• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Lingkungan sehubungan dengan kegiatan proyek JUFMP

5 Ringkasan Dampak Lingkungan dan Dampak Buruk Sosial yang Signifikan

5.1 Dampak Lingkungan sehubungan dengan kegiatan proyek JUFMP

118. Mengenai dampak-dampak sehubungan dengan kegiatan proyek JUFMP (yaitu pekerjaan

pengerukan dan pembuangan material kerukan), AMDAL Tahap 1 (dan Tahap 2) difokuskan pada (i) kegiatan pengerukan dan dampaknya di kanal dan waduk, dan (ii) dampak sehubungan dengan penyingkiran, simpan sementara, transport ke titik-titik masuk lokasi pembuangan akhir dan jenis lain penanganan material sedimen yang disingkirkan. Untuk dampak-dampak ini, pokok-pokoknya dijelaskan secara singkat dalam Tabel 5-1 dan didiskusikan dalam sub-bagian berikut.

Tabel 5-1 Ringkasan Kegiatan yang Menyebabkan Dampak dan Dampak Langsung

Lokasi Akar Penyebab Dampak Kegiatan Penyebab Dampak Dampak Langsung

Kanal dan Waduk Hasil Kuantitas Penting Material Kerukan. Kira-kira 3.4 juta m3sedimen dan 95,000 m3material sampah padat akan dikeruk.

Disain teknis yang tak cukup potensi dan pengelolaan dan pengawasan lemah pada proses kerukan.

Kerukan – penyingkiran sedimen dan sampah padat dari kanal dan waduk yg terpolusi. Operasi Alat Kerukan di daerah padat penduduk dan relatif tertutup. Penanganan, Penempatan dan Pengangkutan Material Kerukan ke Lokasi Pembuangan Akhir.

Polusi Kebisingan Signifikan Dampak Getaran Signifikan

Reduksi Mutu Udara karena keluarnya partikel debu dan bau busuk.

Polusi tanah dan penerima muka air dari polutan/material cucian dari material kerukan.

Kesehatan Publik menyangkut air dan penyakit dibawa udara.

Kemacetan arus dan pola Lalu lintas di daerah padat & berjejalan penduduk. Langsung segera bertambahnya aliran

mengikuti kerukan ke muara/teluk Jakarta Utara dari kanal dan waduk karena tambahan aliran dan laju luah menambah polusi di daerah teluk.

Pengelolaan kebersihan yg tak layak di Kamp Konstruksi. Lokasi Buang Akhir Khususnya menyangkut CDF Ancol

Kelola tak layak dan tak cukup di Lokasi Buang. Potensi disain teknis yang tak cukup di lokasi-lokasi ini. Potensi tak cukup pengawasan operasi di lokasi. Penanganan dan Penempatan Kuantitas Besar Material Kerukan di Lokasi Pembuangan Akhir.

Mutu Udara Buruk karena keluarnya partikel debu dan bau busuk pada masyarakat terdekat.

Polusi air dan reseptor tanah dari material kerukan cucian.

Kesehatan Publik di masyarakat terdekat. Perubahan pasang surut & arus.

Sedimentasi/Pengendapan. Gangguan Biota Laut.Menurunnya Mutu Air Laut.

5.1.1 Gangguan lalu lintas signifikan.

119. Dampak pada lalu lintas dihubungkan dengan pembukaan jalan karena mobilisasi alat berat dan

transport kerukan material (sampah padat dan sedimen). Selanjutnya, mobilisasi peralatan dapat menyebabkan gangguan permukaan jalan karena tumpahan dan kelalaian. Gangguan lalu lintas serius yang dihasilkan dari bertambahnya alat konstruksi berat dan truk-truk besar yang mengangkut sedimen dan material sampah padat ke dan dari lokasi pembuangan, mengakibatkan waktu perjalanan yang lebih lama bagi pengguna jalan pada jalan yang telah sangat padat di daerah populasi amat berjejalan, menghasilkan pertambahan suasana tingkat kebisingan yang mempengaruhi fasilitas publik seperti sekolah dan tempat ibadah, pengeluaran gas polutan sisa pembakaran dan partikel debu termasuk Karbon

Monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2) berakibat pada menurunnya mutu udara. Sebagai contoh,

AMDAL untuk kegiatan pada tahun pertama memperkirakan bahwa kegiatan pengerukan di lokasi-lokasi ini akan menambah rotasi kendaraan per jam, selama 360 hari, dengan 2-8 truk per jam.

5.1.2 Menurunnya mutu udara dan bau busuk.

120. Dampak pada mutu udara karena mobilisasi peralatan dan operasi mesin dan alat berat, dan

transportasi darat menggunakan truk dari lokasi pengerukan ke CDF Ancol dan lokasi pembuangan lainnya. Pengerukan dan pemisahan material sampah besar pada lokasi Tahap 1 diperkirakan akan mengurangi mutu udara dan menambah tingkat bau. Tanpa pengelolaan yang layak, material kerukan dapat membuat lingkungan sekitar lokasi proyek menjadi tak bersih dan menyebabkan bau busuk. Ketika lokasi pengerukan kebanyakan di daerah berpenduduk padat (perumahan, perusahaan, dll.), dampaknya pada mutu udara dan bau meminta perhatian khusus. Dampak intensitas tinggi ini, mempengaruhi sejumlah besar orang dan komponen lingkungan lainnya. Meskipun demikian, dampaknya dalam waktu singkat (selama pengerukan dan pemisahan material kerukan besar) dan hanya akan menjadi dampak terbatas yang bersifat kumulatif.

