• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motif Melakukan Tindakan Ekonomi

DAN PRINSIP EKONOMISetelah mempelajari bab ini, siswa

B. Motif Melakukan Tindakan Ekonomi

Perhatikan orang­orang di sekitar kalian. Mereka memiliki pekerjaan yang berbeda­beda. Ada yang menjadi pedagang, petani, dokter, guru, dan sebagainya. Mengapa mereka bersedia melakukan pekerjaannya masing­masing? Jawaban yang paling masuk akal adalah karena dengan menjalani profesi masing­masing, mereka akan memperoleh penghasilan. Alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan masing­masing inilah yang dimaksud dengan motif. Kata motif berasal dari bahasa Latin motos yang artinya pengaruh atau pendorong.

Bagaimana dengan tindakan ekonomi yang dilakukan manusia? Apakah ada motif tertentu yang mendorongnya? Tentu saja, ada. Motif yang mendorong seseorang melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi, yaitu motif untuk mendapatkan hasil/keuntungan yang paling besar. Beberapa contoh tindakan ekonomi yang didorong oleh motif ekonomi, antara lain sebagai berikut.

1. Dani memilih pergi sekolah menggunakan sepeda dibandingkan menggunakan angkutan umum. Hal ini merupakan tindakan ekonomi yang didorong oleh motif ekonomi. Dengan menggu­ nakan sepeda, ia mengorbankan kenyamanan naik angkutan umum, namun hasil yang diperoleh Dani memadai karena ia dapat menabung lebih banyak.

Berikut beberapa tindakan yang dilakukan manusia di sekitar kita. Bersama teman sebangku kalian masing-masing, analisislah apakah tindakan itu termasuk tindakan ekonomi atau bukan. Selanjutnya, berilah alasan atas kesimpulan kalian tersebut. 1. Agung selalu bermain game di game centre setiap pulang sekolah.

2. Ani dan teman-temannya rutin belajar kelompok untuk persiapan ulangan. 3. Kak Andre mengisi waktu luang dengan memberi les bahasa Inggris.

4. Setiap malam pemuda berandalan begadang sambil merokok dan menyanyi keras-keras.

5. Ibu memilih berbelanja di pasar tradisional daripada di pasar swalayan.

Catatlah kesimpulan kalian dalam buku portofolio. Kemudian, kumpulkan kepada bapak/ibu guru kalian!

Di Sekitar Kita

2. Bu Astuti mengisi waktu luang dengan menjahit taplak meja, sarung bantal, dan seprai. Hal ini merupakan tindakan ekonomi yang didorong oleh motif ekonomi. Dengan melakukannya, Bu Astuti kehilangan sebagian waktu istirahatnya. Namun, hasil yang diperoleh dari pengorbanan itu lebih besar karena ia sekarang memiliki penghasilan untuk menambah keuangan keluarga. 3. Pak Widodo membuka toko lebih awal dan menutup toko lebih

larut. Hal ini merupakan tindakan ekonomi yang didorong oleh motif ekonomi. Dengan melakukannya, pengorbanan yang dilakukan Pak Widodo adalah upah karyawan toko yang lebih besar, namun dengan cara ini pelanggan tokonya menjadi jauh lebih banyak sehingga keuntungan tokonya pun semakin besar. Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa secara umum semua tindakan ekonomi pada awalnya selalu didorong oleh motif ekonomi. Namun, dalam perkembangannya, selain karena motif ekonomi, tindakan ekonomi sering kali juga didorong oleh motif nonekonomi (bukan ekonomi). Motif nonekonomi yang mendorong tindakan ekonomi, antara lain sebagai berikut.

1. Motif untuk Memperoleh Kekuasaan/Kedudukan

dalam Masyarakat

Tujuan seseorang menjalani pekerjaannya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, ia akan bekerja keras sesuai dengan keahliannya. Apabila kemudian dengan hasil yang diperolehnya ia berusaha untuk memperoleh kekuasaan dalam masyarakat maka motifnya bekerja sudah berkembang menjadi motif untuk memperoleh kekuasaan/kedudukan dalam masyarakat. Contoh tindakan yang didasarkan motif ini, antara lain seorang pengusaha sukses aktif dalam organisasi tertentu sehingga terbuka kemung­ kinan untuk memperoleh kedudukan dalam masyarakat, misalnya sebagai anggota DPR, bupati, dan menteri.

ASTRO dan Usaha Tegas Grup telah menyumbangkan US$ 1,5 juta (sekitar Rp13 miliar) untuk memberikan beasiswa yang diberi nama Program BEASISWA ASTRO ASIH yang diperuntukkan bagi siswa SMA dan mahasiswa S1 di Bali. Donasi ini akan diserahkan secara simbolik di kantor pusat Sampoerna Foundation di Jakarta pada 29 Juni 2007.

