• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internal Audit, Komite Audit dan

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 102-107)

Dewan Komisaris

bertanggung jawab

atas evaluasi

peninjauan sistem

pengendalian

internal.

99 bab 05 - Tata Kelola Perusahaan

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Pengendalian kegiatan operasional dilakukan melalui komunikasi yang sering dan

pelaporan berkala tentang kegiatan dan hasil kepadamanajemen. Direktur Utama dan Chief Financial Oficer (CFO) wajib untuk mengesahkan laporan pengendalian internal.

KEPATUHAN TERHADAP COSO

Sistem pengendalian Indosat ini sejalan dengan unsur-unsur kerangka yang dirancang oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) sebagai berikut:

Lingkungan pengendalian

MBSS telah membangun dasar untuk sistem pengendalian internal dengan menyusun disiplin dan struktur fundamental, seperti yang ditetapkan dalam struktur organisasi dengan tugas dan tanggung jawab yang diuraikan dengan jelas.

Penilaian Risiko

Manajemen mengidentiikasi dan menganalisis risiko melalui Komite Manajemen Risiko dan mengambil langkah sesuai untuk memperkecil

risiko misalnya dengan menutup asuransi yang mencukupi dan mengambil pelanggan secara selektif.

Aktivitas Pengendalian

Indosat telah menerapkan berbagai kebijakan, prosedur dan praktek untuk memastikan bahwa tujuan manajemen tercapai dan mitigasi risiko dilaksanakan. Misalnya, dengan menentukan matrix otorisasi yang menetapkan pagu pengeluaran uang untuk setiap tingkat organisasi.

Informasi dan Komunikasi

Semua karyawan diberitahukan tugas dan tanggung jawab pengendalian yang terkait dengan posisi mereka, maupun kebijakan pengendalian yang secara umum diterapkan oleh Perusahaan.

Pemantauan

Pemantauan pengendalian intern dilakukan olehmanajemen terutama melalui unit Audit Internal namun dibantu juga oleh saluran dan alat lain, dilakukan juga melalui auditor eksternal.

IV. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

A. Tanggung Jawab Lingkungan

Kebijakan dan Komitmen Kegiatan Dampak Keuangan

Dengan mengacu pada Undang- Undang tentang Perseroan Terbatas Pasal 40 dan 70, Indosat berkomitmen untuk mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan, serta menghemat penggunaan energi. Indosat telah menerapkan sistem Manajemen Lingkungan sehingga meraih sertiikasi ISO14001: 2004, sekaligus menetapkan kebijakan untuk menghindari dan mengurangi pencemaran lingkungan, serta melestarikan sumber daya alam.

• Solusi hemat energy telah diterapkan dalam bentuk sistem switch CDC (Charge Discharger Controller) pada sejumlah BTS. CDC mengoptimalkan batere sebagai sumber daya alternatif jika terjadai pemadaman listrik PLN, sekaligus memperpanjang masa hidup batere seraya menghemat BBM dengan mengurangi kebutuhan akan generator disel.

• Indosat telah mendirikan lebih dari 100 BTS bertenaga solar di tempat yang jauh dan susah dijangkau seperti Mambi, Sulawesi.

• Batere asam timbal (lead-acid) tradisional yang digunakan di generator diganti dengan batere luidic yang ramah lingkungan.

• Kantor pusat Indosat memiliki kebijakan untuk mengelola limbah berbahaya seperti batere bekas dan oli bekas.

Penggunaan switch CDC (Charge-Discharger Controller) dapat menghemat biaya BBM sampai dengan 60%. di BTS.

100

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Sertiikasi Lingkungan

Indosat memiliki sertiikasi ISO 14001 terkait Sistem Manajemen Lingkungan, yang dikeluarkan oleh lembaga audit independen Worldwide Quality Assurance (WQA),anggota United Kingdom Accreditation Service (UKAS).

B. Ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan

Komitmen dan Kebijakan Kegiatan Dampak Keuangan

Dengan mengacu pada Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas Pasal 40 dan 70, Indosat berkomitmen untuk menerapkan budaya yang mempromosikan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (HSE), sejalan dengan program pemerintah membangun budaya HSE nasional pada tahun 2015. Indosat telah membentuk kebijakan HSE yang

ditandatangani oleh Direktur Utama dan CEO, yang menajabarkan komitmen perusahaan untuk mengurangi kecelakaan di lingkungan kerja, mematuhi hukum dan erus menerus melakukan perbaikan terhadap sistem manajemen HSE.

