HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
3. Tahap Pengembangan (Development) a. Validasi
Lembar instrumen validasi isi yang akan digunakan dalam proses validasi modul oleh ahli terlebih dahulu divalidasi oleh 1 orang validator ahli instrumen. Menurut Yusuf, M., (2015, hlm. 61) semakin tinggi nilai validitas instrumen, semakin baik kesimpulan yang diperoleh dan semakin baik pula tingkat kegunaannya. Sehingga apabila hasil validasi instrumen diperoleh presentase sebesar 100% maka instrumen tersebut semakin baik digunakan dalam pengambilan data penelitian. Kisi-kisi dan proses validasi butir-butir pernyataan instrumen untuk validasi isi modul (produk) terdapat pada Lampiran 10.
Setelah itu, dilakukan validasi produk (e-modul) oleh 3 orang ahli yang terdiri dari 2 orang ahli kajian instruksional, yaitu dosen kimia serta 1 orang ahli kajian teknis, yaitu guru kimia sebagai praktisi pendidikan.
Proses validasi dilakukan sebanyak 2 kali sampai ketiga validator memberikan pendapat “Ya” pada setiap butir validasi atau dihasilkan presentase sebesar 100%. Proses validasi produk oleh ahli tertera pada Lampiran 11, sementara itu perhitungannya terdapat pada Lampiran 12.
perkembangan nilai validasi, ringkasnya tertera pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Perkembangan Nilai Validasi Produk
Validator Validasi I Validasi II
1 90% 100%
2 98% 100%
3 96% 100%
Rata-rata 94,67% 100%
Selama proses validasi, diperoleh berbagai rekomendasi dari tiga validator yang saling melengkapi dan membangun demi tercapainya kelayakan modul yang dikembangkan. Berbagai perbaikan isi modul sesuai saran dari ketiga validator tersebut dihimpun dalam tabel berikut:
Tabel 4.6 Perbaikan Selama Proses Validasi Modul
No Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Isi modul kurang menyajikan fenomena sifat koligatif larutan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.i
(Gambar 4.13)
Perbaikan pada isi modul sehingga menyajikan fenomena sifat koligatif larutan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Isi modul kurang menyajikan keterkaitan antara konsep sifat koligatif larutan dengan teknologi, lingkungan, dan masyarakat.
(Gambar 4.14)
Perbaikan pada isi modul sehingga menyajikan hubungan antara konsep sifat koligatif larutan dengan teknologi, lingkungan, dan masyarakat secara lengkap.
3. Isi modul kurang memuat penerapan prinsip sifat koligatif larutan kedalam aplikasi teknologi.
(Gambar 4.15)
Perbaikan pada isi modul sehingga memuat penerapan prinsip sifat koligatif larutan kedalam aplikasi teknologi.
4. Isi modul kurang memberikan pengetahuan terkait manfaat/kerugian penerapan prinsip sifat koligatif larutan bagi teknologi, lingkungan, dan masyarakat.
(Gambar 4.16)
Perbaikan isi modul sehingga memberikan pengetahuan terkait manfaat/kerugian penerapan prinsip sifat koligatif larutan bagi teknologi, lingkungan, dan masyarakat.
5 Isi modul kurang
memberikan solusi dari dampak negatif yang
Perbaikan isi modul sehingga memberikan solusi dari dampak negatif yang ditimbulkan terkait
ditimbulkan terkait penerapan prinsip sifat koligatif larutan.
(Gambar 4.17)
penerapan prinsip sifat koligatif larutan.
menunjukkan setiap aspek yang terdapat dalam aplikasi.
(Gambar 4.19-4.21)
Penambahan petunjuk keterangan setiap aspek yang terdapat dalam aplikasi. Contoh: Petunjuk tanda
“dampak negatif” “aplikasi teknologi” dll.
8. Belum ada tabel terkait daftar nilai tetapan penurunan titik beku molal (Kf) dan tetapan kenaikan titik didih molal (Kb) dari sejumlah pelarut.i (Gambar 4.22)
Penambahan tabel daftar nilai tetapan penurunan titik beku molal (Kf) dan tetapan kenaikan titik
Penambahan gambar fenomena sifat koligatif larutan pada cover belakang sehingga memiliki kesatuan dengan cover depan.
