• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. OVO

4. Gambaran responden OVO berdasarkan pengeluaran perbulan . 101

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pengeluaran perbulan yang dapat dilihat dalam tabel 4.29. :

Tabel 4.29. Data Responden OVO berdasarkan pengeluaran perbulan

Pengeluaran

Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 207 diantara nya

102 pengguna OVO yang terdiri dari 34% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak < Rp. 1.000.000,-. Kemudian 38%

responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,-. Kemudian 14% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,-.

Kemudian 7% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,-. Dan 7% responden lainnya memiliki pengeluaran sebesar > Rp. 7.000.000,-.

5. Evaluasi Outer Model a. Convergen Validity

Suatu indikator terbilang memenuhi convergent validity dalam kategori baik apabila nilai outer loading > 0,7. Berikut adalah nilai outer loading dari masing-masing indikator pada variabel penelitian pengguna OVO:

Gambar 4.5 Outer Loading pengguna OVO

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.5 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer

103 loading > 0,7. Namun ada beberapa item seperti PB4, PB5, Pr3, Pr4.

R4, dan R5 memiliki nilai outer loading < 0,7. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi > 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur. Maka variabel PB4, PB5, Pr3, Pr4. R4, dan R5 yang memiliki nilai outer loading < 0,7 akan dikeluarkan dari model dan tidak peneliti masukkan ke dalam penelitian lebih lanjut.

Sehingga model yang terbentuk setelah item tersebut dihilangkan menjadi seperti berikut:

Gambar 4.6 Outer Loading OVO (disesuaikan)

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021) Tabel 4.30. Outer Loading OVO

Variabel Indikator Outer Loading

Persepsi Kompatibilitas

PK1 0.844

PK2 0.853

PK3 0.79

PK4 0.778

PK5 0.759

Persepsi PM1 0.757

104

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.6 dan tabel 4.30 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading > 0,7. Indikator dari tabel di atas dinyatakan valid atau layak untuk digunakan penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Tabel 4.31. Avereage Variant Extracted (AVE) Gopay

Average Variance Extracted (AVE)

Persepsi Kompatibilitas 0.649

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Selain itu, kita mengolah nilai melalui metode Average Variant Extracted (AVE) bagi masing-masing indikator dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 sebagai model yang baik.

Berdasarkan tabel 4.31 di atas, sudah dipaparkan bahwa nilai AVE

105 Persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiuisias, promosi dan minat menggunakan OVO > 0,5. Maka bisa dinyatakan bahwa penelitian bisa dilanjutkan.

b. Discriminant Validity

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dari uji discriminant validity. Uji discriminant validity menggunakan nilai cross loading.

Sebuah indikator dinyatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator pada variabelnya adalah yang terbesar daripada variabel lainnya. Dibawah ini adalah nilai cross loading masing-masing indikator pengguna OVO:

Tabel 4.32. Cross Loading Pengguna OVO

Indikator Variabel

106 M4 0.521 0.53 0.516 0.287 0.438 0.81

M5 0.523 0.509 0.553 0.385 0.474 0.794 (sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari tabel 4.32 di atas maka dapat diketahui masing-masing indikator pada variabel pengguna OVO penelitian ini memiliki nilai cross loading terbesar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading pada variabel lainnya. Maka hasil yang didapat tersebut, bisa dinyatakan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini sudah memiliki discriminant validty yang bagus dalam menyusun variabelnya masing-masing.

Cross loading PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.844 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.561; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.504; X4 (religiusitas) sejumlah 0.366; X5

(promosi) sejumlah 0.359; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.59. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.853 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.609; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.524; X4 (religiusitas) sejumlah 0.392; X5

(promosi) sejumlah 0.409; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.553. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi

107 indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.79 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.6; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.386; X4

(religiusitas) sejumlah 0.364; X5 (promosi) sejumlah 0.372; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.529. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dengan variabelnya yaitu X1

(persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.778 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.529; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X4 (religiusitas) sejumlah 0.245; X5 (promosi) sejumlah 0.31;

dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.472. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK5 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.759 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.529; X3 (persepsi biaya)

108 sejumlah 0.405; X4 (religiusitas) sejumlah 0.291; X5 (promosi) sejumlah 0.208; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.471.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.757 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.508; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.315;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.172; X5 (promosi) sejumlah 0.308; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.357. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi lebih praktis) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.856 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.55; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.313;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.261; X5 (promosi) sejumlah 0.37; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.357. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih praktis) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan ketelitian nominal transaksi) dengan variabelnya yaitu

109 X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.729 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.489; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X4 (religiusitas) sejumlah 0.301; X5 (promosi) sejumlah 0.346; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.414. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan ketelitian nominal transaksi) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2

(persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.854 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.582; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.476; X4 (religiusitas) sejumlah 0.311; X5 (promosi) sejumlah 0.37; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.537. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM5 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.861 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.661; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.861; X4 (religiusitas) sejumlah 0.476; X5 (promosi) sejumlah 0.37; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.537. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik

110 pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB1 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan terjangkau) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.875 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.448; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.415; X4 (religiusitas) sejumlah 0.44; X5 (promosi) sejumlah 0.427;

