• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wow, paket langganan yang

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 132-135)

benar-benar sesuai

129 bab 06 - Faktor-faktor Risiko

Indosat - Laporan Tahunan 2013

melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (“Menkominfo”), telah bertanggung jawab untuk menetapkan petunjuk tarif untuk layanan interkoneksi. Menkominfo menetapkan tarif interkoneksi untuk penyelenggara telekomunikasi dominan berdasarkan “biaya” sebagaimana yang dihitung olehnya, berdasarkan data jaringan dan biaya lainnya yang diajukan oleh penyelenggara telekomunikasi dominan. Sebaliknya, penyelenggara telekomunikasi yang tidak masuk dalam

klasiikasi penyelenggara dominan dapat hanya memberitahukan kepada Menkominfo mengenai syarat dan ketentuan interkoneksi mereka, termasuk tarif, dan dapat menerapkan syarat dan ketentuan atau tarif tersebut kepada pelanggan tanpa persetujuan Menkominfo. Perbedaan perlakuan terhadap penyelenggara telekomunikasi dominan dan non-dominan dapat menciptakan peluang bagi pemain baru di bidang industri telekomunikasi, memperbesar keleluasan bagi mereka dalam menetapkan tarif yang rendah dan menawarkan harga yang lebih rendah kepada pelanggannya. Sebagai tambahan, tarif DPI kami telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, dan kami memperkirakan penurunan ini akan berlanjut. Penurunan biaya interkoneksi ini dapat menurunkan pendapatan kami dan juga biaya traik antar-operator. Pada tanggal 12 Desember 2011, Pemerintah, melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (“BRTI”), menerbitkan surat No. 262/BRTI/XII/2011 dimana tarif SMS berubah dari basis “sender keeps all” kepada skema berbasis biaya, yang berlaku efektif sejak 1 Juni 2012. Berdasarkan skema berbasis biaya yang berlaku saat ini, kami mencatat pendapatan dari tarif interkoneksi yang dibayar oleh operator lain kapanpun salah satu dari pelanggan kami mengirimkan SMS kepada penerima di jaringan lain. Apabila salah satu pelanggan kami mengirimkan SMS kepada seorang penerima di jaringan lain, kami mencatatkan

pendapatan sebesar tarif SMS yang dikenakan terhadap pelanggan kami dan akan mencatatkan beban atas tarif interkoneksi yang dibayarkan kepada operator jaringan lain. Kami tidak dapat memastikan bahwa Perusahaan dapat menutup seluruh biaya interkoneksi yang dikeluarkan oleh Perusahaan, dan sebagai akibatnya, kami dapat mengalami penurunan pendapatan usaha dari jasa seluler. Di masa mendatang, Pemerintah akan mengumumkan atau memberlakukan perubahan peraturan lainnya, seperti perubahan kebijakan interkoneksi atau tarif yang dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis atau ijin yang kami miliki saat ini.

Kami tidak dapat memberikan kepastian kepada anda bahwa kami akan berhasil bersaing dengan para penyelenggara telekomunikasi dalam negeri maupun asing atau bahwa pergantian, perubahan atau penafsiran peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini atau di kemudian hari oleh Pemerintah tidak akan memberikan dampak negatif yang material bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek kami.

Kami beroperasi di bawah ketidakpastian penegakan hukum, yang dapat mempengaruhi bisnis dan daya saing kami

Pada tanggal 13 Januari 2012, Indar Atmanto, mantan Direktur Utama PT Indosat Mega Media (“IM2”), didakwa melakukan korupsi oleh Kejaksaan Agung (“Kejagung”). Menurut Kejagung, kerugian negara sebesar Rp1.358,3 miliar disebabkan oleh perjanjian antara IM2 dan Perusahaan, terkait dengan dugaan penggunaan ilegal oleh IM2 atas jaringan pita frekuensi 2.1GHz milik Perusahaan. Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi (“Menkominfo”) mengeluarkan surat No. 65/M. KOMINFO/02/2012 pada tanggal 24 Februari 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran hukum, kejahatan yang dilakukan, dan tidak ada kerugian negara akibat perjanjian antara Perusahaan dan IM2. Lebih lanjut, Menkominfo juga telah menyampaikan surat kepada Kejagung secara langsung yang menyatakan bahwa baik Perusahaan maupun IM2 tidak melanggar peraturan apapun dan kerjasama di antara Perusahaan dan IM2 adalah sah secara hukum berdasarkan peraturan dan perundang-undangan

