• Tidak ada hasil yang ditemukan

D Jebakan Inflas

Dalam dokumen Kebijakan Stabilisasi terhadap P pmy enganggu (Halaman 146-153)

a Doktrin Keagamaan dan Pengangguran

D. Harga, Upah dan Inflas

3. D Jebakan Inflas

Beberapa sumber terbatas menyebut bahwa pada masa awal- awal Abbasiyah hingga sebelum terjadi perang sipil antara al- Ami>n dan al-Ma’mu>n, terjadi tren penurunan harga kebutuhan pokok. Namun sementara informasi menyebut bahwa pada masa al- Rashi>d terjadi “kenaikan harga/al-ghala>’”.172Namun sayangnya

170 William J. Baumol & Alan S. Blinder, Economics: Principles and Pol-

icy, 12th Edition, 497

171

David Card dan Alan Krueger, Myth and Measurement: the New Eco- nomics of the Minimum Wage (Princeton, N. J.: Princeton University Press, 1995).

172

147

belum ada informasi lengkap terkait berapa kenaikan harga terse- but.

Menurut informasi yang disebutkan oleh al- Jihshaya>ri>,173penurunan harga itu mula-mula terjadi pada masa pemerintahan Ja‘far al-Mans}u>r dan bertepatan dengan pemecatan wazirnya yang bernama Abu> Ayyu>b al-Murya>ni> yang diang- gap melakuan penyalahgunaan jabatan demi kepentingan pribadi (abuse of power). Kelihatannya, momen dua kejadian ini menun- jukkan bahwa ada “ketidaktepatan dalam tata kelola” terkait harga pasar saat itu. Terbukti, masyarakat petani—yang notabene diru- gikan—kemudian meminta agar pemerintah melakukan sistem al- muqa>samah (‘proportion of annual yield’) yang dianggap lebih adil dan dapat membantu meningkatkan pendapatan petani.

Al-Khat}i>b al-Baghda>di> merilis keterangan seseorang yang hidup pada jaman itu. Di situ disebutkan bahwa harga seekor Kibash adalah 1 dirham atau sekitar 33.891 Rupiah, seekor domba seharga 4 dawa>niq (1 da>niq seukuran 1/6 dirham),17460

173 Muh}ammad ibn ‘Abdu>s al-Jihshiya>ri>, al-Wuzara’> wa al-

Kutta>b, 117.

174

Dawa>niq” adalah bentuk plural dari “da>niq”. 1 (satu) da>niq

senilai dengan 2 qira>t}. Sementara 1 qira>t} adalah 2 t}assu>j. Bila dinilai dengan dirham, satu da>niq adalah 1/6 dari 1 dirham. Sementara untuk 1 dirham terdapat perbedaan pengukuran di antara para pakar: secara historis, D{iya> al- Di>n al-Rays mengukurnya seberat 2,975 gram. Al-Kurdi> mengukurnya dengan barometer yang ditetapkan oleh ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b yaitu 2,832 gram. Sementara al-Kha>ru>f dan penyusun Mu’jam Lughat al-Fuqaha> mem- bagi dirham kepada dua fungsi: sebagai ukuran perak yaitu sebagai 2,975 gram; dan sebagai ukuran yang selain perak yaitu 3,171 gram. (Lihat: al- Fayru>za>ba>di>, al-Qamu>s al-Muh}i>t}; Muh}ammad Dhiya> al-Di>n al- Rays, al-Khara>j wa al-Nuz}um al-Ma>liyah, 354; al-Kurdi>, al-Maqa>di>r al- Shar’iyyah, 43-46; al-Kha>ru>f, al-I<d}a>h wa al-Tibya>n, M. Rawwa>s Qal’aji> & H{a>mid S{a>diq Qunaybi>, Mu’jam Lughat al-Fuqaha>, 208, 449). Pada konteks era Abbasiyah, maka pendekatan sejarah-kontekstual al-Rays nampaknya yang lebih relevan dan tepat. Dengan demikian, 1 dirham dalam konteks tesis ini senilai dengan 2,975 gram. Bila dikonversikan dengan harga perak dunia 1 oz/31,1 gr = 40,63 USD dan nilai kurs 1 IDR terhadap USD = 8.720 IDR (per 14 Nopember 2011 jam 22.30 WIB), maka harga per 1 gram pe- rak adalah: 11.392,07 Rupiah. Ini berarti bahwa harga 1 dirham tersebut adalah 33.891 Rupiah.

