SEBAB AKIBAT
1. Interaksi obat merupakan salah satu kategori problem terapi obat SEBAB interaksi obat mempengaruhi outcome klinis optimal dari terapi obat.
2. Pemakaian bersama obat diuretik dan antidiabetik meyebabkan aktivitas obat
antidiabetik menurun SEBAB obat diuretik dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetik. 3. Pasien menderita penyakit pirai (ghout) seyogyanya berhati-hati menggunakan diuretik
SEBAB pirai dapat kambuh dengan penggunaan diuretik.
4. Obat golongan alpha-adrenergik agonist seperti “metaraminol” digunakan untuk mengatasi priapism dari pemakain phentolamin SEBAB priapism merupakan efek yang tidak dikehendaki dari penggunaan obat alpha-adtenergik agonist.
5. Aktivitas warfarin dapat menurun jika pasien makan sayuran hijau SEBAB absorbsi warfarin diturunkan oleh sayuran hijau.
6. Penggunaan bersama antiepilepsi dan antihistamin menurunkan efek terhadap susunan syaraf pusat SEBAB antiepilepsi mempunyai efek sedasi.
7. Diuretik menurunkan aktivitas lithium SEBAB ekskresi lithium lewat tubulus renalis diperbesar oleh diuretik.
8. Obat MAOI berinteraksi jika digunakan bersama obat simpatomimetik SEBAB MAOI meningkatkan kadar norephinefrin dalam syaraf adrenergik.
9. Efek hipotensi guanetidin diturunkan oleh trisiklikantidepresan (TCA) SEBAB TCA meningkatkan metabolisme guanetidin.
10. Merokok dapat menggagalkan penggunaan kontrasepsi oral SEBAB asap rokok mengandung polisiklik hidrokarbon.
11. Penggunaan fenitoin dalam waktu lama dapat menyebabkan keropos tulang SEBAB fenitoin berekasi dengan Ca dalam tulang.
12. Ciprofloxacin dapat menurunkan konsentrasi teofilin SEBAB ciprofloxacin menginduksi CYP.
13. Interaksi yang relevan secara klinis merupakan akibat perubahan eliminasi karena inhibisi dan induksi enzim SEBAB induksi dan inhibisi enzim adalah satu-satunya interkasi secara farmakokinetik.
14. Obat bisacodyl tidak boleh digunakan bersama-sama antasida SEBAB bisacodyl dapat mengirititasi lambung.
15. Chlestyramin mempercepat eliminasi leflunamide SEBAB leflunomide diekskresi lewat empedu.
16. Antibiotik dapat menyebabkan kegagalan penggunaan kontrasepsi oral SEBAB antibiotik mengurangi absorpsi obat kontrasepsi oral.
17. Sulfonamide mengurangi aktivitas antikoagulan SEBAB sulfonamide mempercepat ekskresi antikoagulan.
18. Efek samping prednisone ditingkatkan hampir 2 kali lipat pada konsentrasi albumin dalam serum kurang dari 2,5 g/ml SEBAB prednisone bebas tergantung pada konsentrasi albumin.
19. Efek samping methrotexate ditingkatkan pada pasien yang menggunakan NSAID SEBAB NSAID menghambat sintesis prostaglandin.
20. Pasien daire karena menggunkan obat tertentu seyogyanya mengurangi konsumsi makanan seperti kubis dan brokoli SEBAB kubis dan brokoli merupakan makanan yang menimbulkan banyak gas.
