• Tidak ada hasil yang ditemukan

diperoleh dari transaksi dengan nasabah

Dalam dokumen Laporan Tahunan Bank Mandiri 2012 (FINAL) (Halaman 107-112)

maupun interbank.

Fee Based Forex

TINJAUAN DAN KONDISI USAHA

cabang, pertumbuhan jumlah Mandiri Money Changer (MMC) dari 88 MMC menjadi 99 MMC, pengembangan Treasury Core System, pengembangan transaksi valuta asing interbank melalui

electronic trading platform, program

yield enhancement terkait portofolio surat berharga serta memperkuat bisnis treasury di Cabang Luar Negeri. Melalui inisiatif tersebut, TFS berhasil memberikan kontribusi yang signiikan pada tahun 2012. Contribution margin mencapai Rp5,8 triliun, meningkat dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp4,7 triliun (excl. non-recurring income). Pendapatan fee based income mencapai Rp1,9 triliun atau meningkat 26% dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp1,5 triliun, sedangkan pendapatan dari cash collection tercatat sebesar Rp2,0 triliun.

Total volume transaksi valuta asing dengan nasabah mencapai USD72,7 miliar, tumbuh 29% year on year, dan transaksi valuta asing interbank mencapai USD113,5 miliar, tumbuh 15% year on year, atau menguasai 30,1% market-share transaksi valuta asing perbankan nasional. Sedangkan volume transaksi money market mencapai USD120,5 miliar, tumbuh 20% year on year, dan volume transaksi surat berharga mencapai USD30,4 miliar. Adapun total volume transaksi treasury tahun 2012 sebesar USD337,1 miliar, tumbuh 15,4% year on year.

Direktorat TFS juga berhasil meningkatkan dan memperkuat struktur pendanaan USD jangka

menengah dan panjang seiring dengan peningkatan volume kredit. Sebagai bagian dari langkah Bank Mandiri untuk memperkuat struktur pendanaan serta antisipasi melambatnya proses recovery perekonomian global, Direktorat TFS berhasil mendapatkan fasilitas pendanaan bilateral loan dari bank berskala global sebesar USD250 juta. Fasilitas bilateral loan berjangka waktu 3 tahun tersebut selain akan memperkuat struktur pendanaan, juga mencerminkan kepercayaan dari pasar keuangan dunia terhadap Bank Mandiri. Menghadapi tahun 2012 yang penuh tantangan, Bank Mandiri berhasil mempertahankan posisinya sebagai

leading counterparty yang tercermin dengan diperolehnya penghargaan "Leading Counterparty Award" dari The Asian Banker untuk periode 2011 dan 2012. Selain itu, wujud komitmen Direktorat TFS untuk terus memberikan jasa layanan yang terbaik di bidang treasury dan trade bagi nasabah segmen ritel, korporasi maupun inancial institutions diakui dengan diterimanya sejumlah penghargaan dari berbagai pihak antara lain dari Finance Asia sebagai "Best Foreign Exchange Bank", dari Asiamoney sebagai "Best Domestic Providers of FX Services as voted by Corporates", dari Alpha South East Asia sebagai "Best FX Bank for Corporates and FI" serta dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai "Peserta Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Terbaik kategori Bank".

Sejalan dengan salah satu fokus Bank Mandiri untuk mengembangkan

wholesale transactions, salah satu bisnis yang didorong perkembangannya di tahun 2012 adalah bisnis remittance. Untuk menunjukkan keseriusannya dalam menggarap segmen bisnis ini, Direktorat TFS melakukan investasi untuk pengembangan sistem, yaitu Mandiri Money Transfer Services (MMTS) Wholesale. MMTS adalah

sistem yang memungkinkan pengiriman transfer kepada nasabah yang belum memiliki rekening atau memerlukan pengiriman transfer dalam bentuk tunai. Sistem MMTS Wholesale merupakan pengembangan dari sistem MMTS yang sudah ada sebelumnya, agar memungkinkan untuk digunakan pada segmen wholesale dalam melakukan aktivitas pembayaran kepada rekanan bisnis atau nasabah mereka. Kesuksesan Direktorat TFS dalam mengelola bisnis remittance

tercermin pada peningkatan jumlah transaksi remittance hingga 8% di atas peningkatan rata-rata pasar sebesar 5% dan menguasai 13,2% dari total volume perbankan nasional. Hal ini didukung oleh pengembangan produk-produk

remittance yang inovatif, serta strategi pemasaran yang fokus dan ekspansif. Dalam bidang pasar modal, Bank Mandiri ditunjuk sebagai bank pembayaran transaksi pasar modal untuk periode 2011 - 2015 dan tetap mengukuhkan dominasinya melalui kerjasama dengan anggota bursa. Bank Mandiri turut mendukung implementasi pemisahan rekening dana

111

Laporan Tahunan 2012

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

nasabah dengan melakukan kerjasama pembukaan rekening investor dengan anggota bursa.