148

rit}l175atau sekitar 91,32 kilogram tamar seharga 1 dirham, 16 rit}l minyak seharga 1 dirham, 8 rit}l butter seharga 1 dirham, pekerja yang bekerja dengan al-Ruzja>z di tembok pembatas kota Baghdad setiap harinya menerima upah 5 h}abba>h.176

Terlepas dari hal itu, al-Ma’mu>n sendiri dapat disebut cukup berhasil memimpin pemerintahan. Ini setidaknya dapat dilihat secara garis besar dari kesuksesannya mengembalikan stabilitas negara baik secara ekonomi dan politik yang cukup carut marut selama empat tahun masa pemerintahan al-Ami>n. Namun demikian, kesuksesan ini bukan berarti pemerintahannya benar- benar steril dari kontraksi ekonomi. Informasi inflasi pertama yang terjadi adalah pada sekitar tahun 201 H. dimana terjadi kelaparan (maja>’ah) di daerah Rhages, Isfahan, dan Khurasan. Hal ini disebabkan oleh mahal dan sulitnya mendapatkan bahan pokok (‘azz al-t}a’a>m).177

Namun demikian, langkanya bahan pokok ini pada dasarnya disebabkan oleh masih tidak stabilnya keamanan di daerah itu ka- rena sentimen anti Persia yang berkelindan dengan kepentingan elit politik tertentu.178Kejadian pada tahun 201 ini nampaknya dapat dikatakan sebagai “inflasi” dalam terma ekonomi karena sifatnya sebagai proses yang terus-menerus.

Yang kedua, tercatat bahwa pada tahun 207 H., di kota tertentu yaitu Baghdad, Basrah, dan Kufah terjadi semacam “inflasi” (al- ghala>’) dimana harga 1 quafi>z (26.064 gram) gandum mencapai 40 dirham (2.480 falas) atau sekitar 1.355.640 Rupiah hingga 50

175 Ibn al-‘Ara>bi> berpendapat bahwa 1 rit}l itu adalah 12 u>qiyah. Se-

dangkan 1 u>qiyah Arab itu 40 dirham, dengan demikian 1 rit}l sama dengan 480 dirham, atau 1.522,08 gram atau 1,522 kg (Muh}ammad ibn Makram ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab, Edisi ke-1, vol. 11, 285; al-Kurdi>, al-Maqa>di>r al-Shar’iyyah, 43-46; al-Kha>ru>f, al-I<d}a>h wa al-Tibya>n, Muh}ammad Rawwa>s Qal‘aji> & H{a>mid S{a>diq Qunaybi>, Mu’jam Lughat al-Fuqaha>,

208, 449).

176 Al-Khat}i>b al-Baghda>di>, Ta>ri>kh Baghda>d, 70. 1 H{abbah pa-

da umumnya senilai 0,06 gram, dengan demikian upah pekerja itu per harinya sebesar 0,3 gram perak.

177

Muh}ammad ibn Jari>r al-T{abari>, Ta>ri>kh al-Rusul wa al-Mulu>k, vol. 5, 143.

178 Muh}ammad ibn Jari>r al-T{abari>, Ta>ri>kh al-Rusul wa al-Mulu>k,

149

dirham (3.100 falas) atau sekitar 1.694.550 Rupiah.179Padahal har- ga normal gandum (al-h}int}ah) per 1/mann (815, 39 gram) adalah 1,5 dirham hishtaka>ni> (setara 26.238 Rupiah). Untuk diketahui bahwa 1, 5 dirham Hishtaka>ni> sama dengan 48 falas dari 1 dir- ham masa al-Ma’mu>n yang senilai 62 falas.180

