• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 173-180)

Segmen Hasil

B. LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN

Secara historis, kebutuhan likuiditas kami timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan pengeluaran barang modal sehubungan dengan perluasan bisnis telekomunikasi Perusahaan. Bisnis telekomunikasi kami membutuhkan modal yang besar untuk membangun dan memperluas infrastruktur jaringan bergerak dan data dan untuk membiayai kegiatan usaha Perusahaan, terutama selama tahap pengembangan jaringan. Meskipun kami memiliki banyak infrastruktur jaringan yang telah ada, kami memperkirakan akan kembali melakukan pengeluaran barang modal khususnya untuk pengembangan jaringan seluler di daerah-daerah yang diperkirakan sebagai daerah yang tinggi pertumbuhannya, dan juga untuk meningkatkan kualitas dan cakupan jaringan yang telah ada.

Kami berkeyakinan kas dan setara kas kami, arus kas dari kegiatan usaha Perusahaan dan sumber-sumber pembiayaan yang tersedia saat ini, serta sebagian dari hasil pelepasan atas kepemilikan saham kami dalam TBIG pada tahun 2014, akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dana yang telah diantisipasi, termasuk kebutuhan dana untuk modal kerja dan pengeluaran barang modal yang telah direncanakan, di masa mendatang. Akan tetapi, apabila keadaan ekonomi dunia atau Indonesia memburuk, persaingan atau produk pengganti yang timbul lebih cepat di luar perkiraan saat ini atau nilai mata uang Rupiah melemah secara tajam terhadap Dolar AS, maka arus kas bersih Perusahaan yang berasal dari kegiatan usaha dapat menurun dan jumlah pengeluaran barang modal yang dibutuhkan dalam mata uang Rupiah dapat meningkat, dimana salah satu di antaranya dapat memberikan dampak negatif bagi likuiditas kami.

Per tanggal 31 Desember 2013, kami memiliki fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar Rp700,0 miliar dan US$30,0 juta yang mencakup sumber likuiditas yang tidak digunakan sebagai berikut:

Rp450,0 miliar berdasarkan fasilitas kredit revolving tanpa jaminan dari PT Indonesia Infrastructure Finance dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero); Rp250,0 miliar berdasarkan fasilitas kredit revolving tanpa jaminan dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia; dan US$30,0 juta berdasarkan fasilitas korporasi dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cabang Jakarta (“HSBC Jakarta”).

Arus Kas

Tabel berikut ini memperlihatkan beberapa informasi mengenai arus kas Perusahaan secara historis:

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 2012 2013

Rp* Rp* Rp US$

(dalam miliar Rupiah, dalam juta US$) ARUS KAS BERSIH:

yang diperoleh dari kegiatan usaha 7.320,1 6.989,4 8.393,2 688,6

yang digunakan untuk kegiatan investasi (6.037,9) (2.688,9) (9.068,0) (743,9)

yang digunakan untuk kegiatan pendanaan (1.135,4) (2.647,5) (749,9) (61,5)

Perbedaan kurs bersih dari kas dan setara kas 2,2 40,0 (221,3) (18,2) * Dinyatakan kembali

170

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Kas Bersih Yang Diperoleh Dari Kegiatan Usaha

Kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha adalah masing-masing sebesar Rp7.320,1 miliar, Rp6.989,4 miliar dan Rp8.393,2 miliar (US$688,6 juta) untuk tahun 2011, 2012 dan 2013. Pada tahun 2013, kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha meningkat terutama karena peningkatan jumlah kas yang diterima dari pelanggan.

Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Kegiatan Investasi

Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi adalah masing-masing sebesar Rp6.037,9 miliar, Rp2.688,9 miliar dan Rp9.068,0 miliar (US$743,9 juta) untuk tahun 2011, 2012, dan 2013. Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 terutama untuk perolehan aset tetap, mencapai total masing-masing sebesar Rp6.048,0 miliar, Rp5.765,9 miliar dan Rp9.322,4 miliar (US$764,8 juta), seiring dengan dilakukannya perluasan cakupan dan kapasitas jaringan kami serta modernisasi perangkat jaringan kami selama tahun-tahun tersebut. Aset tetap yang dibeli terutama meliputi aset sentral dan jaringan, perlengkapan pelanggan dan peralatan lain dan bangunan dan pengembangan untuk membangun properti yang disewakan. Pada tahun 2013, kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi meningkat terutama dikarenakan sewa kembali atas 2.500 menara telekomunikasi.

Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Kegiatan Pendanaan

Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan adalah masing-masing sebesar Rp1.135,4 miliar, Rp2.647,5 miliar dan Rp749,9 miliar (US$61,5 juta) pada tahun 2011, 2012 dan 2013. Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan pada tahun 2013 terutama berkaitan dengan pembayaran kembali hutang jangka panjang dan hutang obligasi, yang sebagian diimbangi oleh penerimaan dari pinjaman jangka pendek dan hutang jangka panjang.

Hutang Pokok

Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah hutang yang belum dibayar pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013:

Per 31 Desember 2011 2012 2013

Rp* Rp* Rp US$

(dalam miliar Rupiah, dalam juta US$)

Hutang jangka pendek (tidak termasuk biaya emisi hutang yang belum

diamortisasi) 1.499,3 299,5 1.499,8 123,0

Hutang jangka panjang (tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan porsi jangka

pendek) 6.425,8 3.703,8 4.345,3 356,5 Hutang Obligasi (tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi,

diskon yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi

dan porsi jangka pendek) 12.138,4 13.986,5 13.285,2 1.089,9 Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang 3.300,5 2.669,2 2.443,4 200,5

Bagian jangka pendek dari obligasi 42,0 1.329,2 2.356,3 193,3 * Dinyatakan kembali

171 bab 07 - Analisa dan Pembahasan Manajemen

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Untuk informasi lebih lanjut mengenai jatuh tempo dari fasilitas pinjaman dan fasilitas pinjaman berkomitmen, lihat “—F. Pengungkapan dalam bentuk tabel (Tabular Disclosure) atas Kewajiban Kontraktual”.

Peningkatan hutang jangka pendek (tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi) menjadi Rp1.499,8 miliar (US$123,0 juta) pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp299,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 terutama karena penarikan fasilitas kredit jangka pendek Perusahaan dari Bank Mandiri dan digunakan untuk membiayai modal kerja jangka pendek pada tahun 2013. Peningkatan bagian jangka pendek dari obligasi (tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, potongan harga yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek) menjadi Rp2.356,3 miliar (US$193,3 juta) pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp1.329,2 miliar dikarenakan pembayaran obligasi berdasarkan Obligasi Indosat Kelima, Obligasi Indosat Ketujuh, Obligasi Syari’ah Ijarah Kedua dan Obligasi Syari’ah Ijarah Keempat yang akan jatuh tempo pada tahun 2014. Peningkatan hutang jangka panjang (tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan porsi jangka pendek) menjadi sebesar Rp4.345,3miliar (US$356,5juta) pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp3.703,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 terutama disebabkan oleh penarikan atas fasilitas kredit Perusahaan dari Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Indonesia Infrastructure Finance dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) yang diperoleh pada tahun 2013, dan telah digunakan untuk membiayai modal kerja jangka pendek.

Karena sebagian kewajiban kami dalam mata uang Dolar AS, kami terkena imbas luktuasi Rupiah. Depresiasi Rupiah dan peningkatan ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing menghadapkan kami terhadap penyesuaian akuntansi jangka pendek yang mempengaruhi rasio keuangan kami. Untuk membantu menangani efek luktuasi mata uang pada tahun 2009, kami mengubah kesepakatan rasio hutang terhadap ekuitas dalam semua instrumen dan perjanjian hutang kami untuk meningkatkan rasio dari 1,75 menjadi 2,50, untuk memberikan kami “ruang” tambahan dalam hal terjadinya pergerakan nilai tukar mata uang asing yang merugikan. Kami juga mengubah ketentuan rasio hutang terhadap ekuitas untuk mencerminkan secara lebih baik efek kebijakan lindung nilai pada rasio ini dan mengubah deinisi “Hutang” dan “Ekuitas” dalam instrumen dan perjanjian hutang tersebut untuk memberikan ruang tambahan dalam butir-butir tersebut. Guaranteed Notes jatuh tempo tahun 2020 tidak mengandung ketentuan rasio hutang terhadap ekuitas.