Seluruh saran tersebut menjadi dasar peneliti untuk melakukan perbaikan terhadap modul. Perubahan-perubahan tampilan dan isi modul disajikan melalui gambar 4.13 hingga 4.23 berikut:
(a) (b)
Gambar 4.13 (a) Isi modul sebelum revisi (b) Sesudah revisi
(a) (b)
Gambar 4.14 (a) Isi modul sebelum revisi (b) Sesudah revisi
(a) (b)
Gambar 4.15 (a) Isi modul sebelum revisi (b) Setelah revisi
(a) (b)
Gambar 4.16 (a) Isi modul sebelum revisi (b) Sesudah revisi
(a) (b)
Gambar 4.17 (a) Isi modul sebelum revisi (b) Sesudah revisi
(a) (b)
Gambar 4.18 (a) Ukuran gambar belum proporsional (b) Sudah proporsional
(a) (b)
Gambar 4.19 (a) Belum ada petunjuk “aplikasi teknologi” (b) Ada petunjuk
(a) (b)
Gambar 4.20 (a) Belum ada petunjuk “dampak negatif” (b) Ada petunjuk
(a) (b)
Gambar 4.21 (a) Belum ada petunjuk “solusi” (b) Ada petunjuk
Gambar 4.22 Penambahan tabel tetapan Kb dan Kf
(a) (b)
Gambar 4.23 (a) Cover belakang sebelum revisi (b) Setelah revisi
b. Uji Coba Terbatas
Uji coba dilaksanakan di kelas XII MIA 3 SMAN 4 Kota Tangerang Selatan dengan jumlah responden sebanyak 35 orang siswa. Untuk mendapatkan data respon siswa, siswa di kelas tersebut diminta untuk mengisi angket respon siswa yang tersedia dalam bentuk google form. Angket atau kuisioner ialah alat yang berisi serangkaian pertanyaan terkait objek yang akan diteliti, yang bertujuan untuk mendapatkan data/informasi (Yusuf, M., 2015, hlm. 103).
Tujuan utama pelaksanaan uji coba ialah untuk mengkaji kelayakan dan keterlaksanaan e-modul yang dikembangkan dalam pembelajarana (Herawati & Muhtadi, 2018, hlm. 184).
Sebelum digunakan untuk mengambil data, lembar instrumen angket respon siswa tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh 1 orang validator ahli instrumen. Proses validasi terhadap instrumen angket respon siswa dan perhitungan validitasnya terdapat pada Lampiran 13.
Instrumen dikatakan valid apabila memiliki validitas tinggi (Setyosari, 2013, hlm. 214).
Gambar 4.24 Angket Respon Siswa
Berdasarkan jawaban siswa pada angket respon siswa dalam bentuk google form didapatkan hasil dan kesimpulan respon siswa terhadap 6 aspek yaitu ketepatan dan kecermatan isi, ketercernaan modul, pembelajaran berbasis SETS, penggunaan bahasa dan istilah, perwajahan, serta ilustrasi dan gambar. Adapun hasil angket respon siswa dan rekapitulasi perhitungan data angket respon siswa secara lengkap tertera pada Lampiran 14 dan 15.
Berdasarkan perhitungan data angket respon siswa terhadap e-modul yang dikembangkan, dihasilkan presentase untuk setiap aspek yang dinilai yaitu, 82% untuk aspek ketepatan & kecermatan isi, kemudian 83,25% untuk aspek ketercernaan modul, aspek pembelajaran berbasis SETS memperoleh presentase sebesar 82,50%, kemudian aspek penggunaan bahasa & istilah memperoleh presentase 82%, aspek perwajahan memiliki presentase sebesar 82,30%, dan yang terakhir aspek ilustrasi dan gambar memiliki presentase tertinggi sebesar 85,50%. Secara keseluruhan, presentase rata-rata dari ke enam aspek tersebut sebesar 82,93% dengan ktiteria sangat baik.
Berdasarkan hasil data angket respon siswa yang didapatkan, kemudian dibuat presentase rata-rata dari ke enam aspek tersebut agar memudahkan dalam membaca data secara menyeluruh yang disajikan dalam bentuk grafik berikut ini:
Gambar 4.25 Grafik Presentase Rata-rata Hasil Angket Respon Siswa B. Pembahasan
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menciptakan suatu perangkat pembelajaran berupa e-modul pembelajaran kimia berbasis SETS pada materi sifat koligatif larutan, dan juga mengetahui penilaian siswa terhadap modul elektronik yang dikembangkan tersebut. E-modul ini dikembangkan dengan mengikuti tahapan model 4-D, namun penelitian ini dibatasi hanya mencakup define, design dan development.