• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aditia, M.T., Muspiroh, N. (2013). Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat dan Islam (Salingtematis) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem Kelas X di SMA NU Lemahabang Kabupaten Cirebon. Jurnal Scientiae Educatia, 2(2), 1-20.

Akbar, S. (2016). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Amrullah, A., Hadisaputro, S., & Supardi, K.I. (2017). Pengembangan Modul Chemireligiousa Terintegrasi Pendidikan Karakter Bervisi SETS. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 11(1), 1872-1883.

Andriani, N., & Sabekti, A.W. (2018). Tingkat Validitas Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android (Validity of Android-Based Chemistry Learning Media).

Jurnal Zarah, 6(2), 76-80.

Aprilia, A.D., Iriani, R., & Nurdiniah, S.H. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Advanced Organizer Bervisi SETS (Science, Environment, Technology, Society) pada Materi Koloid. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 9(1), 38-46.

Ardiansyah, R., Wahyuni, S., & Handayani, R.D. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Science, Environment, Technology, Society (SETS) dalam Pembelajaran Fisika BAB Alat Optik di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 75-79.

Arikunto, S., & Jabar, S.A. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Binadja, A., Wardani, S., & Nugroho. (2008). Keberkesanan Pembelajaran Kimia Materi Ikatan Kimia Bervisi SETS pada Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(2), 256-262.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Diantari, L.P., dkk. (2018). Pengembangan E-modul Berbasis Mastery Learning untuk Mata Pelajaran KKPI Kelas XI. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika, 7(1), 33-48.

Djuandi. (2014). Deskripsi Butir Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran SMA/MA Komponen Kelayakan Kegrafikan Revisi Buku Siswa 2013. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Diakses dari http://bsnp-indonesia?p=1340.

Duwiri, Y.I., & Siregar, T. (2016). Pengembangan Modul Kimia Topik Sifat Larutan Asam Basa Kelas XI IPA dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Mandiri Siswa di SMA Negeri 1 Teminabun Kabupaten Sorong Selatan. Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia, 4(1), 54-65.

Fausih, M., & Danang. (2015). Pengembangan Media E-Modul Mata Pelajaran Produktif Pokok Bahasan “Instalasi Jaringan LAN (Local Area Network)”

untuk Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Komputer Jaringan di SMK Negeri 1 Labang Bangkalan Madura. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan. 1(1), 1-9.

Harta, J. (2019). Kajian Kurikulum SMA dan SMK. Yogyakarta: Deepublish.

Herawati, N.S., & Muhtadi, A. (2018). Pengembangan Modul Elektronik (E-Modul) Interaktif pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI SMA. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 5(2), 180-191.

Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

Imansari, N., Sunaryantiningsih, I. (2017). Pengaruh Penggunaan E-Modul Interaktif terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Materi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. 2(1), 11-16. (hlm. 12).

Jalinus, N., & Ambiyar. (2016). Media dan Sumber Pembelajaran Edisi Pertama.

Jakarta: Kencana.

Kelana, J.B., & Pratama, F. (2019). Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi Sains.

Bandung: Lekkas.

Khasanah, N. (2015). SETS (Science, Environment, Technology, Society) sebagai Pendidikan Pembelajaran IPA Modern pada Kurikulum 2013. Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, 270-277.

Laili, I., dkk. (2019). Efektivitas Pengembangan E-Modul Project Based Learning pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. 3(3). 306-315. (hlm. 309-310).

Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi Sesuai dengan KTSP. Padang: Akademia.

Lubis, M.A., Desnita, Permana, A.H. (2016). Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan “Kajian Fisis Batubara” untuk Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal). 5, 53-56.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mardawani. (2020). Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar dan Analisis Data dalam Perspektif Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish.

Mi’rojiah, F.L. (2016). Pengembangan Modul Berbasis Multirepresentasi pada Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas. Prosiding Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana UM, 1, 217-226.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum yang Disempurnakan – Pengembangan Standard an Kompetensi Dasar. Bandung: PT. Permata Rosdakarya.

Narbuko & Achmadi. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution. (2015). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nugraha, A., Subarkah, C.Z., & Sari. (2015). Penggunaan E-Modul Pembelajaran pada Konsep Sifat Koligatif Larutan untuk Mengembangkan Literasi Kimia Siswa. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015, 201-204.

Nugraha, D.A., & Binadja, A., & Supartono. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisis SETS. Berorientasi Kontruktivistik. Journal of Innovative Science Education, 1(2), 27-34.

Nurhidayah, Irwandi, & Saridewi. (2015). Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. Jurnal Edusains, 1(7), 36-47.

Pane, A., & Dasopang, M.D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 2(3), 333-352.