Sebagai bagian dari perubahan yang disetujui pada tahun 2009, kami mendapatkan persetujuan untuk mengubah deinisi dalam beberapa instrumen dan perjanjian hutang kami: (i) mengecualikan hal- hal non-kas, termasuk laba atau rugi kurs valuta asing, dari deinisi “EBITDA”; (ii) mengecualikan hutang pengadaan yang dikenakan bunga dari deinisi “Hutang” kecuali apabila jatuh temponya lebih dari enam bulan dari tanggal tagihan (invoice); dan (iii) memasukkan dalam deinisi “Ekuitas” (a) hak minoritas, untuk entitas yang hutangnya 100% terkonsolidasi oleh kami, dan (b) pinjaman subordinasi pemegang saham.

Walaupun kami yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut akan memberikan kami ruangan yang cukup dalam hal terjadi ketidakstabilan antara nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah, kami tidak dapat memastikan bahwa ketidakstabilan yang lebih besar dan lebih lanjut daripada yang terjadi pada 12 bulan terakhir tidak akan terjadi, yang dapat mengakibatkan kami melanggar ketentuan keuangan kami.

Di bawah ini adalah penghitungan rasio keuangan kami secara historis yang terdapat dalam

ketentuan keuangan kami berdasarkan SAK yang dipersyaratkan oleh perjanjian hutang kami.

172

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 2012 2013 Rasio yang

Diwajibkan Rp* Rp Rp US$ (dalam miliar Rupiah, dalam juta US$) DATA POSISI KEUANGAN DAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF:

Hutang Jangka Pendek 1.499,3 299,5 1.499,8 123,0 PORSI JANGKA PENDEK DARI:

Hutang jangka panjang 3.300,5 2.669,2 2.443,4 200,5

Hutang obligasi 42,0 1.329,2 2.356,3 193,3 HUTANG JANGKA PANJANG – SETELAH DIKURANGI PORSI

JANGKA PENDEK:

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa — —

Pihak ketiga 6.425,8 3.703,8 4.345,3 356,5

Hutang obligasi – setelah dikurangi porsi jangka pendek 12.138,4 13.986,5 13.285,2 1.089,9

Biaya emisi, biaya consent solicitation dan diskon yang belum

diamortisasi 266,1 235,3 181,8 14,9 Jumlah hutang(1) 23.672,1 22.223,5 24.111,8 1.978,2 Jumlah Aset 53.233,0 55.225,1 54.520,9 4.473,0 Jumlah Kewajiban 34.263,9 35.829,7 38.003,3 3.117,9 Jumlah Ekuitas(2) 18.969,1 19.395,4 16.517,6 1.355,1 Laba usaha 3.164,3 3.189,9 1.509,2 123,8

Penyusutan dan amortisasi 6.558,2 8.272,8 8.958,4 735,0

EBITDA(3) 9.664,0 10.540,0 10.376,0 851,3

Beban bunga(4) 1.700,1 1.709,9 1.697,7 139,3

RASIO KEUANGAN:

Rasio hutang terhadap ekuitas(5) <2,50X 1,23x 1,15x 1,46x 1,46x

Rasio hutang terhadap EBITDA(6) <3,50X 2,45x 2,11x 2,32x 2,32x

Rasio EBITDA terhadap Beban Bunga(7) >3,00X 5,68x 6,16x 6,11x 6,11x * Dinyatakan kembali

1) Kami mendeinisikan total hutang sebagai jumlah dari hutang jangka panjang dan hutang obligasi (bagian jangka pendek dan jangka panjang), biaya emisi yang belum diamortisasi (hutang jangka panjang, obligasi dan notes), biaya consent solicitation yang belum diamortisasi (hutang jangka panjang dan obligasi) dan diskon yang belum diamortisasi (hutang jangka panjang dan notes).

