• Tidak ada hasil yang ditemukan

dalam waktu satu bulan sejak tanggal

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 108-111)

Surat Ketetapan.

105 bab 05 - Tata Kelola Perusahaan

Indosat - Laporan Tahunan 2013

surat keberatan kepada Kantor Pajak mengenai koreksi pajak penghasilan pasal 26 Satelindo untuk tahun pajak 2002 dan 2003. Pada tanggal 16 Juli 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari DJP yang menolak keberatan Perusahaan untuk koreksi atas pajak penghasilan pasal 26 Satelindo untuk tahun pajak 2002 dan 2003. Pada tanggal 12 Oktober 2010, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak terkait keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan pasal 26 Satelindo untuk tahun pajak 2002 dan 2003. Pada tanggal 6 November 2012, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Pengadilan Pajak yang menerima banding Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan pasal 26 Satelindo untuk tahun pajak 2002 dan 2003 sebesar Rp87.198 juta, dimana jumlah tersebut lebih rendah dari yang diakui oleh Perusahaan dalam laporan keuangannya. Perusahaan menerima koreksi sebesar Rp4.655 juta yang dibebankan pada usaha tahun berjalan tahun 2012 sebagai bagian dari “Beban - Lain-lain - Bersih”. Pada tanggal 28 Januari 2013, Perusahaan menerima pengembalian pajak tersebut.

Pada tanggal 7 September 2009, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari DJP yang menolak keberatan Perusahaan untuk sisa koreksi atas pajak penghasilan badan tahun 2006. Pada tanggal 2 Desember 2009, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak mengenai koreksi yang tersisa atas pajak penghasilan badan Perusahaan untuk tahun pajak 2006. Pada tanggal 26 April 2011, Perusahaan menerima Surat Keputusan Pengadilan Pajak yang menerima banding

Perusahaan terkait koreksi pajak penghasilan badan tahun 2006 yang tersisa. Pada tanggal 21 Juni 2011, Perusahaan menerima pengembalian pajak sebesar Rp82.626 juta. Pada tanggal 22 Agustus 2011, Perusahaan menerima salinan memori permohonan peninjauan kembali dari Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung atas Surat Keputusan Pengadilan Pajak tanggal 26 April 2011 untuk pajak penghasilan badan tahun 2006. Pada tanggal 21 September 2011, Perusahaan telah menyampaikan kontra- memori permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal 24 April 2014, Perusahaan belum menerima keputusan dari Mahkamah Agung terkait permohonan tersebut. Pada tanggal 25 Mei 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Pengadilan Pajak yang menolak banding Perusahaan pada bulan Mei dan September 2008 untuk koreksi pajak atas pajak penghasilan pasal 26 untuk tahun pajak 2004 dan 2005 masing-masing sebesar Rp60.493 juta dan Rp82.126 juta. Perusahaan membebankan koreksi pajak tersebut pada usaha tahun berjalan tahun 2010, yang disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban) - Lain-lain - Bersih”. Pada tanggal 17 September 2010, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (“STP”) dari DJP atas kekurangan pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun pajak 2008 dan 2009 sejumlah Rp80.018 juta (termasuk bunga). Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan mengajukan surat pembatalan kepada Kantor Pajak atas STP tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 16 November 2010, Perusahaan diwajibkan untuk membayar sebagian tertentu dari STP dengan menggunakan pengembalian pajak atas pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2005 yang telah diterima sebesar Rp38.155 juta. Pada tanggal 7 Januari 2011, Perusahaan membayar nilai yang tersisasebesar Rp41.863 juta. Pada tanggal 11 April 2011, Perusahaan menerima surat dari Kantor Pajak yang menolak permintaan Perusahaan untuk membatalkan beberapa STP. Pada tanggal 5 Mei 2011, Perusahaan mengajukan surat banding

106

Indosat - Laporan Tahunan 2013

kepada Pengadilan Pajak terkait STP tersebut. Pada tanggal 30 Juli 2012, Perusahaan menerima Surat Keputusan Pengadilan Pajak yang menerima banding Perusahaan terkait STP tersebut.

Pada tanggal 11 September 2012, Perusahaan mengajukan surat permohonan pengembalian pajak kepada Kantor Pajak untuk mentransfer kelebihan pajak terkait STP tersebut. Pada tanggal 26 Desember 2012, Perusahaan menerima salinan memori permohonan peninjauan kembali dari Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung atas surat keputusan Pengadilan Pajak tanggal 30 Juli 2012 mengenai kurang bayar pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun pajak 2008 dan 2009. Pada tanggal 6 Februari 2013, Perusahaan telah menyampaikan kontra-memori permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. Pada tanggal 25 Oktober dan 4 November 2013, Perusahaan menerima pengembalian pajak tersebut sebesar Rp80.018 juta.

Pada tanggal 29 Oktober 2010, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Pengadilan Pajak yang menerima keberatan Perusahaan pada Agustus 2008 atas koreksi pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2005 sebesar Rp38.155 juta, yang disalinghapuskan dengan jumlah kurang bayar atas pajak penghasilan pasal 26 Perusahaan untuk tahun pajak 2008 dan 2009 berdasarkan beberapa Surat Tagihan Pajak (“STP”) yang diterima Perusahaan pada tanggal 17 September 2010. Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menerima salinan Memori Permohonan Peninjauan Kembali dari Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung atas Surat Keputusan Pengadilan Pajak tanggal 29 Oktober 2010 untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 2005. Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan telah menyampaikan Kontra Memori Permohonan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal 24 April 2014, Perusahaan belum menerima keputusan dari Mahkamah Agung terkait permohonan tersebut.

