• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Dana

3. Gambaran responden Dana berdasarkan pekerjaan

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat dalam tabel 4.50:

Tabel 4.50. Data Responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan

Pelajar/Mahasiswa 82 56%

Karyawan/Pegawai Swasta 46 31%

PNS/TNI/Polri 2 1%

Wiraswasta 7 5%

Lainnya 10 7%

Total 147 100%

Berdasarkan tabel 4.50 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 147 diantaranya pengguna Dana yang terdiri dari 56% responden memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, 31% responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan/pegawai swasta, 1% responden memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri, 5% responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 7% responden lain memiliki pekerjaan yang lain.

Mayoritas responden pada penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, artinya 56% pengguna Dana adalah pelajar/mahasiswa yang memiliki tingkat kesadaran teknologi digital yang sangat tinggi.

143 4. Gambaran responden Dana berdasarkan pengeluaran

perbulan

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pengeluaran perbulan yang dapat dilihat dalam tabel 4.51. :

Tabel 4.51. Data Responden berdasarkan pengeluaran perbulan

Pengeluaran Perbulan

< Rp. 1.000.000,- 52 35%

Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,- 54 37%

Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,- 21 14%

Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,- 9 6%

> Rp. 7.000.000,- 11 7%

total 147 100%

Berdasarkan tabel 4.51 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 147 diantara nya pengguna Dana yang terdiri dari 35% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak < Rp. 1.000.000,-. Kemudian 37%

responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,-. Kemudian 14% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,-.

Kemudian 6% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,-. Dan 7% responden lainnya memiliki pengeluaran sebesar > Rp. 7.000.000,-.

5. Evaluasi Outer Model a. Convergen Validity

Pada bagian menguji convergent validity digunakan nilai outer loading atau loading factor. Suatu indikator terbilang memenuhi convergent validity dalam kategori baik apabila nilai

144 outer loading > 0,7. Berikut adalah nilai outer loading dari masing-masing indikator pada variabel penelitian pengguna Dana:

Gambar 4.9 Outer Loading Dana

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.9 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading > 0,7. Namun ada beberapa item seperti PB4, PB5, PM3, Pr4, Pr5, R4, dan R5 memiliki nilai outer loading < 0,7. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi > 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur. Maka variabel PB4, PB5, PM3, Pr4, Pr5, R4, dan R5 yang memiliki nilai outer loading < 0,7 akan dikeluarkan dari model dan tidak peneliti masukkan ke dalam penelitian lebih lanjut. Sehingga model yang terbentuk setelah item tersebut dihilangkan menjadi seperti berikut:

145 Gambar 4.10 Outer Loading Dana (disesuaikan)

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021) Tabel 4.52. Outer Loading Dana

Variabel Indikator Outer Loading

Persepsi Kompatibilitas

PK1 0.87

PK2 0.872

PK3 0.825

PK4 0.84

PK5 0.803

Persepsi Manfaat

PM1 0.796

PM2 0.818

PM4 0.878

PM5 0.842

Persepsi Biaya

PB1 0.876

PB2 0.787

PB3 0.885

Religiuisitas

R1 0.876

R2 0.889

R3 0.869

Promosi Pr1 0.859

Pr2 0.867

146

Pr3 0.795

Minat Menggunakan

M1 0.824

M2 0.852

M3 0.852

M4 0.788

M5 0.769

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.10 dan tabel 4.52 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading > 0,7. Indikator dari tabel di atas dinyatakan valid atau layak untuk digunakan penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Tabel 4.53. Avereage Variant Extracted (AVE) Gopay

Average Variance Extracted (AVE)

Persepsi Kompatibilitas 0.71

Persepsi Manfaat 0.695

Persepsi Biaya 0.723

Religiuisitas 0.771

Promosi 0.707

Minat Menggunakan 0.668

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Selain itu, kita mengolah nilai melalui metode Average Variant Extracted (AVE) bagi masing-masing indikator dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 sebagai model yang baik.

Berdasarkan tabel 4.53 di atas, sudah dipaparkan bahwa nilai AVE Persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiuisias, promosi dan minat menggunakan Dana > 0,5. Maka bisa dinyatakan bahwa penelitian bisa dilanjutkan.

b. Discriminant Validity

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dari uji discriminant validity. Uji discriminant validity menggunakan nilai cross loading.

Sebuah indikator dinyatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator pada variabelnya adalah yang terbesar

147 daripada variabel lainnya. Dibawah ini adalah nilai cross loading masing-masing indikator pengguna Dana:

Tabel 4.54. Cross Loading Pengguna Dana

Indikator Variabel (sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari tabel 4.54 di atas maka dapat diketahui masing-masing indikator pada variabel penelitian ini memiliki nilai cross loading terbesar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading pada variabel lainnya. Maka hasil yang didapat tersebut, bisa dinyatakan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini sudah memiliki discriminant validty yang bagus dalam menyusun variabelnya masing-masing.