Menurut deinisi yang telah diubah, “Hutang” berarti, dalam hubungannya dengan suatu pihak pada setiap tanggal penentuan (tanpa duplikasi): a) jumlah hutang pokok dan premium (jika ada) sehubungan dengan hutang dari pihak tersebut untuk uang yang dipinjang dan hutang yang

dibuktikan dengan notes, debenture, obligasi atau instrumen serupa lainnya untuk pembayaran dimana pihak tersebut bertanggung jawab atau berkewajiban yang dalam hal tersebut, dikenakan bunga; dan

b) seluruh kewajiban dari pihak tersebut sehubungan dengan hutang pengadaan yang merupakan hutang usaha kepada pemasok dari pihak tersebut yang mengandung bunga dan pembayaran untuk hutang tersebut memiliki jatuh tempo lebih dari enam bulan setelah tanggal penerbitan tagihan yang terkait, tetapi, sehubungan dengan anggota dari Perusahaan, atau anak perusahaannya (bersama-sama, “Grup”), atau Grup, dikurangi dengan seluruh hutang yang diperoleh dari pemegang saham Perusahaan (baik langsung maupun tidak langsung) kepada anggota Grup tersebut yang memiliki peringkat subordinasi terhadap hutang yang termasuk dalam poin (a) di atas atau poin (b) ini.

173 bab 07 - Analisa dan Pembahasan Manajemen

Indosat - Laporan Tahunan 2013

2) Kami mendeinisikan ekuitas sebagai jumlah ekuitas dan kepentingan minoritas. Menurut deinisi yang telah diubah, “Ekuitas” berarti jumlah aset dikurangi jumlah kewajiban, dimana jumlah kewajiban tidak termasuk seluruh pinjaman yang diperoleh dari pemegang saham Perusahaan (baik langsung maupun tidak langsung) kepada anggota Grup yang memiliki peringkat subordinasi terhadap Hutang.

3) Kami telah mendeinisikan EBITDA sebagai pendapatan sebelum bunga, amortisasi goodwill, pendapatan dan beban non-operasional, beban pajak penghasilan, penyusutan, dan hak minoritas dalam laba bersih anak perusahaan sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi yang dibuat berdasarkan SAK. EBITDA bukanlah merupakan ukuran standar dalam SAK maupun IFRS. Sebagaimana bisnis telekomunikasi yang memerlukan modal besar, kebutuhan pengeluaran barang modal dan tingkat hutang dan beban bunga dapat memiliki dampak yang signiikan terhadap laba bersih perusahaan dengan hasil operasional yang sama. Oleh karena itu, kami yakin bahwa EBITDA memberikan gambaran yang berguna bagi hasil operasional kami dan bahwa laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada para pemilik Perusahaan berdasarkan IFRS adalah ukuran keuangan yang paling dapat secara langsung dibandingkan terhadap EBITDA sebagai indikator kinerja operasional. Anda tidak disarankan menganggap bahwa deinisi kami tentang EBITDA merupakan indikator terhadap kinerja operasional, likuiditas atau ukuran standar lainnya berdasarkan SAK maupun IFRS, atau deinisi perusahaan lainnya atas EBITDA. Deinisi kami atas EBITDA tidak memperhitungkan pajak dan pengeluaran kas non-operasional lainnya. Dana yang didapat dari ukuran ini mungkin tidak dapat digunakan untuk pembayaran hutang karena adanya pembatasan ketentuan, persyaratan pengeluaran barang modal dan komitmen lainnya. Menurut deinisi yang telah diubah, “EBITDA” berarti, untuk suatu periode adalah jumlah yang sama dengan jumlah pendapatan usaha (yang dihitung sebelum beban pembiayaan, pajak, pendapatan atau biaya yang berasal dari kegiatan non-operasional dan biaya-biaya luar biasa lainnya) ditambah penyusutan dan amortisasi, serta untuk keperluan penghitungan rasio total Hutang Grup terhadap EBITDA dari Grup, setelah memperhitungkan proforma dari adanya akuisisi atau pengalihan material atas aset atau usaha seolah-olah akuisisi atau pengalihan tersebut terjadi pada hari pertama periode tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan rekonsiliasi laba bersih berdasarkan SAK terhadap pengertian EBITDA berdasarkan periode-periode yang ditunjukkan:

