• Tidak ada hasil yang ditemukan

FLU BURUNG

Dalam dokumen PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT (Halaman 147-152)

bernapas Anamnesis

FLU BURUNG

124

4. BA

TUK

Progresivitas menjadi gagal napas: infiltrat ground-glass, difus, bilateral dan manifestasi ARDS (rentang 4-13 hari)

Pemeriksaan postmortem

Ditemukan kerusakan multi organ, koagulasi intravaskular diseminata, nekrosis dan atrofi jaringan limfoid.

Dia gnosis

Seseorang dicurigai mengalami infeksi AI jika menunjukkan gejala PSI disertai adanya kontak dengan unggas atau riwayat berada di daerah endemis AI. Untuk deteksi dini kasus AI dapat digunakan alur yang disusun oleh IDAI (lihat halaman 128).

Definisi Kasus AI H5n1

1. Kasus suspek

Kasus suspek adalah seseorang yang menderita infeksi saluran respi-

ratorik atas dengan gejala demam (suhu ≥ 380 C), batuk dan atau sakit

tenggorokan, sesak napas dengan salah satu keadaan di bawah ini dalam 7 hari sebelum timbul gejala klinis:

- Kontak erat dengan pasien suspek, probable, atau confirmed seperti merawat, berbicara atau bersentuhan dalam jarak <1 meter.

- Mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit KLB flu burung. - Riwayat kontak dengan unggas, bangkai, kotoran unggas, atau produk

mentah lainnya di daerah yang satu bulan terakhir telah terjangkit flu burung pada unggas, atau adanya kasus pada manusia yang confirmed.

- Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung dalam satu bulan terakhir.

- Memakan/mengkonsumsi produk unggas mentah atau kurang dimasak matang di daerah diduga ada infeksi H5N1 pada hewan atau manusia dalam satu bulan sebelumnya.

- Kontak erat dengan kasus confirmed H5N1 selain unggas (misal kucing, anjing).

2. Kasus probable

Adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan:

a. Infiltrat atau terbukti pneumonia pada foto dada + bukti gagal napas (hipoksemia, takipnea berat) ATAU

125

4. BA

TUK

b. Bukti pemeriksaan laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1), misalnya tes HI yang menggunakan antigen H5N1.

c. Dalam waktu singkat, gejala berlanjut menjadi pneumonia atau gagal napas /meninggal dan terbukti tidak terdapat penyebab yang lain.

3. Kasus konfirmasi

Adalah kasus suspek atau kasus probable didukung salah satu hasil pemeriksaan laboratorium di bawah ini:

- Isolasi/Biakan virus influenza A/H5N1 positif - PCR influenza A H5 positif

- Peningkatan titer antibodi netralisasi sebesar 4 kali dari spesimen serum konvalesen dibandingkan dengan spesimen serum akut (diambil 7 hari setelah muncul gejala penyakit) dan titer antibodi konvalesen harus 1/80

- Titer antibodi mikronetralisasi untuk H5N1 1/80 pada spesimen serum yang diambil pada hari ke 14 atau lebih setelah muncul gejala penyakit, disertai hasil positif uji serologi lain, misal titer HI sel darah merah kuda 1/160 atau western blot spesifik H5 positif.

Tatalaksana Umum

Isolasi pasien dalam ruang tersendiri. Bila tidak tersedia ruang untuk satu pasien, dapat menempatkan beberapa tempat tidur yang masing-masing berjarak 1 meter dan dibatasi sekat pemisah.

Penekanan akan Standar Kewaspadaan Universal.

Pergunakan Alat Pelindung Pribadi (APP) yang sesuai: masker, gaun proteksi, google/pelindung muka, sarung tangan.

Pembatasan jumlah tenaga kebersihan, laboratorium dan perawat yang menangani pasien. Perawat tidak boleh menangani pasien lainnya. Tenaga kesehatan harus sudah mendapat pelatihan kewaspadaan

pengendalian infeksi.

Pembatasan pengunjung dan harus menggunakan APP.

Pemantauan saturasi oksigen dilakukan bila memungkinkan secara rutin dan berikan suplementasi oksigen untuk memperbaiki keadaan hipok- semia.

