• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Objek dan Subjek Penelitian

2. Desain Penelitian

Penelitian pengembangan e-modul pembelajaran kimia berbasis SETS pada materi sifat koligatif larutan ini menggunakan desain penelitian yang mengacu pada tahapan model 4-D (define, design, development, disseminate).

Akan tetapi, pada penelitian ini dilakukan pembatasan hanya sampai tahap development dengan uji coba terbatas untuk mengetahui keterlaksanaan produk. Pembatasan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Karenanya, tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian dalam jumlah yang besar dan lebih luas jangkaunnya (Sari, Wahyuni & Supriadi. 2016, hlm. 221). Berikut ini merupakan penjelasan singkat dari setiap tahapan 4-D (Thiagarajan, dkk. 1974, hlm. 5):

Gambar 3.1 Model pengembangan 4D Thiagarajani

Langkah-langkah pengembangan model 4D dapat dijelaskan secara lengkap berikut ini:

a. Define (Pendefinisian)

Tujuan dari tahap pendefinisian adalah untuk menetapkan dan menentukan persyaratan pembelajaran, caranya ialah dengan melakukan analisis. Melalui analisis, peneliti dapat menentukan batasan bahan ajar dan tujuan pembelajaran. Pada tahap ini, analisis yang dilakukan ialah sebagai berikut (Thiagarajan, 1974, hlm. 6):

1) Analisis ujung-depan (Front-end analysis)iii

Analisis ujung depan atau analisis kebutuhan ialah analisis masalah dasar yang dialami pendidik dalam proses pembelajaran.

Dalam analisis ujung-depan, dipertimbangkan pilihan penyelesaian dari masalah dasar dan penentuan bahan ajar yang relevan. Jika tidak tercukupi, maka diperlukan suatu pengembangan perangkat pembelajaran (Thiagarajan, 1974, hlm 6).

Analisis ujung-depan pada tahap pendefinisian ini dilakukan dalam bentuk pemberian angket analisis kebutuhan kepada guru kimia di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait proses pembelajaran, sumber belajar, pembelajaran SETS, serta saran

dan masukan mengenai kebutuhan untuk mengembangkan suatu perangkat pembelajaran.

2) Analisis peserta didik (Learner analysis)iii

Analisis peserta didik merupakan analisis terkait karakteristik yang dilakukan agar produk yang akan dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan peserta didik. Identifikasi karakteristik peserta didik mencakup pengetahuan dan latar belakang pengalaman, perkembangan kognitif serta keterampilan individu atau sosial serta pilihan media, format, dan bahasa (Thiagarajan, 1974, hlm. 6).

Berdasarkan kegiatan analisis karakteristik siswa melalui analisis angket karakteristik siswa, peneliti dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan siswa seperti kemampuan akademik siswa, minat dan motivasi, kebiasaan belajarnya serta menyesuaikan kebutuhan siswa dengan produk yang akan dikembangkan.

3) Analisis konsep (Concept analysis)

Analisis konsep dilaksanakan untuk mengidentifikasi konsep-konsep pokok yang akan dipelajari, dan menghimpunnya kedalam urutan yang sistematis (Thiagarajan, 1974, hlm. 6). Analisis konsep merupakan satu langkah fundamental dalam rangka mewujudkan prinsip kecukupan untuk membangun konsep atas materi-materi yang dipelajari sebagai langkah untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Mi’rojiah, 2016, hlm. 219).

Untuk mewujudkan kecukupan dalam membangun konsep atas materi tersebut, peneliti melakukan penetapan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi sesuai kurikulum yang berlaku.

Dalam kurikulum 2013, kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti berisi kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dikuasai siswa (Permendikbud, 2016, hlm. 3). Setelah menetapkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi,

langkah selanjutnya ialah menganalisis materi serta keterkaitan materi tersebut dengan unsur-unsur SETS.

4) Analisis tugas (Task analysis)iii

Analisis tugas memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kemampuan-kemampuan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya kedalam kumpulan kemampuan tambahan yang masih dibutuhkan. Tahap ini ialah proses penetapan cakupan tugas secara menyeluruh dalam materi pembelajaran (Thiagarajan, 1974, hlm. 6).

Prosedur yang dikerjakan pada tahap ini adalah mendesain atau merencanakan tugas-tugas yang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Serangkaian tugas yang telah didesain, kemudian akan diimplementasikan secara menyeluruh ke dalam materi pembelajaran.