Praktik ketenagakerjaan yang baik meliputi:

• Kesempatan berkarir yang setara terlepas dari jenis kelamin, ras atau agama

• Remunerasi dan tunjangan yang kompetitif

• Kebijakan retensi untuk mengurangi tingkat perputaran karyawan

• Peluang pengembangan karir yang baik

• Dalam proses sertiikasi OHSAS

• Memperoleh Sertiikat Audit untuk Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Praktik ketenagakerjaan yang baik menghasilkan banyak manfaat yang tidak berwujud bagi Perusahaan, yang melebihi biaya dari praktik tersebut. Biaya yang dikeluarkan selama 2013 termasuk biaya untuk 674 program pelatihan dengan jumlah total 9772 tempat, yang diselenggarakan dengan biaya total Rp25,0 juta. Total yang dihabiskan untuk pelatihan bagi manajer baru naik menjadi Rp 5,2 juta seiring dengan niat perusahaan untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dan mengoptimalkan lintasan karir individu.

Selain itu, lebih dari 60% dari lowongan terisi secara internal berkat kebijakan pengembangan karir yang baik, sehingga meningkatkan produktivitas Perusahaan.

Praktek kesehatan yang baik meliputi:

• Semua karyawan yang memenuhi syarat diberikan asuransi kesehatan

• Perusahaan berusaha untuk menyediakan lingkungan kerja yang sehat

• Dalam proses sertiikasi OHSAS 18001 terkait sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

• Larangan merokok di dalam gedung kantor dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang sehat

Biaya dikeluarkan Perusahaan untuk fasilitas kesehatan yang dinikmati karyawan Indosat di tahun 2013 sbb:

• Jumlah karyawan yang Medical Check Up: 2.628

• Jumlah karyawan dan keluarganya yang rawat jalan: 18,349

• Jumlah karyawan dan keluarganya yang rawat inap: 31.381

• Jumlah karyawan dan keluarganya yang memperoleh layanan di klinik Indosat: 1.570 (klinik gigi), 4.394 (klinik dokter umum)

• Fasilitas kacamata: 1.884

Praktek-praktek keselamatan yang baik meliputi:

• DibentuknyaPanitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam upaya memberikan perlindungan kepada karyawan terhadap resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

• Perlindungan terhadap hak-hak karyawan termasuk masalah keselamatan kerja di bawah Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

• Dalam proses sertiikasi internasional OHSAS 18001 terkait sistem

manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Biaya langsung maupun tidak langsung dikeluarkan Perusahaan untuk sertiikasi OHSAS dan penerapan praktek dan sistem keselamatan yang baik.

101 bab 05 - Tata Kelola Perusahaan

Indosat - Laporan Tahunan 2013

C. Pengembangan kemasyarakatan dan komunitas

Komitmen dan Kebijakan Kegiatan Dampak Keuangan

Dengan mengacu pada Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas Pasal 40 dan 70, Indosat melakukan berbagai kegiatan sosial dan masyarakat sebagai wujud dari komitmen untuk membantu mengembangkan masyarakat pada umumnya termasuk komunitas lokal.

Kegiatan termasuk tetapi tidak terbatas pada:

• Preferensi untuk pemasok lokal, mendukung perekonomian domestik

• Mendukung perekrutan lokal

• Pemberdayaan usaha UKM

• Dukungan bagi pengusaha wanita

• Trasnfer pengetahuan kerja

• Dukungan untuk pengembang aplikasi mobile lokal

• Mendukung pendidikan misalnya melalui IWIC

Indosat tidak menghitung biaya kegiatan ini sebagai kategori terpisah karena kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan operasional inti. Berbagai biaya termasuk:

• Dana investasi sebesar USD500.000 dialokasikan untuk untuk pengembang aplikasi mobile lokal

D. Tanggung Jawab Konsumen

Kebijakan Tanggung jawab Konsumen

Kegiatan Dampak Keuangan

Dengan mengacu pada Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas Pasal 40 dan 70, Indosat berusaha untuk menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi dalam rangka menjaga kesejahteraan pelanggan ritel maupun korporasi.