Spesimen darah dan usap hidung-tenggorok diambil serial. Foto dada dilakukan serial.

126

4. BA

TUK

Khusus

Antiviral Oseltamivir dan zanamivir aktif melawan virus influenza A dan B termasuk virus AI. Rekomendasi Terapi Menurut WHO yaitu:

Oseltamivir (Tamiflu®) merupakan obat pilihan utama • Cara kerja: Inhibitor neuraminidase (NA) • Diberikan dalam 36-48 jam setelah awitan gejala

• Dosis: 2 mg/kg ( dosis maksimum 75 mg) g 2 kali sehari selama

5 hari

• Dosis alternatif (WHO):

≤ 15 kg : 30 mg 2 x sehari

> 15-23 kg : 45 mg 2 x sehari

> 23-40 kg : 60 mg 2 x sehari

> 40 kg : 75 mg 2 x sehari

Anak usia ≥ 13 th dan dewasa: 75 mg 2 x sehari

Modifikasi rejimen antiviral, termasuk dosis ganda, harus dipertimbang- kan kasus demi kasus, terutama pada kasus yang progresif dan disertai dengan pneumonia.

Kortikosteroid tidak digunakan secara rutin, namun dipertimbangkan pada keadaan seperti syok septik atau pada keadaan insufisiensi adrenal yang membutuhkan vasopresor. Kortikosteroid jangka panjang dan dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping yang serius, termasuk risiko adanya infeksi oportunistik. Meskipun badai sitokin diduga bertanggung jawab dalam mekanisme patogenesis pneumonia akibat A/H5N1, bukti terkini belum mendukung penggunaan kortikosteroid atau imunomodulator lainnya dalam penanganan infeksi A/H5N1 yang berat.

Antibiotika kemoprofilaksis tidak harus dipergunakan. Pertimbangkan pemberian antibiotika bila diperlukan yaitu jenis antibiotik untuk commu- nity acquired pneumonia (CAP) yang sesuai sambil menunggu hasil biakan darah.

Hindarkan pemberian salisilat (aspirin) pada anak <18 tahun karena berisiko terjadinya sindrom Reye. Untuk penurun panas, berikan para- setamol secara oral atau supositoria.

Kriteria Pemulangan Pasien

Pasien anak dirawat selama 21 hari dihitung dari awitan gejala penyakit,

karena anak <12 tahun masih dapat mengeluarkan virus (shedding) hingga

21 hari setelah awitan penyakit. Apabila tidak memungkinkan, keluarga harus FLU BURUNG

127

4. BA

TUK

dilatih tentang kebersihan pribadi, cara pengendalian infeksi (cuci tangan, anak tetap memakai masker muka) dan tidak boleh masuk sekolah selama masa tersebut.

Pence gahan

• Menghindari kontaminasi dengan tinja, sekret unggas, binatang, bahan, dan alat yang dicurigai tercemar oleh virus.

o Menggunakan pelindung (masker, kacamata) o Tinja unggas ditatalaksana dengan baik o Disinfektan alat-alat yang digunakan

o Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan o Daging ayam dimasak suhu 800 C selama 10 menit, telur unggas di-

panaskan 640 C selama 5 menit

o Jaga kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi (personal hygiene)

• Penerapan Standar Kewaspadaan Universal perlu dilakukan dengan penerapan kendali infeksi di lingkungan dan higiene pribadi dalam usaha untuk meminimalisasi kejadian pandemi.

• Oseltamivir dosis tunggal selama 1 minggu

Zanamivir perlu dipertimbangkan sebagai terapi profilaksis pada pekerja kesehatan yang kontak dengan pasien terinfeksi AI serta dalam pengo- batan menggunakan oseltamivir.

• Vaksinasi belum ada

Vaksin yang efektif hingga kini masih dalam penelitian dan pengem- bangan.

128

4. BATUK

BAGAN 13.

ALUR DETEKSI DINI PASIEN AVIAN INFLUENZA (FLU BURUNG)

Dalam dokumen PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT (Halaman 147-152)