• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dra. Siti Sundari, Apt

Dalam dokumen Buku Sakti Ujian Profesi Farmasi (Halaman 43-59)

11 Januari 2007

1.Jelaskan cara pengadaan obat dan perbekalan farmasi lain dimulai dari perencanaan, pemesanan sampai barang tersebut tersedia di apotek.

Jawab:

Perencanaan:

Dalam mengelola sediaan farmasi maupun perbekalan farmasi yang ada di apotek kita harus melakukan perencanaan terlebih dahulu. Ada 4 metode perencanaan dalam pengadaan (pembelian) barang di apotek yaitu:

a. Epidemiologi → perencanaan didasarkan pada penyebaran penyakit, wabah, atau penyakit yang paling banyak diderita di daaerah itu. Bisa juga kita mencari informasi di puskesmas tentang 10 besar penyakit yang paling sering diderita warga sekitar.

b. Konsumsi → direncanakan berdasar pengeluaran barang periode sebelumnya, jadi kita harus memantau obat apa yang paling banyak keluar di periode sebelumnya dalam menentukan obat apa yang akan kita beli di periode sekarang ini. Sehingga kita perlu melakukan pngelompokan barang menjadi 2 yaitu fast moving dan slow moving.

c. Kombinasi epidemiologi dan konsumsi → direncanakan berdasarkan apa saja yang banyak keluar dan epidemologi saat itu. Misal lagi musim hujan banyak yang terserang flu, jadi kita menyediakan obat flu dalam jumlah besar.

d. JIT (Just In Time) → Jika sedang butuh, baru memesan atau membeli. Metode ini dipilih terutama untuk obat yang jarang laku, hargnya mahal, dan keluarnya sedikit.

Pemesanan:

→ Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan) yang ditandatangani oleh apoteker sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap obat yang akan dibeli.

By: PST 2004

Penerimaan:

→ Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah barang), kemudian dicocokkan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat, sesuai dengan permintaan jenis dan jumlah obat). Jika sesuai maka faktur ditandatangani Apoteker /AA (nama terang, SK, cap apotek), dan faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasi pembayaran obat. Obat yang diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED, menyangkut nama PBF yang mengirim barang, harga barang, dan no.batch. No.batch penting karena sewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no.batch tertentu.

Penyimpanan

→ Penyimpanan obat dalam wadah asli (misal box, yang terdapat no.batch, keterangan ED). Jika dipindahkan dari wadah aslinya perlu dicatat kembali nama obat, kapan ED nya, dan no.batch.

Penataan perbekalan farmasi

1. Harus ditata secara sistematis agar tidak kesulitan dalam mencari.

2. Bahan baku → dipisahkan serbuk, cairan, dan ynag setengah padat, kemudian disusun berdasarkan alfabetis.

3. Obat jadi lebih baik disusun berdasarkan bentuk sediaan lalu masing-masing disusun berdasarkan alfabetis.

4. Almari khusus → terutama untuk golongan narkotika dan psikotropika harus dipisah penyimpanannya dan dalam almari khusus.

5. Obat dengan persyaratan suhu dingin → simpan di almari es. 6. Obat generik → bisa juga dikelompokkan jadi 1 rak tersendiri. 7. Antibiotika → boleh dikelompokkan tersendiri.

8. Alat kesehatan → boleh dikelompokkan tersendiri.

2. Kemampuan apa yang dimiliki oleh APA yang juga sebagai manager di apotek agar apotek dapat berjalan dengan efektif dan efisien? Terangkan!

Jawab:

a. Planning, dimulai saat akan mendirikan apotek, termasuk calon APA harus melakukan survey lokasi, studi banding, penyusunan budget, kapan modal akan kembali, dsb.

b. Organizing, mampu memberikan job description kepada pegawai dan menempatkan orang pada right place dan right time. Mampu mendelegasikan wewenang kepada pegawai.

c. Actuating, melakukan program yang telah direncanakan. Mampu menggerakan setiap orang supaya bekerja dengan senang hati bukan dengan keterpaksaan agar kondisi kerja menyenangkan.

d. Controlling, melakukan pengawasan/evaluasi terhadap segala kegiatan yang dilakukan di apotek.

