• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori – teori terkait dengan penelitian

7. Dompet Digital

Digital payment didefinisikan sebagai segala jenis pembayaran yang memakai instrumen digital. Dalam Digital Payment ada 2 pemain utama yaitu The Payer (si pembayar) dan juga The Payee (si penerima pembayaran), keduanya memakai instrumen elektronik dalam melakukan pembayaran [Mane, 2019].

Pada digital payment ini, transaksi yang dilakukan tidak melibatkan uang kertas/uang tunai yang berbentuk fisik (hard cash) melainkan memakai Electronic Money [Mane, 2019].

E-Wallet atau dompet elektronik ialah alat pembayaran digital atau alat pembayaran digital yang memakai media elektronik berupa server based. Biasanya e-wallet berbentuk aplikasi yang berbasis di server dan dalam proses pemakaiannya membutuhkan sebuah koneksi terlebih dulu dengan penerbitnya [Mulyana & Wijaya, 2018]. Dalam artian luas, Electronic Wallet atau dompet elektronik adalah layanan elektronik untuk menyimpan data instrumen pembayaran antara lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan/atau uang elektronik (e-money), yang dapat juga menampung dana, untuk melakukan pembayaran. Dompet elektronik biasa disebut dengan istilah e-wallet, dompet digital, digital wallet atau electronic wallet.

Penyelenggara dompet elektronik adalah bank atau lembaga selain bank yang menyelenggarakan dompet elektronik Indonesia [Bank Indonesia, 2016].

Dompet digital dapat diakses dengan menggunakan telepon pintar. Contoh-contoh perusahaan yang menawarkan dompet digital di Indonesia yaitu seperti OVO dari bank Nobu dan Go-Pay dari perusahaan Go-Jek. Biasanya, dompet digital ini digunakan untuk melakukan transaksi belanja, bayar parkir. Kita juga dapat

23 men-top up atau mengisi ulang saldo lewat bank transfer (BCA, Mandiri, dan beberapa bank lainnya). Tetapi tidak hanya dapat mengisi uang lewat bank transfer saja, isi ulang saldo dapat dilakukan di gerai-gerai minimart seperti Alfa-mart dan Indomaret dengan menggunakan uang tunai.

Jenis uang sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan berdasarkan peredaran dapat dibedakan atas dua jenis uang, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang yang berada dalam rekening giro di bank umum sering juga disebut sebagai uang giral.

Seperti yang telah diketahui bahwa uang elektronik sebenarnya merupakan uang tunai yang dikonversi menjadi data elektronik dan disimpan pada media penyimpan, bisa dalam media server atau kartu chip. Dengan hal tersebut, terjadilah penciptaan uang giral dengan cara menyetorkan uang tunai (uang kartal) yang nilainya dimasukkan pada media penyimpan uang elektronik. Uang elektronik itu hanya bisa digunakan sebagai alat pembayaran secara giral dengan cara dipindahkan secara elektronik untuk kepentingan transaksi pembayaran dan/atau transfer dana. Maka dari itu, uang elektronik adalah alat pembayaran non tunai, karena proses transaksi pembayarannya menggunakan pembayaran dengan tidak langsung melalui media penyimpan secara elektronik berupa server atau chip. Di dalamnya ada nilai uang elektronik yang berfungsi sebagai alat pembayaran giral kepada pedagang yang bukan penerbit uang elektroniknya. [Rachmadi Usman: 2017]

8. Teori Perilaku Konsumen Pengguna Dompet Digital

Perilaku konsumen adalah kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelian suatu barang atau jasa. Pandangan Wibowo dan Supriadi (2013, p.235) mengenai perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam mencari, menukar,

24 menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang dianggap mampu memuaskan kebutuhan mereka.

Perilaku konsumen juga ialah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka [Kotler dan Keller 2008, p.166]. Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka [Sumarwan 2011, p.4]. Individu memiliki karakteristik seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, dan pengalaman masa lalunya yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem pengkajian, sistem pengendalian, dan lain sebagainya. [Veithzal Rivai et al.

2014].

Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan nyata dari seorang individu yang dipengaruhi oleh faktor yang mengarahkan mereka untuk memilih dan menggunakan barang atau jasa yang diinginkannya.

Dewasa ini, kecenderungan belanja warga sudah berubah, kini semakin banyak yang beralih dari metode transaksi tradisional ke transaksi online. Saat kondisi sekarang pun, perilaku konsumerisme masyarakat tak menurun. Konsumerisme inilah yang membuat masyarakat untuk ingin membelanjakan uang mereka. Masyarakat selalu berkeinginan mentraktir diri sendiri, self-reward dengan kebiasaan terus melakukan konsumsi. Dalam kondisi bagaimanapun kegiatan konsumerisme ini sepertinya akan selalu berjalan, menggerakkan kegiatan kapital, bahkan di saat

25 kesusahan ekonomi, masyarakat masih tetap membelanjakan uang mereka (Ade Minanda, Suharty Roslan, 2018).

Peristiwa ini tentu saja tidak berjalan dengan sendirinya, namun juga dipengaruhi oleh pebisnis pemilik modal yang memandang peluang. Saat para pebisnis tersebut tahu mereka tidak mampu berjualan secara tradisional melalui tatap muka secara langsung, mereka berpindah media melalui daring atau online. Para pebisnis pun ikut memasang iklan-iklan produk yang mereka jual secara daring atau online yang mampu menarik konsumen. Maka dari melihat kondisi ini, dapat dilihat bahwa walaupun ruang gerak manusia dibatasi secara fisik, peluang dan ketidakmungkinan tersebut dihalang sejalan dengan semakin majunya zaman. Secara fisik dan langsung tidak ada ruang untuk melakukan transaksi jual beli secara tatap muka, namun melalui daring dengan internet, ruang itu selalu ada dan terbuka besar. Justru dengan produk-produk yang mereka jual mulai menjanjikan kepuasan tersendiri sebagai pengisi waktu luang selama sedang di rumah saja, yang menyebabkan masyarakat tertarik untuk membeli. Kejadian ini semua dapat terjadi berkat bantuan dari aplikasi-aplikasi jasa online dan juga dompet digital yang mereka tawarkan.

Keberadaan dompet digital memudahkan masyarakat di saat pandemi. Tidak harus keluar rumah, masyarakat mampu memesan banyak hal maupun barang yang dibutuhkan. Tingkat konsumerisme selalu meningkat karena terlalu mudahnya dalam memesan dan membeli barang. Pemakaian dompet digital ini semakin meningkat selaras dengan peningkatan penggunaan internet sebagai wadah dan pandemi dunia luar bagi masyarakat di masa pandemi yang sulit. Setidaknya terdapat empat faktor yang mempengaruhi proses berbelanja konsumen, antara lain kondisi psikologi pembeli, tindakan dari perusahaan/pengecer, sosial, dan

26 teknologi. Perubahan perilaku konsumen ini disebut dengan the adaptive shopper. (Tempo.co, 2020)

Gambar 2.1. Ilustrasi Adaptive Shopper Sumber: (pressreader.com, diunduh tanggal 7 Juli 2021).

Semua konsumen mampu beradaptasi dengan luwes dengan kondisi dan situasi dan juga langsung berpindah pada penggunaan dompet digital dan aplikasi-aplikasi jasa dan jual-beli. Dengan jangakuan yang luas melalui internet, konsumen bahkan dengan mudah untuk mencari tahu mengenai barang-barang yang ingin mereka beli, bisa dari merk sampai warna. Tidak diragukan lagi, dompet digital mampu bisa lebih memudahkan di era sekarang ini sebagai jalan lain transaksi pembayaran agar tetap bisa menjaga jarak.

B. Tinjauan Kajian Terdahulu

Pada penelitian ini digunakan dua penelitian terdahulu yang sangat bermanfaat sebagai rujukan ilmiah yaitu:

a. Penelitian I – Dien Ilham Genady (2018)

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Kemudahan, Kemanfaatan, Dan Promosi Uang Elektronik Terhadap Keputusan Penggunaan Uang Elektronik Di Masyarakat

27 (Studi Kasus Di Provinsi DKI Jakarta)”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa kemudahan, kemanfaatan, promosi uang elektronik berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan penggunaan uang elektronin di masyarakat.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu terdapat variabel kemanfaatan (X1) dan promosi (X3).

Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Analisis Regresi Linier Berganda. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu tidak terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi biaya (X3), dan minat (Y).

b. Penelitian II – Nidhi Singh, Neena Sinha. (Journal of Retailing and Consumer Services 52 (2020)

Judul penelitian ini adalah “How perceived trust mediates merchant's intention to use a mobile wallet technology”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa persepsi penambahan nilai pelanggan memiliki pengaruh tertinggi dan positif, diikuti oleh persepsi kegunaan, pada persepsi pedagang untuk menggunakan dompet digital.

Dalam penelitian ini, mereka juga mengkonfirmasi efek mediasi dari kepercayaan yang dirasakan.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), dan minat menggunakan (Y). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variable religiusitas (X4) dan promosi (X5). Metode yang digunakan adalah analisis faktor serta menggunakan metodologi bootstrap

28 c. Penelitian III – Ramesh Kumar Bagla, Vivek Sancheti.

