• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata

Dalam dokumen RPJMD Jawa Tengah 2013 2018 (Halaman 105-112)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Terhadap 10.000 Jumlah Penduduk Usia Sekolah SD/MI dan SMP/MTs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008

4) Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata

Rasio guru/murid per kelas rata-rata adalah perbandingan antara jumlah guru per kelas dengan jumlah murid dalam satuan pendidikan tertentu, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.61.

Tabel 2.61.

Rasio Guru dan Murid Jenjang SMA/SMK/MA di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah kelas 25.375 26.144 26.307 27.966 31.092 Rasio guru/murid per

kelas rata-rata 6,65 5,56 5,18 4,57 4,17

c. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

PAUD merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Angka Partisipasi Kasar PAUD di Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan dari 59,22% pada Tahun 2008 menjadi 70,50% pada Tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bahwa kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak meningkat. Apabila dibandingkan dengan capaian nasional, APK PAUD Jawa Tengah berada diatas capaian nasional sebesar 63%, selengkapnya sebagaimana Gambar 2.27.

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,2013

Gambar 2.27.

Angka Partisipasi Kasar PAUD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 d. Fasilitas Pendidikan

Bangunan sekolah dalam kondisi baik akan memberikan kontribusi bagi semangat belajar, karena memberikan rasa aman dan nyaman bagi peserta didik.

Selama kurun waktu 2008 - 2012, persentase bangunan sekolah SD/MI dalam kondisi baik mengalami peningkatandari 54% menjadi 94,75% kemudian untuk sekolah SMP/MTs mengalami peningkatan dari 60% menjadi 96,76% dan sekolah SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan dari 20% menjadi 80%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.62.

Tabel 2.62.

Kondisi Bangunan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Provinsi Jawa Tengah Dalam Kondisi Baik

Tahun 2008 - 2012 No Jenjang Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 SD/MI/SDLB 54 62 70 85,38 94,75 2 SMP/MTs/SMPLB 60 68 73 82,86 96,76 3 SMA/SMK/MA 20 25 30 76,53 80

e. Angka Putus Sekolah (APS)

Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB dan SMA/SMK/MA selama kurun waktu 2008-2012 mengalami penurunan. APS SD/MI turun dari 0,3% menjadi 0,12%. APS SMP/MTs dari 0,98% menjadi 0,38%, sedangkan untuk APS SMA/SMK/MA dari 0,11% menjadi 0,08%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.63.

Tabel 2.63.

Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Jenjang Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI/SDLB 0,3 0,22 0,22 0,16 0,12

2 SMP/MTs/SMPLB 0,98 0,72 0,68 0,5 0,38

3 SMA/SMK/MA 0,11 0,17 0,1 0,09 0,08

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012

f. Angka Kelulusan

Angka Lulus menunjukkan tingkat kelulusan siswa dalam menyelesaikan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan. Capaian Angka Lulus pada Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan di semua jenjang pendidikan, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.64.

Tabel 2.64.

Angka Lulus SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Jenjang Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI/SDLB 95,17 95,98 96,29 98,40 99,95 2 SMP/MTs/SMPLB 92,83 93,96 94,00 99,05 99,15 3 SMA/SMK/MA 93,13 92,03 94,19 95,00 95,59 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012

Selanjutnya terkait dengan nilai ujian akhir nasional, terlihat bahwa hasil nilai ujian akhir nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah di Jawa Tengah mengalami fluktuasi, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.65.

Tabel 2.65.

Nilai Ujian Akhir Nasional

SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Tahun 2008 - 2012

No Jenjang Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI/SDLB 6,76 6,64 7,4 7,31 7,06

2 SMP/MTs/SMPLB 6,43 6,89 7,16 6,75 6,8

3 SMA/SMK/MA 7,08 7,27 7,19 7,72 7,73

g. Angka Melanjutkan

Persentase siswa lulusan SD/MI dan SMP/MTs yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi dalam kurun waktu Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Angka melanjutkan ke SMP/MTs sebesar 90,04% menjadi 94,57%, sedangkan angka melanjutkan ke SMA/SMK/MA dari 71,95% menjadi 81,07%, dapat dilihat pada Tabel 2.66.

Tabel 2.66.

Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs

dan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Jenjang Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 90,04 92,01 92,64 93,78 94,57 2 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 71,95 74,13 75,62 76,99 81,07 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012

h. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D4

Kualitas pendidik salah satunya ditunjukkan melalui indikator kualifikasi S1/D4 pendidik. Selama kurun waktu Tahun 2008-2012, persentase pendidik yang memiliki kualifikasi S1/D4 di berbagai jenjang pendidikan mengalami peningkatan. Namun demikian persentase pendidik PAUD dan SD/MI/SDLB masih relatif rendah, sebagaimana tertera pada Tabel 2.67.

Tabel 2.67.