3. Salah satu pengelolaan sumberdaya di apotek adalah pengelolaan administrasi. Jelaskan pengelolaan tersebut agar memenuhi standar kefarmasian di apotek menurut Kepmenkes no.1027/2004.

By: PST 2004

Jawab:

Pengelolaan administrasi meliputi: 1. Kesekretariatan

• Surat menyurat

- buku agenda → mencatat keluar masuknya surat - buku ekspedisi → mencatat pengiriman surat dan obat - blanko surat (SP/surat pesanan)

- barang cetakan → kuitansi, nota, kopi resep, dll • Pembuatan/pengiriman laporan

- Laporan penjualan harian (laporan ke dalam) → penjualan OWA,OTC, resep

- Laporan narkotika, psikotropka,statistika resep (laporan keluar) - Laporan tenaga kesehatan

2. Kepegawaian Mencatat:

- biodata pegawai → nama, tempat tinggal dan tanggal lahir, alamat, pendidikan, tahun lulus, besarnya gaji

- absensi pegawai → mencatat cuti yang telah diambil 3. Keuangan

• Buku kas

- uang masuk → penjualan tunai, kredit

- uang keluar → pembelian harian tunai, kredit (administrasi pembelian) Pembelian kredit biasanya dilakukan dengan PBF dengan perjanjian tertentu. Tapi untuk apotek yang baru berdiri, 3 bulan pertama pembelian dengan PBF harus tunai.

• Buku pembelian/buku hutang • Biaya operasional

- biaya operasional harian → fotokopi, pembelian bahan bakar, dll - pengeluaran bulanan → rekening listrik, air, telefon, gaji pegawai,dll - pengeluaran tahunan → sewa bangunan, pajak,dll

4. Penyimpanan/pergudangan

• Kartu stock : kartu yang mencatat stock obat atau bahan obat

Sebaiknya warna berbeda-beda untuk berbagai jenis obat (missal: merah untuk narkotik, kuning untuk psikotropika, hijau untuk obat bebas)

• Kartu selling: kartu yang berfungsi untuk melacak berkurang atau bertambahnya barang. Diletakkan di dekat bahan masing-masing, di dalamnya memuat tanggal, nomor resep, sisa obat, dan paraf.

• Buku bon →a mbil barang di gudang

• Buku ED → mencatat tanggal ED setiap obat→mencatat tanggal ED setiap obat, obat yang rusak

• Buku defecta → untuk mencatat berang/persediaan obat yang sudah menipis

• Faktur → sebaiknya tiap PBF, mapnya tersendiri

• Berita acara pemusnahan→misalnya pemusnahan resep, obat yang sudah rusak/ED

4.a. Seorang wajib pajak (WP) dalam tahun 2006 memperoleh onset eh, omzet di apotek sebesar Rp.300.000.000,- WP tersebut berstatus kawin dan mempunyai 1 orang anak. Hitunglah besarnya pajak PPh Ps 25 yang harus dibayar tiap bulan pada tahun 2007

By: PST 2004

apabila WP tersebut menggunakan Norma Perhitungan (Penghasilan netto atas usaha 20%)

Jawab:

Omzet = Rp 300.000.000,00 Penghasilan netto (20%) = Rp 60.000.000,00 PTKP (kawin dengan 1 anak) = Rp 15.600.000,00 - Penghasilan kena pajak = Rp 44.400.000,00 PTKP:

Untuk WP sendiri Rp. 13.200.000,00 Untuk status nikahnya Rp. 1.200.000,00 Untuk status anak satu Rp. 1.200.000,00 + Rp. 15.600.000,00 PPh terhutang : 5% dari Rp. 25.000.000,00 adalah Rp. 1.250.000,00 10% dari Rp 19.400.000,00 adalah Rp. 1.940.000,00 Rp. 3.150.000,00 PPh pasal 25 = 1/12 x Rp. 3.150.000,00 = Rp. 262.500,00 perbulan b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PPh Ps 29?

Pembayaran pajak kurang bayar pada akhir tahun. Maksudnya, ada kekurangan pembayaran pajak yang terhutang berdasarkan SPT tahunan, pajak ini harus dibayar lunas paling lambat tanggl 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir.

