• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.6. Variabel Penelitian dan Daftar Istilah

3.6.2. Daftar Istilah

1. Komponen input adalah keseluruhan dari komponen atau unsur yang terlibat secara langsung dalam perencanaan dan penganggaran program KIA yang terdiri dari:

a. Sumber daya manusia yaitu orang atau individu yang terlibat langsung dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggaran program KIA yang didasarkan pada kompetensi dan kuantitas sumber daya manusia.

b. Regulasi dan petunjuk teknis adalah jenis peraturan atau pedoman dan petunjuk teknis yang digunakan oleh tenaga perencana yang terlibat dalam proses perencanaan dan penganggaran program KIA

c. Sarana dan prasarana adalah seluruh sarana dan prasarana yang mendukung proses penyusunan perencanaan dan penganggaran program KIA yang dilihat berdasarkan kuantitatif dan kualitatif.

d. Pendanaan adalah sumber, kuantitas dan penggunaan dana yang dimaksudkan dalam proses penyusunan rencana kegiatan dan anggaran program KIA.

2. Komponen proses adalah keseluruhan dari proses perencanaan dan penganggaran program KIA yang diawali dari analisis situasi dan perumusan permasalahan KIA, penentuan tujuan program KIA, identifikasi kegiatan/program KIA, penentuan rencana kerja operasional dan anggaran program KIA serta integritas perencanaan program KIA.

3. Dokumen anggaran program KIA adalah adanya dokumen kegiatan program KIA untuk tahun anggaran 2014 bersumber dana APBD Kabupaten Deli Serdang.

3.7. Metode Analisia Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan teknik analisa Spradley terhadap seluruh informasi dan data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Tahapan yang dilakukan yaitu analisis domain, dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti/objek penelitian, selanjutnya analisis taksonomi untuk melihat bagaimana domain yang dipilih dijabarkan menjadi lebih rinci. Analisis dilanjutkan dengan analisis komponensial untuk mencari perbedaan yang spesifik setiap rincian yang dihasilkan dari analisis taksonomi, kemudian terakhir analisis tema untuk mencari hubungan diantara domain dan bagaimana hubungannya dengan keseluruhan (Sugiyono, 2005).

Informasi yang telah dikumpulkan disatukan dan dengan hasil rekaman dan catatan peneliti. Setelah itu dilakukan koding dan meringkat data dengan membuat matriks jawaban informan dan kemudian dinterpretasi oleh peneliti. Peneliti terlebih dahulu melakukan pengecekan keabsahan terhadap data dan informasi yang diperoleh dari informan dengan teknik triagulasi data yang meliputi (1) triagulasi sumber yaitu menguji keabsahan dengan membandingkan hasil yang telah diperoleh dari informan yang berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan dalam masalah dan tujuan penelitian, (2) triagulasi teknik, yaitu membandingkan hasil wawancara mendalam dengan dokumen anggaran KIA yang berkaitan dengan kesesuaian kebutuhan

program dan anggaran sebagaimana disampaikan informan dengan program dan anggaran yang telah disetujui dan disahkan sebagai program kerja tahunan, (3) tiangulasi waktu, yaitu melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda (Sugiyono, 2005).

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 2057’ LU – 3 016’ LS dan antara 98033’ – 99027’ BT, dengan luas wilayah 2.497,72 km. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Ketinggian wilayah berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota Medan dengan ibukotanya Lubuk Pakam.