148 Cross loading PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.87 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.568; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.474; X4 (religiusitas) sejumlah 0.263; X5

(promosi) sejumlah 0.369; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.602. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.872 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.574; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.455; X4 (religiusitas) sejumlah 0.258; X5

(promosi) sejumlah 0.378; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.53. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.825 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.575; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.35; X4

(religiusitas) sejumlah 0.297; X5 (promosi) sejumlah 0.423; dan Y

149 (minat menggunakan) sejumlah 0.526. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dengan variabelnya yaitu X1

(persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.84 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.549; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.409; X4 (religiusitas) sejumlah 0.185; X5 (promosi) sejumlah 0.325; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.509. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK5 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.803 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.462; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.394; X4 (religiusitas) sejumlah 0.218; X5 (promosi) sejumlah 0.204; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.405.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi

150 manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.796 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.529; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.318;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.157; X5 (promosi) sejumlah 0.309; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.432. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi lebih praktis) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.818 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.557; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.293;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.229; X5 (promosi) sejumlah 0.436; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.521. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih praktis) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan ketelitian nominal transaksi) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.878 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.489; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X4 (religiusitas) sejumlah 0.301; X5 (promosi) sejumlah 0.346; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.414. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan ketelitian nominal transaksi) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2

151 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.842 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.55; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.456; X4 (religiusitas) sejumlah 0.243; X5 (promosi) sejumlah 0.368; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.523. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM5 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.842 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.642; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.454; X4 (religiusitas) sejumlah 0.356; X5 (promosi) sejumlah 0.408; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.565. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB1 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan terjangkau) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.876 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi

152 kompatibilitas) sejumlah 0.413; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.38; X4 (religiusitas) sejumlah 0.415; X5 (promosi) sejumlah 0.344;

Y (minat menggunakan) sejumlah 0.441. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB1 (indikator biaya yang dikeluarkan terjangkau) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB2 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.787 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.374; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.269; X4 (religiusitas) sejumlah 0.344; X5 (promosi) sejumlah 0.203; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.379. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3

(persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB3 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.885 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.511; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.507; X4 (religiusitas) sejumlah 0.432;

X5 (promosi) sejumlah 0.495; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.593. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

153 Cross loading R1 (indikator pertanyaan mengenai pengetahuan keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.876 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.3; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.277;

X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.44; X5 (promosi) sejumlah 0.267; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.287. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pengetahuan keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R2 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.889 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.869 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dikarenakan nilai

154 korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.859 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.368; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.365; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.403; X4

(religiusitas) sejumlah 0.269; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.548. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.867 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.336; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.383; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.359; X4

(religiusitas) sejumlah 0.301; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.515. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.824 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat)

155 sejumlah 0.471; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.454; X4 (religiusitas) sejumlah 0.27; X5 (promosi) sejumlah 0.424. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.852 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.441; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.286; X4 (religiusitas) sejumlah 0.234; X5 (promosi) sejumlah 0.516. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.852 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.524; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.486; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.457; X4 (religiusitas) sejumlah 0.255; X5 (promosi) sejumlah 0.491. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

156 Cross loading M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.788 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.547; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.558; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.489; X4 (religiusitas) sejumlah 0.25; X5 (promosi) sejumlah 0.492. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.769 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.545; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.52; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.542; X4 (religiusitas) sejumlah 0.284; X5 (promosi) sejumlah 0.462.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya

c. Composite Reliability

Composite reliability merupakan bagian yang dipakai untuk menguji nilai reliabilitas masing-masing indikator pada suatu variabel. Suatu variabel dapat terbilang memenuhi composite reliability jika mempunyai nilai composite reliability > 0,70 (Eisingerich & Rubera, 2010). Di bawah ini adalah nilai composite reliability dari variabel yang dipakai dalam penelitian ini:

157 Tabel 4.55. Composite Reliability Pengguna Dana

Variabel Composite Reliability

Persepsi Kompatibilitas 0.924

Persepsi Manfaat 0.901

Persepsi Biaya 0.886

Religiuisitas 0.91

Promosi 0.879

Minat Menggunakan 0.91

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Berdasarkan tabel 4.55 di atas, dapat diketahui bahwa nilai composite reliability dari masing-masing variabel pengguna Dana adalah > 0,70. Maka nilai tersebut sudah memenuhi syarat composite reliability sehingga bisa disimpulkan dari semua variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi dan sesuai.

d. Cronbach Alpha

Pada uji realibilitas dapat diperkuat dengan menggunakan hasil nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki nilai cronbach alpha > 0,70. Di bawah ini adalah nilai cronbach alpha dari variabel-variabel:

Tabel 4.56. Cronbach Alpha Dana Variabel Cronbach's Alpha Persepsi Kompatibilitas 0.897

Persepsi Manfaat 0.857

Persepsi Biaya 0.815

Religiuisitas 0.852

Promosi 0.792

Minat Menggunakan 0.876

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari paparan data tabel di atas maka dapat diketahui nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel penelitian > 0,7.

Maka dapat disimpulkan dari hasil ini bahwa variabel sudah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha, sehingga bisa

158 disimpulkan bahwa semua variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan sesuai.