(Journal of Management Development Vol. 37 No. 6, 2018 p.

442-451)

Judul penelitian ini adalah “Gaps in customer satisfaction with digital wallets: challenge for sustainability”.

Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa cashback dan hadiah menarik, kemudahan penggunaan, transfer uang instan tanpa menggunakan uang tunai, keamanan transaksi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kartu kredit / debit dan tidak ada transaksi apa pun dari faktor-faktor yang bertanggung jawab atas meningkatnya penggunaan dompet digital. Namun, ada kesenjangan antara harapan pelanggan dan tingkat kepuasan yang menimbulkan tantangan bagi keberlangsungan dompet digital.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), dan persepsi biaya (X3). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel religiusitas (X4), promosi (X5) dan minat menggunakan (Y).

d. Penelitian IV – Sanaz Zarrin kafsh. [2015]

Judul penelitian ini adalah “Developing Consumer Adoption Model on Mobile Wallet in Canada”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa persepsi keamanan adalah salah satu faktor yang paling diperhatikan dari minat menggunakan dompet digital di kalangan konsumen. Selain itu, hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan uji coba memiliki efek signifikan terhadap pada persepsi manfaat.

29 Kemudian hasil selanjutnya adalah mencerminkan bahwa persepsi kompatibilitas tidak berpengaruh signifikan pada minat menggunakan dompet digital. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa observabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi manfaat. Studi ini menemukan bahwa awareness diidentifikasi sebagai pengaruh utama dalam minat menggunakan dompet digital di antara individu Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), dan minat menggunakan (Y). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), promosi (X5).

e. Penelitian V – A. Seetharaman, Karippur Nanda Kumar, S.

Palaniappan. (Journal of Applied Economics and Business Research JAEBR, 7(2): 116-136 (2017))

Judul penelitian ini adalah “Factors Influencing Behavioural Intention to Use the Mobile Wallet in Singapore”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa biaya transaksi nominal memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap manfaat yang dirasakan, kemudahan penggunaan yang dirasakan dan juga keamanan transaksi, sehingga memperkuat tiga variabel yang mempengaruhi.

Studi ini menyoroti bahwa manfaat yang dirasakan dan keamanan transaksi memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap niat perilaku, sedangkan inovasi, massa kritis dan kurangnya ketersediaan alternatif memiliki pengaruh kuat terhadap minat menggunakan dan akhirnya fleksibilitas memiliki pengaruh moderat atas minat menggunakan.

30 Sementara keamanan transaksi memiliki pengaruh kuat pada niat perilaku, secara mengejutkan kepercayaan dan persepsi kemudahan penggunaan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap minat menggunakan. Keamanan transaksi, biaya transaksi nominal dan kecepatan transaksi telah memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap persepsi kemudahan penggunaan, sedangkan privasi tidak memiliki pengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan.

Kepercayaan, privasi, dan biaya transaksi nominal memberikan pengaruh yang sangat kuat pada keamanan transaksi.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel persepsi manfaat (X2), dan persepsi biaya (X3) dan minat menggunakan (Y). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), religiusitas (X4), dan promosi (X5).

f. Penelitian VI – Muhammad Rizwan, Muhammad Arif Javed, Muhammad Tayyab Khan, Muhammad Tariq Aslam, Kashafa Anwar, Sanna Noor, Wajiha Kanwal. (Asian Journal of Empirical Research 3(2): 118-134. (2012))

Judul penelitian ini adalah “The Impact Of Promotional Tools On Consumer Buying Behavior: A Study From Pakistan”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa promosi penjualan memainkan peran penting bagi dealer dan pengecer dalam program pemasaran. Promosi Penjualan menghasilkan pendapatan besar dan dengan menggunakan alat promosi penjualan dapat ditingkatkan.

31 Kesimpulan keseluruhan dari penelitian ini adalah menemukan sikap pelanggan positif terhadap beragam alat promosi tentang perilaku pembelian. Studi ini menegaskan bahwa perilaku pembelian konsumen dapat dimotivasi melalui berbagai jenis elemen, termasuk teknik promosi seperti sampel gratis, diskon harga, kupon, beli-satu-dapatkan-satu gratis dan fisik sekitarnya.

