• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Padang Pariaman menurut Stakeholders

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Padang Pariaman menurut Stakeholders

Pendapat pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) perlu diperhatikan dalam pengembangan perkebunan kakao rakyat. Menurut Iqbal (2007) pemangku kepentingan (stakeholder) secara signifikan sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran program pembangunan pertanian, karena stakeholder yang akan terkena dampak (positif maupun negatif) dari keberlangsungan program/kegiatan tersebut.

Untuk mengetahui berbagai hal yang mempengaruhi pengembangan perkebunan kakao di Kabupaten Padang Pariaman, maka dilakukan penggalian pendapat berbagai pihak yang terkait (stakeholders). Dalam penelitian ini dari masing-masing instansi dan petani ditentukan secara puposive lima orang responden yang dianggap menguasai atau expert terhadap hal-hal yang terkait dengan pengembangan perkebunan kakao rakyat. Responden tersebut mewakili berbagai instansi atau lembaga meliputi Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan (Distannakhut), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Koperindag Esdm, Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP3K2P), DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Padang Pariaman dan Petani kakao. Jumlah responden keseluruhan 35 orang.

Berbagai faktor yang akan ditanggapi oleh para expert dalam kuesioner

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan hasil penelitian pendahuluan yang merangkum berbagai referensi dan penjaringan berbagai pendapat

stakeholders yang terlibat dalam pengambil kebijakan serta dalam budidaya tanaman kakao. Kemudian faktor-faktor tersebut dilakukan penilaian dalam bentuk perbandingan berpasangan.

Menurut pendapat stakeholders, faktor utama yang mempengaruhi pengembangan perkebunan kakao rakyat beserta nilai bobotnya secara berurutan dengan nilai consistency ratio (CR) sebesar 0,03 adalah faktor pasar (0,28), faktor sumberdaya manusia (SDM) (0,25), faktor teknologi (0,23), faktor lahan (0,14) dan faktor modal (0,10). Berdasarkan pendapat stakeholders faktor yang paling penting diperhatikan dalam pengembangan kebun kakao rakyat kedepannya adalah faktor pasar dari komoditas kakao, faktor sumberdaya manusia yang terkait dengan pengusahaan kebun kakao serta faktor teknologi yang menunjang dalam pengusahaan kebun kakao.

Menurut Damanik (2010) faktor strategis yang mempengaruhi pengembangan dan keberlanjutan perkebunan kakao di Sumatera Barat adalah ketersedian teknologi, tenaga pembina, dukungan kebijakan dan luas perkebunan kakao. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian, dimana faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan kakao di Kabupaten Padang Pariaman adalah faktor pasar, SDM dan teknologi. Perbedaan ini diduga disebabkan oleh ruang lingkup penelitian yang berbeda. Struktur hierarki faktor utama dan kriteria

dari faktor utama yang mempengaruhi pengembangan kebun kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman menurut stakeholders disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur hierarki faktor utama dan kriteria dari faktor utama yang mempengaruhi pengembangan kebun kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman menurut stakeholders

Faktor pasar sangat berpengaruh terhadap pengembangan kebun kakao rakyat, karena dengan selalu tersedianya pasar tempat menampung/menjual biji kakao petani maka mereka akan tetap melakukan kegiatan pengusahaan kebun kakao. Ketersediaan pasar ini tentunya didukung dengan layaknya harga jual biji kakao, sehingga petani tetap memperoleh keuntungan. Membaiknya harga jual biji kakao akan memotivasi petani dalam mengusahakan kebun kakao. Selain faktor pasar menurut stakeholders, faktor sumberdaya manusia sangat

Lahan (0,14) Kesesuaian Lahan (0,36) Kepemilikan lahan (0,24) Luas pengusahaan lahan (0,40) Sumberdaya Manusia (0,25) Ketersediaan tenaga kerja (0,33) Ketersediaan tenaga penyuluh (0,32) Keterampilan teknis budi daya petani (0,35)

Pasar (0,28) Efisiensi rantai pemasaran (0,29) Penetapan standarisasi harga (0,29) Kelayakan dan kestabilan harga (0,42) Teknologi (0,23) Teknologi informasi ttg kakao (0,26)

Teknologi pasca panen (0,31) Teknologi dalam budidaya (0,43) Modal (0,10) Sistem ijon (0,14) Bantuan dana pemerintah (0,35) Modal pribadi (0,51) Pengembangan perkebunan kakao rakyat

menentukan dalam pengusahaan kebun kakao. Adanya dukungan sumberdaya manusia yang handal akan dapat meningkatkan produktivitas tanaman kakao. Faktor teknologi juga harus diperhatikan dalam mengusahakan kebun kakao, dengan adanya teknologi petani akan sangat terbantu dalam pengusahaan kebun kakao mereka.

