• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Kelembagaan (Tahap 1 dan Tahap 2)

Bank Dunia

3.6 Rancangan Kelembagaan

3.6.1 Rancangan Kelembagaan (Tahap 1 dan Tahap 2)

74. Seluruh rancangan kelembagaan untuk proyek diringkaskan sebagai berikut:

Gambar 32 Ilustrasi Rancangan Pelaksanaan Proyek (di luar rancangan pembuangan)

75. Panitia Pengarah Bersama. Panitia penasehat tingkat tinggi, Panitia Pengarah Bersama (JSC) dibentuk awal pada persiapan proyek untuk menjaga persiapan dan pelaksanaan proyek dan untuk menyediakan koordinasi dan bantuan nasehat pada tingkat kebijakan. Sampai saat ini, JSC telah efektif

dalam peran ini. JSC dipimpin oleh Bappenas27 dan terdiri dari perwakilan-perwakilan Kementerian Keuangan, Kementrian Pekerjaan Umum, dan DKI Jakarta. JSC akan berlanjut untuk memberikan pengawasan tingkat tinggi selama pelaksanaan proyek.

76. Unit Pelaksanaan Proyek (PIU) dan Unit Pengelolaan Proyek (PMU). Ada tiga Unit Pelaksana Proyek di baik tingkat pemerintah pusat maupun lokal, di bawah Dirjen Sumberdaya Air, Dirjen Cipta Karya, dan DKI Jakarta. Peran utama dari tiap PIU adalah untuk melaksanakan pekerjaan pengerukan dan rehabilitasi pada kanal banjir, kanal-kanal, waduk-waduk utama terpilih yang datang di bawah tanggungjawab mereka masing-masing. Proyek meminta koordinasi erat diantara tiga agen pelaksana ini. Dirjen Sumberdaya Air akan memainkan peran sebagai Agen Pengeksekusi proyek. PMU telah ditetapkan oleh Dirjen Sumberdaya Air untuk maksud menyiapkan dan mengawasi pelaksanaan proyek. PMU terdiri dari tiga staf dari Dirjen Sumberdaya Air, tiga dari Dirjen Cipta Karya, tiga dari DKI Jakarta dan satu dari Kantor Kerjasama dan Pengawasan Kementrian Pekerjaan Umum. PMU didukung oleh satu sekretariat yang terdiri dari lima staf dari Dirjen Sumberdaya Air. Selama pelaksanaan proyek, PMU akan mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan proyek oleh tiga PIU. PMU juga akan melaksanakan kegiatan dukungan yang biasa di sepanjang proyek ini. Ini meliputi (i) seluruh konsultasi pengawasan konstruksi, (ii) Panel Pakar/Panel Tenaga Ahli, (iii) Sistem Informasi Manajemen Banjir (FMIS) dan (iv) dukungan kepada DKI Jakarta sehubungan dengan pemukiman ulang secara terpaksa dan proyek sistem penyelesaian keluhan.

i. Konsultan Pengawasan (SC). Ini adalah kontrak konsultasi kunci yang akan menjadi alat dalam mendukung seluruh pengelolaan, pengawasan dan pemantauan proyek PMU. Di mana ada penilaian kelemahan dalam kapasitas, terutama di wilayah-wilayah pengawasan rencana lingkungan proyek, pelaksanaan Rencana Pemukiman ulang (RP) dan Sistem Penyelesaian Keluhan (GRS), Konsultan Pengawasan ditugaskan untuk memberikan kepakaran yang diperlukan untuk mendukung PMU selama pelaksanaan proyek. Ruang lingkup dari pelayanan bantuan teknis ini meliputi (i) mengawasi pelaksanaan berbagai pengerukan dan kontrak kerja konstruksi di bawah proyek meliputi di semua lokasi pembuangan, (ii) mengawasi pelaksanaan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) oleh para kontraktor kerja, (iii) mendukung PMU dan DKI dalam pelaksanaan Rencana Pemukiman ulang (RP), dan (iv) mengembangkan dan melaksanakan mekanisme penanganan keluhan atas proyek dengan DKI. Ringkasan rincian ruang lingkup kegiatan SC disediakan dalam kotak di bawah.