Bertambahnya tingkat kebisingan

121. Gangguan dari tingkat kebisingan karena mobilisasi peralatan dan operasi mesin-mesin dan

alat-alat berat, dan transportasi darat menggunakan truk dari lokasi pengerukan ke CDF Ancol dan lokasi pembuangan lainnya. Kegiatan pengerukan (pengerukan, penyortiran dan pemisahan) akan dilaksanakan selama hari siang, sementara transportasi ke lokasi pembuangan akan dilakukan pada malam hari sehingga tidak memperburuk kemacetan lalu lintas tapi ini akan memperburuk efek pertambahan tingkat kebisingan suara. Suasana tingkat kebisingan yang telah diukur selama siang hari di proyek tingkatnya telah melampaui standar yang dapat diperkenankan dan pekerjaan pengerukan mungkin akan menambah tingkat ini lebih tinggi yang menyebabkan intensitas kebisingan yang lebih tinggi di daerah proyek.

5.1.3 Perubahan tingkat debit air

122. Dampak pada tingkat debit air karena kegiatan pengerukan akan menambah kapasitas kanal banjir

dan waduk, yang sebagai akibatnya menambah tingkat debit dan mengurangi risiko banjir. Pada periode paska-proyek, pemeliharaan kerukan akan memelihara kapasitas kanal banjir dan waduk-waduk agar supaya melanjutkan mengurangi risiko banjir.

5.1.4 Perubahan mutu air permukaan.

123. Dampak pada mutu air karena kegiatan pengerukan sehingga akan menambah isi TSS dan

sebagai akibatnya dapat mengganggu biota air. Meskipun demikian, pengerukan akan mempengaruhi

tingkat debit air kanal banjir/kanal dan waduk yang dikeruk. Volume kerukan kira-kira 3,4 m3diantisipasi

akan menyebabkan paling kurang kira-kira 50% pertambahan di tiap kapasitas badan air, yang mana sebagai konsekwensinya akan menambah aliran air kira-kira 50%. Oleh sebab itu, risiko banjir akan dikurangi. Ini akan menjadi dampak positif jangka-panjang dan intensitas-tinggi, dan dampaknya tak akan terbatas pada tiap daerah proyek.

5.1.5 Perubahan mutu air laut

124. Perubahan pada mutu air laut dianggap sebagai dampak turunan dari perubahan mutu air hulu

selama kegiatan pengerukan. Karena sifat kegiatan pengerukan, mutu air permukaan pada tiap lokasi akan terdampak dalam bentuk pertambahan TSS. Konsentrasi TSS dasar menyatakan pencapaian standar yang ditetapkan dan kegiatan pengerukan dapat menambah konsentrasi TSS. Dampak ini akan terjadi pada intensitas rendah dengan distribusi terbatas untuk tiap lokasi proyek dan dapat dibalikkan. Bagaimanapun

juga, ia dapat mempengaruhi sejumlah besar orang dan komponen lingkungan lainnya. Jika tak dikelola secara wajar, komponen lingkungan lainnya akan dipengaruhi dan bisa berakhir lebih lama dari periode pengerukan itu sendiri.

5.1.6 Pertambahan sampah padat

125. Dampak potensial pada sampah padat karena pengerukan dan transport material kerukan yang

dapat menyebabkan tumpahan limbah padat dan endapan di sekitar lokasi proyek. Ini sebagai akibatnya dapat berdampak pada kesehatan publik dan memimpin pada persepsi publik yang negatif terhadap kegiatan pengerukan. Pengerukan dan pemisahan material sampah besar pada Tahap 1 diperkirakan akan menambah limpah padat. Tanpa pengelolaan yang wajar, material kerukan dapat membuat lingkungan sekitar lokasi proyek menjadi tak bersih dan menyebabkan bau busuk. Ketika lokasi pengerukan kebanyakan di daerah berpenduduk padat (perumahan, perdagangan, dll.), dampak limbah padat meminta perhatian khusus. Dampak ini berintensitas tinggi, mempengaruhi sejumlah besar orang dan komponen lingkungan lainnya. Akan tetapi, dampak-dampak ini berjangka waktu singkat (selama pengerukan dan pemisahan material besar) dan hanya akan menjadi dampak terbatas yang bersifat kumulatif.

5.1.7 Dampak pada Biota

126. Biota darat . Dampak pada tanaman di darat bisa terjadi selama pekerja dan mobilisasi alat berat

sebelum pemulaian kegiatan pengerukan. Sekali pengerukan diselesaikan daerah pengerukan akan direhabilitasi.

127. Biota Air. Gangguan pada biota air adalah dampak turunan dari perubahan mutu air permukaan.

5.1.8 Dampak pada Kesehatan Publik dan kebersihan lingkungan

128. Dampak kesehatan publik karena kegiatan pengerukan dan transport material kerukan ke lokasi

pembuangan. Sama dengan dampak pada kesehatan publik, dampak pada sanitasi/kebersihan lingkungan akan terjadi selama pengerukan dan transport material kerukan.