Kegiatan termasuk antara lain:

• Meningkatkan dan layanan kualitas jaringan pada tahun 2013

• Menyediakan informasi produk dan layanan yang akurat

• Melindungi kerahasiaan data dan proil pelanggan

• Menggunakan peralatan telekomunikasi radio yang tidak berbahaya bagi kesehatan konsumen

• Mempertahankan jaringan dan pusat data aman, dalam proses meraih sertiikasi ISO 27001 yaitu sistem manajemen keamanan informasi (ISMS) yang meliputi teknologi informasi, teknik keamanan, dan sistem manajemen informasi keamanan serta persyaratannya.

Indosat tidak menghitung biaya kegiatan ini sebagai kategori terpisah karena kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan operasional inti. Pada 2013 belanja modal sebesar Rp831 miliar diinvestasikan untuk modernisasi jaringan, dan memperluas kapasitas dan cakupan untuk mendukung permintaan layanan data.di masa mendatang.

V. Proses Perkara Hukum

Dari waktu ke waktu, kami terlibat di dalam proses perkara hukum berkenaan dengan masalah-masalah yang timbul dari pelaksanaan bisnis Perusahaan. Saat ini, kami tidak terlibat, dan belum terlibat di dalam, proses perkara pengadilan ataupun arbitrase yang menurut kami dapat memberikan dampak material terhadap kondisi keuangan atau hasil usaha kami selain dari yang telah diungkapkan di dalam laporan tahunan ini. Pada tanggal 5 Mei 2004, Perusahaan menerima putusan Mahkamah Agung No. 1610K/PDT/2003 yang memenangkan Primer Koperasi Pegawai Kantor Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata (dikenal sebagai Primkopparseni), berkenaan dengan perselisihan transaksi valuta asing. Putusan Mahkamah Agung mengharuskan kami untuk membayar Rp13,7 miliar ditambah 6,0% bunga per tahun sejak tanggal 16 Februari 1998 sampai dengan tanggal pelunasan dan pada tanggal 22 Desember 2004, Perusahaan telah memenuhi putusan dengan melakukan pembayaran sebesar Rp19,3 miliar kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Lebih

102

Indosat - Laporan Tahunan 2013

lanjut, pada bulan Januari 2005, kami mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal 24 April 2013, Mahkamah Agung belum mengeluarkan putusan untuk peninjauan kembali tersebut. Pada tanggal 1 November 2007, KPPU mengeluarkan putusan terkait investigasi awal yang melibatkan kami dan delapan perusahaan telekomunikasi lainnya terkait dugaan penetapan harga untuk jasa SMS dan pelanggaran Pasal 5 dari Undang-Undang Anti Persaingan Usaha. Pada tanggal 18 Juni 2008, KPPU menetapkan bahwa Telkom, Telkomsel, XL, Bakrie Telecom, Mobile-8, dan Smart Telecom (sejak Maret 2011, Mobile-8 telah mengubah namanya menjadi PT Smartfren Telecom Tbk) telah secara bersama-sama melanggar Pasal 5 Undang-Undang Anti Persaingan Usaha. Mobile-8 mengajukan banding terhadap putusan ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dimana Telkomsel, XL, Telkom, Indosat, Hutchison, Bakrie Telecom, Smart Telecom, Natrindo dipanggil sebagai turut tergugat di dalam persidangan, sedangkan Telkomsel mengajukan banding di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Walaupun KPPU mengeluarkan putusan yang menguntungkan kami terkait dengan dugaan penetapan harga SMS, kami tidak dapat menjamin bahwa Pengadilan Negeri akan menguatkan putusan KPPU. Pada tahun 2011, Mahkamah Agung menerbitkan putusan menunjuk jurisdiksi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memeriksa keberatan yang disampaikan atas putusan KPPU. Pengadilan Negeri akan mempertimbangan keberatan terhadap putusan KPPU berdasarkan pemeriksaan kembali atas putusan KPPU dan berkas kasus yang disampaikan oleh KPPU. Pada tanggal 13 Januari 2012, Indar Atmanto, mantan Direktur Utama IM2, dituduh melakukan korupsi oleh Kejagung. Menurut Kejagung, terdapat kerugian negara sebesar Rp1.358,3 miliar yang disebabkan oleh adanya perjanjian antara IM2 dan Perusahaan, terkait dengan dugaan adanya penggunaan secara ilegal oleh IM2 atas pita frekuensi 2,1 GHz milik Perusahaan. Kemudian, pada tanggal 24 Februari 2012, Menkominfo