ASTRO berencana untuk memberikan dukungan kepada 5.000 siswa selama tiga tahun ke depan dan 10.000 siswa untuk jangka waktu 10 tahun mendatang di seluruh Indonesia karena ASTRO ingin memastikan bahwa para siswa SMA, S1, dan S2 ini mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya.

Gambar 5.2Perusahaan membe-rikan bantuan kepada korban bencana karena motif berbuat sosial.

Sumber: www.setwapres. go.id/xhtml/node/509

Apakah kalian ingin men­ getahui kisah seorang guru yang menjadi pemulung sampah dengan motif mencukupi kebutuhan hidup keluarga? Cobalah buka situs http://www.in­ dosiar.com/news/news_ read.htm?id=66557

2. Motif untuk Berbuat Sosial

Seseorang yang melakukan kegiatan ekonomi dan dari keuntungan yang diperolehnya kemudian ia ingin berbuat baik kepada orang lain maka motif yang mendorongnya melakukan kegiatan ekonomi sudah berkembang menjadi motif untuk berbuat sosial. Contoh tindakan yang didasarkan pada motif ini, antara lain perusahaan besar yang memberikan beasiswa kepada siswa­siswa berprestasi atau memberi bantuan korban bencana alam.

3. Motif untuk Memperoleh Penghargaan

Apabila seseorang terus melakukan kegiatan ekonomi dengan tekun dan mendapat keuntungan yang besar dengan harapan memperoleh penghargaan dari masyarakat dan pemerintah maka motif yang mendorongnya melakukan kegiatan tersebut sudah berkembang menjadi motif untuk memperoleh penghargaan. Contoh tindakan yang didasarkan pada motif ini, antara lain adalah tindakan sebuah perusahaan membuka pabrik di daerah miskin dan mempekerjakan penduduk di daerah tersebut atau sebuah perusahaan yang dengan keuntungan yang diperolehnya taat membayar pajak. Dengan demikian, kedua perusahaan ini akan memperoleh penghargaan dari masyarakat dan pemerintah.

Satu hal yang dapat digarisbawahi adalah apa pun motif yang mendorong seseorang melakukan tindakan ekonomi, motif tersebut

Jendela Info

Pasar Klewer Pasar Klewer merupakan pusat pasar di mana sebagian besar aktivitas warga Solo berpusat di sana. Dari pakaian atau tekstil yang mendominasi, makanan, sampai ke pernak­pernik perhiasan dijual di sana. Letaknya berdekatan dengan Keraton Solo dan alun­alun sehingga hampir setiap hari daerah ini tak pernah sepi dari hiruk pikuknya jalan.

Sejak dibangun pada tahun 1970, perkembangan Pasar Klewer Solo bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya, melesat untuk kemudian menjadi pasar tekstil yang besar. Bahkan mungkin salah satu yang terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, tak mengherankan bila kini,

menurut data dari Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) dan Dinas Pasar Klewer, jumlah pedagang di pasar tersebut adalah 1.467 pedagang. Hebatnya lagi, dari jumlah pedagang sebanyak itu, uang yang berputar setiap harinya (transaksi berjalan) Rp5 miliar­Rp6 miliar.

Sementara per tahunnya, pasar tersebut menghasilkan pendapatan dari retribusi Rp3 miliar. Jumlah yang cukup besar karena jika dikalkulasi, jumlah pendapatan retribusi itu telah memenuhi hampir 5% RAPBD Kota Surakarta 2004 dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp53.546.938.996. Bukan hanya itu, selain mendukung perekonomian daerah, keterkenalan Klewer sebagai pusat perdagangan tekstil juga turut mendukung dunia pariwisata di Kota Solo. Terbukti, sampai sekarang pasar tersebut sering dijadikan alternatif untuk kunjungan para wisatawan.

Sumber: http://students.ukdw.ac.id/~22002368/pasar.html

Jika kalian ingin memahami m o t i f e k o n o m i l e b i h lanjut, cobalah buka situs www.mysimplebiz.info/ tutorial/isi/ekonomi5. htm ­ 59k dan bacalah artikel di dalamnya.

mampu menumbuhkan semangat bagi pelakunya untuk bekerja lebih keras agar tujuannya tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap tindakan ekonomi perlu berlandaskan pada prinsip ekonomi. Nah, apa yang dimaksud dengan prinsip ekonomi dapat kalian pelajari pada subbab berikut.