• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR DAN BAYI MUDA

Dalam dokumen PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT (Halaman 81-86)

untuk bayi baru lahir yang lahir di luar rumah sakit lalu dibaw a ke rumah sakit)

TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR DAN BAYI MUDA

3. BA

YI MUDA

Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri

berat (lihat halaman 76, 77).

Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.

Pantau bayi dengan ketat.

3.7.Infeksi bakteri yang berat

Faktor risiko infeksi bakteri berat adalah:

Ibu demam (suhu > 37.90 C sebelum atau selama persalinan) Ketuban pecah > 18 jam sebelum persalinan

Cairan amnion berbau busuk.

Semua TANDABAHAYA di atas juga merupakan tanda infeksi bakteri berat, tanda-tanda lainnya adalah:

Ikterus berat

Distensi perut berat

Tanda infeksi lokal adalah :

Nyeri dan bengkak

sendi, gerakan berkurang dan rewel jika bagian-bagian ini disentuh.

Pustula kulit banyak dan berat Pusar kemerahan, meluas ke kulit

sekitarnya atau terdapat nanah

(lihat gambar)

Ubun-ubun membonjol Tatalaksana

Antibiotik

Anak harus di rawat di rumah sakit.

Jika pemeriksaan kultur darah tersedia, lakukan pemeriksaan tersebut sebelum memulai antibiotik.

Jika ditemukan tanda infeksi bakteri yang berat, beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin (dosis lihat halaman 76, 77)

Beri kloksasilin (jika ada) sebagai pengganti penisilin jika pustula atau abses kulit meluas karena tanda ini dapat merupakan tanda-tanda infeksi

Pusar kemerahan pada sepsis. Peradangan meluas ke dinding

abdomen sekitar tali pusat. INFEKSI BAKTERI YANG BERAT

3. BA

YI MUDA

Sebagian besar infeksi bakteri yang berat pada neonatal harus diobati dengan antibiotik sekurangnya 10 hari.

Jika tidak membaik dalam 2-3 hari, ganti antibiotika dengan sefalosporin generasi ke-3 (sefotaksim) atau rujuk bayi ke fasilitas yang lebih lengkap. Pengobatan Lain

Atasi kejang

• Atasi kejang dengan fenobarbital 20 mg/kgBB IV dalam waktu 5 menit. • Jika kejang tidak berhenti tambahkan fenobarbital 10 mg/kgBB sampai

maksimal 40 mg/kgBB.

• Bila kejang berlanjut, berikan fenitoin 20 mg/kgBB IV dalam larutan garam fisiologis dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit.

• Pengobatan rumatan:

o Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari, dosis tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara IV atau per oral.

o Fenitoin 4-8 mg/kgBB/hari, dosis terbagi dua atau tiga secara IV atau per oral.

Untuk pengelolaan mata bernanah (lihat halaman 70)

Jika anak berasal dari daerah malaria dan mengalami demam, ambil apusan darah untuk pemeriksaan malaria. Malaria pada bayi baru lahir sangat jarang. Jika terbukti, obati dengan kina (lihat bab Demam).

Berikan Perawatan penunjang, lihat halaman 60.

3.8.Meningitis

Tanda-tanda klinik

Suspek jika terdapat tanda-tanda infeksi bakteri yang berat, atau salah satu

dari tanda meningitis berikut ini.

Tanda-tanda umum

Terus mengantuk, letargi atau tidak sadar Minum berkurang

Rewel

Tangisan melengking

Episode apnu.

3. BA

YI MUDA

Tanda-tanda yang lebih spesifik

Kejang

Ubun-ubun membonjol

Ubun-ubun normal Ubun-ubun membonjol

Lakukan pungsi lumbal jika dicurigai meningitis, kecuali jika bayi sedang mengalami apnu atau tidak terdapat respon motorik terhadap rangsang. Tatalaksana

Antibiotik

Beri ampisilin dan gentamisin. Bila dalam 24 jam tidak memperlihatkan perbaikan, ganti antibiotika dengan sefalosporin generasi ke-3, misal sefotaksim (lihat halaman 79)

Jika obat di atas tidak tersedia, gunakan pensilin dan gentamisin. Pilihan lainnya adalah kloramfenikol tetapi jangan digunakan untuk bayi prematur

atau BBLR

Jika terdapat tanda hipoksemia, beri oksigen (lihat halaman 63) Kejang

Atasi kejang (lihat halaman 59).