5) Perumusan tujuan pembelajaran (Specifying instructional objectives)iii Perumusan tujuan pembelajaran merupakan ikhtisar dari hasil analisis tugas serta analisis konsep. Serangkaian tujuan pembelajaran ini memberikan landasan dalam menyusun latihan/tes pada produk yang akan dikembangkan, kemudian diimplementasikan ke dalam materi pembelajaran yang telah dipilih oleh peneliti (Thiagarajan, 1974, hlm. 6). Berdasarkan analisis kompetensi dasar, analisis materi dan penetapan indikator pencapaian kompetensi peneliti merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Design (Perancangan)

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran (produk yang akan dibuat). Proses yang dilakukan pada tahap desain dapat dijelaskan sebagai berikut (Thiagarajan, 1974, hlm. 7):

1) Penyusunan tes acuan patokan (Constructing criterion-referenced test)i Penyusunan tes acuan patokan adalah langkah yang menautkan antara tahap pendefinisian dan tahap perancangan (Thigarajan, 1974, hlm. 7). Penyusunan tes acuan patokan didasarkan atas rincian

indikator dan tujuan pembelajaran, serta disesuaikan dengan karakter dan kemampuan kognitif siswa (Mi’rojiah, 2016, hlm. 220).

Penyusunan tes acuan patokan pada penelitia ini terbagi menjadi 2 langkah yakni penyusunan tugas/latihan dan praktik untuk setiap kegiatan pembelajaran serta penyusunan soal untuk evaluasi akhir pembelajaran. Perumusan tugas/latihan dan praktik dibuat berdasarkan analisis tugas yang telah ditetapkan. Sementara soal evaluasi akhir disusun berdasarkan indikator pembelajaran.

2) Pemilihan media (Media selection)

Pemilihan media dilakukan untuk memilih media yang sinkron dengan konten pembelajaran. Langkah ini juga menyertakan pencocokan analisis tugas, analisis konsep, karakteristik siswa, serta rencana penyebaran (Thiagarajan, 1974, hlm. 7). Dalam penelitian pengembangan e-modul pembelajaran ini, pemilihan media mencakup kegiatan pencatatan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran serta pemilihan aplikasi yang akan mewujudkan sebuah modul menjadi bentuk elektronik.

3) Pemilihan format (Format selection)

Pemilihan format dikerjakan untuk mengidentifikasi beberapa format yang cocok diimplementasikan dalam merancang perangkat pembelajaran. Pemilihan format bergantung pada sejumlah faktor yang telah ditetapkan (Thiagarajan, 1974, hlm. 7). Pemilihan format yaitu meliputi pemilihan kertas, jenis dan ukuran huruf, garis besar dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan sistematika isi modul.

4) Rancangan awal (Initial design)

Rancangan awal merupakan rancangan produk (modul) yang dikembangkan yang telah selesai secara menyeluruh sebelum dilakukan uji coba (Mi’rojiah, 2016, hlm. 220). Setelah semua proses tahapan di atas selesai, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun

modul sebagai rancangan awal sesuai dengan analisis dan desain yang telah ditetapkan sebelum dilakukan validasi dan uji coba terbatas.

c. Develop (pengembangan)

Tahap develop bertujuan untuk memperbaiki rancangan awal yang telah diproduksi melalui evaluasi dan revisi sehingga menghasilkan produk akhir yang tepat. Menurut Thiagarajan (1974, hlm. 8) kegiatan yang dilakukan pada tahap develop ialah:

1) Validasi ahli/praktisi (Expert appraisal)

Pada tahap ini beberapa ahli diminta untuk memberikan penilaian dari perspektif pembelajaran dan teknis. Komentar yang diberikan oleh ahli merupakan dasar untuk memodifikasi perangkat pembelajaran agar lebih tepat, efektif, berkualitas dan dapat digunakan (Thiagarajan, 1974, hlm. 8). Tahap ini dilaksanakan dengan cara memvalidasi modul yang telah dirancang kepada dosen sebagai ahli kajian intruksional dan guru kimia sebagai ahli kajian teknis.

2) Uji coba pengembangan (Development testing)iiii

Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui tanggapan dan komentar siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk kemudian dilakukan perbaikan. Uji coba, perbaikan, dan uji coba dilakukan berulang sampai dihasilkan produk yang layak dan baik (Thiagarajan, 1974, hlm. 8). Untuk memperoleh respon siswa sebagai salah satu dasar perbaikan modul, dilakukan uji coba terbatas kepada siswa dan pemberian angket respon siswa.

Gambar 3.2 Bagan Desain Penelitian Analisis Ujung Depan

Analisis Siswa

Analisis Tugas Analisis Konsep Materi

Penyusunan Tes

Pemilihan Media

Pemilihan Format

Rancangan Awal

Draft 1

Validasi Ahli

Revisi

Draft 2

Simulasi dan Uji Coba

Pengambilan Data

Penarikan Kesimpulan Valid

Perumusan Tujuan Pembelajaran Tahap Pendefinisian (Define)Tahap Perancangan (Design) Tahap Pengembangan (Develop)

Tidak

Ya

Pengolahan dan Analisis Data