Di tahun 2012, layanan kustodian Bank Mandiri juga menunjukkan peningkatan yang signiikan, tercermin dengan adanya peningkatan portfolio efek yang disimpan sebesar 26,4% dan juga bertindak sebagai bank kustodian untuk Efek Beragun Aset (EBA). Untuk jasa Wali Amanat, Bank Mandiri memberikan layanan di bidang pasar modal seperti

escrow agent, paying agent, security agent dan receivingbank bagi emiten yang akan melaksanakan Initial Public Ofering (IPO).

Direktorat TFS juga berhasil melakukan recovery kredit hapus buku sebesar Rp3,2 triliun di tahun 2012, dengan memberikan kontribusi yang signiikan bagi pencapaian fee-based income Bank Mandiri yaitu sebesar Rp2,1 triliun. Sedangkan pengelolaan kualitas aktiva produktif, rasio kredit bermasalah Bank Mandiri atau Gross non Performing Loan (NPL) dapat dijaga pada level 1,7% (bank saja)pada Desember 2012 atau lebih baik dari posisi akhir Desember 2011 yang sebesar 2,2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penanganan kredit bermasalah di Bank Mandiri menjadi semakin baik dengan account strategy yang tepat. Termasuk di dalamnya pelaksanaan legal action terhadap debitur bermasalah, yaitu melalui proses Kepailitan/ Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), melalui eksekusi Fiat Pengadilan dan melalui gugatan perdata. Melalui

optimalisasi pelaksanaan legal action

diharapkan hasil recovery dapat diperoleh secara maksimal sekaligus memberikan efek jera terhadap debitur lain yang tidak kooperatif.

Sementara itu, Pendapatan Non Operasional (PNO) tahun ini tercatat sebesar Rp725 miliar, dimana sebagian besar diperoleh dari keberhasilan lelang penjualan Aset Yang Diambil Alih (AYDA) senilai Rp460 miliar.

Direktorat TFS juga berperan aktif dalam pengembangan dan pengelolaan aset Bank dengan dukungan sistem yang memadai sebagai sarana penyedia informasi data aktiva tetap tidak bergerak (ATTB) milik Bank yang akurat, up to date, terintegrasi, aman dan mudah yang diberi nama Property Management System.

Selain itu, pada saat ini sedang dilaksanakan pembangunan “Kota Mandiri/Mandiri City”, yaitu sebuah kompleks Bank Mandiri terintegrasi yang mencakup Mandiri University, kantor operasional, cabang, perumahan dinas, fasilitas olah raga dan lain-lain yang akan dikembangkan secara multiyears. Pembangunan Gedung Kantor yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2014 dan pembangunan Mandiri University diharapkan akan dapat lebih meningkatkan image Bank Mandiri.

Dalam proses pengadaan, Direktorat TFS terus melakukan penyempurnaan strategi pengadaan demi tercapainya

pengadaan yang efektif, eisien, dan berkualitas. Penerapan strategi ini adalah dengan mengimplementasikan proses pengadaan melalui Strategic Sourcing serta Procurement Partnership

sebagai salah satu tahapan dalam Procurement Roadmap 2011-2014. Dengan semakin kompleks dan tingginya volume pengadaan,

diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja procurement dengan

memaksimalkan sumber daya yang ada. Oleh karenanya, guna mendukung monitoring proses pengadaan,

dilakukan Implementasi Project Tracking System serta pembuatan Sistem Register Dokumen Pengadaan untuk proses pengadaan di Unit Kerja Kantor Pusat dan Wilayah. Selain itu, dilakukan juga pembentukan unit Quality Control, penerapan Supplier Relationship Management dengan menjalin hubungan kerjasama dengan vendor

berkualitas, Implementasi e-Auction untuk mendapatkan harga yang kompetitif dengan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, peningkatan

Owner’s Estimate benchmarking untuk memperbaharui sistem penilaian harga pengadaan, Legal Review, serta penyempurnaan proses & panduan secara berkesinambungan. Selama tahun 2012, Direktorat TFS terlibat dalam proses pengadaan untuk 232 Inisiatif Strategis IT & Non IT serta sebanyak lebih dari 2.000 pengadaan rutin lainnya untuk mendukung seluruh unit kerja dalam mengembangkan bisnisnya, yaitu Inisiatif Pengembangan Sistem di beberapa Unit Kerja,

pemasangan Automatic Teller Machine (ATM) sebanyak 2.065 unit, Pengadaan 130.000 unit EDC, pembukaan 67 Kantor Cabang baru di seluruh Indonesia, pembukaan 7 BBC, pengembangan jaringan 20 Mandiri Bisnis, dan 339 jaringan mikro.

