IV. PEMBAHASAN
4.3. Faktor-faktor yang Menjadi Bahan Pertimbangan dalam
Sesuai dengan perkembangan ekonomi yang mempengaruhi kondisi perusahaan, bahwa dalam penyusunan anggaran hendaknya ada suatu kerjasama dan koordinasi antar setiap bagian yang terkait dengan kegiatan perusahaan agar penyusunan anggaran perusahaan lebih akurat.
Anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) disusun setiap tahun dengan sasaran bahwa anggaran dapat direncanakan, dijalankan, dan diawasi secara efektif dan efisien untuk mendukung kegiatan operasional. Dalam penyusunan anggaran biaya CSR menggunakan kombinasi dua prosedur penyusunan anggaran yaitu Bottom up (dari bawah ke atas) dimana anggaran disusun dan disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan program tersebut, dengan pertimbangan bahwa bagian tersebut lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh bagiannya dan Top down (dari atas ke bawah) dimana anggaran ditentukan oleh pimpinan atau direksi dengan melakukan konsultasi dengan bawahan, dengan disesuaikan dengan kondisi perusahaan serta tujuan dan prioritas utama dari program tanggung jawab sosial. Dengan demikian penyusunan anggaran akan sesuai dengan kondisi, fasilitas, dan kemampuan masing-masing bagian secara terpadu karena adanya partisipasi dan komunikasi aktif antar manajer dengan asisten manajer tiap bidang. Proses penyusunan anggaran
dana tanggung jawab sosial pada PT Pertamina (Persero) dimulai dari para asisten manajer melakukan penganggaran atas program kerja masing-masing, kemudian dilakukan rapat internal divisi CSR untuk dilaporkan kepada dewan direksi. Hasil rapat yang telah disepakati disampaikan kepada dewan direksi untuk diberikan anggaran yang sesuai dengan rencana kerja.
Dewan direksi melakukan rapat internal untuk memutuskan pencairan dana anggaran yang diajukan divisi CSR. Tidak semua anggaran yang diajukan disetujui oleh direksi. Anggaran yang disetujui mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan perusahaan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hasil keputusan dewan direksi disampaikan kepada Direktorat Keuangan perusahaan untuk pemberian dana program CSR yang telah disetujui. Dana yang telah sampai kepada divisi CSR dibagikan kepada asisten manajer sesuai dengan persentase masing-masing bidang yang telah ditentukan oleh direksi. Setelah dana tersalurkan kepada masing-masing bidang, program kerja mulai dijalankan sesuai dengan anggaran yang ditentukan. Seiring dengan berjalannya program kerja, manajer memiliki kendali untuk mengatur dan memonitori setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Begitu pula pada divisi PKBL, proses penyusunan anggaran dilakukan dengan sistem bottom up kemudian menggunakan sistem top down.
Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran program CSR PT Pertamina (Persero), terdiri atas :
1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang muncul dan disebabkan dari dalam perusahaan.
a. Kebijakan Dewan Direksi
Kebijakan dewan direksi merupakan keputusan yang tidak dapat dikendalikan oleh organisasi perusahaan. Direksi PT Pertamina (Persero) membuat suatu pertimbangan dan memutuskan besaran anggaran dana yang diperbolehkan untuk kegiatan CSR beserta persentase masing-masing program yang dijalankan disesuaikan dengan tujuan dilaksanakannya tanggung jawab sosial serta manfaat yang dapat diterima perusahaan. Prioritas perusahaan untuk tanggung
jawab sosial adalah dibidang pendidikan dengan tujuan agar meningkatkan kecerdasan rakyat Indonesia dan menuai manfaat mampu mengembangkan usaha dibidang minyak dan gas.
b. Kebijakan manajemen
Kebijakan manajemen merupakan keputusan dari manajer atas program yang lebih diprioritaskan dengan pertimbangan kondisi rill masyarakat yang paling utama untuk dibantu. Kebijakan manajemen merupakan kebijakan yang dapat dikendalikan oleh organisasi perusahaan. Kebijakan manajemen dapat berubah sewaktu-waktu yang mampu dipengaruhi oleh dewan direksi dan para asisten manajer. Berdasarkan kebijakan manajemen tersebut, semua bagian pada fungsi CSR dan PKBL harus merencanakan programnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tujuan perusahaan.
c. Sumber dana
Sumber dana yang diberikan untuk program tanggung jawab sosial berasal dari dua sumber yaitu dana yang dianggarkan atau merupakan biaya operasional perusahaan dan dari laba perusahaan. Besarnya dana yang dianggarkan berdasarkan realisasi program tanggung jawab sosial tahun lalu dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi perusahaan saat ini. Anggaran untuk divisi CSR berasal dari dana yang dianggarkan dan mampu dikendalikan oleh organisasi perusahaan, sedangkan anggaran untuk divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar 2% dari laba perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Anggaran dana akan diberikan oleh Direktorat Keuangan atas perintah dari Dewan Direksi.