Y (minat menggunakan) sejumlah 0.539. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB1 (indikator biaya yang dikeluarkan terjangkau) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB2 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.875 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.448; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.415; X4 (religiusitas) sejumlah 0.4; X5 (promosi) sejumlah 0.427; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.41. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3

(persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB3 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.883 yang lebih besar daripada nilai cross loading

111 variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.511; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.507; X4 (religiusitas) sejumlah 0.432;

X5 (promosi) sejumlah 0.495; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.593. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R1 (indikator pertanyaan mengenai pengetahuan keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.856 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.3; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.277;

X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.44; X5 (promosi) sejumlah 0.267; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.287. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pengetahuan keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R2 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.86 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

112 Cross loading R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.839 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.839 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.368; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.365; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.403; X4

(religiusitas) sejumlah 0.269; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.548. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.872 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.336; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.383; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.359; X4

(religiusitas) sejumlah 0.301; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.515. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr2

113 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.858 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.471; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.454; X4 (religiusitas) sejumlah 0.27; X5 (promosi) sejumlah 0.424. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.854 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.441; X3 (persepsi biaya) sejumlah0.286; X4 (religiusitas) sejumlah 0.234; X5 (promosi) sejumlah 0.516. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.834 yang lebih besar daripada nilai cross

114 loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.524; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.486; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.457; X4 (religiusitas) sejumlah 0.255; X5 (promosi) sejumlah 0.491. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.81 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.547; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.558; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.489; X4 (religiusitas) sejumlah 0.25; X5 (promosi) sejumlah 0.492. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.794 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.545; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.52; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.542; X4 (religiusitas) sejumlah 0.284; X5 (promosi) sejumlah 0.462.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

115 c. Composite Reliability

Composite reliability merupakan bagian yang dipakai untuk menguji nilai reliabilitas masing-masing indikator pada suatu variabel. Suatu variabel dapat terbilang memenuhi composite reliability jika mempunyai nilai composite reliability > 0,70 (Eisingerich & Rubera, 2010). Di bawah ini adalah nilai composite reliability dari variabel pengguna OVO yang dipakai dalam penelitian ini:

Tabel 4.33. Composite Reliability Pengguna OVO Variabel Composite Reliability

Persepsi Kompatibilitas 0.902

Persepsi Manfaat 0.907

Persepsi Biaya 0.893

Religiuisitas 0.888

Promosi 0.873

Minat Menggunakan 0.917

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Berdasarkan tabel 4.33 di atas, dapat diketahui bahwa nilai composite reliability dari masing-masing variabel pengguna OVO adalah > 0,70. Maka nilai tersebut sudah memenuhi syarat composite reliability sehingga bisa disimpulkan dari semua variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi dan sesuai.

d. Cronbach Alpha

Pada uji realibilitas dapat diperkuat dengan menggunakan hasil nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki nilai cronbach alpha > 0,70. Di bawah ini adalah nilai cronbach alpha dari variabel-variabel:

Tabel 4.34. Cronbach Alpha OVO Variabel Cronbach's Alpha Persepsi Kompatibilitas 0.864

Persepsi Manfaat 0.872

Persepsi Biaya 0.823

116

Religiuisitas 0.811

Promosi 0.781

Minat Menggunakan 0.887

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari paparan data tabel di atas maka dapat diketahui nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel penelitian > 0,7. Maka dapat disimpulkan dari hasil ini bahwa variabel sudah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha, sehingga bisa disimpulkan bahwa semua variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan sesuai.

6. Evaluasi Inner Model a. Nilai R-Square

Dalam pengujian inner model dengan PLS (Partial Least Square) dimulai dengan cara melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Kemudian untuk penginterpretasiannya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai pada R-square bisa digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen, apa memiliki pengaruh yang substantif.

Tabel 4.35. Nilai R-Square OVO

R Square

Y (Minat) 0.593

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dapat dilihat dari tabel 4.35 diatas bahwa variabel Minat bisa dijelaskan oleh variabel persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiusitas, dan promosi sebesar 59% dan sisanya sejumlah 41% dijelaskan di luar variabel yang ada.

b. Uji Signifikansi dan Pengujian Hipotesis

Uji path coefficient merupakan bagian untuk menunjukkan seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian akan melihat dari nilai T-Statistics dan

P-117 Values pada bagian Path Coefficient. Hipotesis akan diterima jika nilai P-values < 0,05 (Yamin & Kurniawan, 2001).

