• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk lokasi-lokasi pembuangan (CDF Ancol, Bantar Gebang and PPLi)

Bank Dunia

3.6 Rancangan Kelembagaan

3.7.2 Untuk lokasi-lokasi pembuangan (CDF Ancol, Bantar Gebang and PPLi)

85. CDF Ancol. Mengenai pemakaian proyek CDF Ancol sebagai lokasi buangan material kerukan, rancangannya agak beda karena fakta bahwa Bank Dunia tak akan memiliki hubungan legal langsung dengan PT PJA. CDF Ancol telah mempunyai RKL dan RPL sendiri yang terpisah dan berdiri sendiri yang telah disetujui oleh BPLHD DKI. Ini sesuai dengan persyaratan negara dan propinsi dan kontraktor CDF Ancol terikat untuk melaksanakan RKL dan RPL CDF Ancol di bawah undang-undang dan persyaratan negara yang harus dipatuhi. Persyaratan lingkungan ini telah dimasukkan dalam kontrak-kontrak dari kontrak-kontraktor pekerjaan sipil mereka yang pada saat persiapan proyek ini telah memulai konstruksi dinding sekeliling pada CDF. PT PJA melalui Unit Pembangunan Properti sedang mengawasi semua aspek (termasuk lingkungan) dari kontrak-kontrak. Sebagai tambahan, PT PJA telah merekrut satu perusahaan konsultan yang melakukan pemantauan kesesuaian tiap tiga bulan pada pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung. PT PJA, sesuai dengan persyaratan AMDAL Indonesia, sedang menyiapkan

dan menyerahkan kepada BPLHD DKI laporan pelaksanaan RKL dan RPL29secara kwartalan. Laporan

29

ini berisi tindakan dan ukuran yang diambil oleh PT PJA untuk melaksanakan ketentuan yang terkandung dalam RKL dan RPL mereka yang telah disetujui. Laporan ini akan juga meliputi pelaksanaan ketentuan tambahan yang terkandung dalam Laporan tambahan Perbaikan RKL/RPL Ancol. Laporan pelaksanaan triwulan ini akan juga dibagi kepada Bank Dunia.

86. BPLHD DKI telah memulai pemantauan pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung untuk

CDF Ancol dan akan berlanjut sampai selesainya proyek CDF Ancol. Selama persiapan proyek (melalui undangan BPLHD DKI) Bank Dunia telah melakukan kerjasama supervisi untuk pekerjaan yang

berlansung di CDF Ancol pada saat itu30. Bank Dunia akan menlanjutkan kerjasama dengan BPLHD DKI

melakukan kerjasama supervise dan pengawasan lapangan untuk CDF Ancol pada saat pekerjaan reklamasi di mana material kerukan dimasukkan dari lokasi-lokasi proyek (pekerjaan tahap 1 dan 2). Isu-isu ketidak taatan yang dapat dimunculkan oleh Bank Dunia akan disalurkan melalui BPLHD DKI ke PT

PJA. Bank Dunai telah melakukan kajian cepat kapasitas teknis dan keuangan31instansi BPLHD DKI

untuk dapat melakukan pengawasan CDF Ancol dan merasa puas bahwa BPLHD DKI memiliki kapasitas teknis dan keuangan dan otoritas legal yang cukup untuk menjalankan RKL dan RPL CDF Ancol.

87. Ketentuan penting berikut akan ditaruh pada tempatnya selama pelaksanaan proyek untuk

mengelola, memantau dan mengawasi pembuangan material kerukan JUFMP di CDF Ancol:

• 'Tidak ada keberatan' dari Bank Dunia atas kontrak pengerukan JUFMP yang hanya akan

diberikan jika Bank Dunia puas dengan kelengkapan fasilitas tertutup dan telah menerima bukti memuaskan atas kepatuhan PT PJA pada persyaratan AMDAL untuk CDF Ancol;

• BPLHD DKI akan melanjutkan untuk melibatkan Konsultan Pengawas (SC) dan Bank Dunia

dalam pengawasan dan pemantauannya pada (meliputi inspeksi lokasi) pada AMDAL Ancol dan Perbaikan RKL dan RPL, dan berbagi laporan pengawasan dan pemantauan terkait kepada SC dan Bank Dunia.

• PT. PJA akan membolehkan SC mengakses ke CDF Ancol dan semua lokasi jauhnya (termasuk

lokasi sumber untuk pasir dan material tanah merah) untuk maksud melakukan pengawasan RKL dan RPL yang telah disetujui, Laporan Tambahan Perbaikan RKL/RPL Ancol, laporan Kemajuan RKL dan RPL PT PJA kwartalan dan tugas lain yang terkait dengan pembungan material kerukan JUFMP di CDF Ancol sebagaimana dikhususkan dalam kerangka acuan SC.

• DKI Jakarta akan menggunakan haknya sebagai pemegang saham untuk menyebabkan PT PJA

melaksanakan persyaratan (meliputi tindakan pengendalian) seperti dinyatakan dalam AMDAL untuk CDF Ancol dan Laporan Tambahan Perbaikan RKL/RPL.

88. Rancangan pelaksanaan utama, termasuk proses dan kondisi-kondisi yang mengatur pembuangan

material proyek ke CDF Ancol, fasilitas TPA Bantar Gebang dan tempat pembungana limbah berbahaya PPLi, dapat disimpulkan pada Tabel 3-3 di bawah ini:

30

Pengawasan bersama tim BPLHD DKI terjadi pada 5 November, 2010.

31

Penilaian meliputi pemeriksaan rancangan organisasional BPLHD, kwalifikasi dan kelengkapan staf, prosedur pemeriksaan dokumen dan inspeksi lokasi, juga pemeriksaan kecukupan anggarannya (yang makin bertambah selama lima tahun terakhir).

Tabel 3-3 Ringkasan Proses dan Syarat yang Mengatur Pembuangan Material Proyek Name Proyek lokasi pe mbuangan Jenis Proyek sampah yg akan dibuang pd fasilitas

ini (dan perkiraan volume)

Proses dan syarat bagi pembuangan

Lokasi CDF Ancol , 119ha

material kerukan Tak Bahaya (non B3) (kira2 total 3.4m3 pada periode proyek)

• Sebelum tanda tangan kontrak pengerukan, harus ada persetujuan (termasuk tidak ada keberatan dari Bank Dunia). Persetujuan yang akan diberikan sesuai dengan konfirmasi bahwa CDF Ancol telah dibangun dengan kapasitas lengkap untuk menerima material kerukan dan patuh pada (i) AMDAL yang sudah disetujui BPLHD DKI, dan (ii) Rincian Gambar Teknis yang disetujui.

• Sebelum pengerukan bagian pekerjaan, sampel/contoh akan diperoleh dan diuji oleh Konsultan Pengawas untuk material berbahaya.

• Kontraktor diharuskan memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas (SC) sebelum mengeruk bagian pekerjaan. Persetujuan yang akan diberikan mengacu pada konfirmasi dari uji sampel pada bahan tak berbahaya.

• Kontraktor bertanggungjawab mentranspor material kerukan (setelah memisahkan sampah padat - lihat bawah) ke lokasi pembuangan (rencana transport harus memenuhi syarat rencana pengelolaan lalu lintas dan tunduk pada persetujuan Konsultan Pengawas).

• Penyerahan material ke PT PJA untuk pembuangan di CDF Ancol diatur oleh persetujuan bersama antara DKI Jakarta dan PJA.

• SC akan mengawasi dan memantau kegiatan di CDF Ancol. Tempat

Buang Sampah Bantar Gebang

Limbah Padat yang disingkirkan dari lokasi proyek (diperkirakan 95.000 m3 selama periode proyek)

• Kontraktor bertanggungjawab untuk memisahkan limbah padat dari material kerukan, tunduk pada ukuran minimum. (cara pemisahan tunduk pada persetujuan Konsultan Pengawas)

• Kontraktor bertanggungjawab memindahkan dan membuang material di lokasi pembuangan (rencana transport harus memenuhi syarat minimum pengelolaan lalu lintas dan tunduk pada persetujuan Konsultan Pengawas).

• Penyerahan material ke Bantar Gebang diatur oleh tata cara pembuangan yang ada untuk semua sampah padat yg dibuang di TPA--komisi tip yg diperlukan dibayar oleh kontraktor.

• SC akan mengawasi dan memantau kegiatan terkait proyek di TPA Bantar Gebang.

PPLi Material kerukan endapan yang berbahaya, B3, (bukan material B3 diharapkan seperti dinyatakan oleh uji

• Jika ada bagian yang diuji sebelum pengerukan yang menunjukkan adanya material berbahaya, maka Konsultan Pengawas tak akan membolehkan pengerukan dilanjutkan dan akan menginfokan kepada PIU dan PMU.

• Setelah mendapatkan persetujuan BPLHD, material ini dapat (i) dibiarkan di tempatnya atau (ii) dikeruk dan dibawa ke PPLi

sampel selama persiapan proyek --pengenalan lokasi adalah bersifat pencegahan)

untuk pembuangan aman.

• Cara pengerukan dan transportasi akan dikembangkan atas kasus per kasus sesuai dengan persyaratan khusus dan tunduk pada persetujuan awal dari MoE, PMU dan Bank Dunia.

• SC akan mengawasi dan memantau pembuangan material B3 JUFMP (jika ditemukan) di fasilitas PPLi.