• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F. ShopeePay

4. Gambaran responden ShopeePay berdasarkan pengeluaran

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pengeluaran perbulan yang dapat dilihat dalam tabel 4.40. :

122 Tabel 4.40. Data Responden berdasarkan pengeluaran perbulan

Pengeluaran Perbulan

< Rp. 1.000.000,- 55 36%

Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,- 65 43%

Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,- 20 13%

Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,- 5 3%

> Rp. 7.000.000,- 7 5%

total 152 100%

Berdasarkan tabel 4.40 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 152 diantara nya pengguna Shopeepay yang terdiri dari 36% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak < Rp. 1.000.000,-. Kemudian 43%

responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp, 1.000.001,- s/d Rp. 3.000.000,-. Kemudian 13% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 3.000.001,- s/d Rp. 5.000.000,-.

Kemudian 3% responden memiliki pengeluaran perbulan sebanyak Rp. 5.000.001,- s/d Rp. 7.000.000,-. Dan 3% responden lainnya memiliki pengeluaran sebesar > Rp. 7.000.000,-.

5. Evaluasi Outer Model a. Convergen Validity

Pada bagian menguji convergent validity digunakan nilai outer loading atau loading factor. Suatu indikator terbilang memenuhi convergent validity dalam kategori baik apabila nilai outer loading > 0,7. Berikut adalah nilai outer loading dari masing-masing indikator pada variabel penelitian pengguna Shopeepay:

123 Gambar 4.7 Outer Loading ShopeePay

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.7 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading > 0,7. Namun ada beberapa item seperti PB4, PB5, PM3, R4, R5, Pr3 dan Pr4 memiliki nilai outer loading < 0,7. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi > 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur. Maka variabel PB4, PB5, PM3, R4, R5, Pr3 dan Pr4 yang memiliki nilai outer loading < 0,7 akan dikeluarkan dari model dan tidak peneliti masukkan ke dalam penelitian lebih lanjut.

Sehingga model yang terbentuk setelah item tersebut dihilangkan menjadi seperti berikut:

124 Gambar 4.8 Outer Loading Shopeepay (disesuaikan)

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021) Tabel 4.41. Outer Loading ShopeePay

Variabel Indikator

Outer Loading

Persepsi Kompatibilitas

PK1 0.827

PK2 0.872

PK3 0.744

PK4 0.795

PK5 0.704

Persepsi Manfaat

PM1 0.735

PM2 0.828

PM4 0.835

PM5 0.826

Persepsi Biaya

PB1 0.822

PB2 0.837

PB3 0.859

Religiuisitas

R1 0.846

R2 0.873

R3 0.838

Promosi Pr1 0.841

125

Pr2 0.872

Pr5 0.795

Minat Menggunakan

M1 0.82

M2 0.826

M3 0.808

M4 0.795

M5 0.803

Dari gambar yang disajikan dalam gambar 4.8 dan tabel 4.41 di atas, masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading > 0,7. Indikator dari tabel di atas dinyatakan valid atau layak untuk digunakan penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Tabel 4.42. Avereage Variant Extracted (AVE) Shopeepay

Average Variance Extracted (AVE)

Persepsi Kompatibilitas 0.625

Persepsi Manfaat 0.651

Persepsi Biaya 0.705

Religiuisitas 0.726

Promosi 0.7

Minat Menggunakan 0.656

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Selain itu, kita mengolah nilai melalui metode Average Variant Extracted (AVE) bagi masing-masing indikator dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 sebagai model yang baik.

Berdasarkan tabel 4.42 di atas, sudah dipaparkan bahwa nilai AVE Persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiuisias, promosi dan minat menggunakan shopeeepay > 0,5. Maka bisa dinyatakan bahwa penelitian bisa dilanjutkan.

126 b. Discriminant Validity

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dari uji discriminant validity. Uji discriminant validity menggunakan nilai cross loading.