Tabel 4.36. Path Coefficient Gopay

Original Sample (O)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values X1 (PK) -> Y (Minat) 0.288 3.663 0 X2 (PM) -> Y (Minat) 0.163 2.421 0.016 X3 (PB) -> Y (Minat) 0.272 4.775 0 X4 (R) -> Y (Minat) -0.003 0.058 0.954 X5 (Pr) -> Y (Minat) 0.242 4.552 0

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

a. Persepsi Kompatibilitas

Pada tabel 4.36 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.288 dengan nilai T-statistics 3,663

> T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H01 ditolak.

b. Persepsi Manfaat

Pada tabel 4.36 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.163 dengan nilai statistics 2.421 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,016. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H02 ditolak.

c. Persepsi Biaya

Pada tabel 4.36 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.272 dengan nilai statistics 4.775 >

T-118 Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H03 ditolak.

d. Religiusitas

Pada tabel 4.36 di atas dijelaskan hubungan antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah -0.003 dengan nilai T-statistics 0.058 <

T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0.954. Maka dapat disimpulkan bahwa antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan gopay mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap minat menggunakan gopay (Y). H04 diterima.

e. Promosi

Pada tabel 4.36 di atas dijelaskan hubungan antara promosi (X5) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.242 dengan nilai T-statistics 4.552 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara promosi (X5) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H05 ditolak

Berdasarkan hasil yang dipaparkan dari table 4.36 maka bisa dibuat suatu persamaan yaitu:

Y = 0.288 X1 + 0.163 X2 + 0.272 X3 - 0.003 X4 + 0.242 X5

Keterangan:

Y : Minat Menggunakan X1 : Persepsi Kompatibilitas X2 : Persepsi Manfaat X3 : Persepsi Biaya X4 : Religiusitas X5 : Promosi

119 Atas dasar hasil pengujian path coefficient diperoleh persamaan yang menunjukkan koefisien dari variabel bebas dengan tanda positif, maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) meningkat, dan jika bertanda negatif maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) tidak terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) menurun. Atas dasar persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa:

a. Jumlah original sample persepsi kompatibilitas (X1) sejumlah 0,288 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi kompatibilitas (X1) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.288.

b. Jumlah original sample persepsi manfaat (X2) sejumlah 0.163 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi manfaat (X2) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.163.

c. Jumlah original sample persepsi biaya (X3) sejumlah 0.272 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi biaya (X3) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.272.

d. Jumlah original sample religiusitas (X4) sejumlah -0.003 mengindikasikan bahwa jika variabel religiusitas (X4) menurun sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan menurun sebanyak -0.003.

e. Jumlah original sample promosi (X5) sejumlah 0.242 mengindikasikan bahwa jika variabel promosi (X5) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.242.

120 F. ShopeePay

1. Gambaran responden ShopeePay berdasarkan jenis kelamin Berikut adalah gambaran responden pengguna ShopeePay berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat dalam tabel 4.37.

Tabel 4.37. Data Responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Pria 30 20%

Wanita 122 80%

Total 152 100%

Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 152 diantaranya pernah menggunakan ShopeePay, dimana terdiri dari 20% berjenis kelamin pria dan 80% berjenis kelamin perempuan.

2. Gambaran responden ShopeePay berdasarkan usia

Berikut adalah gambaran responden pengguna shopeepay berdasarkan usia yang dapat dilihat dalam tabel 4.16 :

Tabel 4.38. Data Responden berdasarkan usia

Usia

< 17 Tahun 2 1%

17-22 Tahun 98 64%

23-28 Tahun 39 26%

29-34 Tahun 5 3%

34 Tahun ke atas 8 5%

Total 152 100%

Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 152 diantaranya diantaranya pengguna ShopeePay yang terdiri dari 1% responden berusia di bawah 17 tahun, 64% responden berusia 17-22 tahun, 26% responden berusia 23-28 tahun, 3% responden berusia 29-34 tahun, dan 5% responden berusia 34 tahun ke atas.

121 Mayoritas responden pada penelitian ini berada di usia 17-22 tahun, artinya 64% pengguna gopay adalah generasi milenial yang memiliki tingkat kesadaran teknologi digital yang sangat tinggi.

3. Gambaran responden ShopeePay berdasarkan pekerjaan Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat dalam tabel 4.39:

Tabel 4.39. Data Responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan

Pelajar/Mahasiswa 91 60%

Karyawan/Pegawai Swasta 46 30%

PNS/TNI/Polri 3 2%

Wiraswasta 4 3%

Lainnya : (sebutkan) 8 5%

Total 152 100%

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 152 diantaranya pengguna ShopeePay yang terdiri dari 60% responden memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, 30% responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan/pegawai swasta, 2% responden memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri, 3% responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 5% responden lain memiliki pekerjaan yang lain.

Mayoritas responden pada penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, artinya 60% pengguna ShopeePay adalah pelajar/mahasiswa yang memiliki tingkat kesadaran teknologi digital yang sangat tinggi.

4. Gambaran responden ShopeePay berdasarkan pengeluaran perbulan

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pengeluaran perbulan yang dapat dilihat dalam tabel 4.40. :

122 Tabel 4.40. Data Responden berdasarkan pengeluaran perbulan

Pengeluaran Perbulan

< Rp. 1.000.000,- 55 36%

Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,- 65 43%

Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,- 20 13%

Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,- 5 3%

> Rp. 7.000.000,- 7 5%

total 152 100%

Berdasarkan tabel 4.40 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 152 diantara nya pengguna Shopeepay yang terdiri dari 36% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak < Rp. 1.000.000,-. Kemudian 43%

responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,-. Kemudian 13% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,-.

Kemudian 3% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,-. Dan 3% responden lainnya

Kemudian 3% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,-. Dan 3% responden lainnya