Perdana, Ashadi, & Yamtinah. (2016). Pengembangan Modul Kimia SMA/MA Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Hidrolisis Garam. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, 205-214.

Permatasari, I., Ramdani, A., & Syukur, A. (2019). Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Inkuiri Terintegrasi SETS (Science, Environment, Technology and Society) pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal Pijar MIPA, 13(3), 74-78.

Permendikbud. (2016). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia SMA/MA.

Salinan Lampiran Permendikbud Nomor 024 Tahun 2016, Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia SMA/MA.

Permendikbud. (2016). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia SMA/MA.

Salinan Lampiran Permendikbud Nomor 024 Lampiran 09 Tahun 2016, Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia SMA/MA.

Petrucci, Harwood, & Herring. (2011). Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi.

Modern. Jakarta: Erlangga.

Poedjiaji, A. (2010). Sains Teknologi Masyarakat – Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

Diva Press.

Prayitno, M.A., Dewi, N.K., & Wijayati, N. (2016). Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Bervisi SETS Berorientasi Chemo-Enterpreneurship (CEP) pada Materi Larutan Asam Basa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 10(1), 1617-1628.

Prihandono, T., Pamungkas, Z.K., & Wahyuni, S. (2017). Development of Module Based on Local Potential Integrated SETS in Junior High School.

International Journal of Social Science and Humanities Invention, 4(9), 3939-3944.

Purnamasari & Sandjaja. (2017). Perancangan Kuisioner Survei Galangan.

Technology Science and Engineering Journal, 1(1), 27-33.

Rahmah, S.Z., Mulyani, S., Masyikuri, M. (2017). Pengembangan Modul Berbasis SETS (Science, Environment, Technology, Society) Terintegrasi Nilai Islam di SMAI Surabaya pada Materi Ikatan Kimia. Jurnal Pendidikan, 2(1), 57-62.

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan & Sunarto. (2012). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rusdiani, S., Suhendar, D., & Sudiarti, T. (2017). Perbandingan Sifat Koligatif Larutan (NaCl, KCl, dan Na-Benzoat) dengan Air Zamzam Berdasarkan Berat Jenisnya. Jurnal al-Kimiya, 4(1), 9-16.

Sanjaya, Wina. (2010). Perancanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Sari, Wahyuni, & Supriadi. (2016). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat) di SMP.

Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(3), 218-225.

Sastradewi, P.F., Sadia, I.W., & Karyasa, I.W. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia yang Menerapkan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 5, 1-12.

Seruni, R., dkk. (2019). Pengembangan Modul Elektronik (E-Modul) Biokimia pada Materi Metabolisme Lipid Menggunakan Flip PDF Professional. Jurnal Tadris Kimiya, 4(1), 48-56.

Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:

Kencana.

Suarsana, I.M., & Mahayukti, G.A. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(2), 264-275.

Subagia, I.W. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran Kimia SMA. Prosiding Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV, 152-163.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syamsurizal, Haryanto, & Chairani. (2015). Pengembangan E-Modul Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Materi Kesetimbangan Kimia untuk Tingkat SMA. Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat, 655-661.

Tamimia, K.T., Gani, A.A., & Putra, P.D. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis SETS untuk Meningkatkan Collaborative Problem Solving Skills Siswa SMP pada Pokok Bahasan Cahaya. Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(4), 392-398.

Thiagarajan, Sivasailam, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. (1974).

Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Bloomington, Indiana: Center for Innovation in Teaching the Handicapped Indiana University.

Umaira, R., Haji, A.G., & Rahmatan, H. (2019). Science Environmental Technology and Society-based Module Development on Petroleum Chemistry to Enhance Student Learning Achievement. International Journal of Innovation in Science and Mathematics, 7(2), 88-98.

Wulandari, T.N., Ashadi, & Yamtinah, S. (2016). Pengembangan Modul Kimia Berbasis SETS pada Mata Pelajaran Analisis Kimia Dasar Kelas X SMK Kimia Industri. Jurnal Inkuiri, 4(4), 54-60.

Widoyoko, E.P. (2017). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yager, R.E. (1992). Technology-Society as Reform- The Status of Science-Technology-Society Reform Effort Around the World. New York: ICASE Yearbook.

Yusuf, Muri. (2015). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan – Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Zuhaidah, F.N., Amin, M., & Suhadi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah Bioteknologi untuk Mahasiswa Semester VII Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disertasi dan Tesis Program Pascasarjana UM.

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan

Kuisioner Analisis Kebutuhan: “Pengembangan E-Modul Pembelajaran Kimia Berbasis SETS (Science, Environment, Technology, Society) pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Nama respondan : Achmad Alwan Fatwani, M.Pd Tempat mengajar : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Menurut Bapak / Ibu, apakah siswa tertarik dengan materi sifat koligatif larutan?  2 Menurut Bapak / Ibu, apakah siswa mengalami kesulitan mempelajari materi sifat koligatif

larutan?