Mr. Satibi

Kamis 3 Januari 2008

1. Apotek X mempunyai aset perbekalan farmasi: obat, alat kesehatan, obat alami, dan kosmetik serta mempunyai tenaga farmasis 2, AA 3 dan tenaga non farmasi 3. Apotek ini telah terdiversifikasi dengan dibukanya mini market serta beberapa praktek dokter. Resep yang diperoleh tiap hari rata-rata 40 lembar dan self medication 50 px. Farmasis mengupayakan adanya sistem pengendalian serta TQM bisa dilaksanakan:

a. Sistem pengendalian apa saja yang diperlukan? b. Alat yang diperlukan

c. Bagaimana TQM bisa dilaksanakan?

Jawab:

a. Sistem pengendalian yang diperlukan: - Pengendalian barang :

Pengendalian barang regular : cek stock, pengendalian harga, pengendalian barang macet, dan pengendalian barang kadaluarsa

By: PST 2004

• Pengendalian barang khusus : psikotropika dan narkotika - Pengendalian uang:

• Pengendalian uang tunai • Pengendalian piutang - Pengendalian SDM

b. Alat yang diperlukan :

- Sistem informasi Manajemen (SIM): untuk pengendalian barang dan uang - Kartu stock dan form kendali untuk narkotika dan psikotropika

c. Langkah- langkah melaksanakan TQM:

- Identifikasi masalah/ tentukan perbaikan yang akan dilaksanakan. Contoh : pasien mengeluh waktu tunggu lama

- Uraikan proses pelayanan : contoh : pasien periksa ke dokter praktek, pasien mendapat resep, pasien menunggu obat, pasien menerima obat dan konseling - Analisa situasi saat ini : contoh : pada jam praktek dokter jumlah pasien

meningkat, dokter sering terlambat datang, delivery time > 25 menit

- Tentukan standar yang akan dicapai : contoh : delivery time 10-25 menit, dokter harus datang 10 menit sebelum jam praktek.

- Usaha peningkatan pelayanan : contoh : pembenahan karyawan/ loket. Karyawan diberi training agar tau dan hafal letak dan khasiat obat, penyiapan paket-paket obat di luar pelayanan (untuk resep-resep yang sudah ada formula pasti)

- Lakukan uji coba : contoh : ukur delivery time ( dengan stop watch) - Buat tools untuk pengawasan

- Buat tools untuk format pelaporan - Awasi sampai keadaan ideal tercapai - Buat SOP

2. Jelaskan strategi pengembangan apotek pada level fungsional dan bisnis! a. Strategi fungsional: cara yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan

sumber-sumber pada jenjang fungsional. Strategi fungsional mencakup: - Produksi

- Pemasaran - SDM - Keuangan

Contoh nyata pengembangan pada jenjang fungsional yaitu, improvement pada outlet, layout apotek, dan perbaikan pelayanan.

b. Strategi bisnis: cara yang dilakukan perusahaan untuk bersaing dalam satu industry atau satu pasar tertentu atau cara untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Contoh strategi bisnis adalah strategi generic dari om Porter (bukan Harry Potter loh):

- Kepemimpinan biaya menyeluruh (overall low cost): menciptakan posisi biaya rendah di antara pesaing, mengelola keterhubungan seluruh rantai nilai yang ada dan mencurahkan upaya pada pengurangan biaya. Strategi ini dilakukan ketika customer sensitif terhadap harga.Cara untuk menekan biaya dapat dilakukan dengan identifikasi faktor-faktor yang memerlukan biaya besar atau dengan mengurangi biaya operasional.

- Diferensiasi : intinya adalah menciptakan distinctiveness, bias dari segi pelayanan maupun produknya. Perusahaan menciptakan produk yang unik dan bernilai menurut pelanggan, memfokuskan pada atribut non harga dimana pelanggan bersedia melanggar pada harga non premium. Strategi ini dilakukan

By: PST 2004

ketika customer sensitive terhadap kualitas produk. Contoh: ada layanan

delivery service, buka 24 jam

- Fokus : perusahaan memfokuskan pada lini produk yang sempit, kelompok kecil pembeli, atau pasar geografis yang dituju kecil. Contoh : apotek untuk produk kecantikan, nutrisi.

3. Seandainya anda bekerja di apotek, buat strategi map apotek dengan pendekatan balanced scorecard (kondisi apotek diasumsikan seperti soal nomor 1)!

