MISI I: PENINGKATAN KINERJA EKSPOR NONMIGAS BERKUALITAS
Sasaran 3 Diversifikasi Produk Ekspor
Sasaran 3 Diversifikasi Produk Ekspor
“Diversifikasi produk ekspor nonmigas yang semakin baik, sehingga
ketergantungan pada produk ekspor tertentu menjadi berkurang”
Tabel 8
Capaian Indikator Kinerja Sasaran 3
No Indikator Kinerja Rencana Tingkat Capaian Realisasi Capaian (%)
13 % kontribusi ekspor di luar 10 produk utama 53% 52,4% 98,9%
14 Jumlah laporan hasil identifikasi komoditi pertanian dan kehutanan 5 Laporan 5 Laporan 100%
Startegi diversifikasi produk ekspor nonmigas terbukti mampu meningkatkan ketahanan ekspor nonmigas Indonesia
Selain diversifikasi negara tujuan ekspor, Indonesia juga melakukan diversifikasi produk ekspor. Hal ini telah dilakukan Indonesia sejak beberapa tahun terakhir khususnya setelah krisis ekonomi 1998. Diversifikasi produk ekspor ditujukan untuk mengurangi ketergantungan ekspor Indonesia pada produk tertentu sehingga berdampak positif terhadap ketahanan ekspor Indonesia. Semakin banyak pilihan produk Indonesia yang diekspor maka akan semakin menguatkan posisi Indonesia di kancah perdagangan internasional.
Strategi diversifikasi produk ekspor nonmigas ini terbukti mampu menjaga daya saing dan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat krisis di tahun 2008 dan 2009. Indonesia terbukti sebagai salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan negara lainnya pada
tahun 2009. Berdasarkan data dari IMF dalam World Economic Forum Asia
Outlook (Oktober 2010), pertumbuhan PDB/GDP (Produk Domestik
Bruto/Growth Domestic Product) Indonesia pada tahun 2009 adalah
sebesar 4.5% dimana rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 adalah sebesar 1,7%. Untuk tahun 2010, berdasarkan projeksi terakhir dari IMF, pertumbuhan PDB Indonesia adalah sebesar 6,0% dimana pertumbuhan PDB ASEAN adalah sebesar 6,6%.
Tabel 9
Pertumbuhan GDP Asia
IK-13 Prosentase Kontribusi Ekspor di Luar 10 Produk UtamaSelain diversifikasi negara tujuan ekspor, Indonesia juga melakukan diversifikasi produk ekspor. Diversifikasi produk ekspor ditujukan untuk mengurangi ketergantungan ekspor Indonesia pada produk tertentu. Semakin banyak pilihan produk Indonesia yang diekspor maka akan semakin menguatkan posisi Indonesia di kancah perdagangan internasional.
Pada tahun 2010, Kementerian Perdagangan menargetkan bahwa kontribusi ekspor di luar 10 produk utama sebesar 53%. Realisasi kontribusi ekspor di luar 10 Produk Utama tersebut hanya 52,5% sehingga capaian kinerjanya hanya 99,05%. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2009, realisasi yang dicapai pada tahun 2010 menunjukkan bahwa kontribusi ekspor di luar 10 produk utama pada tahun 2010 mengalami penurunan tipis dibandingkan dengan tahun 2009 yang berkontribusi sebesar 52,7%. Namun jika ditinjau dari besarnya kontribusi produk ekspor di luar 10 produk utama berturut-turut pada tahun 2009 dan 2010 yang menunjukkan angka lebih dari 52%, hal ini menunjukkan bahwa saat ini kinerja ekspor Indonesia telah cukup terdiversifikasi. Permintaan untuk ekspor produk-produk Indonesia di luar 10 produk-produk utama menunjukkan kontribusi yang cukup baik.
Kontribusi ekspor diluar 10 produk utama pada tahun 2010 mengalami sedikti penurunan dibandingkan dengan kontribusi pada tahun
sebelumnya. Namun apabila dilihat dari nilai ekspor produk diluar 10 produk utama periode Januari-November 2010 mengalami kenaikan sebesar 33,18% dibandingkan dengan peride yang sama tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa program Kementerian Perdagangan sudah tepat sasaran, namun masih perlu untuk ditingkatkan dalam upaya menggenjot ekspor diluar 10 produk utama (produk potensial) untuk mengurangi ketergantungan kepada 10 produk utama.
Angka tersebut menunjukkan pada waktu mendatang, akan semakin banyak komoditi potensial, termasuk produk yang masih tradisional dan belum diolah secara modern yang kompetitif di pasar global seperti makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan, kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak atsiri, peralatan kantor dan tanaman obat.