Kotak: Ruang Lingkup Kunci Kegiatan Konsultan Pengawasan

Pengawasan Kerja Konstruksi

Memeriksa/mengecek kontrak final dengan para kontraktor.

Memeriksa/mengecek Rincian Disain Teknis dan gambar, pernyataan, metode, spesifikasi, dan jadwal kegiatan, melaksanakan survey dan penyelidikan tambahan sebagaimana diharuskan, juga melakukan perbaikan yang dianggap perlu dan untuk memperoleh persetujuan mereka oleh PMU. Menguji semua bagian di atas material berbahaya sebelum pekerjaan pengerukan. .

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan, termasuk (tapi tak terbatas di bawah ini):

Pengerukan (termasuk pemisahan sampah padat dari material kerukan, dan transportasinya dan pembuangannya pada TPA BG dan CDF Ancol yang disetujui masing-masing), tanggul dan rehab kanal, pompa, perbaikan dan pemeliharaan rak.

27

Memberi bantuan kepada PMU untuk memproses permintaan pembayaran yang dibuat oleh kontraktor seperti diharuskan.

Memelihara catatan lokasi dan menyiapkan rincian laporan kemajuan bulanan.

Menyiapkan kerja seperti gambar dan catatan dan operasi manual yang sudah dilakukan, dan menyerahkan pekerjaan lengkap kepada PMU.

Menyiapkan Laporan Komplet Praktis dan Cacat Kentara bagi tiap kontrak konstruksi yang diawasi.

Menyiapkan Laporan Lengkap Akhir dan Penyerahan bagi tiap kontrak konstruksi yang diawasi.

Mengawasi dan memantau kegiatan konstruksi di lokasi CDF Ancol selama pelaksanaan proyek, dan di semua lokasi sekitarnya seperti lokasi sumber untuk pasir dan tanah merah.

Memberikan bantuan teknis kepada PMU sebagaimana diperlukan dari waktu ke waktu. Ini dapat meliputi dukungan dan advis kepada PMU tentang pelaksanaan pekerjaan Proyek, terutama tentang segi teknis, semua rencana dan pembelian untuk Proyek.

Pengelolaan Lingkungan

Memantau (termasuk persiapan laporan pelaksanaan RKL/RPL kwartalan) dan mengawasi tindakan perlindungan lingkungan yang diambil untuk mengendalikan kerusakan lingkungan karena konstruksi dan kegiatan pembuangan, sesuai dengan

Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) dari tiap lokasi pekerjaan termasuk di semua lokasi pembungan.

Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMF) dari Proyek.

Rencana Pemukiman ulang (RP)

Mengawasi dan mendukung pelaksanaan Rencana Pemukiman ulang, yang sesuai dengan

Rencana Pemukiman ulang (RP) dari tiap lokasi di mana pemukiman ulang secara terpaksa diharuskan, termasuk RP dalam kegiatan terkait, jika ada.

Kerangka Kebijakan Pemukiman ulang (RPF) dari Proyek.

Memberikan bantuan teknis dan administrasi dalam pembebasan tanah dan proses pemukiman ulang

Sistem Penyelesaian Keluhan/Mekanisme Penanganan Keluhan

Mengembangkan dan mengoperasikan Sistem Penyelesaian Keluhan (GRS), yang akan meliputi tapi tak akan terbatas pada melayani keluhan dari Warga Terkena Proyek (WTP) dengan cara sistematis atas dasar hari demi hari;

Menanggapi keluhan di situs internet, memberitahukan mereka yang mengeluh tentang status keluhan mereka juga memberikan umpan balik atau tindakan tindak lanjut;

Membantu DKI dalam memberikan tindakan tindak lanjut yang bisa diterima atas keluhan, menjamin bahwa keputusan yang diambil berdasar proses yang terbuka, adil, tak memihak, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui Penyelesaian Keluhan atau Penasehat Tangani Keluhan; Beri rekom kepada penguasa DKI tentang status keluhan, dari satuan di lokasi melalui proses

tingkat propinsi.