ASOSIASI PILIHAN
21. Obat antidepresan, seperti amitriptilin, dapat menimbulkan efek 1. Mulut kering
2. Konstipasi
3. Tekanan intraokular naik 4. Urine lebih banyak dikeluarkan
22. Obat TCA dapat menimbulkan efek hipotensi ortostatik dengan simptom sbb: 1. Pusing (dizzines)
2. Mual
3. Kepala terasa ringan 4. Muntah
23. Penggunaan diuretik dapat meningkatkan pengeluaran mineral seperti: 1. Zn
2. K 3. Ca 4. Mg
24. Pemakaian bersama-sama obat penghambat MAOI dan TCA dapat menimbulkan berbagai tanda sperti:
1. Tremor 2. Konvulsi 3. Hipertemia 4. Kolaps vascular
25. Obat guanetidine diturunkan efek hipotensifnya oleh berbagai obat seperti: 1. Chlorpromazin
2. Haloperidol 3. Thiotixene 4. Teofilin
26. Obat dapat mempengaruhi status nutrisi pasien dengan cara mengubah food intake karena terjadinya berbagai hal, seperti:
1. Mual dan muntah
2. Pengubahan sensitivitas pengecap 3. Iritasi gastrik
4. Pengurangan sekresi saliva
27. Obat yang dapat meningkatkan nafsu makan seperti 1. Amitriptilin
2. Asetosal 3. Phenothiazine 4. Phenobarbital
28. Obat kemoterapi dapat menurunkan nafsu makan dan bobot badan karena beberapa hal, seperti: 1. Mulut kering 2. Luka tenggorokan 3. Mual muntah 4. Luka mulut
29. Obat-obat berikut menginhibisi sistem enzim hepatik: 1. Simetidin
2. Chlortetrasiklin 3. Diltiazem 4. Diazepam
30. Obat-obat berikut menginduksi sistem enzim hepatik: 1. Alkohol (akut)
2. Phenobarbital 3. Ketoconazol 4. Rifampisin
31. Konsumsi grape fruit juice telah dilaporkan meningkatkan aktivitas beberapa obat seperti: 1. Felodipine
2. Carbamazepin 3. Siklosporin 4. Simetidin
32. Faktor-faktor obat yang mempengaruhi interaksi obat, antara lain: 1. Diet
2. Penggunaan alkohol 3. Umur pasien 4. IT sempit
33. Faktor-faktor pasien yang mempengaruhi interaksi obat, antara lain: 1. Bobot tubuh
2. Polimorfisme genetik 3. Merokok
4. Volume distribusi
34. Pasien yang berisiko terhadap interaksi obat, antara lain: 1. Berpenyakit ginjal dan atau hepatik
2. Infeksi HIV
3. Transplantasi organ 4. Single terapi
35. Faktor-faktor fisiologi yang mempengaruhi interaksi farmakokinetika, antara lain: 1. Motilitas GIT
2. pH GIT
3. pengosongan lambung 4. pH darah
36. Obat yang mempunyai risiko tinggi dalam interaksi obat adalah obat dengan sifat: 1. mempengaruhi CNS
2. poten 3. IT lebar
4. Kurva dosis-respon tajam
37. Makanan mempunyai efek yang signifikan terhadap absorpsi berbagai obat seperti: 1. Amoksisilin
2. Ampisiin 3. Minosiklin 4. Sifprofloxacin
38. Obat-obat untuk TBC di bawah ini mempunyai absorbsi yang dipengaruhi oleh makanan: 1. INH
2. Pirazinamid 3. Rafampisin 4. Streptomisin
39. Antasida menurunkan absorpsi secara signifikan bagi obat di bawah ini: 1. Ketoconazol
2. Tetrasiklin 3. Siprofloxacin 4. Digoksin
40. Kandungan tinggi senyawa tiramin tedapat pada berbagai makanan berikut: 1. Sayuran hijau
2. Buah alpokat 3. Milk
4. Keju lama disimpan PILIHAN GANDA
41. Obat yang termasuk berikatan kuat dengan protein darah adalah a. Tolbutamid
b. Asam etakrinat c. Warfarin d. Kuinin e. Methotrexat
42. Obat berikut dapat mengadsorpsi obat lain , kecuali: a. Aluminium hidroksida
b. Kaolin
c. Bismut salisilat d. Kolestiramin e. Amfetamin
43. Digoksin dan antasida direkomendasikan untuk dipergunakan dengan interval waktu: a. 1 -2 jam
b. 2- 3 jam c. 3- 4 jam d. 4- 5 jam e. 5 – 6 jam
44. Berbagai akibat interaksi furosemid dan kloralhidrat telah dilaporkan sebagai berikut, kecuali: a. Diaforesis b. Hot flashes c. Hipotensi d. Diuresis e. Hipermetabolik
45. Obat berikut diperbesar absorpsinya oleh adanya makanan, kecuali: a. Diazepam
b. Levodopa c. Fenitoin d. Propoksifen e. Griseufulvin
46. Bioavailibilitas obat dapat diperbesar dengan berbagai mekanisme, kecuali a. Penambahan disolusi
b. Penambahan dispersi
c. Penambahan volume distribusi d. Penambahan pengikatan protein e. Penambahan aliran darah splankhnik
47. Obat berikut mempunyai klirens renal tinggi bila urinnya asam, keculi: a. Sulfonamida
b. Antihistamain c. Amfetamin d. Meperidin e. Imipramin
48. Ekskresi antihistamin dapat diperbesar bila pasien memakan makanan berikut, kecuali: a. Daging
b. Macaroni c. Telur d. Keju
e. Sayuran hijau
49. INH dapat meyebabkan defisiensi vitamin B6 dan menyebabkan berbagai efek, kecuali a. Nafsu makan meningkat
b. Mulut kering c. Mual d. Muntah e. Sakit perut
50. Obat kortikosteroid dapat menyabakan berbagai hal, kecuali: a. Mengganggu pembentukan tulang
b. Mengurangi absropsi kalsium dan fosfor c. Mempercepat kesembuhan luka
d. Meningkatkan kadar glukosa dan kolestrol dalam darah e. Meningkatkan kebutuhan akan vitamin C dan vitamin.
ESSAY
1. Apa yang dimaksud inteaksi obat signifikan secara klinis? Terangkan!
2. Sebutkan masing-masing paling tidak 3 (tiga) faktor obat dan faktor pasien yang mempengaruhi interaksi obat.
3. Apa outcome interaksi obat secara farmakokinetika! Sebutkan beberapa contohnya! Berdasarkan tingkat keparahannya, interaksi obat dibedakan dalam beberapa level. Sebutkan dan apa yang membedakannya! Terangkan !
4. Strategi menghindari interaksi obat daalm rangka pemilihan obat ada 8 (delapan). Sebutkan dan terangkan paling tidak 4 (empat) buah.
5. Penggunaan teofilin sustaine release, doxycline, antasida. Pada hari ke-2 dan ke-4 setelah pemberian antibiotik doxyxline, diketahui kadar dalam darah dari teofilin 13 mg/L dan 11 mg/L. Tetapi pada hari ke-8 pasien mengeluh mual dan mutah, pusing. Setelah dilakukan TDM kadar teofilin 30 mg/L. Analisis kasus tersebut dan bagaimana pengatasannya?
1. A
Problem terapi obat salah satunya adalah interaksi obat. Many drug-related problems are caused by drug interactions.
Drug interactions represent one of the categories of drug-related problems that have been identified as events or circumstances of drug therapy that may interfere with optimal clinical outcomes (p.2)
2. B
Diuretik (thiazide) menaikkan kadar glukosa dalam drah. Jika digunakan bersamaan dengan insulin atau antidiabetik oral, akan menetralkan aktivitas antidiabetik. Used concomitant with insulin or one of the oral antidiabetics; it may counteract the glucose lowering action of antidiabetic drugs and necessitate an adjustment in dosage. (p. 28)
3. A
Diuretik dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. They may produce a
hyperuricemic effect. The drugs for gout may necessitate an adjustment in dosage. (p. 28) 4. C
Jika kelebihan menggunakan α-adrenergik antagonis, misal fentolamin, maka pasien akan mengalami priapism (ngaceng terus). Untuk menetralkannya diberikan α-adrenergik agonis, contohnya metraminol dan methoksamin. (p. 29)
5. C
Sayuran hijau banyak mengandung vitamin K yang berperan pada pembekuan darah. Kalo kebanyakan sayuran, vitamin K banyak, padahal efeknya berlawanan dengan warfarin (antikoagulan) sehingga aktivitas warfarin bsa menurun. (jadi bukan karena menghambat absorpsi warfarin). The capacity of warfarin to interfere with the activation of the vitamin K-dependent clotting factors is reversed by vitamin K administration, allowing possible thrombus formation. (p. 29)
6. 7. E
Diuretik akan mendeplesi pengeluaran ion Na, sehingga menurunkan klirens dari lithium dan meningkatkan aktivitas lithium. Tetapi obat ini boleh digunkan asalkan dilakukan monitor. The sodium depletion caused by diuretics reduces the renal clearance and increase the activity of lithium. The concurrent therapy need not be contraindicated so long as the interaction is recognized and steps are taken to monitor therapy and adjust dosage. (p. 32)
8. A
When MAO is inhibited, the concentrations of norepinephrine within adrenergic neurons increase. A drug that can stimulate its release can bring about an exaggerated response. The
products containing these agents. (p.32)
9. C
TCA menghambat uptake guanethidine ke neuron terminal, yang akhirnya akan menurunkan konsentrasi guanethidin pada site ini untuk bisa berefek sebagai hipotensif. Guanethidine ditranport ke site of action within adrenergic neurons by a transport system that also is responsible for uptake of norepinephrine, as well as several indirectly acting
sympathomimetic amina seperti ephedrine dan amphetamines.
