...
Adegan: Kalika dan Durga tengah mengintai Srikandi yang sedang berias di kamarnya.
Durga
Tidak percaya. Coba kulihat dulu potretnya.
Kalika
(Memberikan potret) Silahkan, paduka.
Durga
(Mencocokkan potret dengan orangnya) Kok tidak cocok? Ini potret bikinan kapan?
Kalika
Mana? Oo, foto ini dijepret waktu Srikandi lulus SMA. Maaf, habis, cuma itu yang ada di arsip hamba.
Durga
(Meledak)
Bodoh. Sudah kadaluwarsa, tahu? Tidak akurat, tidak bisa dijadikan pegangan. Informasimu itu harus direvisi, harus didata ulang! Aduh, dengan mutu seperti begini, bagaimana aku dulu sampai bisa mengangkat kepala intel macam kamu? Kok bisa? Dulu, aku kamu sogok apa sih?
Kalika
Raden Sadewa. Saya jadi makcomblang? Ingat? Sudah lupa, ya? Waduh, memang selalu begitu, jasa rakyat kecil selalu gampang dilupa.
Durga
(Menyabarkan diri)
Ya, sudah, sudah. Aku sudah tahu kok. Srikandi yang duduk di tengah. Sumbadra dan Larasati duduk di kiri kanannya.
Kalika
Wah, itu lebih celaka lagi. Kalau sudah tahu mengapa paduka tanya-tanya?
Durga
Bodoh. Cuma ingin mengujimu saja. Itu sudah sifat dasar setiap penguasa, di mana saja. Sekarang minggir! Aku akan manjing ke dalam diri Srikandi. (Merapal mantra)
Impianku adalah khayalmu. Biarkan cahaya biru asmaraku. Menembus lubang pori-pori. Masuk ke dalam aliran darah. Darahku adalah darahmu. Berkuasa atas hati dan jantung. Berkuasa atas segala kehendak Dan jadi ratu atas ragamu. Sihir sejuta jin dan setan. Menutup mati kesadaran diri Bojleng, bojleng, manjing!!
(Ledakan musik gamelan berbunyi ge-muruh)
(Durga masuk ke dalam tubuh Srikandi. Seketika Srikandi menggelinjang. Kalika, masih belum tahu harus berbuat apa)
Kalika
Paduka. Lalu saya musti ngapain?
Durga
Pergi, bodoh. Sebentar lagi sukma Sumbadra pasti akan melihat kamu. Kita bisa celaka. Dia punya kesanggupan melihat barang-barang halus. Pergi, cepat!
Kalika
Dan paduka?
Durga
Ee, aku ini Batari Durga, ratunya para setan dan jin. Aku jauh lebih sakti dari Sumbadra. Lagian, akalku banyak. Ayo, Kalika, jangan buang-buang waktu. Pergi!
Kalika
Terus, tugas hamba apa?
Durga
Bodoh, ya tetap jadi mata-mata, tapi jaga jaraknya jangan terlalu dekat jangan terlaIu jauh. Pergi!
Kalika
Baik,paduka, hamba pamit (Pergi cepat)
Lampu berubah
Kaputren Madukara. Beberapa saat kemudian. (Srikandi yang sudah kerasukan spirit Durga, tersadar)
Srikandi
Aku kenapa? Yunda Sumbadra... (Membuyarkan meditasi Sumbadra) Yunda..Yunda bangun, jangan bikin aku takut...
Sumbadra
(Tersadar) Dinda tidak apa-apa?
Srikandi
Memangnya aku kenapa?
Sumbadra
Mendadak tadi Dinda pingsan, kami kuatir.
Srikandi
Pingsan? Aku cuma merasa pusing...
Larasati
(Datang tergopoh-gopoh bersama Gatotkaca)
Lho, sudah siuman?
Sumbadra
Tidak apa-apa kok, mungkin Dinda Srikandi terlalu tegang menghadapi besok.
Gatotkaca
Betul, Tante tidak apa-apa?
Srikandi
Gatot, mana pamanmu?
Gatotkaca
Paman Nakula dan Sadewa sedang me-ngontrol para seniman memasang dekor di aula,
Sumber: Dokumentasi pribadi Srikandi
Aduh! Ya, dewa, apa ini? (Pingsan) (Sumbadra dan Larasati kaget. Mereka keluar dari cermin masing-masing, dan me-ngerumuni Srikandi)
Sumbadra
Ada apa, Dinda? Ada apa?
Larasati
Aduh. Dia pingsan.
Sumbadra
Ya, aku tahu. Tapi kenapa?
