• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggal : 9 April 2013

Waktu : 10.00-14.00 WIB

Tempat : Pasar Giwangan Yogyakarta

Kegiatan : Observasi kegiatan sehari-hari buruh gendong saat bekerja di pasar

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang di Pasar Giwangan tepat pukul 10.00 WIB, karena ingin mengamati bagaimana kegiatan buruh gendong saat bekerja di pasar dan melihat keadaan pasar Giwangan Yogyakarta. Pada jam 10.00 ini biasanya kegiatan bongkar muat di bagian buahan sedang datang dari pemasok buah-buahan di pasar Giwangan ini. Di pagi ini, peneliti juga bertemu dengan buruh gendong yaitu ibu “TMR” mereka adalah buruh gendong yang bekerja di bagian buah-buahan. Di pagi itu, ibu “TMR” dan ibu “LGM” sedang aktif bekerja gendong buah-buahan di tempat bongkat muat barang pasar Giwangan Yogyakarta. Setelah mengamati dengan seksama bagaimana keadaan pasar Giwangan dan aktivitas menggendong barang yang dilakuakan oleh ibu “TMR” dan ibu “LGM” peneliti ketika mengamati kegiatan saat buruh gendong bekerja sangat unik, jadi ketika truk-truk pembawa barang daganan sudah tiba di tempat bongkar muat di pasar Giwangan, buruh gendong sudah mengantri dan berkumpul di tempat bongkar muat sambl menawarkan jasa gendongannya kepada calon pembeli barang dagang yakni buah-buahan. Dan mereka ada yang samapai berebut untuk mendapatkan barang dagangan. Namun ada juga yang tanpa menawarkan jasa mereka sudah medapatkan barang gendongan karena mereka sudah mempuyai pelanggan.

179 

gendongan, peneliti saat mengamati aktivitas ini mendapati ada yang sampai menimbulkan konflik antar sesama buruh gendong. Kemudian setelah mengamati dengan seksama, peneliti juga sempat mewawancarai ibu “TMR” peneliti memperoleh informasi bahwa saat bekerja buruh gendong untuk mendapatkan barang gendongan ada yang dengan cara menawarkan jasanya kepada pedagang maupun pembeli, namun ada juga yang sudah mempunyai pelanggan dan mereka bersaing untuk mendapatkan gendongan dan ini yang sering menimbulkan konflik diantara buruh gendong dengan buruh gendong yang lain, belum lagi buruh gendong harus bersaing dengan buruh gendong laki-laki atau yang sering disebut dengan manol. Peneliti pada hari itu juga mengamati kegiatan ibu “TMR” selain menggendong beliau juga bekerja mengklasifikasikan buah-buahan atau sebuatan untuk kegiatan ini bagi buruh gendong adalah ngeses buah jadi kegiatan ini adalah kegiatan memilah buah-buahan menjadi kelas-kelas tertentu ada yang kategori buah kelas 1, 2, dan 3. Dalam kegiatan ngeses ini mayoritas buruh gendong sudah mendapatkan pelanggan masing-masing, untuk menyelesaikan kegiatan ngeses ini biasanya dikerjakan secara berkelompok biasanya dalam satu kelompok terdiri dari 3-5 orang campur antara buruh gendong laki-laki (manol) maupun perempuan. Ibu “TMR” mengungkapkan bahwa untuk menyelesaikan ngeses buah ini biasanya hampir sehari penuh. Demikian hasil wawancara dengan ibu “TMR”.

Keadaan pasar Giwangan ini jika dilihat secara fisik sudah lumayan bersih, karena setiap pagi ada petugas kebersihan yang membersihkan pasar. Fasilitas yang ada di pasar Giwangan ada mushola 2 buah, kamar mandi/ WC 4, tempat bongkar muat ada 3. Kantor pasar ada 2, tempat istirahat buruh gendong (sellter) dari Yasanti ada 1 buah, tata letak pedagang sudah tertata rapi untuk bagian buah menempati pasar dibagian selatan pasar, untuk bagian sayur menempati bagian utara dan timur pasar Giwangan.

180  Tanggal : 10 April 2013

Waktu : 13.00-15.00 WIB

Tempat : Pasar Giwangan Yogyakarta

Kegiatan : Observasi kegiatan sehari-hari buruh gendong saat bekerja di pasar

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang di Pasar Giwangan pada pukul 13.00 karena ingin melihat kegiatan buruh gendong saat bekerja di bagian sayur, karena pada pukul 13.00 WIB untuk buruh gendong yang bekerja di bagian sayur baru akan memulai bekerja menggendong. Biasanya untuk buruh gednong yang bekerja di bagian sayur ini bekerja dimulai dari pukul 13.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB dan mulai berkerja kembali paa pukul 01.00 pagi- 06 pagi. Pasar bagian sayuran ini mulai ramai pada pukul 13.00 WIB karena pada jam tersebut pemasok sayuran datang memasok beraneka ragam sayuran. Dan pada pukul 13.00 WIB ini biasanya pada bagian sayur kegiatan bongkar muat sedang berlangsung. Pada hari ini, peneliti juga bertemu dengan ibu “JMN”, ibu “SMR” dan ibu “SDH” dan peneliti ingin melihat mereka saat bekerja menggendong. Peneliti mendapati kegiatan buruh gendong saat bekerja tidak jauh beda dengan buruh gendong yang di bagian buah. Saat bekerja buruh gendong mengunakan kain lurik dan kain celmek untuk melindungi tubuh mereka agar tidak kotor saat menggendong. Kain lurik digunakan untuk menggendong barang dagangan. Saat mobil-mobil pemasok datang buruh gendong segera berkumpul dan berebut barang dagangan sambil menawarkan jasa gendongan mereka kepada pembeli. Buruh gendong ini menggendongkan barang dagangan dari tempat membeli ke tempat parkir, ada yang mengantarkan dari tempat bongkaran ke tempat lapak pedagang berjualan.