Jawab:

Strategic map: dipandu oleh visi dan misi apotek

Finansial :

Customer:

Proses bisnis internal:

Learning and growth:

Meningkatnya TOR, ROI dan Net Profit margin

Kepuasan Loyalty Growth

Zero defect PIO Dispensing time menurun Efisiensi operasional Ketersediaan obat Produktivitas

On the job training Kompetensi bagus

By: PST 2004

Dra. Siti Sundari, Apt

Kamis, 3 Januari 2008

1. Di dalam pelayanan obat yang termasuk golongan OWA apa yang harus dilakukan oleh Apt, terangkan dengan contohnya untuk pemberian obat oral kontrasepsi?

Jawab:

Yang dilakukan apoteker dalam pelayanan OWA:

a. pelayanan OWA harus memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan (berapa tablet, tube atau botol)

b. apoteker harus membuat catatan pasien dan obat yang diserahkan (tanggal, jenis obat, jumlah, nama dan alamat pasien,keluhan)

c. apoteker harus memberikan informasi : dosis, aturan pakai, kontraindikasi, efek samping,dll)

Contoh pada obat oral kontrasepsi:

a. pemberian pertama kali harus menggunakan resep dokter (melalui dokter dulu)

b. pemberian 2 sampai 5 bisa langsung ke apotek., pemberian ke-6 harus ke dokter dulu (menggunakan resep dokter), maksimal 1 bulan 1 strip

2. Jelaskan pengelolaan SDM sesuai dgn standard pelayanan kefarmasian Apotek menurut Kepmenkes No. 1027/2004?

Jawab:

Pengelolaan SDM sesuai standard pelayanan kefarmasian:

Apoteker harus menguasai 4 fungsi managemen: planning, organizing, actuating, controlling.

Permenkes 1027, ttg pengelolaan SDM: apotek dikelola oleh apoteker yang professional, yaitu:

a. mampu menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik. b. Mampu mengambil keputusan yang tepat

c. Mampu berkomunikasi antar profesi terutama profesi kesehatan misal: dokter

d. Leadership

e. Dapat mengelola SDM scr efektif , harus mampu berencana :berapa pegawai yang dibutuhkan, dll

f. Selalu belajar (long-life learner), belajar terus,,,sampe tuaaa,,,,

g. Memberi pendidikan dan peluang untuk memberi pengetahuan pada pegawai.

Pengelolaan SDM:

a. Struktur organisasi harus jelas, garis koordinasi dan pertanggungjawaban harus jelas.

b. Job description harus jelas, sesuai dengan bidang, berguna untuk mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenang. Penempatan berdasarkan pengetahuan, bakat, dan keterampilan.

By: PST 2004

c. Menanamkan sifat disiplin, jujur dan bertanggungjawab

d. Human relation, melalui hubungan yang baik, komunikasi, dan kekeluargaan

e. Pembinaan untuk peningkatan pengetahuan & keterampilan f. Kesejahteraan, misalnya insentif, reward, n punishment

Dalam merekrut pegawai harus memperhatikan personality, attitude, interest, intelegensi.

3. a. Penyimpanan obat/bahan obat merupakan factor yang perlu diperhatikan agar tetap terjamin mutunya. Jelaskan cara penyimpaann obat agar memenuhi standard pelayanan kefarmasian di apotek?

b. bagaimana cara pengelolaan obat gol narkotika dan psikotropika yang sudah ED/rusak di apotek?

Jawab:

a. cara penyimpanan obat agar memenuhi standar pelayanan kefarmasian di apotek:

1. dalam wadah asli, jika dipindah, maka dicantumkan nama obat, no. batch, dan ED yang jelas.

2. kondisi sesuai, layak, dan menjamin kestabilan obat supaya tidak cepat rusak.

Agar tercapai tujuan penyimpanan, yt aman, tidak mudah rusak, dan mudah diawasi dapat dicapai.