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 2012 2013

Rp* Rp* Rp US$

(dalam miliar Rupiah, dalam juta US$)

EBITDA berdasarkan SAK 9.664,0 10.540,0 10.376,0 851,3

Amortisasi Goodwill — —

Pendapatan bunga 92,6 133,5 107,2 8,8

Beban pembiayaan (termasuk beban bunga) (1.929,3) (2.077,3) 2.212,1 181,5

Laba (rugi) perubahan nilai wajar derivatif – bersih 58,0 5,0 273,3 22,4

Lain-lain – bersih (32,3) 878,0 (133.0) (10,9)

Laba kurs – bersih 36,7 (744,7) 2.786,9 (228,6)

Pendapatan (beban) pajak penghasilan – bersih (264,6) 25,8 667,4 54,8

Penyusutan dan amortisasi (6.558,2) (8.272,8) 8.958,4 (735,0)

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada

kepentingan nonpengendali (98,1) (112,3) 115,5 (9,5) Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan

kepada pemilik perusahaan berdasarkan SAK 968,7 375,1 (2.782,0) (228,2) * Dinyatakan kembali

174

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Tabel berikut ini menunjukkan rekonsiliasi EBITDA berdasarkan SAK terhadap IFRS berdasarkan periode-periode yang ditunjukkan:

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 2012 2013

Rp* Rp* Rp US$

(dalam miliar Rupiah, dalam juta US$)

EBITDA berdasarkan SAK 9.664,0 10.540,0 10.376,0 851,3

Pendapatan jasa penyambungan yang ditangguhkan 2,4 1,8 0,6 0,0

Karyawan 83,2 17,0 (6,8) (0,6)

EBITDA berdasarkan IFRS** 9.749,6 558,8 10.369,8 850,7

* Dinyatakan kembali

** Lihat ”Butir 3: Informasi Penting – Beberapa Data Keuangan dan Data Lainnya” untuk rekonsiliasi EBITDA Perusahaan berdasarkan IFRS terhadap laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan berdasarkan IFRS.

4) “Beban Bunga” berarti, untuk setiap periode, beban bunga atas Hutang.

5) Menggunakan hasil IFRS, per tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013, Total Hutang mencapai masing-masing Rp23.672,1 miliar, Rp22.223,4 miliar dan Rp24.111,8 miliar (US$1.978,2 juta), dan Total Ekuitas mencapai masing-masing sebesar Rp 19.206,4 miliar, Rp 19.389,0 miliar dan Rp17.174,0 miliar (US$1.409,0 juta), mengakibatkan rasio Hutang terhadap Ekuitas masing-masing adalah 123%, 115% dan 140%.

6) Menggunakan hasil IFRS, total Hutang mencapai masing-masing Rp23.672,1 miliar, Rp22.223,4miliar dan Rp24.111,8 miliar (US$1.978,2 juta) pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013, dan EBITDA mencapai masing-masing sebesar Rp9.749,6 miliar, Rp10.558,8miliar dan Rp10.369,8 miliar (US$850,7 juta) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013, mengakibatkan rasio Hutang terhadap EBITDA, masing- masing 243%, 210% dan 233% pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013.