Antipsychotics lain seperti chlorpromazine, haloperidol, dan thiothixene dapat juga menurunkan efek antihipertensif dari guanethidine. (p. 33)
10. A 11. 12. C
Ciprofloxacin sebagain inhibitor CYP 1A2. Kalo terhambat maka kadar teofilin (dalam hal ini sebagai substrat) akan meningkat.
13. C
Interaksi farmakokinetika meliputi: - Alteration of GI absorption - Alteration of distribution - Induksi dan inhibisi metabolisme - Alteration of excretion
14. B
Antasida bisa menyebabkan salut enterik bisacodyl menjadi larut. Karena kerja bisacodyl ditujukan bekerja di usus buat laksative.
15. B
Cholestyramine & Cholestipol bisa mempercepat eliminasi leflunamide, membentuk kompleks.(p. 13)
16. 17. 18. 19. B
Eliminasi methotrexate dihambat oleh NSAID.
20. 21. 22. 23. 24. 25.
28. 29. B
Examples of drugs that inhibit certain hepatic enzyme systems: Cimetidine, Ciprofloxacin, Clarithromycin, Diltiazem, Enoxacin, Erythromycin, Fluoxetin, Fluvoxamine, Itraconazole, Ketoconazole, Nefazodone, Paroxetine, Ritonavir (p. 23-25)
30. C
Agen penginduksi enzim: - Carbamazepine
- Ethanol (chronic, not acute) - Fenobarbital
- Fenitoin
- Rifampisin (p. 20-21) 31. A
The consumption of grapefruit juice has been reported to increase the serum concentration and activity of a number of drugs, such as:
- calcium channel blockers (e.g., amlodipine, felodipine, nimodipine, and nisoldipine) - hydroxymethylglutaryl-CoA (HMG-CoA) reductase inhibitors (e.g., lovastatin) - carbamazepine, and
- cyclosporine
Grapefruit juice increases average felodipine levels about threefold, increases cyclosporine levels, and increases the level of terfenadine (antihistamine). (p. 16)
32. D
Faktor-faktor obat:
a. Narrow therapeutic range b. Low bioavailability
c. Drug formulation (presence of interacting excipients) d. Drug stereochemistry
e. Drug potency
f. Steep dose-response curve g. Duration of therapy
h. Drug dosage (where a higher dose yields a more significant interaction) i. Drug concentration in blood and tissue
j. Timing and sequence of administration of interacting drugs (staggered versus simultaneous administration)
k. Route of administration
l. Baseline blood concentration of interacting drug and its therapeutic index m. Extent of drug metabolism (fraction of systemic clearance from metabolism) n. Rate of drug metabolism (hepatic extraction ratio and hepatic clearance) o. Degree of protein binding of interacting drugs
p. Volume of distribution of affected drug q. Problematic pharmacokinetics (p. 3-4)
a. Body weight, composition, and size
b. Quantity and activity of specific drug-metabolizing enzymes (genetic polymorphism) c. Inherent inter- and intra-individual variability in pharmacokinetics and pharmacological
response d. Age e. Gender f. Race g. Tobacco use
h. Alcohol use (acute or chronic) i. Diet
j. Underlying disease states and their severity (acute, chronic, unstable) k. Malfunction and disease of organs of drug elimination (e.g., liver, kidney) l. Polypharmacy (particularly with enzyme inhibitors or inducers) (p. 4) 34. A
Patients at particular risk include: 1. those with hepatic or renal diseases
2. those on long-term therapy for chronic disease (HIV infection, epilepsy, and diabetes 3. those in intensive care, transplant recipients, patients undergoing complicated surgical
procedures
4. Those with more than one prescribing doctor. 35. A
Physiologic factors such as: a. gastrointestinal motility b. gastrointestinal pH
c. presence of gastrointestinal disease d. gastric emptying time
e. intestinal blood flow f. intestinal metabolism
g. Inhibition/induction of transport proteins (e.g., P-glycoprotein). (p. 8) 36. C
Drugs having the highest risk of being involved in a clinically important drug interaction often have:
1. narrow therapeutic index, 2. a steep dose-response curve, 3. Potent pharmacologic effects. (p. 6) 37.