Meski demikian adanya, bila melihat masa pemerintahan al- Ma’mu>n yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun,181maka data inflasi yang nampaknya hanya terjadi sekitar dua kali ini dan dalam skala terbatas, menjadi prestasi tersendiri. Menariknya lagi bila inflasi pertama diakibatkan oleh situasi transisi politik yang buruk, maka inflasi kedua lebih dikarenakan faktor alam (natural cause), sebab adanya luapan sungai di daerah pertanian al-Sawa>d pada tahun 206, yang menyebabkan kerugian yang cukup besar pada hasil produksi pertanian.182Inflasi pertama yang terjadi di kawasan Baghdad pada khususnya disebabkan adanya ulah “preman- preman” yang memalak (nahab) dan merampok bahan-bahan pokok milik masyarakat terutama mereka yang berprofesi sebagai pedagang dan masyarakat kelas atas.183

179 1 quafiz menurut Ma>likiyyah: 98 kg. Menurut Sha>fi‘iyyah, 1 quafiz

adalah 24,480 kg (Muh}ammad ibn Jari>r al-T{abari>, Ta>ri>kh al-Rusul wa al-Mulu>k, vol. 5, 163; Ibn Kathi>r, al-Bida>yah wa al-Niha>yah, vol. 10, 284; Rad}yy al-Di>n al-Astra>ba>dhi>, Sharh} Sha>fiyat Ibn al-H{a>jib, ed. Muh}ammad Nu>r al-H{asan, et al., vol. 2 [Beirut:Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1975], 131; Muh}ammad Qal‘aji> dan H{a>mid S{a>diq Qunaybi>, Mu‘jam Lughat al-Fuqaha>’, Edisi Kedua [Beirut: Da>r al-Nafa>is, 1988],368; Ibra>hi>m Mus}t}afa>, Ah}mad al-Zayya>t, Ha>mid ‘Abd al-Qa>dir & Muh}ammad Najja>r, al-Mu’jam al-Wa>si>t}, vol. 2 [Cairo: Majma‘ al-Lughat al-‘Arabiyyah, t.t.], 418).

180

1 dirham hishtaka>ni setara dengan 32 falas. Berarti 1,5 dirham hishtaka>ni> senilai 48 falas. Sedangkan 1 falas itu 62/1 dari 1 dirham masa al- Ma’mu>n Abbasiyah. Pemilihan data ini dikarenakan ada keterangan tambahan dari al-Qalaqshandi bahwa harga ini juga berlaku sebelum tahun 700-an Hijriyah (Al-Qalaqshandi>, Subh} al-A’asha>, vol. 2, 245-246; M. D}iya> al-Di>n al- Reys, al-Khara>j wa al-Nuz}um al-Ma>liyyah, 355)

181 ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Abi> Bakr al-Suyu>t}i>, Ta>ri>kh al-Khulafa>,

268.

182 Muh}ammad ibn Ah}mad ibn Uthma>n al-Dhahabi>, Ta>ri>kh al-

Isla>m, ‘Umar ‘Abd al-Sala>m Tadmuri>, ed.,vol. 1 (Damaskus: Da>r al-Fikr, 1996), 1519.

183 Bandingkan dengan keterangan Ibn Miskawayh yang mendedahkan

150

Kenaikan harga yang terjadi pasca pemerintahan al-Ma’mu>n terjadi pada tahun 228 H. di daerah sekitar jalan (utama) menuju Mekkah. Diinformasikan bahwa harga 1 rit}l (1.522,08 gram) roti seharga 1 dirham atau sekitar 33.891 Rupiah, dan meminum air sepuasnya (ra>wiyat ma>’) dihargai 40 dirham atau sekitar 1.355.640 Rupiah.

Dengan demikian, maka perkembangan inflasi pada beberapa dekade tertentu negara Abbasiyah dapat dilihat pada kolom sebagai berikut. Tahun, Pemerintahan, Tempat Barang Kenaikan Harga Penyebab

Al-Rashi>d - Ada indikasi -

Al-Ami>n - Indikasi kuat Instabilitas poli-

tik yang beraki- bat pada perang sipil dan krisis ekonomi

Al-Ma’mu>n

1. 201 H. (Rhages, Isfa- han, Khurasan) 2. 207 H. (Baghdad,

Basrah dan Kufah)

1. – 2. Gandum 1. Indikasi kuat 2. 1 (satu) quafiz gandum seharga 40 dirham atau 1.355.640 Rupiah. 1. Transisi pemerinta- han sehing- ga stablitias politik be- lum matang 2. Faktor “bencana alam”. 228 H. (T{ari>q Makkah) 1. Roti 2. Air 1. 1 rit}l (1.522,08 gram) roti seharga 1 dirham atau seki- tar 33.891 Rupiah 2. 40 dirham kental dengan aroma politis (Ibn Miskawayh, Taja>rib al-Umam, vol. 2, 95, 168).