3.9.Peraw atan penunjang untuk bayi baru lahir sakit

3.9.1.Suhu lingkungan

Jagalah bayi tetap dalam keadaan kering dan diselimuti dengan baik. Topi sangat membantu untuk mengurangi kehilangan panas. Pertahankan

suhu ruangan antara 24-260 C. Upaya perawatan metode Kanguru selama 24 jam sehari, sama efektifnya dengan penggunaan inkubator/alat pema-

nas eksternal dalam menghadapi udara dingin.

Ubun-ubun membonjol merupakan tanda meningitis pada bayi muda yang mempunyai fontanel terbuka. PERAWATAN PENUNJANG UNTUK BAYI BARU LAHIR SAKIT

3. BA

YI MUDA

Menjaga anak tetap hangat: Anak mem- peroleh kontak kulit dengan ibunya, terse- limuti dalam pakaiannya, kepala ditutupi untuk mencegah kehilangan panas.

Posisi perawatan metoda kanguru untuk bayi muda. Catatan: Sesudah menyelimuti anak, tutupi kepala dengan topi untuk mencegah kehilangan panas. Perhatian khusus agar bayi tidak menggigil selama pemeriksaan.

Periksa suhu bayi secara teratur, suhu dijaga sekitar 36.5-37.50 C, aksilar.

3.9.2.Tatalaksana cairan

Anjurkan ibu untuk sering memberikan ASI guna mencegah hipoglikemia. Jika bayi tidak mampu menyusu, berilah ASI melalui sendok/cangkir atau pipa

lambung.

• Jangan memberi ASI per oral jika terdapat obstruksi usus, enterokolitis nekrotikan, gangguan minum, misal: distensi abdomen, memuntahkan

semua yang diminum.

• Jangan memberi ASI per oral dalam fase akut pada bayi yang letargi, atau

sering mengalami kejang.

Jika diberikan cairan IV, kurangi cairan IV apabila volume pemberian ASI PERAWATAN PENUNJANG UNTUK BAYI BARU LAHIR SAKIT

3. BA

YI MUDA

Bayi yang mengisap dengan baik tapi memerlukan drip IV untuk antibiotika

harus menggunakan cairan IV minimal untuk menghindari beban cairan yang

berlebihan, atau bilas kanul dengan 0.5 ml NaCl 0.9% (garam normal). Tingkatkan cairan yang diberikan selama 3-5 hari pertama (jumlah total, oral

dan IV).

Hari 1 60 mL/kg/hari

Hari 2 90 mL/kg/hari Hari 3 120 mL/kg/hari

Kemudian ditingkatkan sampai 150 mL/kg/hari

Jika toleransi minum oral baik, sesudah beberapa hari jumlah dapat ditingkatkan menjadi 180 mL/kg/hari. Hati-hati dengan pemberian cairan parenteral pada bayi karena bisa cepat terjadi overhidrasi. Ketika memberikan cairan IV, jangan melebihi volume ini kecuali jika bayi mengalami dehidrasi atau sedang mendapat terapi sinar atau berada di bawah pemancar panas. Jumlah ini adalah TOTAL asupan cairan yang diperlukan seorang bayi, asupan oral harus diperhitungkan ketika meng- hitung kecepatan cairan IV.

• Beri cairan lebih banyak jika bayi ditempatkan di bawah pemancar panas

(1.2-1.5 kali)

JANGAN menggunakan cairan glukosa IV tanpa natrium SESUDAH 3 hari pertama kehidupan. Bayi yang berumur lebih dari 3 hari perlu natrium (misal-

nya, garam 0.18%/glukosa 5%).

Pantaulah infus IV dengan sangat hati-hati.

• Gunakan formulir pemantauan • Hitung kecepatan tetesan

• Periksa kecepatan tetesan dan volume cairan yang diinfuskan setiap jam • Timbanglah bayi setiap hari

• Perhatikan pembengkakan wajah. Jika ini terjadi, kurangi cairan IV hingga minimal atau hentikan pemberian cairan IV. Mulailah pemberian minum melalui pipa lambung atau beri ASI sesegera mungkin jika hal itu telah

aman untuk dilakukan.

Dalam dokumen PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT (Halaman 81-86)