• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Gopay

1. Gambaran responden Gopay berdasarkan jenis kelamin

Berikut adalah gambaran responden pengguna gopay berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat dalam tabel 4.15.

Tabel 4.15. Data Responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Pria 59 30%

Wanita 136 70%

Total 195 100%

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 195 diantaranya pernah

80 menggunakan Gopay, dimana terdiri dari 30% berjenis kelamin pria dan 70% berjenis kelamin perempuan.

2. Gambaran responden berdasarkan usia

Berikut adalah gambaran responden pengguna gopay berdasarkan usia yang dapat dilihat dalam tabel 4.16 :

Tabel 4.16. Data Responden berdasarkan usia

Usia < 17 Tahun 3 2%

17-22 Tahun 106 54%

23-28 Tahun 51 26%

29-34 Tahun 6 3%

34 Tahun ke atas 29 15%

Total 195 100%

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 195 diantaranya diantaranya pengguna gopay yang terdiri dari 2% responden berusia di bawah 17 tahun, 54% responden berusia 17-22 tahun, 26%

responden berusia 23-28 tahun, 3% responden berusia 29-34 tahun, dan 15% responden berusia 34 tahun ke atas.

Mayoritas responden pada penelitian ini berada di usia 17-22 tahun, artinya 57% pengguna gopay adalah generasi milenial yang memiliki tingkat kesadaran teknologi digital yang sangat tinggi

3. Gambaran responden berdasarkan pekerjaan

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat dalam tabel 4.17:

Tabel 4.17. Data Responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 97 50%

Karyawan/Pegawai Swasta 68 35%

PNS/TNI/Polri 4 2%

Wiraswasta 8 4%

Lainnya : (sebutkan) 18 9%

Total 195 100%

81 Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 195 diantaranya pengguna gopay yang terdiri dari 50% responden memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, 35% responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan/pegawai swasta, 2% responden memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri, 4% responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 9% responden lain memiliki pekerjaan yang lain.

Mayoritas responden pada penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, artinya 50% pengguna Gopay adalah pelajar/mahasiswa yang memiliki tingkat kesadaran teknologi digital yang sangat tinggi.

4. Gambaran responden berdasarkan pengeluaran perbulan Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pengeluaran perbulan yang dapat dilihat dalam tabel 4.18. :

Tabel 4.18. Data Responden berdasarkan pengeluaran perbulan

Pengeluaran

Perbulan < Rp. 1.000.000,- 97 50%

Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,- 68 35%

Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,- 4 2%

Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,- 8 4%

> Rp. 7.000.000,- 18 9%

total 195 100%

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 195 diantara nya pengguna Gopay yang terdiri dari 50% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak < Rp. 1.000.000,-. Kemudian 35%

responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,-. Kemudian 2% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,-. Kemudian 4% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp.

82 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,-. Dan 9% responden lainnya memiliki pengeluaran sebesar > Rp. 7.000.000,-.

5. Evaluasi Outer Model a. Convergen Validity

Pada bagian menguji convergent validity digunakan nilai outer loading atau loading factor. Suatu indikator terbilang memenuhi convergent validity dalam kategori baik apabila nilai outer loading > 0,7. Berikut adalah nilai outer loading dari masing-masing indikator pada variabel penelitian pengguna gopay:

Gambar 4.3 Outer Loading

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.3 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading > 0,7. Namun ada beberapa item seperti PB4, PB5, Pr4, Pr5.

R4, dan R5 memiliki nilai outer loading < 0,7. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi > 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur. Maka variabel PB4, PB5, Pr4, Pr5. R4, dan R5 yang memiliki nilai outer loading < 0,7 akan dikeluarkan dari model

83 dan tidak peneliti masukkan ke dalam penelitian lebih lanjut.

Sehingga model yang terbentuk setelah item tersebut dihilangkan menjadi seperti berikut:

Gambar 4.4 Outer Loading (disesuaikan)

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021) Tabel 4.19. Outer Loading Gopay

Variabel Indikator

Outer Loading

Persepsi Kompatibilitas

PK1 0.856

PK2 0.844

PK3 0.784

PK4 0.807

PK5 0.726

Persepsi Manfaat

PM1 0.79

PM2 0.865

PM3 0.729

PM4 0.855

PM5 0.843

Persepsi Biaya

PB1 0.858

PB2 0.803

PB3 0.889

Religiuisitas R1 0.871

R2 0.874

84

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.4 dan tabel 4.19 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading > 0,7. Indikator dari tabel di atas dinyatakan valid atau layak untuk digunakan penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Tabel 4.20. Avereage Variant Extracted (AVE) Gopay

Average Variance Extracted (AVE)

Persepsi Kompatibilitas 0.648

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Selain itu, kita mengolah nilai melalui metode Average Variant Extracted (AVE) bagi masing-masing indikator dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 sebagai model yang baik.