Persentase Pendidik Berkualifikasi SI/D4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

No Jenjang Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pendidik PAUD berkualifikasi S1/D4 11,30 12,00 18,83 20,99 31,01 2 Pendidik SD/MI/SDLB berkualifikasi S1/D4 22,90 25,90 34,11 45,40 51,56 3 Pendidik SMP/MTs/SMPLB berkualifikasi S1/D4 73,80 74,70 76,03 78,01 84,57 4 Pendidik SMA/SMK/MA berkualifikasi S1/D4 82,50 83,20 85,81 88,48 91,85 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012

2. Kesehatan

a.Rasio Puskesmas Per Satuan Penduduk

Rasio Puskesmas di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 cenderung fluktuatif, berdasarkan data pada Tabel 2.68 menggambarkan rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk setiap tahunnya masih di bawah standar Kementerian Kesehatan RI yaitu satu Puskesmas melayani 30.000 penduduk.

Tabel 2.68.

Rasio Puskesmas Terhadap Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

Tahun JumlahPuskesmas (unit) JumlahPenduduk (orang) Rasio 2008 861 32.626.390 1 : 37.894 2009 853 32.864.563 1 : 38.528 2010 864 32.382.657 1 : 37.480 2011 867 32.643.612 1 : 37.651 2012 873 33.270.307 1 : 38.110

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

b.Rasio dokter per satuan penduduk

Kurun waktu 2008-2012 rasio dokter umum di Jawa Tengah lebih besar dibandingkan dokter spesialis dan dokter gigi. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dokter umum yang melaksanakan pelayanan kesehatan lebih banyak dibandingkan dokter spesialis. Data perkembangan rasio dokter dapat dilihat pada Tabel 2.69.

Tabel 2.69.

Perkembangan Rasio Dokter

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

Tahun Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi

Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio

2008 3.397 0,104 1.713 0,049 888 0,027 2009 3.578 0,109 2.149 0,065 943 0,029 2010 3.605 0,111 2.148 0,066 943 0,029 2011 4.224 0,129 2.343 0,072 1.058 0,032 2012 4.264 0,128 2.157 0,065 1.091 0,033 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

c.Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk

Keberadaan tenaga paramedis sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat. Rasio tenaga paramedis (perawat, bidan, tenaga farmasi dan tenaga gizi) di Jawa Tengah dari Tahun 2009 - 2012 cenderung meningkat. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.70.

Tabel 2.70.

Perkembangan Rasio Tenaga Paramedis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012

Tahun Perawat Bidan Tenaga Farmasi Tenaga Gizi

Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio

2009 24.763 0,753 12.456 0,379 3.633 0,111 1.472 0,045 2010 24.790 0,766 12.456 0,385 3.637 0,112 1.475 0,046 2011 24.472 0,750 13.100 0,401 4.376 0,134 1.549 0,047 2012 27.404 0,824 14.443 0,434 5.347 0,161 1.575 0,047 Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013

d.Persentase balita usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif

Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita Tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi dan cenderung menurun. Kondisi ini dikarenakan kurangnya kampanye ASI dibandingkan dengan promosi susu formula, belum semua Rumah Sakit dan Rumah Bersalin serta Puskesmas perawatan persalinan mempunyai media promosi ASI Eksklusif dan tenaga terlatih untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD) serta belum semua masyarakat memahami arti pentingnya ASI Eksklusif, sebagaimana tercantum pada Tabel 2.71.

Tabel 2.71.

Persentase Balita Usia 0-6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

Tahun Jumlah Bayi diberi ASI Eksklusif Jumlah Bayi yang Cakupan (%)

2008 562.427 162.900 28,96

2009 340.373 136.862 40,21

2010 488.495 181.600 37,18

2011 247.647 112.338 45,36

2012 577.407 148.059 25,60

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012

e.Kondisi Penyakit Menular yang Terdeteksi

Penyakit menular yang menjadi prioritas program di Provinsi Jawa Tengah adalah TB, HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue (DBD). Angka kesakitan DBD di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 cenderung mengalami penurunan, sedangkan penemuan kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan. Kondisi tersebut menjadi perhatian untuk meningkatkan langkah preventif melalui advokasi, dan pemberian pemahaman bagi masyarakat serta pendampingan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Kondisi penyakit menular yang terdeteksi di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.72.

Tabel 2.72.

Kondisi Penyakit Menular

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

Tahun IR DBD per 100.000 penduduk CFR DBD (%) CDR TB (%) CR TB (%) HIV / AIDS Kasus HIV Kasus AIDS 2008 59,2 1,19 47,97 83,9 259 170 2009 57,9 1,42 48,15 85,01 143 430 2010 56,8 1,29 55,38 85,15 373 501 2011 15,3 0,93 59,52 82,90 755 521 2012 19,29 1,52 58,45 83,64 607 797 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012

f. Persentase Rumah Sakit yang Dibina untuk Akreditasi

Jumlah Rumah Sakit (RS) yang dibina untuk akreditasi pelayanan dari Tahun 2008 - 2012 mengalami peningkatan, sehingga pelayanan di

tingkat rujukan menjadi lebih optimal. Jumlah RS yang dibina untuk akreditasi tercantum pada Tabel 2.73.