3 Menurut Bapak / Ibu, pada materi pokok sifat koligatif larutan dibawah ini, sub materi pokok mana yang sulit siswa pahami? (jawaban boleh lebih dari satu)

() Penurunan tekanan uap (…) Kenaikan titik didih (…) Penurunan titik beku (…) Tekanan osmotik

4 Metode pembelajaran seperti apa yang biasanya Bapak / Ibu gunakan dalam memberikan pembelajaran sifat koligatif larutan?

(…) Ceramah () Diskusi

() Praktikum

(…) ………

5 Pada pelaksanaan pembelajaran kimia apakah Bapak / Ibu hanya menggunakan buku pegangan siswa sebagai bahan ajar?

6 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku pegangan siswa tersebut telah memenuhi untuk memahami konsep sifat koligatif larutan bagi siswa?

7 Menurut Bapak/ibu, apakah siswa tertarik untuk membaca buku pegangan yang digunakan?  8 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku pelajaran kimia yang digunakan menjelaskan tentang

fenomena-fenomena kimia yang berhubungan dengan materi sifat koligatif larutan yang dipelajari?

9 Menurut Bapak/Ibu, apakah dibutuhkan bahan ajar lain selain buku pelajaran? 

10 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang modul pembelajaran? 

11 Apakah Bapak/Ibu, pernah menggunakan modul pembelajaran sebagai bahan ajar lain?  12 Apakah Bapak/Ibu tertarik dengan penggunaan modul pembelajaran sebagai bahan ajar

lain?

13 Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan modul pembelajaran dapat membuat siswa memahami materi sifat koligatif larutan?

14 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang modul elektronik pembelajaran?  15 Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan modul elektronik sebagai bahan ajar?  16 Menurut Bapak/Ibu, perlukah penggunaan bahan ajar berupa modul elektronik pada materi

sifat koligatif larutan?

17 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik dapat membuat siswa belajar mandiri?  18 Jika Bapak/Ibu menggunakan modul elektronik, tampilan seperti apakah yang Bapak/Ibu

harapkan? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) menampilkan animasi (gambar) () tampilan menarik

() materinya singkat dan padat

(…) memudahkan untuk memahami konsep sifat koligatif larutan

() memiliki contoh-contoh soal yang disertai dengan penjelasan jawaban

19 Apakah Bapak/Ibu mengetahui pembelajaran berbasis SETS? 

20 Menurut Bapak/Ibu perlukah pembelajaran berbasis SETS? 

21 Apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan pembelajaran kimia berbasis SETS?  22 Apakah pada materi sifat koligatif larutan diterapkan pembelajaran berbasis SETS?  23 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik lebih menarik jika disajikan dengan fakta

yang ada di kehidupan sehari-hari?

24 Menurut Bapak/Ibu, apakah dibutuhkan latihan soal untuk siswa pada modul elektronik?  25 Menurut Bapak/Ibu, apakah siswa membutuhkan konfirmasi jawaban dari soal latihan

tersebut?

26 Menurut Bapak/Ibu, apakah pada modul elektronik dibutuhkan daftar istilah penting pada bagian akhir modul elektronik?

27 Menurut Bapak/Ibu, selain fakta, latihan soal, konfirmasi jawaban, dan daftar istilah, apa saja yang dibutuhkan siswa pada modul elektronik tentang sifat koligatif larutan?

1. gambaran 3 dimensi yang bisa menggambarkan perubahan tekanan, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku

2. ………

3. ………

28 Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan foto, gambar dan warna membuat modul elektronik menjadi lebih menarik?

29 Menurut Bapak/Ibu, apakah ketepatan ukuran dan jenis huruf mempengaruhi ketertarikan siswa untuk membaca modul?

30 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik leih menarik jika disajikan bahasa sudah memenuhi kaidah EYD?

31 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik lebih menarik jika disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami?

32 Menurut Bapak/Ibu, selain penggunaan foto, gambar, ketepatan ukuran dan jenis huruf, bahasa sesuai EYD dan mudah dipahami, apa saja yang harus ditambahkan pada modul sifat koligatif larutan untuk mempengaruhi ketertarikan siswa memahami modul?

1. Latihan soal dan pembahasannya 2. ……….

Kuisioner Analisis Kebutuhan: “Pengembangan E-Modul Pembelajaran Kimia Berbasis SETS (Science, Environment, Technology, Society) pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Nama respondan : Umiyati, S.Pd Tempat mengajar : SMAN 4 Tangsel

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Menurut Bapak / Ibu, apakah siswa tertarik dengan materi sifat koligatif larutan?  2 Menurut Bapak / Ibu, apakah siswa mengalami kesulitan mempelajari materi sifat koligatif

larutan?

