• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanaman Modal

Dalam dokumen RPJMD Jawa Tengah 2013 2018 (Halaman 157-161)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PDRB ADHK 2000/Tenaga Kerja

16. Penanaman Modal

Kinerja pembangunan pada urusan penanaman modal digambarkan melalui indikator antara lain jumlah investor PMA dan PMDN; persetujuan proyek dan nilainya serta realisasi investasi; serta rasio daya serap tenaga kerja. Jumlah investor yang menanamkan modalnya pada Tahun 2008- 2012 menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Jumlah investor PMA dan PMDN tertinggi terjadi pada Tahun 2011, sebanyak 43 investor. Perkembangan jumlah investor di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.129.

Tabel 2.129.

Jumlah Investor PMDN dan PMA di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 Berdasarkan Izin Usaha

Tahun Jumlah Investor/ Perusahaan

PMA PMDN Jumlah 2008 10 28 38 2009 3 27 30 2010 9 16 25 2011 16 27 43 2012 13 17 30

Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013

Persetujuan proyek, nilai dan realisasi berfluktuasi dari tahun ke tahun. Realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa Tengah dari Tahun 2008-2010 mengalami peningkatan dari sebesar Rp.2,716 Trilyun, menjadi sebesar Rp.8,320 Trilyun pada Tahun 2010. Namun demikian, terjadi penurunan nilai investasi pada Tahun 2011 menjadi sebesar Rp.6,414 Trilyun dan Tahun 2012 menjadi Rp.2,993 Triliun.

Realisasi jumlah proyek di Jawa Tengah berfluktuasi disebabkan oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu dari investor antara lain yang terkait dengan ketersediaan lahan, infrastruktur penunjang, kesiapan masyarakat menerima investasi, implementasi regulasi di tingkat pusat/provinsi/ kabupaten/kota. Perkembangan nilai investasi di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.130.

Tabel 2.130.

Jumlah Nilai Investasi PMDN dan PMA di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

Tahun

Persetujuan Realisasi Izin Usaha Tetap Jumlah Proyek Nilai Investasi (Trilyun) Jumlah Proyek Nilai Investasi (Trilyun) 2008 86 22,312 50 2,716 2009 81 48,037 36 3,510 2010 125 7,242 46 8,320 2011 166 26,698 64 6,414 2012 131 55,808 48 2,993

Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013

Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam PMA dan PMDN dari tahun ke tahun berfluktuasi dan cenderung meningkat. Demikian pula rasio daya

serapnya dari sebesar 396 orang per perusahaan pada Tahun 2008 menjadi sebanyak 1.511 pada Tahun 2012, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.131.

Tabel 2.131.

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah tenaga kerja pada

perusahaan PMA/PMDN 15.052 6.885 12.794 19.785 45.322 Jumlah seluruh

PMA/PMDN 38 30 25 43 30

Rasio daya serap tenaga

kerja 396 230 512 460 1.511

Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013.

Nilai realisasi PMDN Tahun 2009 nilai PMDN sebesar Rp.2.570,34 milyar, meningkat sebesar 92,34 % dari Tahun 2008. Pada Tahun 2010 realisasi meningkat dari Rp.2.825,40 milyar dari Tahun 2009, namun persentase peningkatan menurun menjadi 9,92 %. Realisasi Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp.6.430 milyar (127,58%) dari Tahun 2010. Sedangkan realisasi Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi Rp.1.633,95 milyar dengan penurunan persentase sebesar 74,59 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.132.

Tabel 2.132.

Nilai Realiasasi PMDN dan Pertumbuhan Realisasi PMDN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Nilai Realisasi PMDN (Rp.Milyar) 1.336,34 2.570,34 2.825,40 6.430,00 1.633,95 Pertumbuhan realisasi PMDN (%) 383,36 92,34 9,92 127,58 74,59

Peningkatan dan penurunan realisasi investasi secara umum dipengaruhi oleh: (1) faktor internal : regulasi, infrastruktur (ketersediaan kawasan industri, sarana dan prasarana), bahan baku, upah buruh, kemudahan perizinan/pelayanan investasi dan promosi investasi, kualifikasi/kompetensi SDM/tenaga kerja; 2) faktor eksternal : suku bunga kredit investasi, tingkat money policy, nilai tukar, inflasi, stabilitas polhukkam, peluang pasar/usaha, kebijakan nasional dan perekonomian global.

Dalam hal pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang penanaman modal, Provinsi Jawa Tengah telah menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari 7 indikator SPM yang ditargetkan untuk dicapai pada Tahun 2014, sejumlah 6 indikator telah tercapai bahkan melampaui target hingga 2012. Perkembangan capaian target SPM penanaman modal dapat dilihat pada Tabel 2.133.

