• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdurohim O. 2008. Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara dan Produksi Tanaman Caisin pada Latosol dari Gunung Sindur [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik Indonesia dalam Angka 2009. Jakarta : Badan Pusat Statistik Indonesia.

. 2010. Statistik Indonesia dalam Angka 2010. Jakarta : Badan Pusat Statistik Indonesia.

[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2010. Jawa Barat dalam Angka 2010. Bogor : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

Debertin, DL. 1986. Agricultural Production Economics. New York : Macmillan Publishing Company.

Desa Citapen. 2010. Potensi Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaen Bogor Tahun 2010. Bogor : Desa Citapen.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2010. Kabupaten Bogor Dalam Angka 2010. Bogor : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Ellis F. 1993. Peasant Economics : Farm Housholds and Agrarian Development. Ed ke-2. New York : Cambridge University Press.

Falco SD, Chavas JP, Smale M. 2006. Farmer Management of Production Risk on Degraded Lands: The Role of Wheat Genetic Diversity in Tigray Region, Ethiopia. EPT Discussion Paper 153. Washington, DC : International Food Policy Research Institute (IFPRI).

Fariyanti A. 2008. Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran Dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung [disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Fariyanti A, Kuntjoro, Hartoyo S, Daryanto A. 2007. Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran Pada Kondisi Risiko Produksi dan Harga di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 25 No.2, Oktober 2007 : 178 – 206.

Fufa B, Hassan RM. 2003. Stochastic Technology and Crop Production Risk: The Case of Small-Scale Farmers in East Hararghe Zone of Oromiya Regional State in Ethiopia. Agrekon : Agricultural Economics Research, Policy and Practice in Southern Africa.

Gapoktan Rukun Tani. 2011. Laporan Perkembangan Kegiatan CF-SKR (Counterpart Fund Second Kennedy Round). Bogor : Gapoktan Rukun Tani.

Gopur UM. 2009. Analisis Efisiensi Produksi Caisin (Studi Kasus : Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi) [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Gujarati D. 1993. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa S. Zain. Jakarta : Airlangga. Handoyo GC. 2010. Respon Tanaman Caisin (Brassica Chinensis) Terhadap

Pupuk NPK (16-20-29) di Dataran Tinggi [skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Koundouri P, Nauges C. 2005. On Production Function Estimation with Selectivity and Risk Considerations. Journal of Agricultura1 and Resource Economics 30 (3):597-608.

Lipsey RG, Courant PN, Purvis DD, Steiner PO. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Ed ke-10. Jakarta : Binarupa Aksara.

Robison LJ, Barry PJ. 1987. The Competitive Firm’s Respon To Risk. New York : Macmillan Publishing Company.

Sembiring L. 2010. Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada The Pinewood Organic Farm di Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Soekartawi, Soeharjo A, Dillon JL, Hardaker JB. 1986. Ilmu Usahatani dan

Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecili. Jakarta : UI-Press

Tarigan PESBR. 2009. Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada Permata Hati Organic Farm di Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Verbeek M. 2000. A Guide to Modern Econometrics. England : John Wiley & Sons, Ltd.

Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Widiyazid S. 1998. Budidaya Caisin dengan Aplikasi CM dan Tress di Daerah Urban IP2TP, Denpasar. Bali : Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

RISIKO PRODUKSI CAISIN (Brassica rapa cv.

caisin)

DI DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

MEIRANTI YUDI PRATIWI H34096061

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

RINGKASAN

MEIRANTI YUDI PRATIWI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI).

Sektor pertanian merupakan sektor yang telah berperan cukup signifikan dalam pembangunan perekonomian Indonesia, seperti, menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat, menyediakan bahan pangan serta mendatangkan devisa bagi negara. Salah satu sub sektor pertanian yang telah menghasilkan produk pertanian yang memiliki nilai komersial cukup tinggi adalah sub sektor hortikultura. Sayuran merupakan komoditas hortikultura yang telah mampu berkontribusi bagi pembangunan nasional. Salah satu jenis sayuran yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, yaitu caisin.

Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani caisin selalu dihadapkan pada risiko, diantaranya risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi ditunjukkan oleh fluktuasi produktivitas yang diperoleh petani caisin di Desa Citapen yang tergabung dalam Kelompok Tani Pondok Menteng. Risiko produksi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor terkendali dan faktor tidak terkendali. Faktor terkendali, yaitu penggunaan input atau faktor-faktor produksi, sedangkan faktor tidak terkendali, yaitu hama penyakit dan cuaca yang tidak menentu. Adanya risiko produksi akan mempengaruhi pendapatan usahatani petani caisin. Tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis pengaruh faktor- faktor produksi terhadap risiko produksi yang dihadapi oleh petani caisin di Desa Citapen dan (2) menganalisis pengaruh risiko produksi terhadap pendapatan usahatani caisin di Desa Citapen.