3 Menurut Bapak / Ibu, pada materi pokok sifat koligatif larutan dibawah ini, sub materi pokok mana yang sulit siswa pahami? (jawaban boleh lebih dari satu)

() Penurunan tekanan uap (…) Kenaikan titik didih (…) Penurunan titik beku (…) Tekanan osmotik

4 Metode pembelajaran seperti apa yang biasanya Bapak / Ibu gunakan dalam memberikan pembelajaran sifat koligatif larutan?

() Ceramah () Diskusi () Praktikum

(…) ………

5 Pada pelaksanaan pembelajaran kimia apakah Bapak / Ibu hanya menggunakan buku pegangan siswa sebagai bahan ajar?

6 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku pegangan siswa tersebut telah memenuhi untuk memahami konsep sifat koligatif larutan bagi siswa?

7 Menurut Bapak/ibu, apakah siswa tertarik untuk membaca buku pegangan yang digunakan?

8 Menurut Bapak/Ibu, apakah buku pelajaran kimia yang digunakan menjelaskan tentang fenomena-fenomena kimia yang berhubungan dengan materi sifat koligatif larutan yang dipelajari?

9 Menurut Bapak/Ibu, apakah dibutuhkan bahan ajar lain selain buku pelajaran? 

10 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang modul pembelajaran? 

11 Apakah Bapak/Ibu, pernah menggunakan modul pembelajaran sebagai bahan ajar lain?  12 Apakah Bapak/Ibu tertarik dengan penggunaan modul pembelajaran sebagai bahan ajar

lain?

13 Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan modul pembelajaran dapat membuat siswa memahami materi sifat koligatif larutan?

14 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang modul elektronik pembelajaran?  15 Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan modul elektronik sebagai bahan ajar?  16 Menurut Bapak/Ibu, perlukah penggunaan bahan ajar berupa modul elektronik pada materi

sifat koligatif larutan?

17 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik dapat membuat siswa belajar mandiri? 

18 Jika Bapak/Ibu menggunakan modul elektronik, tampilan seperti apakah yang Bapak/Ibu harapkan? (Boleh memilih lebih dari satu)

() menampilkan animasi (gambar) () tampilan menarik

() materinya singkat dan padat

(…) memudahkan anda untuk memahami konsep sifat koligatif larutan (…) memiliki contoh-contoh soal yang disertai dengan penjelasan jawaban

19 Apakah Bapak/Ibu mengetahui pembelajaran berbasis SETS? 

20 Menurut Bapak/Ibu perlukah pembelajaran berbasis SETS? 

21 Apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan pembelajaran kimia berbasis SETS?  22 Apakah pada materi sifat koligatif larutan diterapkan pembelajaran berbasis SETS?  23 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik lebih menarik jika disajikan dengan fakta

yang ada di kehidupan sehari-hari?

24 Menurut Bapak/Ibu, apakah dibutuhkan latihan soal untuk siswa pada modul elektronik?  25 Menurut Bapak/Ibu, apakah siswa membutuhkan konfirmasi jawaban dari soal latihan

tersebut?

26 Menurut Bapak/Ibu, apakah pada modul elektronik dibutuhkan daftar istilah penting pada bagian akhir modul elektronik?

27 Menurut Bapak/Ibu, selain fakta, latihan soal, konfirmasi jawaban, dan daftar istilah, apa saja yang dibutuhkan siswa pada modul elektronik tentang sifat koligatif larutan?

1. Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari

2. ………

3. ………

28 Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan foto, gambar dan warna membuat modul elektronik menjadi lebih menarik?

29 Menurut Bapak/Ibu, apakah ketepatan ukuran dan jenis huruf mempengaruhi ketertarikan siswa untuk membaca modul?

30 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik leih menarik jika disajikan bahasa sudah memenuhi kaidah EYD?

31 Menurut Bapak/Ibu, apakah modul elektronik lebih menarik jika disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami?

32 Menurut Bapak/Ibu, selain penggunaan foto, gambar, ketepatan ukuran dan jenis huruf, bahasa sesuai EYD dan mudah dipahami, apa saja yang harus ditambahkan pada modul sifat koligatif larutan untuk mempengaruhi ketertarikan siswa memahami modul?

1. Menyertakan gambar tokoh yang di gandrungi 2. ……….

Data Hasil Analisis Kebutuhan a. Pengolahan Data Kuisioner Analisis Kebutuhan

No Komponen Pertanyaan Kode

Responden 1 Responden 2