Gudang obat harus memenuhi persyaratan : 1. ruang tersendiri

2. cukup aman, kuat, dapat dikunci 3. tidak terkena sinar matahari langsung 4. kering, tidak lembab

5. bersih

6. tersedia rak yang cukup

7. dilengkapi alat pemadam kebakaran

Untuk penataan perbekalan farmasi, dapat disusun secara sistematis : 1. bahan baku: dipisahkan serbuk, cairan setengah padat, dll berdasarkan alphabet

2. obat jadi: berdasarkan sediaan, alphabet, efek farmakologi, pabrik, dll.

b. cara pengelolaan obat gol narkotika dan psikotropika yang sudah rusak/ED di apotek:

Barang yang ED/rusak harus disisihkan, kemudian ditukar atau dimusnahkan. Untuk melakiukan pemusnahan:

3. Apoteker harus membuat berita acara yang berisi: - hari dan tanggal pemusnahan

- jenis dan jumlah obat yang dimusnahkan - alasan pemusnahan (ED/rusak)

- cara pemusnahan, obat tidak boleh dibuang dalam bentuk utuh,karena bisa disalahgunakan atau merusak lingkungan.

4. sebagai saksi untuk pemusnahan obat2 narkotik psikotropik adalah petugas apotek (AA), dan dari pemerintah (Dinkes kab/kota)

obat dianggap rusak/ED apabila:

By: PST 2004

• kadaluarsa

• tidak memenuhi standard persyaratan untuk digunakan di pelayanan kesehatan atau pengembangan ilmu pengetahuan

• berkaitan dengan tinfdak pidana

4. Sebuah apotek milik suatu badan CV Anugerah tahun 2007 mendapatkan laba yang terdapat pada neraca sebesar Rp 30.000.000

a. apabila WP tersebut membayar cicilan pajak Rp 300.000 per bulan pada tahun 2007, pajak apa yang masih harus dibayar dan berapa besarnya? b. hitunglah besarnya pajak PPh Ps 25 yang harus dibayar tiap bulan pada

tahun 2008?

c. selain pajak tersebut, pajak apa yang masih harus dibayar oleh WP tersebut, terangkan?

Jawab:

a. pajak yang harus dibayar adalah PPh pasal 23, (ayoo, diinget-inget, nurut pasal 23, untuk apotek yang bentuknya badan dikenai pajak lagi sebesar 15% dari dividen atau keuntungan), dan besarnya adalah 15% dari keuntungan, jadi di kasus ini besarnya = 15% x 30.000.000 = Rp. 4.500.000,

Tapi ada juga yang harus diperhatikan ma temen-temen…pajak yang dibayar untuk tahun 2007 totalnya 12x300.000 = 3.600.000, berarti total keuntungan tahun 2006 adalah Rp. 36.000.000 soalnya pajak terutangnya kan 10% dari keuntungan. Nah, ternyata keuntungan taun 2006 > tahun 2007. kalau seumpama keuntungan tahun 2007> tahun 2006, maka badan tersebut masih harus membayar PPh pasal 29, yaitu pembayaran pajak kurang bayar pada akhir tahun.

b. laba = Rp. 30.000.000

PPh terutang = 10% x Rp. 30.000.000 = Rp. 3.000.000

PPh pasal 25 (angsuran) = 1/12 x 3.000.000 = 250.000 c. yang masih harus dibayar adalah PPh pasal 23, keterangannya idem

point a yaah,,,

Dra. Siti Sundari, SU., Apt

Selasa, 24 Juni 2008

1. Aspek apa saja yang perlu dianalisis pada studi kelayakan pendirian suatu apotek. Jelaskan!

Jawab :

Aspek yang perlu dianalisis pada studi kelayakan pendirian suatu apotek adalah :

a. aspek manajemen

meliputi apakah apotek yang akan didirikan merupakan perorangan atau badan usaha, dan apakah merupakan cabang dari apotek lain, karena hal ini akan menentukan dalam hal distribusi obat

By: PST 2004

meliputi dimana lokasi apotek akan didirikan, apakah lokasi tempat didirikannya apotek strategis atau tidak, karena lokasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan apotek

c. aspek pasar

konsumen yang ada akan menentukan barang-barang dan obat-obat apa saja yang disediakan. Misalnya saja jika konsumen sebagian besar berasal dari masyarakat golongan ekonomi lemah, maka obat-obat yang disediakan sebagian besar adalah obat-obat generik

d. aspek keuangan

meliputi rencana pembiayaan seluruh kegiatan apotek, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana apotek hingga perhitungan parameter-parameter keuangan dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan (seperti : laba bersih, TOR, dan BEP). Analisis keuangan ini dimasukkan dalam proposal pendirian apotek

2. a. Jelaskan pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana agar memenuhi standar pelayanan kefarmasian di apotek menurut Kepmenkes 1027/2004

b. Apabila seorang pasien menginginkan obat oral kontrasepsi, apa kewajiban yang harus dilakukan oleh Apoteker di Apotek? Jelaskan dan berikan contoh!