38. 39.
Antasida menurunkan absorbsi obat berikut karena alteration pH: (p. 13 1a) - Aspirin
- Ketokonanazol, itrakonazol, flukonazol (suatu H2 antagonism protont-pump inhibitor) - Bisacodyl (suatu laksatif, Dulcolax isinya zat ini)
- Tetrasiklin. Antasida mengandung kation logam seperti Al atau Mg yang bisa mengkelat tetrasiklin (p. 13 yang 2a)
40. D
Among the foods having the highest tyramine content: - aged cheeses (e.g., cedar),
- certain alcoholic beverages (e.g., Chianti wine), - pickled fish (e.g., herring),
- concentrated yeast extracts,
- Broad-bean pods (fava beans or Italian green beans). (p. 15)
Sory, ini Cuma coret-coretan punyaku (Moko, saja). Dulu pas kerajinan sok-sok’an jawab soal, tapi gak elar juga. Hahahhaha. P.xx adalah letak halamn di hand-out pak waldi yg bentuk PDF itu lho...
Causes of Increased Risk of Drug Interactions 1. Severity of the Disease State Being Treated
- Aplastic anemia - Asthma - Cardiac arrhythmia - Diabetes - Epilepsy - Hepatic precoma - Hypothyroidism
2. Drug Interaction Potential of Therapy - Cardiovascular disease
- Connective tissue disorders - Gastrointestinal disease - Infection - Metabolic disorders - Psychiatric illness - Respiratory ailments - Seizure disorders (p. 6-7)
1. Obat dapat berinteraksi dengan adanya penyakit. Terangkan mengapa terjadi perubahan absorpsi suatu obat karena terjadinya penyakit cholethiasis (batu empedu). Terangkan mekanismenya, sebutkan golongan obat dan berikan contohnya.
2. Jelaskan apa yang tejadi pada penyakit gagal jantung kongestif. Mengapa penyakit tersebut dapat berpengaruh pada absorbsi obat. Bagimana dengan proses eliminasinya di hati dan ginjal. Jelaskan.
3. Terangkan faktor-faktor fisiologi apa yang perlu diperhatikan pada penyakit hati. Jelaskan pengaruh perubahannya untuk obat-obat yang mempunyai rasio ekstraksi hati rendah dan tinggi. Beri contohnya.
4. Obat dapat berinteraksi dengan adanya penyakit. Terangkan mengapa pada uremia dapat mempengaruhi absorpsi suatu obat. Beri contohnya.
5. Terangkan apa yang mungkin dapat terjadi pada penyakit glomerulonefritis. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan berkaitan dengan interaksi obat (jenis obat apa yang bagaimana yang perlu diperhatikan).
6. Terangkan faktor-faktor fisiologi apa yang perlu diperhatikan pada gagal ginjal yang dapat mempengaruhi farmakokinetika obat. Mengapa terjadi perubahan ikatan protein, bagaimana dengan ikatan protein propanolol?