menerbitkan surat No. 65/M.KOMINFO/02/2012 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pelanggaran hukum, kejahatan yang dilakukan, dan kerugian negara yang ditimbulkan dari perjanjian antara Perusahaan dan IM2. Lebih lanjut, Menkominfo juga mengirim surat kepada Kejagung secara langsung yang menyatakan bahwa baik Perusahaan maupun IM2 tidak melanggar peraturan apapun dan kerja sama antara Perusahaan dan IM2 adalah sah berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta merupakan praktek umum dalam industri telekomunikasi. Selain itu, BRTI juga telah menyatakan kepada publik bahwa IM2 tidak melanggar undang-undang atau peraturan apapun yang berlaku. Namun demikian, Kejagung mengabaikan surat-surat dari Menkominfo tersebut dan, pada tanggal 30 November 2012, menyebutkan mantan Direktur Utama Perusahaan sebagai tersangka dan, pada tanggal 3 Januari 2013, juga menyebutkan IM2 dan Perusahaan sebagai tersangka korporasi. Pada tanggal 8 Juli 2013, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menyatakan bahwa Indar Atmanto bersalah telah melakukan korupsi dan menghukum Indar Atmanto dengan pidana penjara selama empat tahun dan denda sebesar Rp200 juta (atau tambahan pidana penjara selama tiga bulan). Lebih lanjut, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menyatakan bahwa IM2 bertanggung jawab untuk melakukan restitusi atas kerugian negara yang disebabkan oleh transaksi tersebut dan mengenakan denda sebesar Rp1.358,3 miliar. Pada tanggal 11 Juli 2013,

103 bab 05 - Tata Kelola Perusahaan

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Indar Atmanto mengajukan banding terhadap keputusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Pada tanggal 10 Januari 2014, Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat menegaskan keputusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan mengenakan hukuman yang lebih tinggi berupa pidana penjara selama delapan tahun dan denda sebesar Rp200 juta (atau tambahan pidana penjara selama tiga bulan). Namun demikian, Pengadilan Tinggi menyatakan bahwa Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tidak dapat mengenakan denda kepada IM2 yang, sebagai suatu badan hukum terpisah, tidak didakwa secara terpisah dalam proses perkara Kejagung terhadap Indar Atmando, dan membatalkan keputusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terkait IM2. Pada tanggal 23 Januari 2014, Indar Atmanto mengajukan permohonan banding kepada Mahkamah Agung dan, pada tanggal 7 Februari 2014 menyampaikan memori banding. Per tanggal 24 April 2014, Indar

Atmanto belum menerima keputusan apapun dari Mahkamah Agung terkait banding yang diajukannya. Per tanggal yang sama, mantan Direktur Utama kami, IM2 dan Perusahaan belum secara resmi didakwa atas kesalahan apapun terkait dengan hal ini.

Pada tanggal 24 Desember 2008, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari DJP yang

meningkatkan jumlah kelebihan pembayaran dari Surat Keputusan Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) untuk tahun pajak 2004 sebesar Rp84.650 juta, dimana jumlah tersebut lebih rendah sebesar Rp41.753 juta dari jumlah yang ditetapkan dalam Surat Keputusan sebelumnya yang diterima pada tanggal 4 Juli 2008. Pada tanggal 21 Januari 2009, Perusahaan mengajukan surat banding mengenai peningkatan SKPLB untuk tahun pajak 2004. Pada tanggal 2 Februari 2009, Perusahaan menerima pengembalian pajak dari Kantor Pajak sebesar Rp84.650 juta. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 4 Desember 2009, Pengadilan Pajak telah membatalkan Surat Keputusan dari DJP tanggal 24 Desember 2008 di atas. Pada tanggal 17 Maret 2010, DJP menerbitkan putusan yang mendukung kedudukan Perusahaan, yang memberitahukan bahwa kelebihan bayar pajak untuk iskal tahun 2004 seharusnya sebesar Rp126.403 juta bukanlah Rp84.650 juta, yang mana memberikan hak kepada Perusahaan untuk mendapatkan pengembalian dari perbedaan jumlah tersebut, dengan jumlah yang bernilai sampai Rp41.753 juta. Selanjutnya Perusahaan menerima pembayaran dari pengembalian kelebihan bayar pajak sebesar Rp41.753 juta dari DJP pada tanggal 13 April 2010. Pada tanggal 5 Maret 2012, Perusahaan menerima Surat Keputusan Pengadilan Pajak yang menyetujui permintaan dari Perusahaan atas kompensasi bunga yang berkaitan dengan penerbitan

Menkominfo juga

mengirim surat

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 102-107)