Dari berbagai faktor utama yang mempengaruhi pengembangan kebun kakao rakyat, selanjutnya dicari urutan kriteria prioritas dari masing-masing faktor utama tersebut. Menurut stakeholders, kelayakan dan kestabilan harga adalah kriteria utama dari faktor harga. Kestabilan dan kelayakan harga sangat menentukan keberlanjutan dan kesuksesan petani dalam pengusahaan kebun kakao. Kelayakan harga disini berarti, petani tetap memperoleh keuntungan dari harga jual biji kakao mereka. Layak dan stabilnya harga jual biji kakao akan memotivasi petani untuk mengusahakan kebun kakao dan lebih memperhatikan pemeliharaan kebun mereka. Disamping kelayakan dan kestabilan harga, penetapan standarisasi harga jual biji kakao dan efisiensinya rantai pemasaran komoditas kakao juga sangat menentukan terhadap pengembangan perkebunan kakao kedepannya menrut stakeholders. Standarisasi harga disini bermaksud, adanya perbedaan harga berdasarkan kualitas biji kakao yang dihasilkan oleh petani, seperti adanya perbedaan harga jual antara biji kakao yang difermentasi dengan non fermentasi. Kemudian menurut stakeholders, semakin efisien rantai pemasaran makan akan semakin menguntungan petani.

Kriteria utama dari faktor sumberdaya manusia (SDM) yang harus diperhatikan adalah keterampilan teknis petani dalam budidaya tanaman kakao. Meningkatnya keterampilan teknis budidaya petani menurut stakeholders akan dapat meningkatkan produktivitas kebun mereka. Selanjutnya yang menjadi fokus perhatian dari faktor SDM adalah ketersediaan tenaga kerja untuk mengolah dan memelihara kebun serta ketersediaan tenaga penyuluh untuk mendampingi petani dalam budidaya tanaman kakao.

Faktor teknologi yang menjadi prioritas utama adalah teknologi dalam budidaya tanaman kakao. Teknologi dalam budi daya kakao sangat diperlukan, seperti tersedianya peralatan untuk pemeliharaan tanaman kakao serta tersedianya sarana produksi seperti pupuk dan obat-obatan. Selajutnya yang juga perlu diperhatikan adalah teknologi pasca panen dari komoditas kokao, karena dengan adanya teknologi ini akan meningkatkan nilai tambah dari komoditas kakao.

Kriteria dari faktor lahan yang menjadi fokus utama untuk diperhatikan adalah pengusahaan lahan. Tanaman kakao memerlukan perawatan yang intensif, dengan pengusahaan lahan yang tidak terlalu luas akan memudahkan petani dalam pemeliharaan kebun mereka tersebut. Kriteria lain dari faktor lahan juga harus mendapat perhatian menurut stakeholders adalah kesesuaian lahan tersebut untuk ditanami tanaman kakao. Hal ini perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi produktivitas dari tanaman kakao tersebut.

Faktor modal tidak begitu berpengaruh menurut stakeholders, karena pengusahaan kebun kakao rakyat tidak begitu luas (rata-rata 1,6 ha), modal petani sendiri dipandang cukup untuk mendanai kebun mereka. Disamping itu petani dengan menggunakan modal sendiri tidak merasa dibebani, karena mereka tidak perlu mengeluarkan cicilan pinjaman setiap bulannya. Sebagian stakeholders

dalam bentuk lain seperti bantuan pupuk, obat-obatan untuk membasmi hama penyakit, peralatan, bibit unggul dan sebagainya.

5.5 Arahan Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten