• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertengkaran Divan dengan Tio Di ruang ekstrakulikuler teater, Divan, Riyan,

Dalam dokumen sma11bhsind AktifDanKreatifBerbahasaIndProgBhs (Halaman 187-190)

Sinta, dan Tio sedang berkumpul. Mereka sedang membahas tugas bahasa indonesia yang diberikan oleh Bu Farika.

Sinta : Wah, kamu hebat, Yan. Lagi-lagi kamu dapat nilai sembilan.

Riyan : Ah, biasa saja. Ini juga berkat belajar bersama-sama kalian.

Tio : Tapi... aneh ya? Nilai Divan kok kurang bagus ya (meledek).

Divan : Maksudnyaaa?

Tio : Kamu waktu ulangan kemarin dapat nilai lima, kan? Huh, payah.

Riyan : Ya, mungkin Divan kurang konsentrasi saat mengerjakan ulangan itu.

Sinta manggut-manggut. Ia melangkah menuju meja penyimpanan dispenser untuk mengambil air minum.

Tio : Halah, paling dia tidak pernah belajar. Makanya, Van (menepuk bahu Divan) Jangan kebanyakan nonton Doraemon, hahahahaha!!! Jadi mirip Nobita, deh! Divan terdiam. Wajahnya terlihat muram dan kesal. Akhirnya ia pun angkat bicara.

Divan : Aku cuma kurang konsentrasi saja, teman-teman. (berusaha untuk meredam emosi)

Sinta : Memangnya ada masalah apa, Van?

Divan ragu untuk bicara.

Riyan : Bicara saja, Van. Bukankah kita harus saling terbuka?

Divan : Aku... aku... baru saja ditolak oleh Nurma. Tepatnya satu minggu yang lalu.

Tiba-tiba tawa Tio meledak. Dia terlihat puas atas apa yang dialami Divan. Otomatis, Divan pun merasa tersinggung.

Mendadak, Divan kehilangan kendali atas emosinya. Dia segera menyerang Tio. Dia mendorongnya hingga jatuh ke lantai. Mereka pun berguling-guling. Riyan berusaha untuk memisahkan. Sementara Sinta terlihat histeris.

Divan : (sambil menarik-narik kerah baju Tio) Kamu ini maunya apa? Sejak tadi terus menyudutkan aku. Aku punya salah apa, hah? Rasakan! (memukul wajah Tio) Tio membalasnya. Mereka pun saling memukul, menarik, dan menjambak.

Tio : Kamu payah, Van! kamu payah....!!!

Tiba-tiba Riyan mengguyurkan air minum dalam gelas yang dipegang Sinta. Divan dan Tio pun berhenti. Mereka terengah-engah.

Riyan : Kalian ini apa-apaan? Memangnya lucu, hah? Grow up!!

Beberapa saat, mereka semua terdiam.

Tio : Oke. Maaf. Memang aku yang salah. Tapi, asal kalian tahu aku bicara seperti tadi demi Divan juga.

Sinta mengompres lebam di pipi Divan. Divan sedikit meringis menahan sakit di wajahnya.

Tio : (kepada Divan) Van, kamu ini benar-benar payah. Sebetulnya aku sudah tahu kalau kamu baru ditolak oleh Nurma. Aku tahu kalau itu adalah penyebab anjloknya nilai-nilai kamu akhir-akhir ini. Tapi, apa pantas seorang Divan jadi drop hanya gara-gara ditolak Nurma? Hah? Si Nurma mungkin biasa-biasa saja, have fun dengan pacar barunya. Tapi kamu? Kamu jadi seperti ini? Kamu laki-laki bukan, hah? Lembek!

Riyan : Tio!

Tio : Maaf... maaf... sebetulnya aku tidak ber-maksud... aku peduli sama kamu, Van. Aku ini sahabat kamu... kamu seharusnya.... (tiba-tiba Divan memotong pembicaraan)

Divan : Ya... ya... aku tahu. (tersenyum hangat) Terima kasih Yo. Kamu sudah menyadarkan aku. Aku seharusnya tidak mengorbankan prestasi belajarku hanya karena hal sepele seperti itu. Sekali lagi, terima kasih Yo. Terima kasih teman-teman... auuu!!! Sakit!! (Divan meringis karena Sinta terlalu kuat menekan kompresan)

Setelah membaca contoh drama tersebut, kerjakanlah latihan berikut.

1. Pilihlah salah satu pengalaman Anda yang paling menarik. 2. Rincilah pengalaman-pengalaman tersebut berdasarkan urutan

waktu peristiwanya.

3. Tuliskanlah rincian pengalaman tersebut ke dalam bentuk drama. Jangan lupa hadirkan pula latar yang ada dalam drama tersebut.

Info

Sastra

Dibanding genre karya sastra lainnya (novel, cerpen, dan puisi), drama memiliki keunikan tersendiri. Selain bisa dinikmati sebagai bacaan drama pun bisa dinikmati sebagai sebuah pertunjukan. Hal inilah yang membuat drama disebut sebagai karya dua dimensi, yaitu drama sebagai genre sastra (teks) dan drama sebagai pertunjukan seni peran. Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action

dan perilaku. Kata drama berasal dari draomai, yaitu bergerak atau berbuat.