6. Evaluasi Inner Model a. Nilai R-Square

Dalam pengujian inner model dengan PLS (Partial Least Square) dimulai dengan cara melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Kemudian untuk penginterpretasiannya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai pada R-square bisa digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen, apa memiliki pengaruh yang substantif.

Tabel 4.57. Nilai R-Square Dana

R Square

Y (Minat) 0.573

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dapat dilihat dari tabel 4.57 diatas bahwa variabel Minat bisa dijelaskan oleh variabel persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiusitas, dan promosi sebesar 57% dan sisanya sejumlah 43% dijelaskan di luar variabel yang ada.

b. Uji Signifikansi dan Pengujian Hipotesis

Uji path coefficient merupakan bagian untuk menunjukkan seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian akan melihat dari nilai T-Statistics dan P-Values pada bagian Path Coefficient. Hipotesis akan diterima jika nilai P-values < 0,05 (Yamin & Kurniawan, 2001).

Tabel 4.58. Path Coefficient Dana

Original Sample (O)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values X1 (PK) -> Y (Minat) 0.236 2.707 0.007 X2 (PM) -> Y (Minat) 0.219 2.832 0.005

159 X3 (PB) -> Y (Minat) 0.264 3.616 0 X4 (R) -> Y (Minat) 0.033 0.53 0.597 X5 (Pr) -> Y (Minat) 0.244 3.277 0.001

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

a. Persepsi Kompatibilitas

Pada tabel 4.58 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.236 dengan nilai T-statistics 2.707

> T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,007. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H01 ditolak.

b. Persepsi Manfaat

Pada tabel 4.58 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.219 dengan nilai statistics 2.832 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H02 ditolak.

c. Persepsi Biaya

Pada tabel 4.58 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.264 dengan nilai statistics 3.616 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H03 ditolak.

160 d. Religiusitas

Pada tabel 4.58 di atas dijelaskan hubungan antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.033 dengan nilai statistics 0.53 < T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0.597. Maka dapat disimpulkan bahwa antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan gopay mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap minat menggunakan gopay (Y). H04 diterima.

e. Promosi

Pada tabel 4.58 di atas dijelaskan hubungan antara promosi (X5) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.244 dengan nilai T-statistics 3.277 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa antara promosi (X5) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H05 ditolak

Berdasarkan hasil yang dipaparkan dari table 4.58 maka bisa dibuat suatu persamaan yaitu:

Y = 0.236 X1 + 0.219 X2 + 0.264 X3 + 0.033 X4 + 0.244 X5

Keterangan:

Y : Minat Menggunakan X1 : Persepsi Kompatibilitas X2 : Persepsi Manfaat X3 : Persepsi Biaya X4 : Religiusitas X5 : Promosi

Atas dasar hasil pengujian path coefficient diperoleh persamaan yang menunjukkan koefisien dari variabel bebas dengan tanda positif, maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) meningkat,

161 dan jika bertanda negatif maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) tidak terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) menurun. Atas dasar persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa:

a. Jumlah original sample persepsi kompatibilitas (X1) sejumlah 0,236 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi kompatibilitas (X1) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.236.

b. Jumlah original sample persepsi manfaat (X2) sejumlah 0.219 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi manfaat (X2) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.219.

c. Jumlah original sample persepsi biaya (X3) sejumlah 0.264 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi biaya (X3) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.224.

d. Jumlah original sample religiusitas (X4) sejumlah 0.033 mengindikasikan bahwa jika variabel religiusitas (X4) meningkay sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan menurun sebanyak 0.033.

e. Jumlah original sample promosi (X5) sejumlah 0.244 mengindikasikan bahwa jika variabel promosi (X5) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.244.

H. Analisis Hasil Uji Hipotesis

Dari hitungan yang telah diuji dan dihitung, maka perolehan yang didapatkan adalah sebagai berikut:

162 1. Pengaruh antara persepsi kompatibilitas dengan minat

Dari penelitian ini mendapatkan hasil persepsi kompatibilitas (X1) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat (Y). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjelina (2018) yang menunjukkan bahwa faktor persepsi kompatibilitas tidak relevan untuk konsumen e-money di Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia tidak merasakan kemudahan dalam menggunakan e-money atau penyebaran e-e-money dirasakan belum merata, sehingga mereka tidak mampu untuk menilai kemudahan dari penggunaan e-money. Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Koenig-Lewis; Lin dalam Al-Jabri dan Sohail (2012:387) menemukan bahwa compatibility berpengaruh dalam adopsi Mobile Banking.

Dalam penelitian ini responden yang menggunakan dompet digital merasa bahwa layanan yang diberikan dompet digital memiliki kesesuaian terhadap keinginan konsumen yang meliputi kebutuhan transaksi, gaya hidup dan kesesuaian dengan keinginan bertransaksi. Termasuk responden pengguna Gopay, OVO, ShopeePay, dan Dana. Demikian juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Giga, B. L., Endang, S. A., Rizki, Y. D. [2015]

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kesesuaian dengan minat menggunakan mobile banking.

2. Pengaruh antara persepsi manfaat dengan minat

2. Pengaruh antara persepsi manfaat dengan minat