151 sepuasny a atau seki- tar 1.355.640 Rupiah.

Maka dengan demikian, gagasan al-Shayba>ni> dalam ranah teori kebijakan terhadap pengangguran, dapat dilihat sebagai ke- bijakan yang menggabungkan (konvergentif) beberapa instrumen dari tipologi-tipologi kebijakan modern terhadap pengangguran. Dalam tataran, fase pasca krisis perekonomian, inisiasi tersebut dapat dipandang sebagai kebijakan stabilisasi terhadap penganggu- ran.

Gam bar 3. Ilustrasi Proposal Kebijakan al-Shayba>ni>

Secara lebih gamblang, kebijakan pertama dan kedua al- Shayba>ni>, yaitu pendekatan persepsi, training, dan spesialisasi dapat diketegorikan dalam kebijakan “sisi supply” yang fokus ter- hadap pembentukan modal manusia (human capital).184Sementara kebijakan income (pendapatan) dan jaminan sosial juga dapat 184 Lihat halaman 39 Pendekatan Persepsi Training dan Spesialisasi Kebijakan Income Standar Hidup al-Ma’ruf Jaminan Sosial Proposal al-Shayba>ni>

152

dikategorikan pada kebijakan sisi supply karena berfungsi sebagai stimulator terhadap mobilitas pekerja.185Sedangkan inisiasi terkait standar hidup “al-ma‘ru>f” dapat dibaca sebagai ukuran untuk melakukan bargaining upah dalam tipologi kebijakan institusional. Di sisi lain, standar hidup al-ma’ruf juga dapat dikaitkan dengan kebijakan manajemen demand, terutama terkait dengan teori keju- tan harga dan upah.

Gambar 4. Kurva Kebijakan Stabilisasi untuk melawan pengang- guran186

185

Lihat halaman 43

186 Contoh dramatis terjadi pada tahun 2009 lalu di AS. Ulasan sejarah

singkat kami menyebut paling tidak ada dua metode: (1) Kongres dapat belanja lebih banyak atau mengurangi pajak (“kebijakan fiscal”), seperti yang dilakukan terkait “stimulus” tagihan pada tahun 2009 (2) The Federal Reserve (FED/Bank Sentral Amerika) dapat menurunkan tingkat bunga (“kebijakan moneter”), seper- ti yang dilakukan pada akhir 2007 dan selama 2008. Pada diagram di atas, aksi- aksi ini akan menggeser keluar kurva demand ke arah 𝐷!𝐷!, sehingga me-

nyebabkan equilibrium bergerak ke arah titik A (Diadaptasi dari William J. Baumol & Alan S. Blinder, Economics: Principles and Policy, 12th Edition, 482- 483. E A S S 𝐷! GDP Riil Ti n g k a t H a r g a

153

Anggaplah bahwa ketika tidak ada intervensi pemerintah, perekonomian akan mencapai equilibrium pada titik E, sementara kurva agregat demand𝐷!𝐷! melewati kurva agregat supply SS. Jika output yang berkorespondensi dengan titik E terlalu rendah, yang berarti membiarkan banyak pekerja menganggur, maka pemerintah dapat menekan tingkat pengangguran itu dengan meningkatkan agregat demand.187Maka secara umum, resesi dan pengangguran itu lebih disebabkan oleh agregat demand yang tidak cukup (insuffi- cient aggregate demand). Bila itu terjadi, kebijakan fiskal dan moneter yang sukses menambah demand menjadi jalan efektif un- tuk meningkatkan output dan mengurangi pengangguran. Secara normal, ini juga meningkatkan tingkat harga.

Dalam dokumen Kebijakan Stabilisasi terhadap P pmy enganggu (Halaman 146-153)