Selain itu, struktur menawarkan visi baru untuk memahami bahwa bagaimana konsumen yang berbeda merespons berbagai alat promosi yang ditawarkan oleh pemasar dan dampaknya terhadap perilaku pembelian konsumen, yang mungkin penting bagi pemasar untuk menggunakan strategi promosi yang sempurna dan alat promosi untuk mempromosikan produk.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel promosi (X5). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan minat menggunakan (Y).

g. Penelitian VII – Giga Bawa Laksana, dkk. (2017)

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Persepsi Kemanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Resiko Dan Persepsi Kesesuaian Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking (Studi Pada Nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Rembang, Jawa Tengah.”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi resiko, dan persepsi kesesuaian mempunyai

32 pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu minat menggunakan Mobile Banking.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel kemanfaatan (X1), persepsi kompatibilitas (X4) dan minat menggunakan (Y). Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Analisis Regresi Linier Berganda. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel promosi (X5), persepsi biaya (X3), dan religiusitas (X4).

h. Penelitian VIII – Weny Suryani (2019)

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Perceived Ease Of Use, Perceived Enjoyment, Dan Perceived Trust Terhadap Behavioral Intention To Use Pada Penggunaan E-Money Card.”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa perceived ease of use, perceived enjoyment, dan perceived trust berpengaruh terhadap behavioral intention to use pada penggunaan e-money card.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel behavioral intention to use (Y).

Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Analisis Regresi Linier Berganda. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), promosi (X5), persepsi biaya (X3), dan religiusitas (X4).

i. Penelitian IX – Felix (2019)

Judul penelitian ini adalah “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Customer’s Intention Untuk Menggunakan E-Wallet Go-Pay Dan Ovo Pada Generasi X”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa performance

33 expectancy, effort expectancy, social, influence, perceived security, dan culture secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap intention to use Go-Pay and Ovo.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah Terdapat variabel intention to use Go-Pay and OVO (Y). Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Analisis Regresi Linier Berganda. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), promosi (X5), persepsi biaya (X3), dan religiusitas (X4).

j. Penelitian X – Novita Dian Tristiyanti (2017)

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Relatif, Kompatibilitas, Persepsi Kegunaan, Kemampuan Untuk Dilihat, Dan Persepsi Resiko Terhadap Adopsi Mobile Banking Bagi Nasabah BCA Di Surabaya”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel keunggulan relative, kompatibilitas, persepsi kegunaan dan kemampuan untuk dilihat secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap adopsi Mobile Banking bagi nasabah BCA di Surabaya.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel kemanfaatan (X1), dan persepsi kompatibilitas (X4). Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Analisis Regresi Linier Berganda.

Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel promosi (X5), persepsi biaya (X3), dan religiusitas (X4).

k. Penelitian XI – Anjelina (2018)

34 Judul penelitian ini adalah “Persepsi Konsumen Pada Penggunaan E-Money”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, compatibility, perceived trust, perceived risk, dan perceived cost secara statistik tidak mempengaruhi variabel intention to use/reuse. Sedangkan subjective norm merupakan faktor penting yang menentukan seseorang untuk mengadopsi e-money atau tidak, lalu diikuti social image, dan perceived benefit.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah terdapat variabel kemanfaatan (X1), persepsi biaya (X3) dan persepsi kompatibilitas (X4). Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Analisis Regresi Linier Berganda. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tidak terdapat variabel promosi (X5), dan religiusitas (X4).

l. Penelitian XII – Marissa Ginting (2019)

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Persepsi Masyarakat Dan Efisiensi Dalam Bertransaksi Terhadap Minat Penggunaan Ulang E-Money (Studi Pada Kaum Milenial Pengguna OVO Pay Di Plaza Medan Fair)”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa Persepsi Masyarakat dan Efisiensi dalam Bertransaksi bersama-sama berpengaruh terhadap minat penggunaan ulang E-money.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah Terdapat variabel Minat Penggunaan (Y). Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu Analisis Regresi Linier Berganda. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah Tidak terdapat variabel

35 persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4) dan promosi (X5).

m. Penelitian XIII – Muniaty Aisyah (2014), Business and Entrepreneurial Review, ISSN 08539189 Vol, 14, No.1.

Judul penelitian ini adalah “The Influence Of Religious Behavior On Consumers’ Intention To Purchase Halal-labeled Products”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa perilaku religius konsumen berpengaruh signifikan terhadap niat mereka untuk membeli produk berlabel halal, dan konsumen hanya niat untuk membeli halal produk.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel religiusitas (X4). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah Tidak terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), dan promosi (X5).

n. Penelitian XIV – Muniaty Aisyah (2015), Al-Iqtishad: Vol.

VII No. 2, Juli 2015.