Secara administrasi Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan yang terdiri dari 394 desa/kelurahan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu organisasi dinas daerah Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 886 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, Dinas Kesehatan mempunyai tugas melakukan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi: (a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan, (b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang kesehatan, (c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan (d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang memiliki visi “Masyarakat Mandiri untuk Hidup Bersih dan Sehat Tahun 2014”. Masyarakat mandiri untuk hidup bersih dan sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat menyadari mau dan mampu mengenal, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup bersih dan sehat. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi yang masing-masing mempunyai tujuan dan sasaran yang berbeda-beda. Dalam pencapaian tujuan dan sasaran diperlukan penentuan strategi berupa kebijakan dan program. Keseluruhan kebijakan dan program Dinas Kesehatan untuk tahun 2013 dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

No Tujuan Sasaran

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Kebijakan Program Misi 1 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

Mewujudkan mutu air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan

Tabel 4.1. (Lanjutan)

No Tujuan Sasaran

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Kebijakan Program Misi 2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Memberdayakan

Misi 3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

Tabel 4.1. (Lanjutan)

No Tujuan Sasaran

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran 1. Program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 2. Program standarisasi

pelayanan kesehatan 3. Program

pengembangan data/informasi

4. Program pelayanan administrasi

perkantoran

Misi 4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan

Tabel 4.1. (Lanjutan)

No Tujuan Sasaran

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Kebijakan Program Misi 5: Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan

5 Meningkatkan

1. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

2. Program peningkatan disiplin aparatur

3. Program kapasitas sumber daya aparatur

Sumber: Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, 2014

Berdasarkan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 5 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan yang dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang terdiri dari 1). Bidang Promosi dan Penyehatan Lingkungan, 2). Bidang Kesehatan Keluarga, 3). Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, dan 4). Bidang Pelayanan Kesehatan.

Setiap kepala bidang membawahi 3 (tiga) kepala seksi sesuai bidangnya.

Bidang Promosi dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari Seksi Peranserta Masyarakat (PSM), Penyehatan Lingkungan dan Matra, dan Promosi dan Penyebarluasan Informasi Kesehatan. Bidang Kesehatan Keluarga terdiri dari seksi Gizi Keluarga, Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut, dan Kesehatan Ibu.

Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit terdiri dari Seksi Pencegahan Penyakit, Pengamatan Penyakit, dan Pemberantasan Penyakit Menular.

Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari Seksi Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Farmasi dan Makanan, dan Perizinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Sekretaris dibantu 3 (tiga) kepala Subbagian yaitu subbagian umum, program dan keuangan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 juga mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertanggung jawab terhadap pembangunan dan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya, terdiri dari 1). Gudang Farmasi (1 unit), 2).

Puskesmas Rawat Inap dan jaringannya (20 unit), 3). Puskesmas Rawat Jalan dan jaringannya (14 unit).

4.2. Deskripsi Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah keseluruhan unsur yang terlibat dalam proses perencanaan dan penganggaran program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Adapun jumlah informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 (enam belas) orang, dengan perincian sebagai berikut: (1) Unsur pemerintah desa/kelurahan sebanyak 2 orang, (2) Unsur pemerintah kecamatan sebanyak 2 orang, (3) Unsur TAPD sebanyak 3 orang, (4) Unsur DPRD Komisi D sebanyak 1 orang, (5) Unsur Kepala Puskemas sebanyak 2 orang, dan (6) Unsur Dinas Kesehatan sebanyak 6 orang. Adapun karakteristik informan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Karakteristik Informan

No Karakteristik Informan Jumlah Persentase (%) 1 Umur

≤35 Tahun 4 25,0

>35 Tahun 12 75,0

2 Pendidikan

Tamat SMU 1 6,3

Tamat D3 1 6,3

Tamat S-1 8 50,0

Tamat S-2 6 37,5

3 Masa Kerja

1-10 Tahun 5 31,2

>10 Tahun 11 68,8

Jumlah 16 100

Sumber : Data Primer

Tabel 4.2. di atas menunjukkan sebagian besar informan berusia lebih dari 35 tahun yaitu sebanyak 12 orang (75,0%), dan mayoritas sarjana yaitu sebanyak 8 orang (50,0%) dan masa kerja >10 tahun yaitu sebanyak 11 orang (68,8%)

4.3. Hasil Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengambil data primer dari sejumlah informan yang berkaitan dengan proses perencanaan dan penganggaran program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.