Meskipun capaian kinerja ini tidak mencapai 100%, namun capaian ini dapat dikatakan cukup baik karena mengingat upaya yang telah dilakukan. Upaya yang dilakukan Ditjen Perdagangan Luar Negeri antara lain melakukan identifikasi potensi produk-produk potensial di luar 10 produk utama khususnya untuk komoditi pertanian dan kehutanan. Ditjen Perdagangan Luar Negeri juga memberikan bantuan peralatan antara lain mesin untuk pengembangan komoditi baik secara horizontal maupun secara vertikal sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi komoditi tersebut. Selain itu, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional telah berupaya
dengan malakukan seminar, workshop dan pelatihan mengenai
pengembangan produk maupun pengembanan pasar ekspor kepada para pelaku usaha baik di pusat maupun didaerah. Ditjen PEN juga telah melakukan uapaya untuk mempromosikan produk diluar 10 produk utama dengan mengikutsertakan dalam kegiatan pameran (di dalam maupun di luar negeri), misi dagang, maupun dengan melalui instore promotion.
Gambar 13
Pertumbuhan Ekspor Non Migas Produk Utama
Tahun 2009 - 2010
‐6.1 9.6 18.5 50.1 44.1 31.2 93.9 37.9 22.0 21.0 ‐18.7 ‐2.5 5.2 37.6 34.1 12.4 16.3 4.3 17.1 13.0 9.6 11.2 23.0 6.3 6.1 17.8 67.3 25.7 3.7 6.6 Pertumbuhan (%) Nilai Satuan Volume Nilai 0.78 0.77 1.17 1.53 1.56 6.00 4.34 8.51 7.94 8.35 0.73 0.85 1.38 2.30 2.24 7.88 8.41 11.73 9.68 10.11 KOPI UDANG KAKAO OTOMOTIF ALAS KAKI PRODUK HASIL HUTAN PRODUK KARET SAWIT ELEKTRONIK TPTNilai Ekspor (US$ Miliar)
Januari‐November '10
Januari‐November '09
Sumber: BPS (Diolah)
Produk kulit, medis, herbal, minyak atsiri, ikan, kerajinan, perhiasan, rempah-rempah.
Kontribusi produk ekspor di luar 10 produk utama pada periode Januari – November 2010 salah satunya disumbang oleh 10 produk potensial, yang meliputi kulit & produk kulit, peralatan medis,obat-obatan herbal, makanan olahan, minyak atsiri, ikan & produk perikanan, kerajinan, perhiasan, rempah-rempah, serta peralatan kantor bukan kertas. Produk-produk potensial tersebut berkontribusi sebesar 5,84% dari total ekspor non migas Indonesia dengan nilai ekspor sebesar US$ 6,78 milyar. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 22,60% jika dibandingkan dengan nilai ekspor kelompok produk ini pada periode yang sama tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa 10 produk potensial tersebut dapat dikembangkan lebih besar pada tahun–tahun mendatang.
Gambar 14
Nilai Ekspor 10 Produk Potensial (US$ Juta)
Sumber: BPS (diolah)
IK-14
Jumlah Laporan Hasil Identifikasi Komoditi Pertanian dan Kehutanan
Kegiatan yang dilakukan terkait dengan indikator kinerja ini adalah Monitoring dan Evaluasi, Identifikasi, Verifikasi terhadap komoditi Pisang dan Nanas, Tanaman Obat, Teh, Mete, Karet, Perikanan, Kulit, Kayu Olahan, Rotan. Selain itu, dilaksanakan pula pelaksanaan identifikasi kebijakan ekspor yang terkait dengan komoditi Rumput Laut, Tanaman Hias, Bunga Potong, Issue Dibdg Ekspor, Maniok, Buah Tropis, Sayur Mayur, rempah-rempah di 93 daerah. Hal ini ditujukan sebagai bahan masukan dalam perumusan kebijakan ekspor.
Dalam rangka meningkatkan kontribusi komoditi pertanian dan kehutanan diluar 10 produk utama, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri melakukan upaya identifikasi potensi-potensi yang mungkin untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan keberagaman jenis produk ekspor.
Komoditi pertanian dan kehutanan yang diidentifikasi adalah komoditi rumput laut, maniok, buah tropis, sayur mayur dan rempah-rempah (jahe). Melalui identifikasi ini dapat diketahui secara lebih rinci tentang kondisi
ekspor, daerah penghasil masing-masing komoditi, serta potensi dan peluang ekspor masing-masing komoditi dan daerah penghasil.
Stakeholder terkait
dengan diversifikasi produk ekspor nonmigas
Pemilihan komoditi yang akan dilakukan identifikasinya tentu saja disesuaikan dengan sasaran Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan diversifikasi produk ekspor non-migas.
Laporan hasil identifikasi ini selanjutnya akan diinformasikan kepada para stakeholders terkait sebagai informasi penting yang dapat membantu para eksportir maupun pejabat pemerintah yang terkait dengan promosi ekspor komoditi, terutama untuk komoditi di luar 10 Produk Utama. Informasi ini terutama diberikan kepada perwakilan perdagangan di luar negeri baik kepada ITPC maupun Atase Perdagangan di negara akreditasi untuk dipromosikan kepada para calon buyer di negara akreditasi. Hasil ini tentu saja mendukung sasaran Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan diversifikasi produk ekspor non-migas. Hal ini tercermin dari komposisi ekspor di luar produk utama yang sampai dengan Tahun 2010 adalah sebesar 52,5 % sebagaimana terlihat pada Gambar 15.