Sebuah indikator dinyatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator pada variabelnya adalah yang terbesar daripada variabel lainnya. Dibawah ini adalah nilai cross loading masing-masing indikator pengguna ShopeePay:

Tabel 4.43. Cross Loading Pengguna ShopeePay

Indikator Variabel (sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari tabel 4.43 di atas maka dapat diketahui masing-masing indikator pada variabel penelitian ini memiliki nilai cross loading terbesar pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai

127 cross loading pada variabel lainnya. Maka hasil yang didapat tersebut, bisa dinyatakan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini sudah memiliki discriminant validty yang bagus dalam menyusun variabelnya masing-masing.

Cross loading PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.827 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.568; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.474; X4 (religiusitas) sejumlah 0.263; X5

(promosi) sejumlah 0.369; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.602. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK1 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dompet digital cocok dengan gaya hidup) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.872 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.574; X3

(persepsi biaya) sejumlah 0.455; X4 (religiusitas) sejumlah 0.258; X5

(promosi) sejumlah 0.378; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.53. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai sesuai dengan cara seseorang melakukan transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi

128 kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.774 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.575; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.35; X4

(religiusitas) sejumlah 0.297; X5 (promosi) sejumlah 0.423; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.526. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK3 (indikator pertanyaan mengenai memberikan pengalaman yang menyenangkan dibanding metode pembayaran lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dengan variabelnya yaitu X1

(persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.795 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.549; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.409; X4 (religiusitas) sejumlah 0.185; X5 (promosi) sejumlah 0.325; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.509. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK4 (indikator pertanyaan mengenai layanan sesuai dengan yang dibutuhkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PK5 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dengan variabelnya yaitu X1 (persepsi kompatibilitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.704 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.462; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.394; X4 (religiusitas) sejumlah 0.218; X5 (promosi) sejumlah 0.204; dan Y (minat menggunakan) sejumlah 0.405.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PK2 (indikator pertanyaan mengenai akan sepenuhnya sesuai dengan situasi saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap

129 variabelnya X1 (persepsi kompatibilitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.735 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.529; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.318;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.157; X5 (promosi) sejumlah 0.309; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.432. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih cepat) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi lebih praktis) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.8628 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.557; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.293;

X4 (religiusitas) sejumlah 0.229; X5 (promosi) sejumlah 0.436; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.521. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM2 (indikator pertanyaan mengenai proses transaksi menjadi lebih praktis) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.835 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.55; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.456; X4 (religiusitas) sejumlah 0.243; X5 (promosi) sejumlah 0.368; Y (minat

130 menggunakan) sejumlah 0.523. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM4 (indikator pertanyaan mengenai Layanan dompet digital merupakan salah satu metode pembayaran yang berguna) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PM5 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dengan variabelnya yaitu X2 (persepsi manfaat) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.826 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.642; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.454; X4 (religiusitas) sejumlah 0.356; X5 (promosi) sejumlah 0.408; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.565. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PM1 (indikator pertanyaan mengenai pengguna mampu menjalankan dua pekerjaan secara bersama-sama) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X2 (persepsi manfaat) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB1 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan terjangkau) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.822 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.413; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.38; X4 (religiusitas) sejumlah 0.415; X5 (promosi) sejumlah 0.344;

Y (minat menggunakan) sejumlah 0.441. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB1 (indikator biaya yang dikeluarkan terjangkau) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB2 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dengan variabelnya yaitu

131 X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.837 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.374; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.269; X4 (religiusitas) sejumlah 0.344; X5 (promosi) sejumlah 0.203; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.379. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator pertanyaan mengenai mengurangi biaya transaksi pembayaran) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3

(persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading PB3 (indikator pertanyaan mengenai biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dengan variabelnya yaitu X3 (persepsi biaya) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.859 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.511; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.507; X4 (religiusitas) sejumlah 0.432;

X5 (promosi) sejumlah 0.495; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.593. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada PB3 (indikator biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X3 (persepsi biaya) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R1 (indikator pertanyaan mengenai pengetahuan keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.846 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.3; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.277;

X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.44; X5 (promosi) sejumlah 0.267; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.287. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pengetahuan keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap

132 variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R2 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.873 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R1 (indikator pertanyaan mengenai sikap terhadap keimanan dan ibadah) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dengan variabelnya yaitu X4

(religiusitas) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.838 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.283; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.285; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.398; X5 (promosi) sejumlah 0.241; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.261. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada R3 (indikator pertanyaan mengenai perilaku seseorang terhadap diri sendiri) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X4 (religiusitas) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.841 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.368; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.365; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.403; X4

(religiusitas) sejumlah 0.269; Y (minat menggunakan) sejumlah

133 0.548. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr1 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara menarik) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.872 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.336; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.383; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.359; X4

(religiusitas) sejumlah 0.301; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.515. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading Pr5 (indikator pertanyaan mengenai Provider dompet digital memberikan informasi yang lengkap mengenai dompet digital) dengan variabelnya yaitu X5 (promosi) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.795 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.336; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.383; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.359; X4 (religiusitas) sejumlah 0.301; Y (minat menggunakan) sejumlah 0.515. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada Pr2 (indikator pertanyaan mengenai menampilkan iklan dompet digital secara informatif) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya X5 (promosi) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

134 Cross loading M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.82 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.471; X3 (persepsi biaya) sejumlah0.454; X4 (religiusitas) sejumlah 0.27; X5 (promosi) sejumlah 0.424. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M1 (indikator pertanyaan mengenai minat menggunakan dompet digital pada saat ini) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.826 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.471; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.441; X3 (persepsi biaya) sejumlah0.286; X4 (religiusitas) sejumlah 0.234; X5 (promosi) sejumlah 0.516. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M2 (indikator pertanyaan mengenai mencari tahu tentang layanan dompet digital) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.808 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.524; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.486; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.457; X4 (religiusitas) sejumlah 0.255; X5 (promosi) sejumlah 0.491. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik

135 pada M3 (indikator pertanyaan mengenai ingin segera mengetahui informasi tentang kegunaan dompet digital) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.795 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1

(persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.547; X2 (persepsi manfaat) sejumlah 0.558; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.489; X4 (religiusitas) sejumlah 0.25; X5 (promosi) sejumlah 0.492. Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M4 (indikator pertanyaan mengenai menggunakan dimasa yang akan datang) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

Cross loading M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dengan variabelnya yaitu Y (minat menggunakan) mempunyai nilai korelasi sejumlah 0.803 yang lebih besar daripada nilai cross loading variabel lain yakni X1 (persepsi kompatibilitas) sejumlah 0.545; X2

(persepsi manfaat) sejumlah 0.52; X3 (persepsi biaya) sejumlah 0.542; X4 (religiusitas) sejumlah 0.284; X5 (promosi) sejumlah 0.462.

Sehingga terjadi uji discriminant validity yang baik pada M5 (indikator pertanyaan mengenai mereferensikan dompet digital kepada orang lain) dikarenakan nilai korelasi indikator terhadap variabelnya Y (minat menggunakan) lebih tinggi daripada korelasi indikator terhadap variabel lainnya.

136 c. Composite Reliability

Composite reliability merupakan bagian yang dipakai untuk menguji nilai reliabilitas masing-masing indikator pada suatu variabel. Suatu variabel dapat terbilang memenuhi composite reliability jika mempunyai nilai composite reliability > 0,70 (Eisingerich & Rubera, 2010). Di bawah ini adalah nilai composite reliability dari variabel yang dipakai dalam penelitian ini:

Tabel 4.44. Composite Reliability Pengguna Shopeepay Variabel Composite Reliability

Persepsi Kompatibilitas 0.892

Persepsi Manfaat 0.882

Persepsi Biaya 0.878

Religiuisitas 0.888

Promosi 0.875

Minat Menggunakan 0.905

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Berdasarkan tabel 4.44 di atas, dapat diketahui bahwa nilai composite reliability dari masing-masing variabel pengguna shopeepay adalah > 0,70. Maka nilai tersebut sudah memenuhi syarat composite reliability sehingga bisa disimpulkan dari semua variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi dan sesuai.