d. Kekuatan sumberdaya manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang mampu dikendalikan oleh perusahaan. Sumber daya manusia pada divisi CSR dan PKBL masih minim sehingga dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial peusahaan banyak melakukan kerjasama dengan pihak ke III seperti Yayasan, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Kepala Daerah, dan pihak lainnya. Kemampuan pihak ke III
dalam mengalokasikan dana CSR sangat menentukan efektivitas program tanggung jawab sosial.
e. Integrasi dengan anak perusahaan
Kerjasama dengan anak perusahaan yang tersebar di berbagai propinsi sangat membantu kelancaran program tanggung jawab sosial yang telah direncanakan. Hal ini terkait dengan rencana kerja yang telah diprogramkan di seluruh Indonesia sehingga program tersebut terlaksana secara efektif dan efisien dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Integrasi dengan anak perusahaan merupakan faktor yang masih dalam kendali perusahaan sehingga dapat dilakukan pengawasan dan upaya perbaikan dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial.
f. Rencana Jangka Panjang Perusahaan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan merupakan serangkaian kegiatan yang diupayakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan dan keberlanjutan dari bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Rencana Jangka Panjang Perusahaan merupakan salah satu faktor yang mampu dikendalikan oleh perusahaan karena seluruh rangkaian kegiatan merupakan hasil kesepakatan direksi dan anggotanya. Anggaran yang akan diberikan untuk kegiatan tanggung jawab sosial harus disesuaikan dengan rencana jangka panjang perusahaan ke arah pencapaian hasil serta peningkatan nilai/pertumbuhan dan produktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Dalam hal ini tujuan dilaksanakannya tanggung jawab sosial untuk membentuk citra positif perusahaan dibenak masyarakat luas.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang muncul dan disebabkan dari luar organisasi perusahaan.
a. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah merupakan salah satu faktor eksternal yang mampu dikendalikan. Hal tersebut disebabkan karena kebijakan
pemerintah muncul karena dipengaruhi lingkungan sosial yang terjadi di masyarakat luas.
Berdasarkan Undang-undang Perseroan Terbatas pasal 74 yang mewajibkan setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang terkait dengan sumber daya alam untuk menganggarkan dana tanggung jawab sosial. Dan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Tahun 1994 yang mewajibkan BUMN untuk menyisihkan 2 % dari laba perusahaan untuk pembinaan terhadap usaha kecil dan Koperasi.
b. Keadaan penduduk sekitar perusahaan.
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Gambar 6. Grafik Penyebaran Penduduk Propinsi DKI Jakarta Keadaan penduduk sekitar perusahaan merupakan faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan dan sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Tingginya jumlah penduduk DKI Jakarta menyebabkan dampak pada masalah ketenagakerjaan sehingga menimbulkan angka pengangguran yang tinggi. Tanggung jawab sosial Pertamina memberikan anggaran untuk program pemberdayaan ekonomi masyarakat yakni dengan membentuk mitra binaan yang dilaksanakan oleh divisi PKBL.
c. Letak geografis
Letak geografis merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Letak geografis untuk wilayah Jakarta Pusat yaitu
1420388
1634781
1885302 2592940
19835 930674
Grafik Penyebaran Penduduk Propinsi DKI Jakarta
Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Pusat Kep. Seribu
dengan luas wilayah 48,2 km2 dengan letak geografis pada Bujur 106o22’42” BT - 106o58’18” BT dan pada Lintang 5o19’12” LS - 6o23’54” LS. Letak perusahaan yang berada di tengah-tengah kota Jakarta membuat perusahaan perlu menganggarkan dana tanggung jawab sosial untuk kegiatan penyediaan air bersih, pipa saluran limbah yang melewati rumah warga dan bertanggung jawab atas terjadinya bencana yang diakibatkan oleh kegiatan operasional perusahaan.
d. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial berada di luar kendali perusahaan ataupun pemerintah karena lingkungan ini timbul dengan sendirinya di lingkungan masyarakat secara umum.
1. Pendidikan
Tingkat kecerdasan masyarakat mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia yang akan diserap di masa yang akan datang.
Dengan demikian hal ini menjadi faktor penting dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial.
2. Kesehatan
Masalah kesehatan semakin memburuk di negara Indonesia. Hal ini terkait dengan kondisi ekonomi masyarakat yang lemah sehingga perlunya kepedulian perusahaan terhadap kesehatan masyarakat.
3. Bencana
Banyaknya bencana alam yang ada di Indonesia dan semakin tingginya tingkat bencana akibat teror, perusakan rumah ibadah, penggusuran, dan sebagainya yang mengakibatkan banyaknya kerugian yang dialami masyarakat Indonesia mempengaruhi dalam penyusunan anggaran tanggung jawab sosial Pertamina. Pertamina merencanakan bantuan untuk rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana umum.