuy Tatang Sontani tersebut, Anda menemukan tiga nama tokoh, yaitu Ani, Sudarma, dan Pengemis. Dari dialog yang diucapkan ketiganya, Anda dapat mengamati watak setiap tokoh. Tokoh Ani mempunyai watak yang punya belas kasihan kepada orang lain. Dalam hal ini, tokoh Ani betapa pun kesalnya kepada pengemis tersebut, ia tetap memberi uang. Hal ini dibuktikan dengan dialog berikut.

Ani

Tapi mengapa tadi mau mencuri?

Pengemis

(sedih) Tidak, nona, saya tidak akan sekali lagi. Dan saya sudah bersumpah. Ya, saya sudah bersumpah.

Ani

(mengambil uang dari laci meja) Awas, kalau sekali lagi engkau mencuri!

Lantas, bagaimana dengan tokoh Pengemis? Pengemis di dalam dialog-dialognya mempunyai konlik batin sekaligus penyebab konlik dengan orang lain. Akibat dari kemiskinannya, ia nekad mencuri. Hal tersebut berkaitan dengan motif. Sang Pengemis mempunyai motif bahwa ia bertindak demikian karena didesak kebutuhan hidup. Ia lantas mengiba kepada orang lain atas nasib hidupnya sampai orang lain merasa kasihan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan dialog berikut.

Akan halnya dengan watak Sudarma yang membuat hidup ini adalah perjuangan sendiri. Ia tidak menyukai sang pengemis yang telalu mengiba atas nasib sekaligus sang pengemis hanyalah sampah yang menyusahkan orang lain.

Pengemis

Betul, Nona, sejak kemarin saya belum makan.

Ani

Mau bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri lagi?

Pengemis

Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi, Nona. Asal...

Ani

Tidak. Aku tidak akan memberi lagi uang padamu. Pengemis (sedih)

Ah, Nona, kasihanilah saya.

Ani

Tapi mengapa tadi mau mencuri?

Pengemis

(sedih) Tidak, Nona, saya tidak akan sekali lagi. Dan saya sudah ber-sumpah. Ya, saya sudah berber-sumpah.

Sudarma

Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan. Padahal dia datang di sini mengotorkan tempat semata.

...

Sudarma

Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan rumah makan kita di-kotorinya. (dengan suara lain) Tak ada yang menanyakan daku.

Sumber: www.blontankpoer. blogsome.com

Gambar 2.5

Kegiatan pementasan drama dapat melatih Anda memanfaatkan potensi diri.

Sudarma adalah sosok orang yang merasa diri mempunyai wibawa lain. Ia bergaul dengan orang-orang yang derajatnya lebih tinggi. Itulah yang membedakan watak dia dengan watak lain. Hal ini dapat diamati dengan cara masuk dan berbicara seenaknya dan menyuruh Ani mengusir pengemis. Apakah Anda mempunyai pendapat lain terhadap watak setiap tokoh?

Sekarang, Anda dapat mengamati bagaimana sebuah dialog dapat menciptakan suasana. Dengan demikian, Anda dapat mene-mukan perbedaan karakter setiap tokoh, sekaligus memahami bagaimana konlik terjadi.

Arah konlik yang terjadi, yaitu saat Pengemis datang ke tempat Ani. Ada adu perkataan antara Ani dengan Pengemis. Ani menyalahkan sikap pengemis yang berani mencuri. Namun, Ani pun masih mempunyai sisi kemanusiaan. Adapun konlik yang betul-betul tidak ada toleransi adalah saat Sudarma datang dan menghardik Pengemis. Dalam hal ini, posisi Pengemis kalah dibandingkan dengan Sudarma. Kita dapat membayangkan bagaimana jika sang Pengemis melakukan perlawanan dengan memberi alasan. Jika hal itu terjadi, akan timbul pertentangan antara Sudarma dan Pengemis. Inilah yang membedakan watak satu tokoh terhadap toleransi masalah dengan tokoh lainnya.

Adapun tema yang disampaikan dalam penggalan drama tersebut adalah mengenai sikap dan watak manusia dalam menjalani kehidupan. Adapun amanat/pesan yang hendak disampaikan bahwa setiap manusia di dunia ini mencari penghidupan dengan jalannya sendiri. Masalah baik atau tidak baiknya sikap yang disampaikan bergantung pada watak atau tabiat orang tersebut. Hal ini tidak jauh berbeda dengan keseharian kita; dalam kehidupan setiap manusia berbeda watak dan cara memandang orang lain.

Anda dapat merangkum penggalan drama tersebut sebagai berikut.

Suatu waktu, Ani sedang merapikan rumah makan yang dijaganya. Tiba-tiba ada pengemis yang datang ke rumah makan itu. Pengemis itu memang biasa datang ke rumah makan itu untuk sekadar meminta sedekah. Saat Ani sedang sibuk, sang pengemis berniat mencuri, namun Ani memergokinya. Ani lalu memarahi pengemis yang kelaparan itu. Berkat kebaikan hatinya, Ani memberi juga uang kepada pengemis itu. Kebetulan saat kejadian itu berlangsung, Sudarma datang dan meminta Ani mengusir pengemis yang dianggap pemalas itu. Lalu, Sudarma menanyakan beberapa hal kepada Ani mengenai ada tidaknya orang mencari dia.

Info

Sastra

Teater Populer adalah salah satu kelompok teater Indonesia yang menonjol terutama karena prestasinya di dunia ilm. Kelompok teater ini diresmikan pada hari Senin, 14 Oktober 1968, di Bali Room Hotel Indonesia, Jakarta. Pagelaran perdananya adalah dua pentas pendek: "Antara Dua Perempuan" karya Alice Gestenberg dan "Kammerherre Alving (Ghost)" karya Henrik Ibsen.

1. Perankanlah penggalan drama berikut.

2. Tutuplah buku Anda dan amatilah hal-hal yang berhubungan dengan perwatakan, dialog, dan konflik yang ada di dalamnya.

Rama Bargawa