d. Cronbach Alpha

Pada uji realibilitas dapat diperkuat dengan menggunakan hasil nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki nilai cronbach alpha > 0,70. Di bawah ini adalah nilai cronbach alpha dari variabel-variabel:

Tabel 4.45. Cronbach Alpha Shopeepay Variabel Cronbach's Alpha Persepsi Kompatibilitas 0.849

Persepsi Manfaat 0.824

Persepsi Biaya 0.794

Religiuisitas 0.812

137

Promosi 0.784

Minat Menggunakan 0.869

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dari paparan data tabel di atas maka dapat diketahui nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel penelitian > 0,7. Maka dapat disimpulkan dari hasil ini bahwa variabel sudah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha, sehingga bisa disimpulkan bahwa semua variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan sesuai.

6. Evaluasi Inner Model a. Nilai R-Square

Dalam pengujian inner model dengan PLS (Partial Least Square) dimulai dengan cara melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Kemudian untuk penginterpretasiannya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai pada R-square bisa digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen, apa memiliki pengaruh yang substantif.

Tabel 4.46. Nilai R-Square Gopay

R Square

Y (Minat) 0.588

(sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

Dapat dilihat dari tabel 4.46 diatas bahwa variabel Minat bisa dijelaskan oleh variabel persepsi kompatibilitas, persepsi manfaat, persepsi biaya, religiusitas, dan promosi sebesar 58% dan sisanya sejumlah 42% dijelaskan di luar variabel yang ada.

b. Uji Signifikansi dan Pengujian Hipotesis

Uji path coefficient merupakan bagian untuk menunjukkan seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian akan melihat dari nilai T-Statistics dan

P-138 Values pada bagian Path Coefficient. Hipotesis akan diterima jika nilai P-values < 0,05 (Yamin & Kurniawan, 2001).

Tabel 4.47. Path Coefficient Gopay

Original Sample (O)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values X1 (PK) -> Y (Minat) 0.283 3.595 0 X2 (PM) -> Y (Minat) 0.12 1.581 0.115 X3 (PB) -> Y (Minat) 0.244 4.443 0 X4 (R) -> Y (Minat) 0.047 0.853 0.394 X5 (Pr) -> Y (Minat) 0.323 4.731 0 (sumber: data diolah dengan SmartPLS, 2021)

a. Persepsi Kompatibilitas

Pada tabel 4.47 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.283 dengan nilai T-statistics 3,595

> T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi kompatibilitas (X1) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H01 ditolak.

b. Persepsi Manfaat

Pada tabel 4.47 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.12 dengan nilai statistics 1.581 < T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,0115. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi manfaat (X2) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap minat menggunakan (Y). H02 diterima.

c. Persepsi Biaya

Pada tabel 4.47 di atas dijelaskan hubungan antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.244 dengan nilai statistics 4.443 >

T-139 Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara persepsi biaya (X3) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H03 ditolak.

d. Religiusitas

Pada tabel 4.47 di atas dijelaskan hubungan antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.047 dengan nilai statistics 0.853 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0.394. Maka dapat disimpulkan bahwa antara religiusitas (X4) dengan minat menggunakan gopay mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap minat menggunakan gopay (Y). H04 diterima.

e. Promosi

Pada tabel 4.25 di atas dijelaskan hubungan antara promosi (X5) dengan minat menggunakan (Y) mempunyai nilai original sample sejumlah 0.323 dengan nilai T-statistics 4.731 > T-Table (1,99962), dan P-Values sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa antara promosi (X5) dengan minat menggunakan mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap minat menggunakan (Y). H05 ditolak

Berdasarkan hasil yang dipaparkan dari table 4.25 maka bisa dibuat suatu persamaan yaitu:

Y = 0.283 X1 + 0.12 X2 + 0.244 X3 + 0.029 X4 + 0.323 X5

Keterangan:

Y : Minat Menggunakan X1 : Persepsi Kompatibilitas X2 : Persepsi Manfaat X3 : Persepsi Biaya X4 : Religiusitas X5 : Promosi