Pada tanggal 21 April 2011, Perusahaan menerima beberapa SKPKB dari DJP atas PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2009 sejumlah Rp182.800 juta (termasuk denda), yang dibayarkan pada tanggal 15 Juli 2011. Perusahaan menerima sebagian dari koreksi tersebut sebesar Rp4.160 juta, yang dibebankan pada usaha tahun berjalan 2011, sehingga tersisa Rp178,640 juta yang menjadi keberatan Perusahaan. Pada tanggal 19 Juli 2011, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak mengenai koreksi PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2009 yang tersisa. Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan menerima surat keputusan dari DJP yang menolak keberatan Perusahaan dan berdasarkan pemeriksaan mereka, DJP menambahkan kekurangan pembayaran kepada Perusahaan untuk periode Januari, Maret, April, Juni, Agustus - Desember 2009 sejumlah Rp57.166 juta dan lebih bayar untuk periode Februari, Mei dan Juli 2009 sejumlah Rp4.027 juta. Pada tanggal 4 Juli 2012, Perusahaan membayar tambahan kurang bayar sebesar Rp57.166 juta. Pada tanggal 24 dan 31 Agustus 2012, Perusahaan menerima kelebihan pembayaran masing-masing sejumlah Rp3.839 juta dan Rp188 juta. Pada tanggal 3 September 2012, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak mengenai koreksi PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2009 sebesar Rp231.778 juta (terdiri dari tagihan awal sebesar Rp178.640 juta dan putusan kurang bayar PPN Perusahaan sebesar Rp57.166 juta setelah dikurangi pengembalian lebih bayar PPN sebesar Rp4.027 juta). Pada tanggal 12, 19 dan 20 Februari 2014, Perusahaan menerima Surat Keputusan Pengadilan Pajak yang menerima banding Perusahaan, namun Pengadilan Pajak

107 bab 05 - Tata Kelola Perusahaan

Indosat - Laporan Tahunan 2013

mengenakan secara terpisah PPN kurang bayar sebesar Rp180.930, sehingga Perusahaan berhak atas pengembalian yang tersisa sebesar Rp50.848 juta. Selama 15-23 April 2014, Perusahaan telah menerima restitusi tersebut.

Pada tanggal 21 April 2011, Perusahaan menerima SKPLB dari DJP untuk pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2009 sebesar Rp29.272 juta, dimana jumlah tersebut lebih rendah dari yang diakui oleh Perusahaan dalam laporan keuangannya sebesar Rp95.677 juta, sehingga tersisa Rp66.405 juta. Perusahaan menerima sebagian dari koreksi tersebut sebesar Rp835 juta, yang dibebankan pada usaha tahun berjalan 2011. Pada tanggal 31 Mei 2011, Perusahaan menerima pengembalian pajak sebesar Rp23.695 juta setelah dikurangi dengan koreksi pajak PPN untuk periode Januari - Desember 2009 yang diterima Perusahaan.

Pada tanggal 20 Juli 2011, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak terkait koreksi pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2009 yang tersisa. Pada tanggal 29 Juni 2012, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari DJP yang menolak keberatan Perusahaan. Pada tanggal 21 September 2012, Perusahaan mengajukan surat banding kepada Pengadilan Pajak terkait keberatan Perusahaan atas koreksi pajak penghasilan badan tahun pajak 2009. Sampai dengan 24 April 2014, Perusahaan belum menerima keputusan dari Pengadilan Pajak terkait surat banding tersebut. Pada tanggal 3 Juli 2012, Perusahaan menerima SKPLB dari DJP atas pajak penghasilan badan Perusahaan tahun pajak 2010 sebesar Rp89.381 juta. Perusahaan menerima semua koreksi sebesar Rp61 juta, yang dibebankan pada usaha tahun berjalan 2012. Pada tanggal 24 Agustus 2012, Perusahaan menerima pengembalian pajak atas tagihan pajak untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 2010 sebesar Rp89.381 juta. Berdasarkan SKPLB ini, DJP juga membuat koreksi sebesar Rp101.978 juta, yang mengurangi akumulasi rugi pajak pada tanggal 31 Desember 2010. Perusahaan menerima semua koreksi sebesar Rp101.978.

Pada tanggal 3 Juli 2012, Perusahaan juga menerima SKPLB dari DJP atas PPN Perusahaan periode Maret 2010 sebesar Rp28.545 juta, dimana jumlah tersebut lebih rendah dari yang diakui oleh Perusahaan dalam SPT sejumlah 37.153 juta, dan beberapa SKPKB atas PPN Perusahaan periode Januari, Februari dan April - Desember 2010 sejumlah Rp98.011 juta (termasuk denda). Pada tanggal 2 Agustus 2012, Perusahaan membayar kekurangan pembayaran atas PPN Perusahaan sebesar Rp98.011 juta. Pada tanggal 24 Agustus 2012, Perusahaan menerima kelebihan pembayaran atas PPN Perusahaan sebesar Rp28.545 juta dari DJP. Pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2012, Perusahaan mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak terkait SKPLB dan beberapa SKPKB PPN Perusahaan periode Januari - Desember 2010 sejumlah

Rp106.619 juta. Pada tanggal 17 dan 26 September

Pada tanggal 6

September 2013,

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 108-111)