7) Menggunakan hasil IFRS, EBITDA mencapai masing-masing Rp9.749,6 miliar, Rp10.558,8 miliar dan Rp10.369,8 miliar (US$850,7 juta) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2012 dan 2013, dan Beban Bunga mencapai masing-masing Rp1.700,1 miliar, Rp1.709,9 miliar dan Rp1.698,8 miliar (US$139,4 juta) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013, mengakibatkan rasio EBITDA terhadap Beban Bunga, masing-masing, 573%, 617% dan 611% per 31 Desember 2011, 2012 dan 2013.

Dari waktu ke waktu, kami dapat membeli kembali bagian efek hutang kami melalui transaksi pasar terbuka berdasarkan kondisi pasar pada umumnya.

Tabel di bawah ini merupakan ringkasan hutang jangka panjang utama (termasuk hutang jangka pendek) dan hutang obligasi utama kami per 31 Desember 2011, 2012 dan 2013.

175 bab 07 - Analisa dan Pembahasan Manajemen

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Per tanggal 31 Desember 2011 2012 2013

Rp* Rp* Rp US$

(dalam miliar Rupiah, dalam juta US$) HUTANG OBLIGASI:

Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020 – Setelah dikurangi diskon

yang belum diamortisasi dan biaya emisi yang belum diamortisasi 5.809,6 6.188,9 7.838,3 643,1

Obligasi Indosat Kedelapan - Setelah dikurangi biaya emisi yang

belum diamortisasi — 2.691,5 2.692,3 220,9

Obligasi Indosat Kelima – Setelah dikurangi biaya emisi yang belum

diamortisasi 2.590,9 2.592,9 2.595,3 212,9

Obligasi Indosat Ketujuh - Setelah dikurangi biaya emisi yang belum

diamortisasi 1.295,6 1.296,6 1.297,8 106,5

Obligasi Indosat Keenam - Setelah dikurangi biaya emisi yang belum

diamortisasi 1.076,4 1.078,4 319,3 26,2

Indosat Sukuk Ijarah III - Setelah dikurangi biaya emisi dan biaya

consent solicitation yang belum diamortisasi 568,5 569,6

Indosat Sukuk Ijarah II - Setelah dikurangi biaya emisi dan biaya

consent solicitation yang belum diamortisasi 398,9 399,3 399,8 32,8

Sukuk Ijarah Indosat V - Setelah dikurangi biaya emisi dan biaya

consent solicitation yang belum diamortisasi — 299,1 299,2 24,5

Indosat Sukuk Ijarah IV - Setelah dikurangi biaya emisi yang belum

diamortisasi 199,2 199,4 199,5 16,3

Obligasi Indosat Kedua – Setelah dikurangi biaya consent solicitation

yang belum diamortisasi 199,4 —

Obligasi Terbatas II yang diterbitkan oleh Lintasarta 25,0

Obligasi Terbatas I yang diterbitkan oleh Lintasarta 17,0

Jumlah hutang obligasi 12.180,4 15.315,7 15.641,5 1.283,2

Dikurangi bagian jangka pendek – Setelah dikurangi biaya emisi dan

biaya consent solicitation yang belum diamortisasi 42,0 1.329,2 2.356,3 193,3

Hutang obligasi: bagian jangka panjang 12.138,4 13.986,5 13.285,2 1.089,9 HUTANG PINJAMAN (TERMASUK HUTANG JANGKA PENDEK):

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa – Setelah dikurangi biaya

emisi dan biaya consent solicitation yang belum diamortisasi 2.498,1 299,5 1.499,8 123,0

Pihak ketiga – Setelah dikurangi biaya emisi dan biaya consent

solicitation yang belum diamortisasi 8.727,5 6.373,0 6.788,6 557,0

Jumlah hutang pinjaman 11.255,6 6.672,5 8.288,4 680,0

Dikurangi bagian jangka pendek 4.829,8 2.968,7 3.943,1 323,5

Hutang pinjaman: bagian jangka panjang 6.425,8 3.703,8 4.345,3 356,5 * Dinyatakan kembali

176

Indosat - Laporan Tahunan 2013

Dalam dokumen INDOSAT AR 2013 INDO (Halaman 173-180)