Strategi & Rencana

Kerja 2013

Tantangan di tahun 2013 diperkirakan masih akan sangat besar mengingat kondisi perekonomian global yang masih berluktuasi mewarnai pasar. Namun demikian Direktorat TFS akan terus memanfaatkan peluang yang ada. Untuk mendukung peningkatan kinerja layanan treasury pada tahun 2013 serta mencapai visi menjadi "The Best Treasury House in The Region", Direktorat TFS akan mengoptimalkan layanan treasury melalui 11 jaringan RTM, 3 Treasury Gallery, Mandiri e-fx untuk nasabah dan cabang, Mandiri Money Changer (MMC), dan melakukan pengembangan Treasury Core System, transaksi valuta asing interbank melalui

electronic trading platform, program

yield enhancement terkait portofolio

surat berharga serta memperkuat bisnis treasury di cabang-cabang luar negeri.

Menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2013, Direktorat TFS juga akan terus berfokus pada usaha di bidang wholesale remittance, trade dan capital market services. Inisiatif strategis yang akan dilaksanakan di tahun 2013 antara lain pengembangan produk-produk terkait layanan remittance.

Selain pengembangan produk, intensiikasi marketing produk-produk remittance seperti Mandiri USD Direct Settlement (MDS) 3rd Party dan pemasaran bundling product juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dari sisi

remittance. Dari sisi trade, salah satu pengembangan yang dilakukan adalah Bank Guarantee Conirmation. Bank Guarantee Conirmation adalah jasa pemberian konirmasi atas Bank Garansi yang akan diterbitkan oleh bank koresponden. Disamping itu strategi lainnya yang akan ditembuh adalah dengan melakukan intensiikasi pemasaran produk-produk trade inance kepada bank koresponden.

Peningkatan sistem custody serta pengembangan produk-produk terkait

capital market seperti layanan dana talangan untuk penyelesaian transaksi efek dalam valuta asing (intraday valas) dilakukan untuk menjaga market share

Bank Mandiri pada dibisnis capital market. Hal ini penting untuk menjaga posisi Bank Mandiri sebagai leading counterparty dengan nasabah FI bank dan FI non-bank.

Di bidang pengelolaan kredit bermasalah, tantangan selanjutnya adalah menjaga atau bahkan menurunkan rasio gross NPL menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab, itu optimalisasi Early Warning System (EWS) dan Joint Efort Program secara proaktif dan berkesinambungan dengan Bisnis Unit agar penanganan dini debitur yang berpotensi bermasalah dapat tetap menjadi kunci keberhasilan Bank Mandiri untuk menjaga rasio NPL-nya. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya perubahan Peraturan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, sehingga fokus penanganan kredit akan dilakukan di front-end saat debitur masih performing di bisnis unit.

TINJAUAN DAN KONDISI USAHA

113

Laporan Tahunan 2012

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Kondisi ekonomi Indonesia yang tidak terkena imbas krisis Eropa dan ditingkatkannya investment grade Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional menjadi satu momentum yang baik untuk penyelesaian debitur yang tersisa melalui pengambilalihan oleh investor. Sedangkan terhadap debitur yang tidak kooperatif, Bank akan terus melakukan somasi, optimalisasi likuidasi agunan dan meningkatkan upaya legal action baik dalam bentuk penundaan kewajiban pembayaran utang, kepailitan dan gugatan ke Pengadilan.

Di bidang pengelolaan dan pengembangan aset, Bank akan terus melanjutkan perencanaan pembangunan gedung kantor baik yang baru maupun renovasi di beberapa kota besar di Indonesia dan optimalisasi aset-aset Bank yang telah dimiliki.

Strategi dan rencana kerja unit Procurement adalah terus melakukan penyempurnaan proses bisnis sesuai dengan Roadmap Procurement 2011-2014, yaitu implementasi Action

Plan terkait Procurement Partnership, membangun long term relationship

dengan strategic supplier dan implementasi inisiatif cross functional team melalui joint planning session

untuk Proses Pengadaan Project IT dan Non IT secara efektif, eisien, dan tepat waktu.

Disamping itu, inisiatif lain yang akan dilaksanakan adalah peningkatan kompetensi dan produktivitas pegawai, implementasi strategi pengadaan secara optimal, penguatan supervisi proses pengadaan di wilayah serta penyempurnaan Procurement Information System.

Dalam dokumen Laporan Tahunan Bank Mandiri 2012 (FINAL) (Halaman 107-112)