Sumber: Drama Karya dalam Dua Dimensi, 2002

Sastrawan dan Karyanya

Arthur S. Nalan lahir di Majalengka pada 21 Februari 1959. Ia menyelesaikan pendidikannya sebagai sarjana muda di Jurusan Teater di ASTI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) Bandung (1978), sarjana seni dari STSI Surakarta (1988), dan meraih gelar Magister Humaniora dari Universitas Gajah Mada (1993) untuk bidang pengkajian seni pertunjukan. Selain aktif di teater WOT, Studiklub Teater Bandung, dan Sanggar Kita Bandung, ia juga kerap melakukan penelitian seputar kesenian rakyat, khususnya di daerah Jawa Barat. Di bidang drama, beberapa drama monolognya telah dibukukan, seperti ”5 Puan & 6 Tuan” dalam Horison Sastra Indonesia Kitab Drama (2002), Kumpulan Drama Monolog Anti Korupsi: Spinx Tripel X (2004), dan ”Masmirah”dalam Kumpulan Drama Monolog (2003).

Sobrat adalah salah satu karya terbaiknya yang dinobatkan sebagai drama terbaik pertama dalam sayembara yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2003. Sobrat sempat menjadi bahan perbincangan di dunia sastra, apalagi setelah W.S. Rendra memilih drama ini untuk dipentaskan pada tanggal 23–26 Juni 2005 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta oleh Bengkel Teater Rendra.

Sumber: www.stsi-bdg.ac.id

Refleksi Pelajaran

Pemahaman terhadap teks bacaan dapat Anda tingkatkan setelah menyelesaikan pelajaran ini. Anda akan lebih faham teknik membaca cepat yang baik. Hal ini dapat Anda praktikkan saat membaca koran, pengumuman penting, dan teks lain. Kegiatan membaca cepat ini pun berguna bagi Anda yang ingin merangkum/meringkas buku. Selanjutnya, agar dapat menganalisis lebih baik, Anda perlu memahami bahwa alur cerita berhubungan dengan konlik antartokoh, sekaligus pencipta latar.

1. Kegiatan membaca cepat adalah salah satu cara untuk mengukur kemampuan membaca Anda. Kemampuan membaca Anda dapat dikategorikan telah memenuhi standar apabila Anda telah mampu membaca 300 kata per menit yang disertai tingkat pemahaman 75%.

2. Kegiatan merangkum/meringkas isi buku berkaitan dengan keterampilan membaca. Dalam hal ini, kita dapat menangkap pokok-pokok pikiran dari buku yang dibaca.

3. Unsur-unsur cerpen yang dapat dianalisis: a. alur

b. penokohan c. latar

4. Menulis drama dapat bersumber dari pengalaman sehari-hari.

Rangkuman

1 K 1 1

Untuk Soal 1 s.d. 3, bacalah petikan cerpen "Pertemuan Terakhir" karya Pak Yongjun yang merupakan hasil terjemahan Maman S. Mahayana berikut.

Meskipun demikian, karena Sangu mudah merasa cengeng, perpisahan itu, pikirnya, akan dilaksanakan secara dramatis. Sehingga ia menyiapkan pertemuan terakhir di ruang teh yang letaknya kurang dari dua menit berjalan dari stasiun. Ia tahu bahwa Sangu akan dengan jengkelnya mencari-cari di antara kerumunan massa di stasiun. Adegan terakhir haruslah pendek. Tidak ada yang lebih membosankan daripada pertemuan yang terpanjang. Kini, gadis itu menginginkan agar segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana sehingga ia hampir tidak punya waktu untuk melambaikan salam perpisahan padanya. Ia akan menemui Sangu di salah satu gerbong, mengucapkan selamat tinggal padanya, dan meloncat dari kereta selagi kereta itu mulai menggeliatkan roda-rodanya. Ya, ia akan melakukan sesuatunya secara melodramatis, pikir gadis itu.

Ia memandangi arlojinya lagi. Sembilan menit yang lalu, dan dua menit di ruang teh. Ia melewatkan satu menit untuk bangkit dan membayar kopi sehingga satu menit betul-betul menjadi miliknya. Ia menutup matanya; ia ingin menghabiskan menit terakhir dalam kesunyian.

Sumber: Kumpulan cerpen Pertemuan, 1996

1. Tentukan sikap pengarang terhadap objek yang sedang di-bicarakan dalam petikan cerpen tersebut.

2. Nilai moral yang dapat diambil dari petikan cerpen tersebut adalah ....

3. Buatlah tanggapan terhadap isi petikan cerpen tersebut. 4. Buatlah ringkasan atas isi teks berikut.

Setiap peradaban pasti berakhir. Tata hidup beradab Mesir, Yunani, Romawi, telah mendahului mengakhiri sejarahnya sendiri dengan tragis. Manusia-manusia "cerdas" zaman itu telah mengakhiri perjalanan hidup dan kebudayaannya dengan sengaja. Akankah peradaban modern ini akan berakhir? Ataukah ini justru peradaban terakhir dalam sejarah umat manusia di bumi?

Pada tanggal 5–16 Juni 1972, di Stockholm, Swedia, dilaksanakanlah sebuah konferensi internasional yang dibidani oleh PBB dengan mengambil tema besar mengenai permasalahan lingkungan dan pembangunan. Konferensi ini menjadi salah satu tonggak sejarah kepedulian umat manusia terhadap lingkungan hidup, dan tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Dalam dokumen sma11bhsind AktifDanKreatifBerbahasaIndProgBhs (Halaman 187-190)