Yang lain-lainnya

Memantau dan melaporkan tentang tiap kegiatan non-proyek di lokasi proyek, dan kegiatan di proyek terkait lokasi dan lokasi-lokasi yang berdekatan dengan proyek.

Mendisain, mengembangkan, dan mengoperasikan proyek sistem komunikasi dan pelaporan berdasar web/situs internet.

ii. Panel Pakar/Tenaga Ahli. Panel Pakar (POE) terdiri dari tiga ahli independen, yang dikenal secara internasional yang akan digerakkan untuk memberikan advis pada semua aspek proyek. Ahli-ahli ini diharapkan terdiri dari ahli lingkungan, seorang insinyur yang berpengalaman dalam pengerukan dan pembuangan sampah, dan pakar pemukiman ulang di perkotaan. Tanggungjawab utama POE akan meliputi pemantauan dan mengevaluasi persiapan dan pelaksanaan berbagai instrumen pelindung (RPF, RP, EMP dan prosedur penyelesaian keluhan) dan menasehati PMU atas tindakan-tindakan yang akan diambil untuk memperbaiki kesetujuan. Jika diminta, POE dapat diperluas atas dasar sementara atau permanen oleh tambahan pakar untuk memberikan kepakarannya atas persoalan atau keperluan khusus, tak direncanakan atau kritis, yang bisa muncul selama pelaksanaan proyek. Tambahan pakar ini, jika ada, dapat digerakkan dengan kerangka acuan yang disetujui antara PMU, Bank Dunia, dan tiga pakar awal yang akan merupakan POE. POE akan bersidang pada interval teratur untuk memeriksa

status pekerjaan yang sedang berlangsung. Bagaimanapun juga, jumpa khusus luar biasa bisa juga diadakan untuk memeriksa terutama tahap-tahap kritis dalam kegiatan teknis, lingkungan dan sosial. Semua laporan POE akan diserahkan kepada PMU dan melalui PMU kepada Bank Dunia.

iii. Sistem Informasi Pengelolaan Banjir (FMIS)Ketika ditetapkan sebagai sistem yang dikelola dan dimiliki-Pemerintah, FMIS diharapkan menjadi alat pemantau dan alat penilai bagi Pemerintah mengenai pengelolaan banjir di Jakarta. Ketika proyek ini dilaksanakan, pekerjaan, perubahan, dan perbaikan pada sistem pengelolaan banjir akan menjadi masukan ke dalam FMIS. FMIS selanjutnya akan mensimulasi dan menganalisa tingkat kesuksesan pekerjaan struktural JUFMP dan untuk menentukan tingkat pencapaian dalam pengendalian banjir. Ini akan memberikan kapabilitas untuk menganalisa pengendalian banjir di Jakarta.

iv. Dukungan bagi DKI Jakarta. Selama persiapan proyek, PMU memberikan dukungan dengan menyewa konsutan penilai dampak lingkungan dan sosial untuk memulai menggambar Warga Terkena Proyek (WTP), untuk melaksanakan sensus dan Diskusi Kelompok Fokus (FGD), dan membantu DKI Jakarta dalam konsultasi RPF. Selama tahap pelaksanaan proyek, PMU (melalui SC-nya) akan mendukung DKI dalam pendirian kantor lokasi lapangan (POSKO) sebagai bagian dari proyek Sistem Penyelasian Keluhan (GRS), dan memberikan bantuan teknis untuk POSKO.

77. DKI Jakarta. Karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah lembaga yang bertanggungjawab bagi persoalan sosial di wilayah kota Jakarta, maka ia akan bertanggungjawab untuk semua aspek perlindungan sosial dari proyek ini termasuk proyek terkait kegiatan pemukiman ulang secara terpaksa

dan proyek mekanisme penyelesaian keluhan28. Pelaksanaan rencana sosial di bawah JUFMP akan

dilaksanakan oleh agen-agen yang sesuai dari Pemerintah provinsi DKI Jakarta.