4.3.1. Analisis Situasi, Perumusan Masalah dan Penentuan Tujuan Program Kajian dalam proses perencanaan dan penganggaran program KIA pada langkah analisis situasi, perumusan masalah dan penentuan tujuan program melibatkan 3 unsur informan yaitu unsur pemerintah desa, unsur pemerintah kecamatan dan kepala puskesmas masing-masing sebanyak 2 orang. Hasil wawancara mendalam dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.3. Jawaban Informan Berkaitan dengan Apa Saja yang Dibahas dalam Rapat Musrenbang Desa

Informan Jawaban

Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan

Informan 1 Biasanya tentang pembangunan infrastruktur, kegiatan sosial, Informan 2 Banyak lah..ada tentang keadaan jalan, rumah masyarakat,

bantuan sosial, kesehatan ada juga..

Unsur Pemerintah Kecamatan

Informan 1 Biasanya banyak fisik kak,,masing-masing desa beda-beda kak Informan 2 Kegiatan-kegiatan di desa seperti kegiatan sosial, masalah

bantuan raskin dan lain-lain lah Kepala Puskesmas

Informan 1 Kalau untuk musrenbangkan gak ada kegiatan hanya sarana ma prasarana aja

Informan 2 Paling berkaitan dengan usulan-usulan fisik

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dibicarakan dalam rapat musrenbang secara umum cenderung didominasi oleh kebutuhan program kerja tentang pembangunan fisik.

Selanjutnya pertanyaan yang diwawancarai dengan informan adalah berkaitan dengan cara melakukan analisa situasi dalam menyusun suatu perencanaan program kesehatan khususnya program KIA. Adapun hasil wawancara dengan informan dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut ini:

Tabel 4.4. Hasil Wawancara dengan Informan Berkaitan dengan Cara Melakukan Analisa Situasi dalam Menyusun Suatu Perencanaan Program

Kesehatan Khususnya Program KIA

Informan Jawaban

Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan

Informan 1 Tidak pernah dilakukan bu, diusulkan saja gitu.

Informan 2 Gak pernah dilakukan, kalau usulan kesehatan ya orang dinas lah yang buatinnya.

Tabel 4.4. (Lanjutan)

Informan Jawaban

Unsur Pemerintah Kecamatan

Informan 1 Itu di desa kak, kalau kami gak lagi, kan kepala desanya langsung tahu mana yang perlu, kami gak liat lagi, direkap aja semua, dibahas di musrenbang mana-mana yang paling prioritas, paling penting baru dimasukkan ke kabupaten.

Informan 2 Prinsipnya kita hanya mengakomodir apa-apa aja yang berkaitan dengan program-program yang dibutuhkan, kami tidak buat, kalo analisa yang gimana lagi dinas kesehatan yang lakukan.

Kepala Puskesmas

Informan 1 Ditabulasi dulu apa-apa saja yg perlu dibahas, memilih masalah apa saja yang prioritas, baru diusulkan, tapi itupun kadang-kadang saja dilakukan

Informan 2 paling disesuaikan saja apa yang dibutuhkan.

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas, dapat disimpulkan bahwa cara yang dilakukan untuk analisa masalah kesehatan adalah melalui rekapitulasi seluruh permasalahan yang ada, baik berkaitan dengan masalah kesehatan secara umum, maupun khusus berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak. Program penting kemudian dipilih untuk diusulkan, namun secara umum analisa situasi sebelum mengusulkan kegiatan tidak dilakukan dan cenderung dilimpahkan kepada Dinas Kesehatan.

Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan analisa masalah kesehatan masalah adalah cara menetapkan prioritas masalah. Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut ini:

Tabel 4.5. Hasil Wawancara dengan Informan tentang Membuat Prioritas Masalah Kesehatan yang Ada di Wilayah Kerjanya Masing-masing

Informan Jawaban

Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan

Informan 1 Untuk menentukan skala prioritas dibuat rapat desa dihadiri bidan desa, PKK, tokoh masyarakat, kepala dusun, pihak sekolah, kader-kader, posyandu, apa-apa yang diusulkan mereka dituangkan dalam musrenbang desa

Informan 2 Ngk ada dilakukan.