Jawab :

a. Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana agar memenuhi standar pelayanan kefarmasian di apotek menurut Kepmenkes 1027/2004 adalah :

 1. Pelayanan produk farmasi harus terpisah dari aktivitas yang lain untuk menjaga kualitas obat dan sediaan farmasi

2. Kualitas merupakan salah satu syarat prasarana apoteker karena ada obat-obat tertentu yang butuh penyimpanan khusus

 Syarat ruang dan perlengkapan apotek minimal harus ada : 1. Ruang tunggu nyaman, misalnya dipasang AC, TV, dll 2. Tempat display informasi bagi pasien

3. Ruang tertutup untuk konseling (meja, kursi, dan lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien)

4. Ruang racikan 5. Keranjang sampah  Perabotan harus tertata rapi

Rak penyimpanan obat dan barang lain harus rapi, terlindung dari debu, serta kelembaban dan cahaya yang berlebihan

 Kondisi ruang (Temperatur diperhatikan)

Cahaya tidak boleh langsung mengenai obat, kelebaban tidak boleh tinggi karena bisa mengakibatkan kerusakan obat

b. Obat oral kontrasepsi adalah merupakan obat yang termasuk golongan OWA, sehingga jika seorang pasien menginginkan obat oral kontrasepsi maka kewajiban yang harus dilakukan apoteker di apotek dalam melayani pasien dengan OWA adalah:

1. memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat setiap pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan (seperti berapa tabet, tube, maupun botol)

By: PST 2004

2. membuat catatan pasien dan obat yang telah diserahkan (seperti tanggal, jenis obat, jumlah, nama dan alamat pasien, keluhan) 3. memberikan informasi meliputi dosis, aturan pakai,

kontraindikasi, efek samping, dll

Misalnya saja obat oral kontrasepsi yang dimaksud adalah mycroginon. Mycroginon memiliki ketentuan seperti :

1. pemberian pertama kali harus melalui dokter dulu 2. pemberian ke-2 sampai ke-5 oleh langsung ke apotek 3. pemberian ke-6 harus ke dokter dulu

Pemberian mycroginon adalah hanya untuk 1 siklus/1 bulan/ 1 strip 3. Seorang pasien Ny. Andi datang ke Apotek membawa copy resep untuk

membeli sisa obat yang belum diambil

Berapa harga yang harus dibayar oleh Ny. Andi apabila diketahui : HNA (belum termasuk PPN) Aminophyllin Rp. 100,-/tab

Efedrin HCl Rp. 50,-/tab Phenobarb 100mg Rp. 75,-/tab Prednison Rp. 100,-/tab GG 100 mg Rp. 75,-/tab Kapsul HJA Rp. 100,-/kap

Indeks 1,25

Apotek “FARMASET” Jl. Malioboro 100 Telp. (0274) 562675

Yogyakarta

Apoteker : Drs. Wisnu Murti, Apt SIK/SIA : PO 00.02. V. 341

COPY RESEP Dari Dokter : Agung Tanggal Resep : 16 Juni 2008 Resep untuk : Ny. Andi

R/ Aminophyllin mg 150 Efedrin HCl Phenobarb aa mg 25 Prednison mg 5 GG mg 50 m.f. pulv dtd No. XV da in caps s p r n caps I det 7 p c c

By: PST 2004

Uang servis 1500,- (untuk racikan uang servis 2x)

Jawab :

Dari soal diketahui bahwa :

Jumlah total obat (kapsul) yang harus diberikan adalah 15 Jumlah obat (kapsul) yang telah diberikan adalah 7