Lokasi penelitian di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Sampel yang diambil sebanyak 35 responden petani caisin dengan menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif untuk melihat keragaan dan gambaran usahatani caisin di daerah penelitian. Sementara itu, data mengenai input dan output usahatani caisin dianalisis secara kuantitatif dengan model GARCH (1,1) yang dilakukan dengan bantuan alat aplikasi, yakni Eviews 6. Analisis pendapatan usahatani dilakukan dengan bantuan alat aplikasi komputer, yakni Microsoft Excel.

Hasil pendugaan persamaan fungsi produksi menunjukkan bahwa variabel benih, kapur, pupuk urea, pestisida padat, dan tenaga kerja mempunyai tanda parameter positif, yakni masing-masing sebesar 0,332313; 0,149424; 0,001976; 0,204067; dan 0,625879. Artinya, semakin banyak penggunaan variabel benih, kapur, pupuk urea, pestisida padat, dan tenaga kerja maka produktivitas caisin semakin meningkat. Sedangkan, variabel pupuk kandang, pestisida cair, dan pupuk daun mempunyai tanda parameter negatif, yakni masing-masing sebesar - 0,047610; -0,466096; dan -0.181706. Artinya, semakin banyak penggunaan variabel pupuk kandang, pestisida cair, dan pupuk daun maka produktivitas caisin

semakin menurun. Berdasarkan nilai peluangnya, variabel benih, kapur, pestisida cair, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja mempunyai peluang masing- masing sebesar 0,0019; 0,1231; 0,0001; 0,0336; 0,1136; dan 0,0000. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka keenam variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap produktivitas caisin. Sedangkan, variabel pupuk kandang dan pupuk urea mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,4622 dan 0,9831. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka kedua variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas caisin.

Hasil pendugaan persamaan fungsi variance produksi menunjukkan bahwa variabel benih, pupuk kandang, dan pestisida cair mempunyai tanda parameter positif, yakni masing-masing sebesar 0,052855; 0,000228; dan 0,017458. Artinya, semakin banyak penggunaan benih, pupuk kandang, dan pestisida cair maka variasi produktivitas caisin semakin meningkat. Dengan demikian, ketiga variabel tersebut merupakan faktor yang menimbulkan risiko produksi (risk inducing factors). Sedangkan, variabel kapur, pupuk urea, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja mempunyai tanda parameter negatif, yakni masing-masing sebesar - 0,004680; -0,004024; -0,005802; -0,052801; dan -0,006754. Artinya, semakin banyak penggunaan kapur, pupuk urea, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja maka variasi produktivitas caisin semakin menurun. Dengan demikian, kelima variabel tersebut merupakan faktor yang mengurangi risiko produksi (risk reducing factors). Berdasarkan nilai peluangnya, variabel pupuk daun mempunyai peluang sebesar 0,1014. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka variabel pupuk daun berpengaruh nyata terhadap variasi produktivitas caisin. Sedangkan, variabel benih, pupuk kandang, kapur, pupuk urea, pestisida cair, pestisida padat, dan tenaga kerja mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,3147; 0,9914; 0,8734; 0,8874; 0,6869; 0,7993; dan 0,9059. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka ketujuh variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variasi produktivitas caisin. Selain itu, variabel error kuadrat musim sebelumnya dan variabel variance error musim sebelumnya mempunyai parameter bertanda positif. Artinya, semakin tinggi risiko produksi caisin pada musim sebelumnya, maka semakin tinggi risiko produksi pada musim berikutnya.

Rata-rata pendapatan usahatani caisin yang diperoleh pada musim kemarau lebih rendah daripada musim hujan. Hal ini dikarenakan risiko produksi pada musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan, sehingga mempengaruhi jumlah hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan petani responden. Secara bisnis, usahatani caisin menarik untuk diusahakan karena telah mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dari nilai pendapatan total yang diperoleh, yakni sebesar Rp 15.345.468,02 per hektar per periode tanam pada musim hujan. Sedangkan pada musim kemarau menghasilkan pendapatan total sebesar Rp 6.127.298,22 per hektar per periode tanam.

Dengan demikian adanya analisis risiko produksi ini diharapkan petani lebih memperhatikan mengenai penggunaan input, seperti penggunaan benih berkualitas yang tahan terhadap kekeringan dan hama serta penyakit, penggunaan pupuk kandang yang kering, dan penggunaan pestisida cair berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Petani juga sebaiknya melakukan penyiraman rutin pada musim kemarau dan cermat memperhitungkan perbedaan kebutuhan pada musim kemarau dan musim hujan, sehingga penggunaan input sesuai dengan kebutuhan pada musim tanam tersebut.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

RISIKO PRODUKSI CAISIN (Brassica rapa cv.

caisin)

DI DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI

KABUPATEN BOGOR

MEIRANTI YUDI PRATIWI H34096061

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Judul Proposal : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

Nama : Meiranti Yudi Pratiwi NIM : H34096061

Menyetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi NIP 19640921 199003 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 19580908 198403 1 002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2011

Meiranti Yudi Pratiwi H34096061