• Tidak ada hasil yang ditemukan

Energi dan Sumber Daya Mineral

Dalam dokumen RPJMD Jawa Tengah 2013 2018 (Halaman 189-194)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PDRB ADHK 2000/Tenaga Kerja

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB di Jawa Tengah tergolong kecil, yaitu sebesar 0,85%. Dalam kurun waktu Tahun 2008 - 2012 kontribusi sektor pertambangan cenderung menurun, seperti terlihat pada Tabel 2.175.

Tabel 2.175.

Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Nilai Sektor Pertambangan (juta rupiah) 3.514.457,82 3.852.796,77 4.302.563,07 4.726.493,18 4.726.486,17 2 Nilai total PDRB (juta rupiah) 367.135.954,90 397.903.943,75 444.666.007,00 498.763.824,16 556.479.872,13 3 Kontribusi (%) 0,96 0,97 0,97 0,95 0,85

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013

Penambangan tanpa izin menjadi permasalahan yang masih dihadapi Provinsi Jawa Tengah. Luas area penambangan liar mencapai 43,67 ha, menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Karakter pertambangan tanpa izin adalah sporadis dan bersifat setempat sehingga luas area tidak bisa ditetapkan secara pasti. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah melakukan penertiban penambangan liar, dengan persentase luasan penambangan tanpa izin yang ditertibkan mencapai sebesar 85% pada Tahun 2012. Maraknya penambangan rakyat ilegal dan rendahnya tingkat pengetahuan pengelolaan pertambangan dari pelaku aktivitas penambangan memerlukan adanya pengawasan intensif, pembinaan usaha penambangan dan sosialisasi alih fungsi profesi. Perkembangan penertiban area penambangan liar dapat dilihat pada Tabel 2.176.

Tabel 2.176.

Penertiban Area Penambangan Liar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Luas area penambangan liar (ha) NA 100 92,43 92,43 43,67 2 Luas area penambangan liar yang

ditertibkan (ha) NA 50 82,21 80,43 37,12

3 Persentase NA 50 88,94 87,02 85

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, 2013

Pencapaian pembangunan terkait dengan energi, terlihat dari pencapaian indikator Rasio Elektrifikasi (RE) yang menunjukkan jumlah KK yang sudah berlistrik. Sampai dengan Bulan April Tahun 2013, RE telah mencapai sebesar 81,91%. Walaupun demikian, data tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat sebanyak 18,09% rumah tangga yang belum dapat mengakses listrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.177.

Tabel 2.177.

Rasio Elektrifikasi dan Upaya Peningkatan Rasio Elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Rasio Elektrifikasi (%) 72,7 72,72 73,48 76,63 79,98 2 Pembangunan jaringan tengangan menengah (JTM) 6,35 7 8,77 12,89 22,7 3 Pembangunan jaringan tengangan rendah (JTR) (kms) 4,8 6,49 9,88 13,16 26,32 4 Pembangunan PLTMH (unit) 2 3 5 7 9 5 Pembangunan PLTS SHS (unit) 490 559 655 1929 2637 6 Pembangunan Demplot Gas Rawa (unit) 1 2 3 4 6

7 Pembangunan Demplot Biogas 0 8 16 24 44

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, 2013

Pengelolaan air tanah didasarkan pada Cekungan Air Tanah (CAT). Jumlah CAT sebanyak 31 CAT, terdiri dari 6 CAT dalam wilayah satu kabupaten/kota, 6 CAT lintas provinsi dan 19 CAT lintas kabupaten/kota (kewenangan provinsi). Potensi air tanah bebas CAT lintas provinsi sebesar 411,15 juta m3/tahun, CAT lintas kabupaten/kota sebesar 7.368,64 juta

m3/tahun dan CAT dalam kabupaten sebesar 3.619 juta m3/tahun.