Tabel 2.73.

Persentase Rumah Sakit yang Dibina Untuk Akreditasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012

Tahun Jumlah Rumah Sakit Jumlah yang dibina

untuk akreditasi Persentase

2008 217 29 13,36

2009 227 37 16,30

2010 243 54 22,22

2011 247 44 21,86

2012 263 135 51,33

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012

g.Jumlah Penduduk Miskin Yang Memanfaatkan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)

Kemampuan membeli masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat miskin mengakibatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan rendah, untuk itu perlu dilaksanakan Program Jamkesmas dan Jamkesda. Persentase penduduk miskin yang terlayani Jamkesda dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yaitu 1,75% pada Tahun 2010 menjadi 15,69% pada Tahun 2012, seperti terlihat pada Tabel 2.74.

Tabel 2.74.

Jumlah Penduduk Miskin Pemanfaat Jamkesmas dan Jamkesda

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (PPLS) Jumlah yang menerima Jamkesmas % Jumlah yang menerima Jamkesda % Keterangan 2008 9.828.568 11.715.881 119,20 - - Blm ada Jamkesda, adanya Askeskin 2009 12.938.386 11.715.881 90,55 - - Blm ada jamkesda 2010 12.801.233 11.715.881 91,52 225.000 1,75 2011 13.003.805 11.715.881 90,10 2.248.596 17,29 2012 12.447.383 12.274.134 98,61 1.954.005 15,69 Sumber: TNP2K dan Kementerian Kesehatan, 2012

Pemberi pelayanan kesehatan Jamkesmas dan Jamkesda yaitu 873 Puskesmas dengan jumlah tempat tidur kelas III sebanyak 4.123 TT dan 263 rumah sakit dengan jumlah tempat tidur kelas III sebanyak 12.868 TT. 3. Pekerjaan Umum

Urusan Pekerjaan Umum yang harus ditangani sesuai kewenangan Provinsi meliputi jalan, jembatan, sumberdaya air, air bersih, sanitasi, persampahan, dan jasa konstruksi.

a. Jalan dan Jembatan

Total panjang jalan di wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah 26.368,792 km, terdiri dari jalan nasional sepanjang 1.390,571 km, jalan provinsi sepanjang 2.565,621 km dan jalan kabupaten/kota sepanjang 22.412,600 km. Kondisi pelayanan prasarana jalan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 sebagai berikut:

1) Aksesibilitas

Indikator aksesibilitas yaitu tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota. Kondisi sampai dengan Tahun 2012 seluruh titik Pusat Kegiatan (PK) sudah terhubung baik oleh jalan nasional, jalan provinsi maupun jalan kabupaten/kota.

Total panjang jalan di wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah 26.368,792 km. Untuk meningkatkan aksesibilitas khususnya di wilayah Selatan direncanakan pembangunan ruas jalan Wawar-Tambak- mulyo/Ruas Jalan Diponegoro Kabupaten Kebumen (Jaringan Jalan Lintas Selatan/JJLS) sepanjang 38,460 km. Panjang eksisting jalan ditambah rencana pembangunan jalan menjadi 26.407,252 km, sehingga tingkat aksesibilitas (rasio panjang jalan eksisting dibandingkan total panjang jalan eksisting ditambah rencana pembangunan jalan) sebesar 99,85%. Diharapkan pada akhir Tahun 2014, ruas JJLS selesai terbangun dengan

Regional Road Developement Programme (RRDP) sehingga indeks aksesibilitas dapat terpenuhi 100%.

2) Mobilitas

Indikator mobilitas yaitu tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat per individu melakukan perjalanan. Tingkat mobilitas jaringan jalan dilihat dari rasio antara jumlah total panjang jalan yang menghubungkan semua PK terhadap jumlah total penduduk dalam satuan Km/10.000 jiwa.

Indeks mobilitas Jawa Tengah pada Tahun 2011 mencapai 8,078 Km/10.000 jiwa, dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 269,26%, telah memenuhi SPM pada Tahun 2014 sebesar 100%. 3) Keselamatan

Indikator keselamatan adalah tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendaraan dengan selamat. Sampai dengan Tahun 2012, ruas jalan nasional dan provinsi sepanjang 3.956,192 km, sedangkan ruas jalan yang rawan kecelakaan dan rawan longsor/banjir sepanjang 525,556 Km, sehingga panjang ruas jalan yang sudah memenuhi kriteria keselamatan sepanjang 3.430,636 km, maka indeks keselamatan jalan kewenangan nasional dan Provinsi Jawa Tengah adalah 86,72% sudah memenuhi standar pelayanan yang diterapkan Kementerian Pekerjaan Umum pada Tahun 2014 mencapai 60%.

Dalam dokumen RPJMD Jawa Tengah 2013 2018 (Halaman 105-112)