Judul penelitian ini adalah “Peer Group Effects On Moslem Consumer’s Decision To Purchase Halal-Labeled Cosmetics”. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat perilaku habluminallah konsumen adalah tinggi dan memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli kosmetik berlabel halal.

Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel religiusitas (X4). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah Tidak terdapat variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), dan promosi (X5).

36 C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pemaparan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 Berikut kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Pengguna Dompet Digital

Persepsi Kompatibilitas Persepsi Manfaat Persepsi Biaya Promosi

Minat Konsumen Menggunakan Dompet Digital

Model Pengukuran (Outer Model) 1. Validitas Konvergen

2. Validitas Diskriminan 3. Realibilitas

Model Struktural (Inner Model) 1. R-Square Test

2. Q-Square Test

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Religiusitas

37 D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis

1. Keterkaitan Antara Persepsi Kompatibilitas Dengan Minat Koenig-Lewis; Lin dalam Al-Jabri dan Sohail (2012:387) mengatakan bahwa kompatibilitas berpengaruh dalam adopsi Mobile Banking. Begitu juga dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Rogers dalam Al-Jabri dan Sohail (2012:381) menjelaskan bahwa kompatibilitas adalah fitur penting dari inovasi sebagai kesesuaian dengan gaya hidup pengguna yang dapat meningkatkan tingkat kecepatan dalam mengadopsi.

Penelitian yang dilakukan Ravichandran & Madana (2016:29) menemukan bahwa kompatibilitas sudah positif mempengaruhi pemakaian mobile banking. Pendapat Cudjoe et al., (2015:7) kompatibilitas diyakini bahwa pemakaian layanan Mobile Banking akan dimungkinkan kalau kompatibel dengan transaksi perbankan yang nasabah butuh kan.

Hasil penemuan yang ditemukan oleh Giga, B. L., Endang, S. A., Rizki, Y. D. [2015] memaparkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kesesuaian dengan minat menggunakan mobile banking. Hal ini terjadi karena mobile banking memiliki kesesuaian terhadap keinginan nasabah yang meliputi kebutuhan transaksi, gaya hidup dan kesesuaian dengan keinginan bertransaksi.

2. Keterkaitan Antara Persepsi Manfaat dengan Minat

Pandangan Venkatesh & Davis, 2000, persepsi manfaat adalah sejauh mana seseorang memandang dengan menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan menurut Bailey et al, 2017, persepsi manfaat mobile payment berpatok pada sejauh mana konsumen percaya mereka memperoleh keuntungan (misalnya, kenyamanan dan penyederhanaan pembayaran) untuk melakukan pembayaran lewat seluler akan sama halnya dengan bentuk pembayaran lainnya.

38 Pengaruh PU terhadap niat untuk menggunakan mobile payment telah dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu dan memiliki hasil signifikan positif (Wu et al, 2017, Arvidsson, 2014, Thieu, 2013). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Giga, B. L., Endang, S. A., Rizki, Y. D [2015]

yang menunjukkan bahwa persepsi kemanfaatan berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan mobile banking.

3. Keterkaitan Antara Persepsi dengan Biaya Minat

Hasil penelitian oleh Seetharaman, dkk. [2017]

mengkonfirmasi bahwa biaya transaksi nominal memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap manfaat yang dirasakan, kemudahan penggunaan yang dirasakan dan juga keamanan transaksi, sehingga memperkuat tiga variabel yang berpengaruh.

4. Keterkaitan Antara Religiusitas dengan Minat

Menurut Crow dan Crow [1973] dalam Shaleh dan Wahab [2004:263], penyebab minat salah satunya dari faktor emosional yaitu minat mempunyai hubungan erat dengan emosi.

Bila seseorang mendapatkan pada aktivitas, akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Soesanto dkk. [2013] yang menyatakan adanya pengaruh religiusitas terhadap minat.

5. Keterkaitan Antara Promosi dengan Minat

Hasil penelitian oleh Dien [2017] mengkonfirmasi bahwa promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan penggunaan uang elektronik di masyarakat.

Namun ada juga hasil penelitian yang lainnya, salah satunya hasil penelitian yang dilakukan oleh Anjelina [2018] yaitu terdapat 6 variabel yang tidak berpengaruh signifikan pada niat untuk menggunakan e-money. Perceived usefulness, Perceived ease of use, Compatibility, Perceived trust, Perceived risk, dan Perceived cost ini

39 menunjukkan bahwa faktor tersebut tidak relevan untuk konsumen e-money di Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia tidak merasakan kemudahan dalam menggunakan

39 menunjukkan bahwa faktor tersebut tidak relevan untuk konsumen e-money di Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia tidak merasakan kemudahan dalam menggunakan