Unsur Pemerintah Kecamatan

Informan 1 Gak ada dibuat, seperti tadi saya bilang langsung direkap aja usulan dari desa

Informan 2 Ngak dibuat, tu orang dinas kesehatan lah Kepala Puskesmas

Informan 1 Diprioritaskan sesuai jenis masalah yang dihadapi, misalnya masalah kesehatan bayi, balita.

Informan 2 Jarang kami lakukan, karena umumnya usulan-usulan itu disesuaikan saja kebutuhannya.

Berdasarkan Tabel 4.6. di atas dapat disimpulkan bahwa mekanisme menyusun prioritas masalah dilakukan hanya berdasarkan rekapan dan tabulasi program saja kemudian dipilih dan disesuaikan dengan program yang dibutuhkan.

Penentuan prioritas masalah secara umum tidak dilakukan begitu juga untuk usulan program kesehatan.

Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan lingkup analisa masalah, perumusan masalah dan penentuan tujuan program adalah tentang identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak yang ada di wilayah kerja masing-masing. Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut ini:

Tabel 4.6. Hasil Wawancara dengan Informan tentang Permasalahan Kesehatan yang Berkaitan dengan KIA di Wilayah Kerja Masing-masing

Informan Jawaban

Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan

Informan 1 Pembuatan tempat posyandu ada tapi sampe sekarang belum terealisasi, karena posyandu sekarang ni masih numpang-numpang. Tahun 2013 pengajuan tapi sampe sekarang belum terealisasi.

Informan 2 Ya banyak lah..ada gizi ibu, balita dan kematian ibu saat melahirkan

Unsur Pemerintah Kecamatan

Informan 1 Kalau permasalahan kesehatan ibu dan anak biasanya ga ada lah, cuman itukan biasanya dari dinas, program dinas

Informan 2 Kesehatan bayi, balita atau ibu-ibu yang sedang hamil lah Kepala Puskesmas

Informan 1 Pelayanan KB, keluarga, post persalinan, nifas, itu ajalah.Cakupan bagus semua mencapai target, kasus kematian ibu dan anak ada 1 kasus tahun 2013 ada karena eklamsi

Informan 2 Ibu belum mengerti tentang masalah kesehatan anak, bayi baru lahir sudah dikasih makanan, belum asi esklusif 6 bulan, ibu belum mengerti tentang arti imunisasi untuk anaknya, para ibu jarang memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan, kadang-kadang di kampung-kampung sana malas orang itu. Dah langsung aja, sehatnya itu sehat. Haa gitu, tiba-tiba mau melahirkan disitulah ditensi sama bidan. Ternyata tensi tinggi dirujuklah ke rumah sakit, terlambatlah mendapat pelayanan

Berdasarkan Tabel 4.6. dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan informan dapat menjelaskan permasalahan-permasalahan KIA secara umum seperti masalah kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan, masalah gizi bayi/balita.

Pertanyaan selanjutnya yang masih berkaitan dengan lingkup analisa masalah kesehatan, penentuan prioritas masalah dan tujuan adalah tentang keikutsertaan informan dalam dalam kegiatan musrenbang kecamatan, dan analisis apa saja yang

dibahas dalam rapat musrenbang. Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat pada Tabel 4.7. berikut ini:

Tabel 4.7. Hasil Wawancara dengan Informan Berkaitan dengan Keikutsertaan Informan dalam Kegiatan Musrenbang Kecamatan

Informan Jawaban

Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan

Informan 1 Ya ikut, dan sudah jadi rutinitas,

Yg dibahas semua tentang usulan dari masing-masing desa Informan 2 Ikut,

Yang dibahas biasanya tentang pembangunan infrastuktur, kegiatan sosial, kegiatan ibu dan anak ada tapi masuk dalam anggaran desa, ADD desa, berupa bantuan anggaran dana untuk posyandu, lansia, sama pelatihan PKK

Unsur Pemerintah Kecamatan Informan 1 Ya ikut.