Tabel 2.133.

Pencapaian Target Standar Pelayanan Minimal

Bidang Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No. Indikator Target SPM 2014 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

1 Tersedianya Informasi Peluang Usaha Sektor /Bidang Usaha Unggulan (sektor/ bidang usaha/tahun)

1 - - - - 1

2 Jumlah Fasilitasi

Kerjasama Kemitraan UMKM dan Koperasi dengan Pengusaha Nasional/Asing (kali/ tahun)

1 3 3 3 4 6

3 Jumlah Promosi Peluang Penanaman Modal provinsi (kali/tahun)

1 3 3 5 4 6

4 Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal:

Pendaftaran Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin prinsip

Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanamanan Modal Dalam Negeri,

Perpanjangan Rencana

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja lebih di 1 (satu) kabupaten/kota sesuai kewenangan pemerintah

provinsi(%).

100 - - - 60 60

5 Terselenggaranya bimbingan Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha (kali/kali)

1 2 2 2 2 2

6 Terimplementasikannya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik

(SPIPISE) (%)

100 - - - 75 75

7 Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha (kali)

1 2 2 2 3 3

Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013

Dalam rangka mendorong kinerja urusan penanaman modal, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyusun Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Tahun 2012 - 2025 sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 51 Tahun 2012. Selanjutnya, untuk meningkatkan pelayanan publik telah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPT PTSP) pada Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2012.

Keberadaan UPT PTSP dimaksud, diharapkan dapat memberikan kemudahaan bagi para investor dalam pengurusan perizinan dan non perizinan. Pada Tahun 2012, jumlah perizinan yang telah dilayani sesuai

dengan SPM yaitu Izin Prinsip dan Izin Usaha (Baru, Perluasan, Perubahan, Penggabungan). Sedangkan pelayanan non perizinan meliputi : Angka Pengenal Importir Produsen (APIP), perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA), dan perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) masih dilakukan oleh instansi teknis. Diharapkan mulai Tahun 2014 pelayanan non perizinan tersebut dapat dilayani oleh UPT PTSP. Kegiatan penanaman modal di Jawa Tengah juga didukung oleh adanya Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di 35 kabupaten/kota.

17. Kebudayaan

Pembangunan kebudayaan pada hakekatnya diarahkan pada upaya untuk mewujudkan ketahanan budaya. Ketahanan budaya sangat diperlukan, mengingat semakin pesatnya arus globalisasi akan membawa konsekuensi terjadinya ekspansi seni dan budaya global yang dapat mempengaruhi kelestarian budaya daerah.

Guna mewujudkan ketahanan budaya, pada kurun waktu 2008-2012 telah dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain berupa penyelenggaraan festival seni dan budaya berkisar antara 7 hingga 8 kali penyelenggaraan, dengan jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya relatif sama untuk setiap tahunnya.

Meskipun pengelolaan cagar budaya merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan kontribusi positif dengan melakukan pelestarian cagar budaya (candi, situs), dari total sebanyak 199 buah (Tahun 2012) telah dilestarikan sebanyak 12 lokasi (6,03%) melalui kegiatan berupa optimalisasi 56 candi, 143 situs dan 48 museum serta 5.162 benda cagar budaya bergerak dan 1.783 benda cagar budaya tidak bergerak. Selanjutnya untuk mening- katkan kecintaan terhadap cagar budaya dan museum telah dilaksanakan Tahun Kunjungan Museum dengan jumlah pengunjung museum sebanyak 379.357 orang (Tahun 2010), 996.320 orang (Tahun 2011) dan 1.201.642 orang (Tahun 2012).

Sepanjang Tahun 2008-2013 telah pula diselenggarakan kegiatan seni budaya antara lain Borobudur International Festival, Pencanangan Visit

Jateng Years 2013, Festival Seni dan Budaya. Kemudian dalam rangka peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan nilai-nilai budaya daerah telah dilakukan kegiatan jelajah budaya, kemah budaya, serta pembinaan dan peningkatan budi pekerti. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.134.

Tabel 2.134.

Perkembangan Seni, Budaya dan Permuseuman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penyelenggaraan

festival seni dan budaya 8 kali 7 kali 7 kali 8 kali 8 kali 2

Jumlah sarana

penyelenggaraan seni dan budaya

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

3 Jml cagar budaya (candi,

situs) 198 198 198 198 199

4 Jml cagar budaya yang

dilestarikan (candi, situs) -

13 lokasi 12 lokasi 10 lokasi 12 lokasi 5 Jumlah Museum 43 43 43 48 48

6 Jumlah Pengunjung Museum - - 379.357 996.320 1.201.642 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

Dalam dokumen RPJMD Jawa Tengah 2013 2018 (Halaman 157-161)