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, sudah dipaparkan bahwa nilai AVE Persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiuisias, promosi dan minat menggunakan gopay > 0,5. Maka bisa dinyatakan bahwa penelitian bisa dilanjutkan.

b. Discriminant Validity

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dari uji discriminant validity. Uji discriminant validity menggunakan nilai cross loading.

85 Sebuah indikator dinyatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator pada variabelnya adalah yang terbesar daripada variabel lainnya. Dibawah ini adalah nilai cross loading masing-masing indikator pengguna gopay:

Tabel 4.21. Cross Loading Pengguna Gopay

Indikator Variabel

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari tabel 4.21 di atas maka dapat diketahui masing-masing indikator pada variabel penelitian ini memiliki nilai cross loading terbesar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading pada variabel lainnya. Maka hasil yang didapat tersebut, bisa dinyatakan bahwa indikator yang digunakan dalam

86 penelitian ini sudah memiliki discriminant validty yang bagus dalam menyusun variabelnya masing-masing.

Cross loading PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.856 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.568; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.474; X4 (religiusitas) sejumlah 0.263; X5

(promosi) sejumlah 0.369; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.602. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.844 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.574; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.455; X4 (religiusitas) sejumlah 0.258; X5

(promosi) sejumlah 0.378; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.53. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.784 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi

87 manfaat) sejumlah 0.575; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.35; X4

(religiusitas) sejumlah 0.297; X5 (promosi) sejumlah 0.423; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.526. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dengan variabelnya yaitu X1

(persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.807 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.549; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.409; X4 (religiusitas) sejumlah 0.185; X5 (promosi) sejumlah 0.325; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.509. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK5 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.726 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.462; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.394; X4 (religiusitas) sejumlah 0.218; X5 (promosi) sejumlah 0.204; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.405.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

88 Cross loading PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.79 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.529; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.318;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.157; X5 (promosi) sejumlah 0.309; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.432. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi lebih praktis) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.865 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.557; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.293;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.229; X5 (promosi) sejumlah 0.436; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.521. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih praktis) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan ketelitian nominal transaksi) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.729 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.489; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X4 (religiusitas) sejumlah 0.301; X5 (promosi) sejumlah 0.346; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.414. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan ketelitian nominal transaksi)

89 dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2

(persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.855 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.55; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.456; X4 (religiusitas) sejumlah 0.243; X5 (promosi) sejumlah 0.368; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.523. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM5 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.843 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.642; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.454; X4 (religiusitas) sejumlah 0.356; X5 (promosi) sejumlah 0.408; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.565. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB1 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan terjangkau) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.858 yang lebih besar

90 daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.413; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.38; X4 (religiusitas) sejumlah 0.415; X5 (promosi) sejumlah 0.344;

Y (minat menggunakan) sejumlah 0.441. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB1 (indikator biaya yang dikeluarkan terjangkau) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB2 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.803 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.374; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.269; X4 (religiusitas) sejumlah 0.344; X5 (promosi) sejumlah 0.203; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.379. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3

(persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB3 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.889 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.511; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.507; X4 (religiusitas) sejumlah 0.432;

X5 (promosi) sejumlah 0.495; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.593. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap

91 variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R1 (indikator pertanyaan mengenai pengetahuan keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.871 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.3; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.277;

X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.44; X5 (promosi) sejumlah 0.267; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.287. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pengetahuan keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R2 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.874 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.81 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji

92 discriminant validity yang baik pada R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.865 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.368; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.365; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.403; X4

(religiusitas) sejumlah 0.269; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.548. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.877 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.336; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.383; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.359; X4

(religiusitas) sejumlah 0.301; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.515. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.796

93 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.471; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.454; X4 (religiusitas) sejumlah 0.27; X5 (promosi) sejumlah 0.424. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.825 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.441; X3 (persepsi biaya) sejumlah0.286; X4 (religiusitas) sejumlah 0.234; X5 (promosi) sejumlah 0.516. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.826 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.524; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.486; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.457; X4 (religiusitas) sejumlah 0.255; X5 (promosi) sejumlah 0.491. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dikarenakan nilai

94 korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.836 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.547; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.558; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.489; X4 (religiusitas) sejumlah 0.25; X5 (promosi) sejumlah 0.492. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.818 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.545; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.52; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.542; X4 (religiusitas) sejumlah 0.284; X5 (promosi) sejumlah 0.462.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

c. Composite Reliability

Composite reliability merupakan bagian yang dipakai untuk menguji nilai reliabilitas masing-masing indikator pada suatu variabel. Suatu variabel dapat terbilang memenuhi composite reliability jika mempunyai nilai composite reliability > 0,70

95 (Eisingerich & Rubera, 2010). Di bawah ini adalah nilai composite reliability dari variabel yang dipakai dalam penelitian ini:

Tabel 4.22. Composite Reliability Pengguna Gopay Variabel Composite Reliability

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Berdasarkan tabel 4.22 di atas, dapat diketahui bahwa nilai composite reliability dari masing-masing variabel pengguna gopay adalah > 0,70. Maka nilai tersebut sudah memenuhi syarat composite reliability sehingga bisa disimpulkan dari semua variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi dan sesuai.

d. Cronbach Alpha

Pada uji realibilitas dapat diperkuat dengan menggunakan hasil nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki nilai cronbach alpha > 0,70. Di bawah ini adalah nilai cronbach alpha dari variabel-variabel:

Tabel 4.23. Cronbach Alpha Gopay Variabel Cronbach's Alpha

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari paparan data tabel di atas maka dapat diketahui nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel penelitian > 0,7.

Maka dapat disimpulkan dari hasil ini bahwa variabel sudah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha, sehingga bisa

96 disimpulkan bahwa semua variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan sesuai.

6. Evaluasi Inner Model a. Nilai R-Square

Dalam pengujian inner model dengan PLS (Partial Least Square) dimulai dengan cara melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Kemudian untuk penginterpretasiannya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai pada R-square bisa digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen, apa memiliki pengaruh yang substantif.

Tabel 4.24. Nilai R-Square Gopay

R Square

Y (Minat) 0.583

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dapat dilihat dari tabel 4.24 diatas bahwa variabel Minat bisa dijelaskan oleh variabel persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiusitas, dan promosi sebesar 58% dan sisanya sejumlah 42% dijelaskan di luar variabel yang ada.

b. Uji Signifikansi dan Pengujian Hipotesis

Uji path coefficient merupakan bagian untuk menunjukkan seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian akan melihat dari nilai T-Statistics dan P-Values pada bagian Path Coefficient. Hipotesis akan diterima jika nilai P-values < 0,05 (Yamin & Kurniawan, 2001).

Tabel 4.25. Path Coefficient Gopay

Original Sample (O)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values X1 (PK) -> Y (Minat) 0.295 3.858 0

97 X2 (PM) -> Y (Minat) 0.178 2.726 0.007

X3 (PB) -> Y (Minat) 0.224 3.56 0

X4 (R) -> Y (Minat) -0.029 0.577 0.564 X5 (Pr) -> Y (Minat) 0.285 4.738 0 (sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

a. Persepsi Kompatibilitas

Pada tabel 4.25 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.295 dengan nilai T-statistics 3,858

> T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H01 ditolak.

b. Persepsi Manfaat

Pada tabel 4.25 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.178 dengan nilai statistics 2.726 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,007. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H02 ditolak.

c. Persepsi Biaya

Pada tabel 4.25 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.224 dengan nilai statistics 3.56 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H03 ditolak.

98 d. Religiusitas

Pada tabel 4.25 di atas dijelaskan hubungan antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah -0.029 dengan nilai T-statistics 0.577 <

T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0.564. Maka dapat disimpulkan bahwa antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan gopay mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap minat menggunakan gopay (Y). Ha4 diterima.

e. Promosi

Pada tabel 4.25 di atas dijelaskan hubungan antara promosi (X5) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.285 dengan nilai T-statistics 4.738 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara promosi (X5) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H05 ditolak

Berdasarkan hasil yang dipaparkan dari table 4.25 maka bisa dibuat suatu persamaan yaitu:

Y = 0.295 X1 + 0.178 X2 + 0.224 X3 - 0.029 X4 + 0.285 X5

Keterangan:

Y : Minat Menggunakan X1 : Persepsi Kompatibilitas X2 : Persepsi Manfaat X3 : Persepsi Biaya X4 : Religiusitas X5 : Promosi

Atas dasar hasil pengujian path coefficient diperoleh persamaan yang menunjukkan koefisien dari variabel bebas dengan tanda positif, maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) meningkat,

99 dan jika bertanda negatif maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) tidak terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) menurun. Atas dasar persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa:

a. Jumlah original sample persepsi kompatibilitas (X1) sejumlah 0,295 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi kompatibilitas (X1) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.295.

b. Jumlah original sample persepsi manfaat (X2) sejumlah 0.178 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi manfaat (X2) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.178.

c. Jumlah original sample persepsi biaya (X3) sejumlah 0.224 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi biaya (X3) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.224.

d. Jumlah original sample religiusitas (X4) sejumlah -0.029 mengindikasikan bahwa jika variabel religiusitas (X4) menurun sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan menurun sebanyak -0.029.

e. Jumlah original sample promosi (X5) sejumlah 0.285 mengindikasikan bahwa jika variabel promosi (X5) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.285.