7. Telah banyak dilaporkan bahwa pemberian propanolol (EH >>) secara oral dapat mengubah parameter farmakokinetika dari propanolol. Terangkan secara jelas dan lengkap mengapa hal ini bisa terjadi?
8. Perubahan fisiologi apa yang akan terjadi saat kehamilan. Bagaimana pengaruh perubahan hormonalnya. Terangkan apa yang perlu diperhatikan bila ibu tersebut menderita epilepsi dan minum fenitoin.
9. Kalsium
a. Kalsium dalam tubh terutama dalam bentuk apa dan disimpan di mana? b. Bagaimana risiko bila kekurangan dan kelebihan kalsium
c. Beri contoh obat yang berinteraksi (berpengaruh/dipengaruhi) dengan kalsium dan terangakn mekanismenya.
10. Ion kalsium memegang peranan penting dalam proses fisiologi. Terangkan bagaimana peranan dan mekanisme bila terjadi interaksi kalsium dengan obat untuk penyakit jantung? 11. Berikan contoh dan terangkan mekanismenya obat yang absorpsinya sangat dipengaruhi oleh
diet makanan yang mengandung lemak tinggi. 12. Protein dan MAOI
a. Dalam bentuk apa dan bagaimana protein pada makanan dapat masuk/terabsorpsi dalam tubuh?
b. Bagaimana protein disimpan di dalam tubuh dan apa fungsinya?
c. Telah banyak dilaporkan kasus interaksi MAOI dengan makanan, terangkan mekanisme terjadinya intraksi serta baagimana pengatasannya?
Ini gambaran tipe soal kesukaan ibunya. Dari sini kita bisa nebak2, kira-kira soal kita yang sesuai ma penyakit yang diajarin. Kayak pas kita: AIDS, bangsal renaal, dsb.
Setelah diskusi HERBAL-DRUG INTERACTIONS besok, diharapkan mahasiswa mampu menjawab soal-soal berikut.
1. Jelaskan dengan singkat, obat-obat herbal dapat berinteraksi dengan obat terapetik (sintetik) sehingga dapat mengubah efek terapi obat sintetik.
2. Jelaskan dengan singkat interaksi yang terjadi antara Capsicum sp dan ranitidin, mengenai: a. Mekanisme interaksi
b. Efek klinik yang terjadi
3. Jelaskan dengan singkat mekanisme interaksi dan efek klinik yang terjadi antara resveratrol (zat kimia dalam kulit buah anggur) dengan:
a. Sildenafil b. Eritromisin
4. Jelaskan dengan singkat mekanisme interaksi dan efek klinik yang terjadi, tentang Ginkgo biloba
terhadap: a. Citalopram b. Fenitoin c. Paroksetin d. St John Wort
5. Jelaskan dengan singkat sebabnya, interaksi obat dengan Ginkgo biloba: a. Dengan warfarin sehingga terjadi perdarahan
b. Dengan parasetamol, sehingga terjadi hematoma
6. St John’s Wort mengandung (pseudo) hipericin. Jelaskan mengapa herba ini tidak boleh digunakan bersama-sama dengan obat-obat antidepresan?
7. Penderita asma yang sedang menggunakan teofilin, sebaiknya tidak mengkonsumsi cabe (Capsicum sp). Apa sebabnya?
8. Jelaskan dengan singkat, mengapa kombinasi kafein dan sediaan yang mengandung efedra sebaiknya tidak digunakan oleh penderita glukoma?
9. Jelaskan dengan singkat respon klinik yang mungkin terjadi, jika kavapiron diminum bersama-sama dengan obat flu yang mengandung chlortrimeton (CTM).
10. Apa sebab minyak bawang putih dapat: a. Memperkuat efek kurkumin (anti-radang)? b. Memperlancar aliran darah ke otak dan jantung
11. Jelaskan dengan singkat respon klinik yang mungkin terjadi, jika jus buah anggur diminum bersama-sama dengan:
a. Midazolam b. Nimodipin.