181 

sesama buruh gendong, namun juga ada yang dengan pengguna jasa buruh gendong. Biasanya pemicunya karena buruh gendong tidak cepat ketika menggendong barang dagangan dan salah dalam meletakkan barang dagangan. Selain buruh gendong bekerja menggendong barang dagangan mereka juga ada yang bekerja ngiketin sayur-sayuran atau bisanya disebut nguntingi sayuran, untuk mereka yang nguntingi sayuran ini bisanya sudah mempunyai pelanggan atau ikut dengan juragan. Dan pada saat peneliti menagamati buruh gendong bekerja dengan giat, mereka tidak menyia-nyiakan waktu terbukti mereka sibuk dengan gendongan masing-masing. Pada saat itu peneliti sempat berwawancara dengan ibu “SDH” menurut beliau kalau bekerja saat menggendong memang bersaing dengan yang lain dan sampai menimbulkan konflik yang berkepanjangan, saling mendiamkan selama beberapa hari bahkan minggu.

182  Tanggal : 12 April 2013

Waktu : 10.00-13.00 WIB

Tempat : Pasar Giwangan Yogyakarta

Kegiatan : Observasi Pertemuan Rutin Paguyuban Sayuk Rukun Kelompok Pasar Giwangan Yogyakarta

Deskripsi

Kedatangan peneliti di pertemuan rutin paguyuban “Sayuk Rukun” untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana pola interaksi antar kelompok paguyuban buruh gendong yang di dampingi oleh Yasanti serta untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam paguyuban. Disini peneliti mendaptkan informasi bahwa pendampingan sosial merupakan tujuan utama Yasanti, dengan kegiatan sosial, buruh gendong mampu memahami bagaimana menjalin sebuah relasi yang baik dengan masyarakat atau dengan individu lainnya. Maka dari itu Yasanti mewujudkan melalui berbagai kegiatan diantaranya (a) kegiatan simpan pinjam uang dan barang anggota “Sayuk Rukun”, (b) kegiatan arisan, (c) pelatihan-pelatihan untuk buruh gendong, (d) penguatan tentang gender, (e) pemerikasaan gratis setiap 2 bulan sekali, (f) penyadaran tentang kesehatan reproduksi, (g) pemberdayaan hak, dan (h) penyadaran politik. Menurut ibu “UMA” selaku pelaksana yang mendampingi buruh gendong di pasar giwangan mengungkapkan bahwa didalam kegiatan perkumpulan ini setiap bulannya Yasanti selalu mendatangkan pihak lain untuk memberikan sedikit pengetahuan yang ahli dibidangnya, jadi kegiatan pertemuan itu selalu disisipkan bekal pengetahuan yang berbeda-beda. Paguyuban ini merupakan salah satu bentuk organisasi buruh gednong dan anggotanya bersifat suka rela. Paguyuban identik dengna masyarakat pedesaan yang memiliki tujuan sebagai wadah menampung inspirasi serta permasalahan yang terjadi di kalangan

183 

paguyuban ini didapati bahwa buruh gendong yang awalnya mereka tidak saling kenal menjadi kenal, terjalin hubungan yang baik, namun tidak dipungkuri di dalam paguyuban juga sering terjadi konflik terutama untuk urusan simpan pinjam anggota. Lewat paguyuban ini buruh gendong banyak sekali mendapatkan pengalaman berorganisasi yang sebelumnya mereka tidak pernah dapatkan. Demikian hasil observasi untuk hari ini.

184  Tanggal : 15 April 2013

Waktu : 08.00-11.00 WIB

Tempat : Pasar Giwangan Yogyakarta

Kegiatan : Wawancara Dengan Buruh Gendong Bagian Sayur

Deskripsi

Pada hari ini, peneliti datang ke Pasar Giwangan bertemu dengan ibu “JMN” dan ibu “SDH” untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai kehidupan sosial atau perilaku sosial buruh gendong pasar Giwangan. Peneliti menyakan kepada ibu “JMN” dan ibu “SDH” adapun yang ditanyakan antara lain (1) mengenai hal yang melatarbelakangi bekerja sebagai buruh gendong, (2) Sudah berapa lama Anda bekerja sebagai buruh gendong, (3) barang dagangan apa saja yang biasanya mereka gendong, (4) bagaimana cara mereka melayani para pengguna jasa, (5) Apakah mereka mempunyai keturunan yang juga bekerja sebagai buruh gendong, (6) penghasilan yang mereka dapat selama bekerja dalam satu hari, (7) bagaimana pekerjaan sebagai buruh gendong dapat menjadikan mereka lebih mandiri, (8) bentuk kerjasama seperti apakah yang terjalin antar buruh gendong dan pedagang pasar, (9) apakah perbedaan tempat mempengaruhi interaksi social, (10) bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara buruh gendong yang satu dengan yang lain, (11) hubungan buruh gendong dengan Juragan, (12) hubungan buruh gendong dengan para manol , (13) kesulitan apa yang buruh gendong temui dalam bekerja sebagai buruh gendong di Pasar Giwangan, (14) cara mengatasi kesulitan tersebut, (15) bagaimana pola interaksi Anda dengan teman-teman kerja, (16) bagaimana buruh gendong mengatur urusan rumah tangganya, (17) jika mereka bekerja dan menginap di Pasar bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggal Anda, (18) Bagaimana buruh gendong mengatasi ketertinggalan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tempat tingganya. Wawancara ini dilakukan secara bertahap agar responden tidak jenuh denga pertanyaan-pertanyaan penelitian.