• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Mengenai Interaksi Sosial a.Pengertian Interaksi Sosial

A. Kajian Teori

3. Tinjauan Mengenai Interaksi Sosial a.Pengertian Interaksi Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang dapat dinamakan proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.

Menurut Soerjono Soekanto (2010: 55), interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Sedangkan J. Dwi Nawoko & Bagong Suyanto (2011: 20) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktivitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial. Menurut Roucek dan Warren, interaksi sosial adalah satu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi

35 

tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. (Abdulsyani, 2007: 153).

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya (Abu Ahmadi, 2004: 100). Interaksi sosial ialah hubungan antara inividu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling tibal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. (Bimo Walgito, 1991: 65).

Interaksi sosial merupakan titik tolak dalam semua kegiatan sosial. Tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan mungkin terjadi kehidupan bersama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial pada bentuk hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antar individu atau kelompok manusia yang didahului oleh adanya komunikasi sehingga terjadi adanya suatu perubahan tingkah laku pada individu.

36  b. Syarat Interaksi Sosial

Dalam proses sosial, baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial apabila telah memenuhi dua syarat (Soerjono Soekanto, 2010: 58-61) yaitu:

1) Adanya Kontak Sosial

Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Jadi, secara harfiah artinya adalah bersama-sama menyentuh. Sebagai gejala sosial itu tidak berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain.

2) Adanya Komunikasi

Arti penting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak badan atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau perorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.

c. Pola Interaksi Sosial

Menurut Ritzer, interaksi sosial terjadi dan berlangsung melalui penafsiran dan pemahaman tindakan masing-masing baik antar individu

37 

maupun antar kelompok. (Karel J. Veeger, 1997: 32). Interaksi sosial terjadi apabila dalam masyarakat terjadi kontak sosial (sosial contact) dan komunikasi. Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu atau pertemuan antara individu dengan kelompok dimana komunikasi terjadi diantara kedua belah pihak. (Yayuk Yulianti, 2003: 31).

Soerjono Soekanto (2010: 64) mengatakan bahwa kontak sosial dan komunikasi merupakan syarat mutlak dalam proses interaksi sosial, sehingga tanpa kedua unsur tersebut maka sangatlah mustahil interaksi sosial dapat terjadi. Komunikasi sangat menentukan terjadinya kerjasama antara orang per orang, atau antar kelompok-kelompok manusia.

Dari pemikiran diatas dapat diketahui apabila ada pembatasan kontak sosial salah satu pihak, maka akan terjadi persoalan yang muncul dari hubungan yang tidak harmonis ini. Teori interaksionisme simbolik yang termasuk dalam paradigma definisi sosial, memusatkan perhatiannya terutama pada dampak dari makna dan simbol terhadap tindakan dan interaksi manusia. Simbol dan arti memberikan ciri-ciri khusus pada tindakan sosial manusia (yang melibatkan aktor tunggal) dan pada interaksi sosial manusia (yang melibatkan dua orang aktor atau lebih yang terlibat dalam tindakan sosial timbal-balik). Tindakan sosial adalah tindakan dimana individu bertindak dengan orang lain dalam pikiran, dengan kata lain dalam melakukan tindakan, seorang aktor mencoba menaksirkan pengaruhnya terhadap aktor lain yang terlibat. Meski mereka terlibat dalam perilaku tanpa pikir, perilaku berdasarkan kebiasaan, namun

38 

manusia mempunyai kapasitas untuk terlibat dalam tindakan sosial. Dalam proses interaksi sosial, manusia secara simbolik mengomunikasikan arti terhadap orang lain yang terlibat. Orang lain menafsirkan simbol komunikasi itu dan menorientasikan tindakan balasan mereka berdasarkan penafsiran mereka, dengan kata lain dalam interakssi sosial, para aktor terlibat dalam proses saling mempengaruhi. (George Ritzer-Douglas Goodman, 2007: 294).

Jadi dalam proses interaksi manusia itu bukan suatu proses dimana adanya stimulus secara otomatis dan langsung menimbulkan tanggapan atau respon yang terjadi sesudahnya, ditandai oleh proses interpretasi oleh si aktor. Jelas proses intepretasi ini adalah proses berfikir yang merupakan kemampuan yang khas yang dimiliki manusia. Proses interpretasi yang menjadi penengah antara stimulus dan respon menempati posisi kunci dalam teori interaksionis simbolik.

Untuk itu dalam suatu interaksi harus memenuhi dua syarat yaitu adanya komunikasi dan kontak sosial (Social Contact). Kontak sosial tersebut ada yang bersifat positif atau negatif. Sifat positif mengarah pada suatu kerjasama, sifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Komunikasi mempunyai arti penting bagi seseorang dalam memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampikan oleh orang

39 

tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Menurut Kimbal Young, interaksi sosial dapat berlangsung antara (Kimbal Young dalam Abu Ahmadi, 2004: 112)

1) perorangan dengan kelompok atau kelompok dengan orang-perorangan

2) kelompok dengan kelompok 3) orang-perorangan

d. Proses Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain (Soejono Soekanto, 2010: 57-58) 1) imitasi, 2) sugesti, 3) identifikasi, 4) simpati.

Hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak dengan sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.

4. Tinjauan Mengenai Buruh Gendong Perempuan di Pasar Giwangan