Sisa obat (kapsul) yang belum diambil adalah 8

Rumus perhitungan HJA = [(HNA + PPN) x Indeks x jumlah obat yang diberikan] + uang servis untuk racikan + (HJA tiap cangkang kapsul x jumlah cangkang kapsul yang digunakan) Perhitungan HNA + PPN setiap obat :

a. Aminophyllin

Jumlah aminophyllin yang dibutuhkan dalam resep : 150 mg x 8 kapsul = 1200 mg

Tablet aminophyllin yang tersedia : 150 mg

Jumlah tablet aminophyllinyang digunakan : 1200 mg : 150 mg = 8 tablet

HNA aminophyllin = 8 x Rp. 100,- = Rp. 800 HNA + PPN (10%) = Rp. 800 + Rp. 80 = Rp. 880,- b. Efedrin HCl

Jumlah efedrin HCl yang dibutuhkan dalam resep : 25 mg x 8 kapsul = 200 mg

Tablet efedrin HCl yang tersedia : 25 mg

Jumlah tablet efedrin HCl yang digunakan : 200 mg : 25 mg = 8 tablet

HNA efedrin HCl = 8 x Rp. 50,- = Rp. 400

HNA + PPN (10%) = Rp. 400 + Rp. 40 = Rp. 440,- c. Phenobarb

Jumlah phenobarb yang dibutuhkan dalam resep : 25 mg x 8 kapsul = 200 mg

Tablet phenobarb yang tersedia : 100 mg

Jumlah tablet phenobarb yang digunakan : 200 mg : 100 mg = 2 tablet

HNA phenobarb = 2 x Rp. 75,- = Rp. 150

HNA + PPN (10%) = Rp. 150 + Rp. 15 = Rp. 165,- d. Prednison

Jumlah prednison yang dibutuhkan dalam resep : 5 mg x 8 kapsul = 40 mg

Tablet prednison yang tersedia : 5 mg

Jumlah tablet prednison yang digunakan : 40 mg : 5 mg = 8 tablet HNA prednison = 8 x Rp. 100,- = Rp. 800

HNA + PPN (10%) = Rp. 800 + Rp. 80 = Rp. 880,- e. GG

Jumlah GG yang dibutuhkan dalam resep : 50 mg x 8 kapsul = 400 mg

Tablet GG yang tersedia : 100 mg

By: PST 2004

HNA GG = 4 x Rp. 75,- = Rp. 300

HNA + PPN (10%) = Rp. 300 + Rp. 30 = Rp. 330,-

HJA = [(HNA + PPN) x Indeks x jumlah obat yang diberikan] + uang servis untuk racikan + (HJA tiap cangkang kapsul x jumlah cangkang kapsul yang digunakan)

= [(Rp. 880 + Rp. 440 + Rp. 165 + Rp. 880 + Rp. 330) x 1,25 x 8] + Rp. 3000 + (Rp. 100 x 8 ) = [Rp. 2695 x 1, 25 x 8] + Rp. 3000 + Rp. 800 = Rp. 26.950 + Rp. 3000 + Rp. 800 = Rp.

30.750,-Satibi

Selasa 24 Juni 2008

!!Jawablah soal bapaknya dengan singkat, jelas dan tulisan mudah dibaca…

1. Jelaskan Keterkaitan 4 perspektif di Balance Scorecard dalam mengukur kinerja

organisasi! Buatlah obyektif (O), measure (M), target(T) dan inisiatif(I) dalam perspektif customer dan keuangan dalam bisnis apotek!!

Jawab:

Dalam BSC terdapat 4 perspektif yaitu learning and growth, internal business process, customer dan financial. Ke empat perspektif tersebut saling terkait.

Intinya tuh bagan ini:

Setiap bisnis mempunyai tangible dan intangible asset

Tujuan akhir dari suatu bisnis, yaitu keuangan ternyata dibangun oleh perspektif lain, yang dimulai dari proses learning and growth (yang mencakup aspek human resources, sistem dan informasi), yang akan melatih dan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi proses bisnis internal, dengan human resources, sistem dan informasi yang

Keuangan Loyalitas pelanggan

Pelanggan

Meningkatkan proses pelayanan yang bermutu

Proses Bisnis Internal

Melatih dan meningkatkan kinerja karyawan Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam dokumen Buku Sakti Ujian Profesi Farmasi (Halaman 43-59)