Usulan yang disampaikan desa-desa, pembangunan, program apa yang dibuat orang itu, kegiatan-kegiatan ada, Kegiatan sosial kan ada, yang lagi marak kan BPJS, sosialisasi BPJS, sosialisasi narkoba , itu biasanya yang dari kesehatan.

Informan 2 Ya ikut serta,

Semua usulan dari desa, biasanya yang sudah direkap oleh desa Kepala Puskesmas

Informan 1 Ya ikut,

biasanya usulan fisik, prioritas fisik, ada juga dari untuk makanan lansia, fisik yang banyak, kalau program tidak di acc dan tidak ditampilkanpun padahal ada usulan, usulan program ada itu tadi makanan tambahan untuk lansia dan bayi. Itu memang ada di programkan. Permasalahan yang ada itu, transport kader. sampai saat ini makin lama kader kurang aktif banyak yang ga mau ikut, diusulkan tapi tidak pernah disetujui.

Informan 2 Ya ikut,

Semua yang berkaitan dengan kebutuhan program masing-masing wilayah puskesmas khususnya berkaitan dengan program-program kesehatan ibu dan anak, dan kesehatan masyarakat lainnya. Selain itu juga berkaitan dengan usulan program kegiatan fisik misalnya pembangunan dan rehabilitasi puskesmas.

Tabel 4.7. menunjukkan bahwa informan yang terpilih sebagai informan dalam penelitian ini secara keseluruhan ikut serta dalam kegiatan musrenbang kecamatan, dan semua informan dapat mendiskripsikan secara umum tentang hal-hal yang dibahas dalam musrenbang yaitu berkaitan dengan seluruh program-program dan kegiatan yang telah diusulkan pada masing-masing wilayah kelurahan/desa dan puskesmas, namun secara umum masih pada usulan pembangunan fisik.

Pertanyaan terakhir berkaitan dengan lingkup analisa masalah, perumusan masalah dan penentuan tujuan adalah berkenaan dengan pengakomodiran usulan permasalahan atau program kesehatan khususnya masalah kesehatan ibu dan anak dalam musrenbang kecamatan. Hasil wawancara mendalam dengan informan dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut:

Tabel 4.8. Hasil Wawancara dengan Informan Berkaitan dengan Pengakomodiran Usulan Permasalahan atau Program Kesehatan Khususnya

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak dalam Musrenbang Kecamatan

Informan Jawaban

Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan

Informan 1 Tidak semua kayaknya, pokoknya masalah kesehatan lah, ada juga yang disetujui ada yang tidak

Informan 2 Pasti gak semua lah, tapi masalah kesehatan biasanya prioritas.

Semua tergantung anggaran Unsur Pemerintah Kecamatan

Informan 1 Semua tergantung pada alokasi anggaran yang ada, dan disesuaikan dengan kebutuhan program.. kalo masalah kesehatan ibu anak...termasuk masalah kesehatan

Informan 2 Biasanya tidak semua disetujui, sepengetahuan saya masalah KIA umumnya yang disetujui masalah gizi bayi dan balita

Tabel 4.8. (Lanjutan)

Informan Jawaban

Kepala Puskesmas

Informan 1 Tidak semua disetujui, biasanya yang rutin saja yang disetujui seperti imunisasi, perbaikan gizi bayi dan balita, dan paling banyak disetujui program pembangunan fisik dan rehabilitasi Informan 2 Nggak semua diakomodir lah,,, mana yang prioritas, dan juga

tergantung anggaran yang ada. masalah KIA biasanya ya masalah gizi balita, program perbaikan gizi ibu hamil.

Berdasarkan Tabel 4.8. di atas dapat disimpulkan bahwa semua usulan program dan kegiatan yang telah diusulkan belum tentu diakomodir seluruhnya dengan pertimbangan skala prioritas program dan anggaran yang ada.