2. Capsicum Sp vs Ranitidin a. Mekanisme interaksi
Jawab: beberapa bukti menyatakan bahwa capsium dapat meningkatkan sekresi asam lambung sehingga seolah-olah simetidin tidak bekerja dengan baik untuk mengontrol asam lambung.
b. Efek klinik
Jawab: perut perih, mual, muntah, lama kelamaan akan mengalami ulkus peptik. 3. a. Resveratol vs Sildenofil
Mekanisme interaksi
Jawab: resveratol yang terkandung dalam grapefruit juice merupakan inhibitor enzim sitokrom P450 sehingga akan menghambat metabolisme sildenofil sehingga kadar dalam tubuh meningkat dan efeknya meningkat.
Efek klinik
Jawab: libido yang terus meningkat, priapism. b. Resveratol vs Eritromisin
Mekanisme interaksi Jawab: ada 2 kemungkinan:
1). Keduanya merupakan inhibitor enzim sehingga bila digunakan bersama obat lain akan menghambat metabolismenya.
2).
4. a. Gingko biloba vs citalopram Mekanisme interaksi
Jawab: gingko biloba dapat meningkatkan efek antidepresan SSRI termasuk sitalopram. Efek klinik
Jawab: letargi kesadaran menurun b. Gingko biloba vs Fenitoin Mekanisme interaksi
Jawab: gingko biloba dapat menurunkan efek anti konvulsi fenitoin sehingga gejala seizure tidak terkontrol.
Efek klinik Jawab: kejang
c. Gingko biloba vs Paroksetin Makanisme interaksi
Jawab: gingko biloba dapat menurunkan efek anti konvulsi fenitoin sehingga gejala seizure tidak terkontrol.
Efek klinik
Jawab: letargi kesadaran menurun d. Gingko biloba vs St. John Wort Mekanisme interaksi
Jawab: SJW memiliki efek MAO inhibitor, antidepresan. Gingko biloba + SJW → meningkatkan efek antidepresan SJW
8. Kafein merupakan stimulan reseptor α-adrenergik yang dapat meningkatkan aliran darah. Sedangkan efedra memiliki efek samping menyebabkan hipertensi. Glaukoma disebabkan karena peningkatan tekanan cairan dalam bola mata. Oleh karena itu, apabila kedua obat ini digunakan oleh penderita glaukoma maka dapat semakin meningkatkan tekanan cairan dalam bola mata sehingga dapat terjadi kebutaan.
9. Kava (Piper methysticum) yang mengandung zat aktif kavapiron ini memiliki efek sedatif. Jika kava diminum dengan CTM yang memiliki efek samping sedatif juga maka dapat memperlama efek sedatif. 10. a. minyak bawang putih dapat menghambat enzim COX dan 12-lipoxygenase
b. minyak bawang putih dapat mencegah penjendalan darah (anti trombotik)
11. a. Jus anggur merupakan inhibitor enzim CYP3A4. Midazolam + jus anggur → peningkatan kadar midazolam dalam tubuh → ketoxican
b. Nimodipin + jus anggur → peningkatan kadar nimodipin dalam tubuh → ketoxican 5 Januari 2006
1. Sebutkan dan berilah penjelasan singkat, enam karakteristik pasien yang mudah/ cenderung mengalami interaksi obat !
Jawab:
• Resiko tinggi disebabkan karena keparahan penyakit yang sedang diobati Misalnya: - pasien aplastik anemia
- pasien asma
- pasien aritmia jantung - pasien ICU-ICCU - pasien diabetes - pasien epilepsi
- pasien dengan gangguan hati - pasien hipotiroid
• Resiko tinggi disebabkan karena potensi interaksi obat dari terapi yang terkait Misalnya: - gangguan autoimun
- gangguan jantung - gangguan GI - infeksi - gangguan psikiatrik - gangguan pernafasan - gangguan seizure
2. Fenitoin (300 mg; PO) diberikan kepada subyek laki-laki, menghasilkan nilai AUC 104,3 μg/ml/jam. Namun setelah diberikan bersama-sama dengan piperin ternyata AUC tersebut menjadi 156,3 μg/ml/jam. Jelaskan dengan singkat faktor penyebab kenaikan AUC tersebut.
Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta