• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Pembentuk Kekhasan Seseorang

Di Sekitar Kita Saat ini, kompetisi ekono

2. Faktor-Faktor Pembentuk Kekhasan Seseorang

Kekhasan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini yang akan membentuk kebudayaan. Faktor­faktor yang berperan dalam pengembangan kepribadian meliputi beberapa faktor sebagai berikut.

a. Faktor Lingkungan Fisik

Faktor ini mencakup faktor geograis, iklim, suhu, kesuburan tanah, dan arah angin. Pengaruh dari faktor isik ini sangat besar bagi perkembangan seseorang. Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

Seseorang dari daerah dingin tentu memiliki perilaku berbeda dibandingkan seseorang dari daerah tropis. Sebagai contoh, kebiasaan minum wedang jahe di darah dingin seperti di Bandung.

Gambar 3.28Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Hal tersebut dikarenakan dari kebiasaan yang dilakukan akan berpengaruh terhadap pola perilaku.

b. Faktor Lingkungan Sosial Budaya

Faktor ini dipengaruhi oleh keberadaan kelompok dalam masyarakat. Dalam kelompok, orang akan mendapatkan pengalaman sosial dan budaya. Hal ini akan memengaruhi seseorang dalam bersikap dan bertindak. Pengalaman budaya yang dialami oleh seseorang tentu tidak sama. Pengalaman budaya sangat membantu seseorang berkembang dalam bersosialisasi. Faktor ini membuat manusia memahami orang lain dari sisi kultural sehingga akan mengurangi konlik di tingkat masyarakat.

Sebagai contoh, dalam lingkungan masyarakat yang plural (jamak atau beragam) sangat rentan terhadap konlik. Masalah kecil saja dapat memicu terjadinya konlik. Seseorang yang tidak mengenal budaya dari wilayah lain tentu akan menganggap budaya yang dimilikinya selalu benar. Kebanyakan orang yang berasal dari lingkungan keras akan memiliki perasaan terbuka dan berwatak keras pula. Inilah contoh konkret dari pengaruh lingkungan sosial budaya.

c. Faktor Keturunan atau Waris

Secara isik maupun biologis, apa pun warna kulitnya, seberapa pun besar harta warisannya, pasti akan berpengaruh pada sikap atau perilaku. Misalnya, seseorang yang dilahirkan dalam situasi tidak ideal secara isik tentu akan mencari cara agar isiknya terlihat baik. Jadi, orang seperti ini memiliki daya juang dan kreativitas yang lebih tinggi dari orang normal. Faktor keturunan atau waris juga dapat memengaruhi perkembangan seseorang dalam berteman selain secara isik saja. Artinya, hasil warisan orang tua kepada anaknya juga akan memengaruhi status sosial anak tersebut. Anak yang mendapat warisan akan bergaul dengan orang yang memiliki status sosial sama.

Gambar 3.29Budaya samurai Jepang membentuk karakter masyarakat dari sisi kebudayaan. Karakter yang terbentuk adalah semangat untuk melayani orang lain (bushido). Sumber: www.sushiandtofu.com

d. Pengalaman Unik

Jika pengalaman ini sering masuk dalam diskusi siswa atau diskusi keluarga, akan memiliki pengaruh yang positif. Suasana tertekan tidak muncul sehingga kepribadiannya cenderung menyenangkan, hangat, dan membantu orang lain untuk memecahkan masalah. Pengalaman seseorang tentu tidak dapat disamakan dengan orang lain walaupun mereka melakukan kegiatan yang sama. Perbedaan inilah yang disebut unik. Mengapa unik? Karena pengolahan pengalaman hanya dimiliki oleh seseorang secara individu. Dengan demikian, pengalaman unik akan muncul.

e. Sifat-Sifat Kecenderungan

Faktor ini meliputi beberapa hal sebagai berikut. 1) Agamis Religius

Sikap ini mengutamakan kepentingan rohaniah yang didasari dari pengalaman­pengalaman pribadinya mengenai agama. Dengan demikian, semua kegiatan diri ditujukan pada kegiatan keagamaan.

2) Sosial Estetis

Sifat kerja sama antarmanusia ini mengedepankan sifat rapi, indah, dan sopan dalam berhubungan dengan orang lain.

3) Dinamis Inovatif

Sikap ini dimiliki seseorang yang selalu ingin mengadakan perubahan dalam hidupnya. Selain itu, selalu mencari pembaruan untuk memperbaiki sistem sosial masyarakat.

Kelima faktor di atas dapat berjalan dalam pembentukan karakter apabila melalui empat tahapan dalam pembentukan kepribadian.

Gambar 3.30Meskipun hanya dengan empat jari dan keadaannya autis, gadis cilik itu mampu memukau penonton.

Tahapan kepribadian meliputi tahap persiapan, tahap meniru, tahap tindakan, dan tahap penyadaran diri.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini setiap individu mengenal lingkungan secara minim. Pemahamannya hanya berdasarkan pada sesuatu yang dia pahami secara alamiah.

b. Tahap Meniru

Pada tahapan ini setiap individu mulai menirukan gerak dan kegiatan yang dilakukan orang lain. Pada tahap ini juga mulai dikenalkan sistem penerimaan atau respons atas stimulus (rang­ sangan) dari orang lain. Rangsangan ini dapat berupa gerak, tutur kata, dan cara berpikir. Jika seseorang menirukan, berarti telah berjalan tanggapan yang ada dalam dirinya. Pada tahap ini juga muncul hukum reward and punishment. Jika kita meniru orang lain dan berhasil dengan baik maka kita mendapat penghargaan (reward). Sebaliknya, jika tidak relevan dengan keadaan sekitar, kita akan mendapat hukuman atau celaan (punishment), baik moral maupun material.

c. Tahap Tindakan

Tahap ini ditandai dengan mulainya manusia mengenal lebih luas mengenai individu yang sama. Seusia dengan dirinya, sehobi dengan dirinya, atau sekomunitas dengan dirinya. Individu pada tahap ini sudah mulai mengenal dan memahami aturan, norma, dan perilaku masyarakat di sekitarnya. Hal ini sangat membantu individu untuk semakin memahami dirinya di tengah lingkungan yang luas. Jadi, seorang individu mulai mengenal banyak pilihan untuk dijalani. d. Tahap Penyadaran Diri

Pada tahapan ini semua proses interaksi seseorang dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak mana Gambar 3.31Bayi yang baru

lahir mengalami tahap per-siapan pembentukan kepriba-dian.

Sumber: bandungbeti.wordpress. com

Gambar 3.32 Kemandirian akan terbentuk apabila kita mau bertanggung jawab dengan diri kita dan sekitar kita.

pun. Pada tahapan ini interaksi saling terjalin dengan pemahaman proaktif. Artinya, tidak ada saling tuntut dan meminta di antara pelaku interaksi. Akan tetapi, didasarkan pada kontribusi (sumbangan) pribadinya kepada kelompok tersebut.