Larasati
Tolong! Tolong! Calon pengantin, pingsan! Tolong! (Pergi berlari menuju istana utama)
Sumbadra
Aku mencium sesuatu. Rasanya ada yang tidak beres. (Segera mengheningkan cipta)
tempat upacara pernikahan besok dilangsungkan. Ayahanda Bima sibuk mengatur barisan keamanan di luar benteng, supaya pesta bisa berjalan lancar dan tidak ada gangguan.
Srikandi
Pamanmu yang lain?
Gatotkaca
Yooy, bukankah Tante juga tahu Pakde Samiaji masih bertapa? Tapi beliau janji akan datang bersama Pakde Kresna untuk ikut menyaksikan upacara nikah.
Srikandi
Pamanmu yang lain?
Gatotkaca
Oo, maksudnya, Paman Arjuna? Lho, beliau kan sedang bersamadi di ruang kencana. Dan beliau berpesan tidak ingin diganggu oleh siapa saja. Tidak ada yang berani melanggar pesan itu.
Srikandi
Jadi dia tidak akan datang. Barangkali ka-rena memang tidak kuatir apa-apa. Atau tidak mencinta. Karena ini bukan sesuatu yang isti-mewa baginya. Karena ini hanya peristiwa rutin belaka.
Gatotkaca
Tapi, kalau tidak salah protokol istana memang melarang paman ketemu Tante sampai tiba saatnya upacara nikah. Lagipula, Tante, ini bukan cuma aturan protokoler, tapi juga merupakan adat kepantasan. Ritual turun-temurun.
Srikandi
Omong kosong segala aturan protokoler. Dan jangan menggurui aku dengan segala macem adat ritual tetek bengek itu. Bilang saja padanya, aku ingin ketemu dia sekarang juga.
Kalau tidak, besok aku tidak akan sudi datang ke tempat upacara pernikahan. Titik.
Gatotkaca
Lho? Waduh...
Srikandi
Aku sungguh-sungguh. Bilang saja begitu, selebihnya terserah dia. Tapi bilang juga, kalau dia tidak datang, berarti pernikahan batal.
(Sumbadra dan Larasati saling pandang, heran)
Gatotkaca
Waah, jadi... bagaimana ini, Bibi Sumbadra?
Sumbadra
(Menghela napas)
Lakukan saja apa yang diminta tante-mu. Nanti kami atur pertemuan itu supaya tidak melanggar adat dan aturan protokoler. Pergilah cepat!
Gatotkaca
Baik. Hamba segera pamit mundur. Sumbadra
(Pergi bergegas menuju istana utama) (Menegur halus)
Apakah ketegangan sanggup memengaruhi, sehingga dinda berani punya niatan melanggar adat tata cara kita?
Srikandi
Apakah salah jika aku ingin ketemu calon suamiku? Sekarang aku masih bebas. Tapi besok, aku sudah diikat oleh tali suci itu: pernikahan. Jadi, sebelum telanjur ada yang hendak kutanyakan padanya. Dan aku butuh jawaban jujur darinya, sekarang juga. Sehingga aku jadi sungguh-sungguh yakin pilihanku cocok dan benar. Maafkan Yunda, aku sedang berjudi dengan nasib. Dengan taruhan yang sangat besar: jiwa ragaku, hidupku.
...
Dalam drama tersebut Anda dapat menentukan tokoh protagonis dan antagonis. Dalam pengertian sederhana, tokoh protagonis mewakili orang yang membawa nilai-nilai kehidupan (tokoh baik). Adapun tokoh antagonis mewakili peran yang selalu ingin menghancurkan dan mencapai keinginannya sendiri.
Dalam drama Semar Gugat, tokoh Srikandi, yang akan melang-sungkan pernikahan dengan Arjuna, merupakan tokoh korban yang dimanfaatkan oleh tokoh protagonis bernama Durga dan pembantunya bernama Kalika. Dalam penggalan adegan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa Durga masuk ke dalam raga Srikandi. Tubuh Srikandi pun dimanfaatkan untuk mengacaukan suasana menjelang pernikahan. Tokoh lain yang membantu Srikandi adalah Sumbadra, Gatotkaca, dan Larasati. Setelah dimasuki roh
Durga, Srikandi yang tadinya berperan protagonis berubah menjadi antagonis.
1. Perankanlah penggalan drama berikut dengan teman Anda. 2. Sebelumnya, lakukanlah latihan dengan baik.
3. Tentukanlah siapa yang berperan sebagai pemain antagonis dan protagonis.