130

Indosat - Laporan Tahunan 2013

yang berlaku dan merupakan praktik yang wajar dalam industri telekomunikasi. Selain itu, BRTI juga telah secara publik menyatakan bahwa IM2 tidak melanggar undang-undang atau peraturan apapun yang berlaku. Namun demikian, Kejagung mengabaikan surat dari Menkominfo tersebut dan, pada tanggal 30 November 2012 Kejagung menyatakan mantan Direktur Utama kami sebagai tersangka dan, pada tanggal 3 Januari 2013, juga menyatakan IM2 dan Perusahaan sebagai tersangka korporasi. Pada tanggal 8 Juli 2013, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menyatakan bahwa Indar Atmanto bersalah telah melakukan korupsi dan menghukum Indar Atmanto dengan pidana penjara selama empat tahun dan denda sebesar Rp200 juta (atau tambahan pidana penjara selama tiga bulan). Lebih lanjut, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga menyatakan bahwa IM2 bertanggung jawab untuk melakukan restitusi atas kerugian negara yang disebabkan oleh transaksi tersebut dan mengenakan denda sebesar Rp1.358,3 miliar. Pada tanggal 11 Juli 2013, Indar Atmanto mengajukan banding terhadap keputusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Pada tanggal 10 Januari 2014, Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat menegaskan keputusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan mengenakan hukuman yang lebih tinggi berupa pidana penjara selama delapan tahun dan denda sebesar Rp200 juta (atau tambahan pidana penjara selama tiga bulan). Namun demikian, Pengadilan Tinggi menyatakan bahwa Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tidak dapat mengenakan sanksi denda kepada IM2 yang, sebagai suatu badan hukum terpisah, tidak didakwa secara terpisah dalam proses perkara Kejagung terhadap Indar Atmanto, dan membatalkan keputusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terkait IM2. Pada tanggal 23 Januari 2014, Indar Atmanto mengajukan permohonan banding kepada Mahkamah Agung dan, pada tanggal 7 Februari 2014 mengajukan memori banding. Per tanggal 24 April 2014, Indar Atmanto belum menerima keputusan apapun

dari Mahkamah Agung sehubungan dengan keberatannya. Per tanggal yang sama, mantan Direktur Utama Perusahaan, IM2 dan Perusahaan belum secara resmi didakwa atas kesalahan apapun sehubungan dengan hal ini.

Tidak ada kepastian bahwa Kejagung atau badan Pemerintah manapun tidak akan mengajukan perkara hukum serupa atau perkara hukum lainnya terhadap IM2, Perusahaan atau pejabat kami. Lebih lanjut, Perusahaan tidak dapat memberikan kepastian bahwa banding yang diajukan oleh Indar Atmanto akan memenangkan pihaknya. Keputusan pengadilan yang tidak menguntungkan berkaitan dengan hal ini dapat mengakibatkan kewajiban pembayaran denda yang sangat besar untuk mengembalikan kerugian negara sebagaimana yang dituduhkan. Lebih lanjut, kami memiliki perjanjian serupa dengan penyelenggara layanan internet lain di Indonesia dan tidak ada jaminan bahwa kasus-kasus serupa tidak akan diajukan terhadap kami terkait dengan perjanjian-perjanjian tersebut. Keputusan yang merugikan kami dalam kasus ini atau kasus lain yang diajukan terhadap kami di masa depan dapat berdampak negatif bagi bisnis, hasil usaha, kondisi keuangan, reputasi dan daya saing kami.

131 bab 06 - Faktor-faktor Risiko

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Kami mungkin tidak mampu untuk membiayai pengeluaran barang modal yang dibutuhkan untuk tetap bersaing dalam industri telekomunikasi di Indonesia.

Penyelenggaraan layanan telekomunikasi bersifat padat modal. Agar dapat bersaing, kami harus terus melakukan perluasan, modernisasi dan pembaharuan teknologi infrastruktur telekomunikasi kami, yang memerlukan investasi modal dalam jumlah yang besar. Untuk tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012, dan 2013, total pengeluaran barang modal konsolidasi aktual kami mencapai masing-masing Rp6.511,3 miliar, Rp8.396,6 miliar dan Rp9.371,0 miliar (US$768,8 juta). Selama 2014, kami berencana untuk mengalokasikan Rp9.871,9 miliar (US$809,9 juta) untuk pengeluaran barang modal baru, yang apabila dihitung bersamaan dengan hasil estimasi pengeluaran modal aktual yang ditingkatkan untuk tahun 2014 untuk komitmen-komitmen pengeluaran modal pada periode-periode sebelumnya,

diperkirakan akan menghasilkan nilai kurang lebih sebesar Rp15.506,9 miliar (US$1.272,2 juta) sebagai total pengeluaran modal aktual pada 2014. Kemampuan kami untuk membiayai pengeluaran

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 132-135)