Persentase CAT pada Tahun 2011 sebesar 10,53% dan Tahun 2012 sebesar 42,11%. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat terutama di daerah sulit air (rawan kekeringan) dan penurunan kualitas dan kuantitas air tanah maka diperlukan upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah. Pembangunan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di daerah rawan kekeringan. Jumlah sumur bor yang masih aktif di Jawa Tengah tercatat ±4.259 sumur.

Upaya pencegahan risiko bencana alam geologi dilakukan melalui kegiatan sosialisasi mitigasi, simulasi mitigasi dan pemasangan alat pantau pada lokasi rawan bencana geologi. Sampai dengan Tahun 2012, sosialisasi mitigasi telah dilakukan pada 54 lokasi, dan telah terpasang 7 unit alat pantau pada lokasi rawan bencana geologi. Persentase upaya pencegahan resiko bencana alam geologi dari Tahun 2008 - 2012 berturut-turut sebesar : 3,57%; 5,63 %; 6,10%; 7,9% dan 9,91%.

4. Pariwisata

Perkembangan jumlah obyek wisata pada kurun waktu 2008 - 2012 cenderung meningkat, sebagaimana tertera pada Tabel 2.178.

Tabel 2.178.

Jumlah Obyek Wisata dan Desa Wisata di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No. Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah obyek wisata (OW) 255 257 266 284 385

2

Obyek wisata yang memiliki rencana

pengembangan destinasi wisata(%).

5 10 15 15 20

3 Jumlah obyek wisata

berstandar nasional (OW) 27 28 30 34 37

4

Jumlah obyek wisata berstandar internasional (OW)

10 13 15 17 20

5

Jumlah obyek wisata memiliki UMKM dan Industri Kreatif bidang pariwisata (OW)

100 125 150 175 200

6 Jumlah desa wisata (desa) 65 85 115 119 125 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

Perkembangan tenaga kerja di bidang pariwisata Jawa Tengah pada kurun waktu 2008 - 2012 cenderung meningkat, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.179.

Tabel 2.179.

Jumlah Tenaga Kerja Bidang Pariwisata dan Pramuwisata Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No. Uraian Tahun

2008 2009 2009 2010 2012

1. Jumlah Tenaga Kerja di bidang pariwisata (orang)

16.369 19.419 19.807 21.340 21.520 2. Jumlah Pramuwisata

Madya (orang) 29 90 117 189 249

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara (Wisnus) di Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun mengalami peningkatan dari sebanyak 15.762.384 orang pada Tahun 2008 menjadi sebanyak 25.240.021 orang pada Tahun 2012.

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) di Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun cenderung meningkat dari 302.000 orang pada Tahun 2008 menjadi 372.463 orang pada Tahun 2012. Namun demikian jumlah kunjungan wisman pada Tahun 2012 menurun dari Tahun 2011 sebanyak 392.895 orang. Perkembangan jumlah kunjungan wisnus dan wisman dapat dilihat pada Gambar 2.37.

Wisnus Wisman

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

Gambar 2.37

Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

Rata-rata lama tinggal wisnus dan wisman dalam kurun waktu lima tahun cenderung meningkat. Untuk wisman dari 2,22 per hari pada Tahun 2008 menjadi 2,31 hari pada Tahun 2012, sedangkan untuk wisnus dari 1,91 per hari menjadi 2,01 per hari.

Pengeluaran belanja wisman cenderung meningkat dari sebesar 150 US$ per hari pada Tahun 2008 menjadi sebesar 298 US$ per hari pada Tahun 2012, demikian pula wisnus cenderung meningkat dari sebesar Rp. 225.000 per hari menjadi sebesar Rp. 498.000 per hari. Perkembangan rata-rata lama tinggal menginap wisatawan dan pengeluaran belanja wisatawan dapat dilihat pada Tabel 2.178.

Tabel 2.180.

Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan dan Pengeluaran Belanja Wisatawan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1

Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara (hari)

2,22 2,23 2,25 2,26 2,31

2

Rata-rata lama tinggal wisatawan nusantara (hari) 1,91 1,92 1,94 1,96 2,01 3 Rata-rata belanja wisatawan mancanegara (US dollar per hari)

150 160 170 284 298

4

Rata-rata belanja wisatawan nusantara (rupiah per hari)

225.000 245.000 275.000 474.000 498.000

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

Dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisata, lama tinggal wisatawan dan pengeluaran belanja wisatawan, promosi dan pemasaran pariwisata memiliki peran yang sangat penting. Beberapa aktivitas promosi yang dilakukan antara lain promosi melalui media cetak, penyelenggaraan

event pariwisata dan partisipasi event pariwisata luar negeri. Pada Tahun 2012, jumlah obyek wisata yang memiliki kelengkapan bahan promosi

sejumlah 100 obyek wisata. Jumlah obyek wisata yang menyelenggarakan

event pariwisata sebanyak 225 obyek wisata. Sementara itu jumlah obyek wisata yang dipasarkan dalam event pariwisata luar negeri sebanyak 37obyek wisata. Perkembangan kinerja promosi dan pemasaran wisata dapat dilihat pada Tabel 2.181.

Tabel 2.181.

Kinerja Promosi dan Pemasaran Wisata Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1

Jumlah obyek wisata yang memiliki kelengkapan bahan promosi (OW)

65 70 75 90 100

2

Jumlah obyek wisata yang menyelenggarakan event pariwisata.(OW)

135 150 175 200 225

3

Jumlah obyek wisata yang dipasarkan dalam event pariwisata luar negeri (OW)

28 30 35 35 37

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

Pengembangan pariwisata perlu didorong melalui kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat dan asosiasi/lembaga pariwisata. Jumlah kelompok sadar wisata dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan peningkatan dari sebanyak 35 kelompok pada Tahun 2008 menjadi sejumlah 225 kelompok pada Tahun 2012. Jumlah kerjasama dengan Asosiasi/ Lembaga Pariwisata juga menunjukkan peningkatan sampai Tahun 2012 menjadi 3 lembaga. Perkembangan jumlah kelompok sadar wisata dan asosiasi/lembaga pariwisata yang bermitra dengan pemerintah dapat dilihat pada Tabel 2.182.

Tabel 2.182.

Jumlah Masyarakat dan Kelompok Sadar Wisata serta Kerjasama dengan Asosiasi/Lembaga Pariwisata Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah kelompok sadar wisata (kelompok) 35 96 89 190 225 2 Jumlah kerjasama dengan Asosiasi/ Lembaga Pariwisata (lembaga) 0 0 2 2 3

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

Kontribusi sektor pariwisata terhadap total PDRB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu Tahun 2008-2012 menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dari 3,26% pada Tahun 2008 menjadi 3,28% pada Tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap kondisi perekonomian Jawa Tengah semakin

meningkat. Perkembangan jumlah dan kontribusi sektor pariwisata terhadap total PDRB dapat dilihat pada Tabel 2.183.

Tabel 2.183.

Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Total PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 (Juta rupiah)

N0 Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Hotel 1.193.421,83 1.362.722,98 1.547.333,66 1.711.438,05 1.898.282,67 2 Restoran 10.433.598,17 11.252.640,99 12.495.126,54 14.137.771,81 15.982.272,76 3 Hiburan dan Rekreasi 208.072,67 277.994,35 331.540,12 361.282,19 399.197,41 4 Jumlah Sektor Pariwisata 11.835.092,67 12.893.358,32 14.374.000,32 16.210.492,05 18.279.752,84 5 Sumbangan Sektor Pariwisata Terhadap PDRB (%) 3,22 3,24 3,23 3,25 3,28

Sumber data : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2013 (diolah).

Dalam dokumen RPJMD Jawa Tengah 2013 2018 (Halaman 189-194)