• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1.4. Deskrifsi Fasilitas dan Prasarana di Desa Gunung Baringin

Tabel 4.6 Sarana Pendidikan

No Kategori Nama Dusun Jumlah

1 TK/PAUD Dusun II & Dusun IV 2

2 SD Dusun I, Dusun II & Dusun IV 3

3 Madrasah Dusun I & Dusun II 2

Sumber: Data Statistik Kantor Kepala Desa Gunung Baringin, 2017 Berdasarkan data tabel 4.6, sarana pendidikan di Desa Gunung Baringin masih minim. Hal ini dapat dilihat pada sarana pendidikan yang hanya memiliki dua bangunan TK/PAUD, serta tiga bangunan SD dan dua bangunan Madrasah.

Sementara lokasi antar dusun sangat jauh. Bagi anak-anak yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) mereka harus keluar desa, seperti di Desa Garonggang, Desa Napa, Kota Padang Sidempuan dan lain-lain.

4.1.4.2. Sarana Kesehatan

Tabel 4.7 Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Nama Dusun Jumlah

1 Klinik - -

2 Polindes Dusun II 1

3 Puskesmas - -

Sumber: Data Statistik Kantor Kepala Desa Gunung Baringin, 2017

Berdasarkan data tabel 4.7 sarana kesehatan di Desa Gunung Baringin sangat minim, hanya ada satu Polindes yang melayani masyarakat Desa Gunung Baringin. Petugas pelayanan medis hanya beberapa dan terkadang alat medis kurang lengkap sehingga tidak jarang masyarakat Desa Gunung Baringin harus berobat keluar luar desa seperti Desa Aek Natas atau langsung ke Padang Sidempuan, ataupun menunggu datangnya Mantri yang datang setiap hari Minggu, pelayanan posyandu dan program KB juga masih belum diterapkan secara aktif terlihat dari banyaknya jumlah anggota keluarga (anak).

4.1.4.3. Sarana Peribadahan

Dalam hal keagamaan, sarana peribadahan yang ada di Desa Gunung Baringin terdiri dari gereja dan masjid. Terdiri dari lima bangunan masjid yaitu terdapat satu masjid di dusun I, satu masjid di dusun II, satu masjid di dusun III, satu masjid di dusun IV dan satu masjid di dusun V. Sedangkan bangunan gereja terdiri dari empat bangunan yaitu, tiga gereja di dusun IV dan satu gereja di dusun V.

Kepala Desa

4.1.4.4. Struktur Pemerintahan Desa Gunung Baringin

Unsur penyelenggara pemerintahan Desa Gunung Baringin terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa bersama perangkatnya (Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Kepala Unsur Kewilayahan/ Kepala Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, Dusun V, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terdiri dari pimpina BPD dan anggota BPD. BPD Gunung Baringin ada sebanyak 7 (tujuh) orang, yang terdiri dari Ketua BPD merangkap anggota satu orang, Wakil Ketua BPD merangkap anggota satu orang, Sekretaris BPD merangkap anggota satu orang dan Anggota sebanyak 4 (empat) orang. Adapun struktur organisasi Pemerintahan Desa Gunung Baringin adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Gunung Baringin,2017

Bendahara Sekretaris

Kepala

Dusun I Kepala Dusun II

Kepala Dusun III

Kepala Dusun IV

Kepala Dusun V

Gambar 2

Struktur Organisasi Badan Permusyawaran Desa, 2017

Strukutur organisasi tersebut adalah sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 301 Tahun 2013 tentang Pengesahan Pengangkatan Keanggotanan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada Desa Gunung Baringin Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan.

4.2. Kehidupan Masyarakat Petani Karet 4.2.1. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Karet

Hal pertama yang kita lihat bila memasuki Desa Gunung Baringin adalah pemandangan kebun karet dan juga sawit. Kondisi yang demikian itu membuat masyarakat Gunung Baringin berprofesi sebagai petani, kehidupan mereka selalu berada di kebun maupun sawah, sehingga jarang terlihat pada saat siang hari.

Pimpinan BPD

(Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris)

Anggota Anggota Anggota Anggota

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga biaya sekolah anak-anak mereka.

Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan salah seorang petani.

“olo baya, songononma karejo ari-arion, kan manyogot tu potang karejo bopena tong mangomokan,anggo au mangguris do tolu kali saminggu, kadang ima mangomo tu halak kan, tamba-tamba na, balanjo niba dope napedo anak sikola tiop bulan akkon adong.Imadah bia dope baenon on ma karejo niba, sikola nibape na na adong diama bisa iba songon halaki i,,”. ( Iya, beginilah kerjaan setiap hari, dari pagi sampai sore kerja walaupun kadang kerja harian, kalau saya menderes tiga kali seminggu, kadang itulah kerja harian ke tempat orang, buat tambah-tambah.

Untuk kebutuhan sehari-hari juga buat biaya anak sekolah yang selalu harus ada jika tiba-tiba dia minta. Begitulah gimana lagi inilah pekerjaan saya, sekolah saya juga tidak ada tidak mungkin bisa seperti orang lain”. (Helmi Rambe, 30 tahun)

Masyarakat Desa Gunung Baringin sebagian besar di kategorikan miskin dan prasejahtera walaupun tersedia lahan berkebun yang luas. Rata-rata pendapatan perkapita penduduk per tahun adalah sebesar Rp.15.000.000. Hal ini tentunya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan juga biaya sekolah anak sehingga tidak jarang para petani karet meminjam uang kepada toke. Kondisi ekonomi masyarakat Gunung Baringin yang prasejahtera terlihat dari kondisi bangunan rumah yang sebagian besar masih terbuat dari papan dan semi beton.

Kebutuhan rumah tangga masih sekedarnya sebagian besar masih menggunakan kompor atau tunggu batu hanya sedikit masyarakat yang sudah menggunakan kompor gas. Bangunan rumah juga masih ada yang berlantai tanah dan sebagian besar semen, sebagian kecilnya ubin, keperluan mandi dan mencuci dilakukan di sungai dan sebagian masyarakat memiliki sumur. Pendapatan petani karet masih terbilang pas-pasan karena banyaknya jumlah anggota keluarga (anak-anak) yang banyak menghabiskan biaya sehari-hari dan juga biaya sekolah ditambah pula dengan harga getah karet yang tidak menentu membuat para petani tidak jarang memutar otak untuk mendapatkan biaya tambahan.

Produksi karet sendiri tidak setiap hari menghasilkan getah sebagian besar hanya menderes tiga atau empat kali seminggu, dan hasil karet akan dijual kepada toke sekali seminggu atau sekali dalam dua minggu, untuk mendapatkan uang tambahan para petani karet sebagian besar memiliki pekerjaan sampingan lainnya seperti menanam kunyit, kencur, pisang, coklat dan juga pinang ataupun mereka akan menjadi buruh harian terkadang sebagai pangarabi, menyemprot di kebun orang, memanen sawit, ataupun menjadi buruh harian lainnya. Dimana yang terpenting adalah mereka sanggup dan mendapatkan hasil uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.