Berdasarkan keseluruhan hasil wawancara mendalam berkaitan dengan seluruh proses perencanaan program KIA pada aspek analisa situasi, perumusan masalah dan penetapan tujuan program maka dapat disimpulkan bahwa ada fenomena pada tahap analisa masalah, penentuan prioritas masalah dan penentuan tujuan program tidak seragam di tingkat desa dan kecamatan, artinya proses perencanaan pada tahap ini tidak dilakukan sebagaimana mestinya, sehingga berimplikasi terhadap seluruh usulan program dan tujuan program.

4.3.2. Identifikasi Program/Kegiatan dan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran

Proses penyusunan perencanaan program dan anggaran KIA pada tahap identifikasi kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran adalah berkaitan dengan keseluruhan bentuk dan jenis program/kegiatan yang telah diprioritaskan, kebutuhan, indikator dan tolok ukur serta singkronisasi program/kegiatan. Informan

dalam proses ini adalah Kepala Puskesmas dan unsur Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Kesehatan Keluarga, Kepala Sub Bagian Program dan Sub Bagian Keuangan, Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Kepala Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut. Adapun hasil wawancara mendalam dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Wawancara dengan Informan Berkaitan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memformulasikan Rencana Kegiatan/Program KIA

Informan Jawaban

Kepala Puskesmas

Informan 1 Yang perlu diperhatikan data dan jenis programnya lah, lembar kerja kegiatan tiap program.

Informan 2 Rincian-rincian kegiatan apa saja, jumlah dan kuantitas kegiatan nya, dan biaya-biaya yang dibutuhkan.

Kepala Seksi Kesehatan Ibu Dinas Kesehatan

Mendata dan evaluasi hasil kegiatan tahun lalu dan usulan dari puskesmas dan desa, kemudian setelah dibahas dalam musrenbang kecamatan , baru disusun rencana kegiatan apa saja yang berkaitan dengan program KIA

Kepala Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut Dinas Kesehatan

Kita melalui data dianalisa melalui pendataan dasar, data dasar.

Kalau data dasar itu dari laporan itu misalnya ada capain-capaian yang tidak pada target berarti ada masalah, ada permasalahan dalam program kesehatan ibu dan anak, misalnya kalau kita di anak itu kematian neonatus, paling banyak kematian neonatus itu BBLR, asfeksia dan diare, itu paling banyak dan kurang gizi, tapi itu bukan neonatus tapi itu uda bayi dan balita. Kalau untuk ibu, kematian kemungkinan karena 3T atau triasklasik (preeklamsi, eklamsi, infeksi, perdarahan)

Tabel 4.9. di atas dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan memformulasikan usulan program KIA adalah data dan hasil evaluasi program tahun sebelumnya, sementara di level pelayanan dasar yaitu di puskesmas

berpedoman pada lembar kerja atau format usulan anggaran dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.

Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan lingkup identifikasi program dan penyusunan kegiatan dan anggaran adalah tentang cara membuat prioritas program KIA yang telah diusulkan oleh pihak kecamatan dan puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa cara membuat prioritas program KIA yang telah diusulkan oleh pihak kecamatan dan puskesmas adalah dengan merekapitulasi seluruh usulan program dari kecamatan dan puskesmas dan ditentukan program apa saja yang penting. Namun hanya tenaga perencana di seksi Kesehatan Ibu yang sudah

Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan lingkup identifikasi program dan penyusunan kegiatan dan anggaran adalah tentang cara membuat prioritas program KIA yang telah diusulkan oleh pihak kecamatan dan puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa cara membuat prioritas program KIA yang telah diusulkan oleh pihak kecamatan dan puskesmas adalah dengan merekapitulasi seluruh usulan program dari kecamatan dan puskesmas dan ditentukan program apa saja yang penting. Namun hanya tenaga perencana di seksi Kesehatan Ibu yang sudah