140 Atas dasar hasil pengujian path coefficient diperoleh persamaan yang menunjukkan koefisien dari variabel bebas dengan tanda positif, maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) meningkat, dan jika bertanda negatif maka variabel persepsi kompatibilitas (X1), persepsi manfaat (X2), persepsi biaya (X3), religiusitas (X4), dan promosi (X5) tidak terpenuhi menghasilkan variabel minat menggunakan (Y) menurun. Atas dasar persamaan tersebut, dapat diartikan bahwa:

a. Jumlah original sample persepsi kompatibilitas (X1) sejumlah 0,283 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi kompatibilitas (X1) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.283.

b. Jumlah original sample persepsi manfaat (X2) sejumlah 0.12 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi manfaat (X2) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.12.

c. Jumlah original sample persepsi biaya (X3) sejumlah 0.244 mengindikasikan bahwa jika variabel persepsi biaya (X3) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.244.

d. Jumlah original sample religiusitas (X4) sejumlah 0.047 mengindikasikan bahwa jika variabel religiusitas (X4) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan menurun sebanyak 0.047.

e. Jumlah original sample promosi (X5) sejumlah 0.323 mengindikasikan bahwa jika variabel promosi (X5) meningkat sebanyak 1% maka minat menggunakan (Y) akan meningkat sebanyak 0.323.

141 G. Dana

1. Gambaran responden Dana berdasarkan jenis kelamin

Berikut adalah gambaran responden pengguna Dana berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat dalam tabel 4.48

Tabel 4.48. Data Responden Dana berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

Pria 49 33%

Wanita 98 67%

Total 147 100%

Berdasarkan tabel 4.48 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 147 diantaranya pernah menggunakan Dana, dimana terdiri dari 33% berjenis kelamin pria dan 67% berjenis kelamin perempuan.

2. Gambaran responden Dana berdasarkan usia

Berikut adalah gambaran responden pengguna Dana berdasarkan usia yang dapat dilihat dalam tabel 4.49 :

Tabel 4.49. Data Responden berdasarkan usia

Usia

< 17 Tahun 2 1%

17-22 Tahun 91 62%

23-28 Tahun 30 20%

29-34 Tahun 7 5%

34 Tahun ke atas 17 12%

Total 147 100%

Berdasarkan tabel 4.49 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 147 diantaranya diantaranya pengguna Dana yang terdiri dari 1% responden berusia di bawah 17 tahun, 62% responden berusia 17-22 tahun, 20%

responden berusia 23-28 tahun, 5% responden berusia 29-34 tahun, dan 12% responden berusia 34 tahun ke atas.

142 Mayoritas responden pada penelitian ini berada di usia 17-22 tahun, artinya 62% pengguna Dana adalah generasi milenial yang memiliki tingkat kesadaran teknologi digital yang sangat tinggi.

3. Gambaran responden Dana berdasarkan pekerjaan

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat dalam tabel 4.50:

Tabel 4.50. Data Responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan

Pelajar/Mahasiswa 82 56%

Karyawan/Pegawai Swasta 46 31%

PNS/TNI/Polri 2 1%

Wiraswasta 7 5%

Lainnya 10 7%

Total 147 100%

Berdasarkan tabel 4.50 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan responden sebanyak 250 orang, 147 diantaranya pengguna Dana yang terdiri dari 56% responden memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, 31% responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan/pegawai swasta, 1% responden memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri, 5% responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 7% responden lain memiliki pekerjaan yang lain.

Mayoritas responden pada penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, artinya 56% pengguna Dana adalah pelajar/mahasiswa yang memiliki tingkat kesadaran teknologi digital yang sangat tinggi.

143 4. Gambaran responden Dana berdasarkan pengeluaran

perbulan

Berikut adalah gambaran responden berdasarkan pengeluaran perbulan yang dapat dilihat dalam tabel 4.51. :

Tabel 4.51. Data Responden berdasarkan pengeluaran perbulan

Pengeluaran Perbulan

< Rp. 1.000.000,- 52 35%

< Rp. 1.000.000,- 52 35%